Share

Hantu Masa Lalu

Leo mendecak untuk yang kesekian kalinya dalam dua jam. Ia berulang kali mengecek ponsel saat tidak disibukkan dengan pesanan pelanggan. Melempar pandangan ke luar jendela kafe, matanya mencari sosok sang istri yang berjanji akan datang sebelum waktu makan malam.

“Perasaanku saja atau kau gelisah sejak tadi?” Pertanyaan itu lolos dari bibir Daniel yang mulai muak mendengar Leo menghela napas kesal.

“Perasaanmu saja,” sahut Leo tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel. Ibu jarinya bergerak cepat, mengirim pesan pada Andrea.

“Menunggu Andrea, mungkin?” William ikut menimbrung. “Kau khawatir karena tidak bisa menjemput istrimu?”

Leo melirik William datar. Sejak mengiyakan permintaan untuk mengerjakan laporan awal penelitian, pria berambut cokelat itu lebih sering mampir untuk mengganggunya. Awalnya, Leo mengabaikan kehadirannya. Lama-kelamaan sumbu kesabarannya memendek dan nyaris terbakar sepenuhnya.

William dan Daniel senang bersekongkol untuk mengejeknya. Dan itulah yang menjengkelkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status