Pada saat makan malam, Noura sudah merasakan mual sebelum menghabiskan makanannya. Dia segera berlari ke arah wastafel di ujung ruangan. Di sana, dia memuntahkan seluruh isi dalam perutnya.
"Hweeek ... hweeek ...!"Suara muntahan Noura sontak membuat tahanan lainnya merasa jijik. Seorang wanita yang paling disegani lebih dulu mendekati Noura.Wanita itu bernama Rachel. Dia berdiri di samping Noura. "Hei ... tidak bisakah kau muntah di tempat lain saja? Apa kau tidak punya mata, apa kau tidak melihat kita semua sedang makan?"Ketika pandangan Noura menyapu orang-orang di sekitarnya, dia terdiam. Sambil memegang perutnya, Noura pun berusaha menahan mual di perutnya. Hampir semua orang menatap Noura dengan pandangan yang sama, jijik dan juga marah."Maaf, aku tidak sengaja," ucap Noura lesu, kemudian meninggalkan semua orang.Akan tetapi, baru beberapa langkah saja, tangan Noura telah ditarik paksa dari belakang. Dia terpaksa menoleh pada Rachel yang tengah didampingi oleh empat wanita lainnya."Ada apa lagi? Bukankah tadi aku sudah meminta maaf?" tanya Noura dengan sopan. Selama dalam tahanan, dia paham jika Rachel adalah jenis wanita yang suka mencari masalah, maka lebih baik mengalah daripada terkena masalah yang baru."Kau pikir cukup dengan hanya meminta maaf saja?" Rachel yang berpenampilan tomboy itu mendorong pundak Noura dengan keras. "Kau harus mendapatkan hukuman sekarang juga!""Apa yang kamu inginkan?"Rachel menyeringai sembari melirik ke empat temannya. "Pijit seluruh badanku, dimulai dari kaki, tangan dan badan. Setelah itu lanjutkan dengan badan teman-teman di sampingku ini!" suruh Rachel seperti preman jalanan.Pandangan Noura lebih dulu tertuju pada ujung kaki para wanita di depannya. Total ada lima pasang kaki, ditambah lagi dengan seluruh tubuh yang rata-rata memiliki berat badan di atas 65 kg. Bagaimana mungkin Noura sanggup melaksanakan hukuman itu?Memikirkannya saja sudah membuat Noura mual. "Hweeek ... hweeek ...!"Noura buru-buru menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dia tidak bisa berlari ke mana pun, karena tubuhnya sudah dikepung oleh para tahanan wanita lainnya.Rachel merasa terhina oleh sikap Noura. Dia marah pada wanita itu. "Beraninya kau berbuat seperti itu! Apa kau tidak mengenal siapa aku?" bentaknya."Aku tidak bermaksud seperti yang kamu tuduhkan, aku hanya sedang mual, sungguh, aku tidak bermaksud menghina," jelas Noura."Kau pikir kami akan percaya begitu saja!" Satu wanita lainnya bernama Tanti ikut mendorong pundak Noura. "Anak baru sepertimu perlu diberi pelajaran agar tidak berani melakukan kesalahan yang sama di lain waktu," gertaknya."Aku minta maaf, aku mohon maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi." Pada saat itu, mual sudah tidak tertahankan lagi. Noura segera mendorong tubuh dua orang wanita di depannya agar dia bisa keluar dari lingkaran tersebut.Menyaksikan keberanian Noura, Rachel, Tante dan tiga wanita lainnya tentu saja merasa geram."Kita ikuti, dia harus segera diberi pelajaran!" Rachel memberi perintah. Mereka semua mengikuti Noura secara serentak.Noura menoleh ke belakang dan mendapati lima orang asing mengikuti langkahnya. "Ah ... ya ampun, kenapa mereka harus salah paham padaku?" dia bergumam pelan.Satu minggu sebelumnya, Noura telah menyaksikan kejahatan Rachel pada tahanan lainnya. Sontak saja Noura ketakutan membayangkannya lagi. Akibat memikirkan itu, kakinya tersandung.Tubuh kurus Noura seketika terjatuh ke lantai.Brugh.Detik kemudian, Noura sudah tidak sadarkan diri. Para tahanan lain ikut mengelilingi tubuhnya, menyaksikannya dengan jarak yang begitu dekat."Hah ... kasihan sekali. Pasti kurang makan, lihat mukanya sangat pucat.""Badannya juga semakin kurus, mungkin dia stres karena masuk penjara."Berbagai pendapat dan gelak tawa terdengar dari mulut para tahanan. Mereka silih berganti melihat keadaan Noura yang tergeletak di atas lantai."Hah ... dasar lemah, belum diapa-apain sudah jatuh lebih dulu!" ledek Rachel sembari menendang kaki Noura.Dalam hitungan menit berikutnya, petugas segera mendatangi area kerumunan, memberi bantuan untuk Noura."Minggir ... semua minggir!" teriak salah satu penjaga. Bersama dengan dua temannya, tubuh Noura digotong ke sebuah ruangan medis.Ketika Noura terbangun, dia bertatap muka langsung dengan seorang dokter pria. "Aku kenapa?" tanya Noura sambil memijit-mijit kepalanya.Dokter muda itu bernama Mike. Dia kebetulan bertugas di sel tahanan wanita untuk menggantikan salah satu temannya yang tengah cuti."Kamu berada di tempat yang aman," jawab Mike, kemudian membantu Noura untuk duduk. "Kamu sudah siap dengan hasil pemeriksaan hari ini?""Apa yang terjadi denganku?" Noura juga butuh penjelasan. Dia sudah merasakan banyak perubahan dalam tubuhnya semenjak masuk ke dalam tahanan.Mike mengeluarkan hasil pengetesan yang dilakukannya terhadap Noura, sebelum menyerahkannya, dia lebih dulu bertanya, "Apa kamu sudah menikah sebelumnya?"Seketika Noura tercengang. "Apa maksud Dokter menanyakan hal itu?""Ini adalah hasil yang akurat, dan kamu dinyatakan hamil, usia kandunganmu sekitar tiga minggu.""Apa ....?" Kepala Noura kembali berdenyut memikirkan hal tersebut."Sebaiknya segera sampaikan berita ini pada suamimu!" Mike membereskan alat-alat medisnya. "Meski berada di tempat yang berbeda, suami kamu berhak tahu jika istrinya sedang hamil," lanjutnya lagi."Aku tidak punya suami," balas Noura dengan perasaan campur aduk. Dia sedih, marah dan bingung. Apa yang harus dia lakukan dengan kondisi tersebut? Kenapa bayi itu harus hadir di saat yang tidak tepat?"Oh ya?" Merasa terkejut, Mike bertanya lagi, "Bagaimana dengan kekasih?""Aku tidak tahu." Noura semakin bingung lagi, Nader yang merupakan kekasihnya belum muncul hingga detik ini. Berita dari Bu Meta pun masih ditunggu. Apakah Nader telah meninggalkannya dalam keadaan terpuruk? Pikiran itu terkadang bisa muncul kapan saja.Pada malam berikutnya, ingatan Noura pun terlempar pada kisahnya bersama Nader.Satu bulan yang lalu.Nader telah melamar Noura. Mereka akan melangsungkan pernikahan hanya dalam hitungan hari.Akan tetapi, acara itu diundurkan karena Nader harus melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri."Aku akan kembali cepat, ini hanya beberapa hari saja, setelah itu kita akan menikah dengan pesta yang meriah. Aku akan membawamu ke mana pun aku pergi," ungkap Nader di malam perpisahannya dengan Noura."Aku akan menunggumu," ucap Noura pasrah. "Selama kamu tidak ada, aku akan menyibukkan diri dengan anak-anak panti. Selain itu, aku juga ingin menemui ibu sambungku yang sudah kurawat sejak lama."Selain memiliki Ibu Meta, Noura juga tengah merawat seorang wanita paruh baya yang dirawat sejak usianya masih sepuluh tahun."Aku akan melihatnya setelah kembali nanti. Dia juga harus hadir dalam pernikahan kita," kata Nader sambil mengelus-elus wajah mulus Noura. "Sayang, aku boleh meminta sesuatu?""Apa yang kamu inginkan?" tanya Noura dengan polos.Tinggal dengan ayah dan juga ibu tirinya, Nader kerap mendapat pengaruh negatif dari sang ibu sambung. Ketika memutuskan akan menikahi Noura, Heba telah mengatakan hal-hal buruk tentang Noura.Nader lebih sering mengabaikan hasutan itu. Akan tetapi, ketika dia mendengar tentang para pria yang tengah mengejar mati-matian cinta Noura, Nader seperti ketakutan untuk meninggalkan kekasih hatinya. Dia khawatir ada laki-laki yang mendahuluinya untuk meluluhkan perasaan Noura.Nader memaksakan diri untuk secepatnya menikahi Noura. Namun, tiba-tiba sang ayah memberi perintah untuk mengurus bisnis mereka di luar negeri, dan itu tidak bisa diwakilkan."Apa yang kamu inginkan?" Noura mengagetkan pria yang tengah termenung itu. "Kenapa jadi bengong gitu?""Noura ...." Nader menatap wajah Noura dengan lekat. Gadis di depannya adalah wanita tercantik di kota itu. Banyak yang ingin menjadikan Noura sebagai istri, tapi Nader yang akhirnya menjadi pemenang."Ada apa?" Noura bertanya lagi sembari mengamati perubahan di wajah kekasihnya."Aku ingin memilikimu selamanya. Aku tidak ingin ada satu pria pun yang menyentuhmu selain aku," ungkap Nader dengan penuh harap."Sebentar lagi itu akan terjadi, kita akan segera menikah," balas Noura, lalu mengecup kedua pipi kekasihnya secara bergantian. "Sekarang antarkan aku pulang, besok kamu harus berangkat pagi-pagi sekali."Pada saat itu, Nader langsung melumat bibir Noura. Dia mendekap tubuh gadis itu sembari memberikan ciuman panas. Tindakannya yang agresif menunjukkan bahwa dia seakan-akan takut kehilangan Noura."Aku ingin melakukannya sekarang!" Nader tiba-tiba ingin berhubungan suami istri dengan Noura. "Kita akan segera menikah, Sayang. Bolehkah kita melakukannya sekali saja?"Tatapan Nader sungguh memabukkan. Noura juga sangat mencintai pria itu. Dia terdiam dan tidak tahu harus berkata apa."Kamu adalah wanita yang sangat penting bagiku." Nader kembali melumat bibir Noura. "Aku tidak ingin kehilanganmu."Flashback off.Di dalam tahanan sempit itu, Noura menangis sejadi-jadinya. "Huhuu huhuu ...!" Sembari membenamkan kepalanya, dia memeluk lututnya dengan kedua tangan. Kini semua hanya tinggal penyesalan."Aku sangat bodoh," gumam Noura dalam penyesalannya. Air matanya semakin mengalir deras. "Harusnya aku tidak percaya begitu saja, harusnya aku tidak melakukan hal bodoh itu dengannya."Tanti kebetulan satu tahanan bersama dengan Noura. Di antara teman-temannya, hanya Tanti yang sedikit memiliki empati. Ketika dia melihat Noura menangis pilu, hatinya yang sekeras baja itu sedikit melunak. Sebagai sesama wanita, mendadak dia merasa iba. Tergerak oleh kesedihan Noura, Tanti pun mendekati wanita itu."Ada apa denganmu?" Walau merasa kasihan, tapi nada bertanya Rachel masih terdengar bengis. "Kenapa dari tadi hanya menangis terus?"Dengan berderai air mata, Noura mendongak. "Aku ...." Mulutnya baru saja terbuka untuk bercerita lebih lanjut, namun suara sang sipir sudah mengangetkannya."Tahanan 201...!"Noura segera bangkit dan menghampiri sipir. "Siapa yang ingin mengunjungiku?""Seorang pria dari keluarga Othmani, namanya Nader."Mengetahui sang kekasih telah bersedia mengunjunginya, Noura tidak bisa membendung rasa sukacitanya. Aura positif, keceriaan terlihat kembali menghiasi wajahnya yang semakin tirus. Kesedihan, kebencian dan kecurigaan yang pernah terlintas juga seketika menghilang."Nader datang padaku?" Noura memastikan. Dia tidak sabar untuk memberitahu keadaannya saat ini."Cepat keluar, tidak usah banyak drama!" seru sipir dengan suara yang keras.Sembari berjalan mengikuti sipir tahanan, Noura mengelus perutnya yang rata. 'Dia pasti bahagia mengetahui kehamilanku. Dia pasti akan membantuku,' pikirnya."Nader ...!" panggil Noura setelah tiba di ruang kunjungan. Dia segera duduk dengan bersemangat.Noura hanya melihat punggung Nader yang tengah berbicara dengan seorang pria lainnya. Namun dia yakin jika pria itu akan segera membebaskannya dari segala tuduhan.'Kenapa dia tidak langsung melihatku?' pikir Noura dan dia mulai bimbang. 'Apa dia tidak merindukanku? Apa dia tidak menginginkanku lagi?''Ah
Setelah sadar dari pingsannya, Noura kembali bertemu dengan Mike, sang dokter yang telah memeriksa kesehatannya untuk kedua kalinya."Berapa lama aku pingsan?" Noura bertanya acuh. Dari sorot matanya tampak jika dia sudah tidak peduli dengan apapun. Dunia seperti sudah hancur baginya. Mike duduk tepat di sebelah Noura, lalu menjawab. "Kurang lebih lima jam, dan kabar baiknya kamu bisa melewati pendarahan dengan baik. Calon anakmu masih bisa diselamatkan," kata Mike dengan jujur.Noura tidak memberi tanggapan apapun tentang bayinya. Apa yang harus dibanggakan dengan itu? Bukan hanya sekedar menyadari kebodohannya yang sudah terperdaya oleh bujuk rayu Nader, kini dia juga menaruh dendam pada pria itu."Lima jam ya...?" Noura justru tertawa hambar, meledek dirinya sendiri. Dia jijik membayangkan kondisi fisiknya yang sekarang, melemah akibat memikirkan Nader, akan tetapi pria itu tidak peduli sama sekali. Dia telah membuang-buang waktu, tenaga, dan pikiran untuk pria yang tidak bertangg
Masih bertahan dengan rasa sakitnya, Noura hanya bisa meludah ke depan, membuang darah yang mengalir ke mulutnya. Rasa sakit ini tidak seimbang dengan rasa sakit hatinya yang telah dicampakkan oleh Nader. "Sekarang giliran kalian!" Rachel mempersilakan ketiga temannya untuk menganiaya musuh mereka.Sasaran utama mereka tentu saja sama, yaitu wajah cantik Noura.Brugh ... bragh ....Setiap satu orang pun telah mendapatkan bagian masing-masing.Kepala Noura semakin pusing saja. Hantaman dari ke empat wanita itu telah melumpuhkan pertahanannya. Di saat seperti itu, dia ternyata tidak bisa berdiam diri lagi. Jika tubuhnya yang sudah matang saja tidak sanggup menerima penganiyaan, bagaimana dengan janin yang tidak bersalah dalam perutnya? Tiba-tiba Noura merasa buruk jika membiarkan calon bayinya ikut teraniaya.Tepat ketika Rachel ingin menendang perutnya, Noura mulai melakukan perlawanan. Kedua tangannya menangkap kaki Rachel, dan dengan brutal mendorong wanita itu hingga terjungkal ke
Ketika Noura masih berada dalam dekapan Mike, dia merasa janggal dengan sikap pria itu. "Sebenarnya siapa kamu?" tanyanya keheranan.Selama beberapa hari terakhir, Mike cukup perhatian terhadap Noura. Ditambah hari ini, pria berkacamata itu terlihat begitu khawatir dengan keadaan Noura. Hal itu semakin membingungkan wanita berusia 23 tahun itu, karena menurutnya mereka tidak memiliki hubungan apapun.Mike segera melonggarkan pelukannya. Selama beberapa detik, dia memandangi wajah Noura yang penuh dengan luka pukulan. Bahkan wanita di depannya sudah tidak dapat dikenali dengan baik. Keadaan seperti itu tak pelak membuat Mike semakin merasa bersalah."Aku minta maaf, Noura, aku telah gagal memberikan perlindungan padamu," ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Dia sungguh tidak berdaya untuk mengeluarkan Noura dari tempat tersebut hingga menjadi bulan-bulanan para tahanan lain."Apa maksudmu?" Noura kembali bertanya bingung. Kenapa justru pria itu yang meminta maaf?"Bogo ...." Mike hany
Tubuh Noura seketika lemas setelah mendengar keputusan hakim. Wanita yang sedang hamil muda itu dijatuhi hukuman seumur hidup dan juga denda bernilai ratusan juta.Sejak kecil, Noura hanyalah seorang anak yatim piatu. Tidak memiliki harta, keluarga atau pun backingan yang bisa membantu untuk mengatasi masalahnya saat ini. Adapun keluarga Mike hanya merupakan pengusaha dari kalangan menengah, masih jauh di bawah keluarga Othmani. "Ini tidak adil." Air mata Noura mulai mengalir. Dengan bercucuran air mata, dia kemudian menatap Nader yang sedang duduk satu barisan bersama Heba, dan Rona, adik perempuan Nader. 'Kalian orang kaya yang sangat kejam!' desahnya dalam hati.Sementara itu, Nader tampak mengangkat wajahnya. "Ini belum seberapa." Dia melempar tatapan kebencian pada Noura. Setiap melihat wajah Noura, Nader ingin sekali membuat wanita itu tersiksa. Dia juga berjanji akan mengubah dunia mantan kekasihnya itu seperti hidup di neraka.Mike segera menghampiri Noura, lalu berbisik pel
"Untuk apa dia mengunjungiku?" Noura kebingungan. "Lihat dan temui saja!" Kehamilan Noura telah menginjak bulan ke enam, tapi bentuk perut bulatnya masih tidak terlihat jelas. Pakaian yang dikenakan juga sangat longgar membuat wanita itu tidak tampak seperti wanita hamil. Hanya saja, kehidupan Noura yang tidak pernah kekurangan nutrisi dan selalu mendapat istirahat cukup membuatnya berbeda hari ini. Noura lebih segar dari bulan-bulan sebelumnya. Meski menjalani hidup di dalam penjara, Noura masih tampak cantik dan fresh. Wajah yang tadinya sudah sempat tirus, tidak terurus juga terlihat semakin berisi dan lebih enak untuk dipandang.Hal itu membuat Nader semakin curiga dengan Noura. Dia tidak terima wanita itu mendapatkan kebahagiaan. Noura harus tersiksa lahir dan batin. Parahnya lagi, Nader mulai beranggapan sama seperti yang dikatakan ibunya, jika mantan kekasihnya itu pasti menjual diri di dalam penjara. Jika tidak, mana mungkin Noura masih terlihat cantik dan menarik.'Kenap
Tendangan bayi di dalam kandungan Noura semakin menjadi. Sakitnya mulai terasa, hingga Noura harus memejamkan mata sambil mencengkram lengan Cupi. Nader yang melihatnya sontak tertawa puas. Dia bahagia melihat perasaan Noura hancur. "Kamu yang merancang semua, tapi wanita lain yang akan menikmatinya. Bagaimana rasanya sekarang, Noura?" tanya Nader dengan senangnya. "Jangan khawatir, aku akan mengirimkan video pernikahanku nantinya. Kamu harus melihat hasil akhir dari rancanganmu!"Terus bertahan dan menenangkan diri sendiri, rasa sakit di perut Noura lambat laun mulai berkurang. Dia yakin jika calon anaknya tengah menyuruhnya untuk membela diri, akan tetapi dia tidak terpancing. Satu hal yang paling Noura khawatirkan adalah kondisi kandungannya. Amarah yang tidak terkontrol tentu saja dapat mengakibatkan kontraksi dini jika meladeni kemarahan Nader. Bagi Noura, ada saatnya untuk membalas perlakuan Nader di mana pria itu harus membayar semuaperbuatannya. Cupi segera membimbing No
Bab 10."Aku ingin tahu tentang kehidupan seorang pria bernama Mike Mbarki. Dia seorang dokter muda dan sering berkunjung ke penjara untuk menemui Noura Sarah," Nader memberi sedikit indentitas yang dia ketahui tentang Mike. "Pastikan tidak ada yang kalian lewatkan, laporkan semua yang berhubungan tentang pria itu!"Setelah memberi perintah, Nader terdiam sejenak. Namun, tidak lama kemudian, dia kembali melempar sebuah botol yang masih berisi minuman tepat mengenai lampu tidur di atas nakas. "Akhhh ... kenapa aku tidak bisa melepaskanmu, Noura? Kenapa ... kenapa kamu melakukan semua ini padaku?" Malini yang masih berada di depan pintu kamar sontak terkejut. Suara pecahan itu sempat berhenti sejenak, tapi kini kembali terulang dan disertai dengan jeritan histeris dari seorang pria."Nader ... buka pintunya, aku mohon buka pintunya!" Malini resah dan khawatir. Dia tidak berhenti menggedor-gedor pintu. Seandainya, dia memiliki kekuatan lebih, dia pasti sudah mendobrak pintu berwarna ab
Moana memang tidak pernah melihat kejahatan yang dilakukan Nader di masa lalu, tapi dia telah menyaksikan sendiri bagaimana pengorbanan Nader terhadap Noura di kala wanita itu dalam kesulitan.Kini, Moana bersedia untuk membantu Nader. Dia akan berada di pihak pria itu hingga bisa kembali bersama dengan Noura."Noura ...." ucap Moana sembari menggenggam tangan sahabatnya. "Aku akan beritahu kamu bahwa Bu Rafeeqa yang pernah kamu ceritakan itu adalah ibu kandungnya Nader, dia disingkirkan oleh Heba belasan tahun yang lalu. Aku rasa kamu sudah paham maksudku." "Dari mana kamu tahu?" Noura bertanya pelan.Moana tidak menjawab, tapi dia mengajak Noura. "Ayo ikut aku, akan aku tunjukkan sesuatu padamu!"Melihat Noura menurut saja, Mike kemudian protes. "Noura, kamu mau ke mana? Tidak bisakah kamu mengikutsertakan aku dalam masalahmu, kita sudah berjanji untuk segera menikah, tolong jangan perlakukan aku seperti ini!"Noura menatap Mike dengan dalam. Tak lama, dia pun menggelengkan kepala.
"Ayah, kenapa belum ada kabar?" Noura mendesak Reghab dan itu sudah terjadi berulang kali. "Aku bahkan belum pernah menggendong anakku, bagaimana kalau terjadi hal buruk dengan Angel? Aku tidak ingin hidup lagi jika Angel ku tidak bisa ditemukan.""Angel pasti baik-baik saja. Tidak akan terjadi hal buruk padanya."Diam-diam Reghab juga telah mendapatkan kabar dari Imtiyaz jika Angel dalam keadaan sehat dan sudah lama bersama dengan mereka. Kronologi penculikan juga sudah dijelaskan, membuat Reghab terlihat tenang."Ayah, dari mana kamu menyimpulkan itu?" Noura gusar melihat ayahnya yang tampak santai. "Aku curiga ayah tidak mengambil tindakan apapun, aku lihat ayah lebih sering mengurus pekerjaan daripada mencari anakku. Apa kamu juga tidak peduli dengan keselamatan cucu kandungmu sendiri?"Dituduh demikian membuat Reghab tercengang. Sejak menghilangnya Angel, Noura akan lebih sensitif pada orang yang tidak aktif membicarakan keselamatan putrinya."Tentu saja aku peduli, Noura." Regha
"Sebenarnya Angel diculik, Bu, dan aku belum mendapatkan kabar apapun sampai saat ini," jelas Mike dengan jujur. "Itu sebabnya aku tidak bisa membawa Angel bersama saat ini, aku terpaksa berbohong pada kalian semua.""Bagaimana bisa, Mike?" Meta juga panik mendengarnya. "Siapa yang melakukannya? Apa itu keluarga Nader?" "Bukan dia, Bu, aku masih berusaha sampai sekarang, tolong jangan beritahu Noura dulu, aku takut dia ikut panik!" pinta Mike yang belum siap untuk menghadapi Noura. "Aku di sini, Mike." Suara Noura tiba-tiba terdengar dari balik pintu, membuat Mike terkejut. "Noura ...." Mike tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Noura segera masuk dan mendekati teman baiknya itu. "Kenapa kamu tidak jujur saja, Mike, apa yang kamu pikirkan? Angel itu anakku, aku bahkan belum pernah bertemu dengannya, dan dia belum ditemukan sampai hari ini, tapi kamu malah berniat ingin menyembunyikannya dariku.""Aku hanya tidak ingin melihatmu khawatir, Noura," kata Mike dengan bersungguh-su
Saat melihat atasan mereka dipermalukan, Kandar dan Omar segera mengambil tindakan. Dengan gerakan cepat, keduanya membubarkan semua orang agar tidak lagi menyaksikan pertengkaran itu."Ayo keluar semua!" seru Kandar dengan brutal. Dia bahkan menarik ponsel orang-orang yang berani merekam kejadian tersebut."Tarik semua yang kamu berikan itu, Nader, setetes pun aku tidak membutuhkannya," gertak Noura. Wajah yang tadinya ayu berubah beringas membuat semua orang terkejut dan bertanya-tanya.Nader sontak berdiri dan bertanya. "Apa yang kamu lakukan, Noura?" Dia bingung. Sebelumnya, hubungan mereka sudah terlihat sedikit akrab, kenapa Noura mendadak berubah arogan."Menolakmu dan membuktikan bahwa aku tidak seperti yang kamu tuduhkan dua tahun yang lalu," ucap Noura dengan marah."Aku tahu, Noura, dan aku juga sudah menyadari semua itu." Nader kembali berlutut dan matanya mulai basah. "Aku mohon, maafkan aku, Noura, aku memang sangat bodoh, aku sangat menyesal telah menyia-nyiakanmu, Nour
Noura masih diam di tempatnya. Dia tersenyum tipis ketika menyaksikan tingkah Malini yang begitu agresif."Aku sudah tidak sabar lagi," gumam Malini dengan senangnya. Meski Nader terkesan menghindar, namun Malini tetap saja menempel seakan dia adalah wanita yang dimaksud oleh Nader."Malam ini, aku ingin mengatakan yang sebenarnya jika aku telah menikahi wanita yang aku cintai," ucap Nader dengan tegas. "Dan sebagai bentuk rasa cintaku, semua properti yang aku miliki akan aku serahkan padanya."Semua tamu yang hadir terkesan takjub dengan ketulusan Nader pada wanita yang dicintainya. Bagaimana bisa seorang pria dingin seperti Nader menyerahkan seluruh harta benda miliknya pada seorang wanita?Akan tetapi tidak untuk Malini. Kejujuran Nader terdengar asing baginya. Nader sudah menikahi wanita yang dicintainya, itu berarti bukan Malini."Apa maksudmu, Nader?" Malini tidak terima. Dengan kasar, dia mendorong pundak pria di depannya. "Kamu sudah berjanji akan menikahi aku, bahkan kita su
Sebuah nama yang diucapkan Noura sontak mengagetkan Nader. Pria itu refleks menginjak rem hingga mobil berhenti seketika."Nader, apa yang kamu lakukan?" tegur Noura yang sempat panik dengan keadaan tersebut. "Apa kamu sengaja ingin membuat kita semua mati?"Dari belakang, Moana juga merasakan hal yang sama. Kaget dan panik. "Ya ampun, untung nyawaku tidak melayang."Beruntung mereka semua menggunakan sabuk pengaman dan lalu lalang kendaraan juga tidak terlalu ramai."Maaf ...!" Nader merasa bersalah. "Aku hanya mengingat seseorang yang berarti dalam hidupku," ucapnya pelan."Mengingat seseorang tapi melupakan orang di sekelilingmu," Noura mengoceh kesal. "Sebaiknya fokus pada tujuan kita, jangan memikirkan orang lain dulu!" kata Noura dengan tegas.Nader masih penasaran. Jadi dia bertanya dengan cepat. " Noura, aku ingin tahu tentang wanita yang kamu bicarakan tadi, bisa kamu jelaskan lagi atau bawa aku untuk menemuinya!"Karena Noura masih kesal, dia tidak begitu paham maksud pertan
Ikram lebih dulu masuk ke dalam ruang rawat inap itu. Di belakangnya juga ada Chelsea dan Jerico. Ketiganya berjalan lambat dan sengaja menampilkan ekspresi wajah yang paling ramah.Ketika Maryam menyadari kedatangan ketiga orang asing itu, dia segera mencengkram lengan Suzan. "Untuk apa mereka datang lagi?" tanya Maryam dengan ketakutan. "Suruh mereka pergi, aku tidak mau melihat mereka."Ikram merasa iba dengan bibinya itu. Mukanya tiba-tiba cemberut melihat kondisi wanita itu. Sudah belasan tahun mereka tidak bertemu dan bahkan mereka telah menganggapnya meninggal dalam sebuah kecelakaan. "Ingat apa yang harus kamu katakan!" Dari belakang, Chelsea berbisik. "Tidak perlu menyebutkan nama anak ataupun suaminya, itu tidak penting baginya, yang dia butuhkan hanya Noura saja!"Ikram segera tersadar dengan penjelasan Chelsea. Dia pun berkata dengan lembut. "Bibi, aku adalah temannya Noura, dia menyuruhku ke sini khusus untuk menjemputmu. Maukah kamu pulang bersama kami?"*Meski masih
Noura lebih banyak diam ketika bu Meta memberikan nasehat padanya. Dia mendengar semua ucapan wanita paruh baya itu tanpa berniat menyanggah sedikit pun. "Ibu ingin yang terbaik untukmu, Noura, jadi sebaiknya jauhi Nader, jangan pernah berdekatan dengannya lagi, apalagi berniat ingin kembali bersama dengannya!" ucap Meta di akhir nasehatnya."Aku tidak pernah berpikiran seperti itu, Bu," balas Noura dengan terbuka. "Bahkan pertemuan kami hanya untuk meminta dia agar segera menceraikan aku." "Ibu pegang kata-katamu, Noura." Meta terlihat sedih. Tatapan matanya terlihat penuh dendam. "Sungguh, ibu masih sangat membenci keluarga mereka, mereka tidak pantas untuk dimaafkan, Noura.""Iya, Bu." Noura mengangguk paham.Reghab terlihat lebih santai dari hari biasanya. Dia paham dengan perasaan Meta yang turut menyaksikan langsung kekejaman keluarga Othmani pada Noura. Sama seperti Imtiyaz, Reghab juga menyerahkan semua keputusan pada putrinya. Tampak jika dia juga sudah tidak terlalu denda
Harta yang dimiliki Reghab Hammadi sepenuhnya akan diturunkan untuk Noura dan dia juga telah diberi kebebasan untuk mempergunakannya sesuka hati. Namun demikian, Noura masih memiliki caranya sendiri. Dengan mempergunakan Nader, Noura berpikir bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari pria itu."Aku rasa selama ini kamu sudah memberikan uang yang banyak untuk Malini, tapi malangnya, saat aku meminta bantuan darimu, kamu sepertinya sangat sulit untuk berbagi denganku," sindir Noura membuat Nader terhenyak."Aku tidak seperti yang kamu pikirkan itu, Malini tidak berhak untuk mendapatkan apapun dariku, jadi untuk apa membahas wanita itu?" Nader berusaha memperbaiki imagenya yang mungkin dicap buruk oleh Noura. "Sekarang apa rencanamu, bantuan seperti apa yang kamu inginkan?" tawarnya."Bukankah besok malam Netanyahu akan melelang perusahaannya?""Dari mana kamu tahu?" Nader merasa sedikit malu dengan ketidaktahuannya saat ini."Ayahku yang memberitahu." Noura menjeda ucapannya