Home / Pernikahan / Terjerat Cinta Kakak Ipar / 106). Perasaan Bahagia

Share

106). Perasaan Bahagia

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2023-12-07 13:00:03

***

"Sekadar sahabat. Enggak ada hubungan spesial, saya dan Senja sekadar itu karena memang kan dulu kita kuliah di tempat yang sama. Jelas?"

Ditodong pertanyaan tentang hubungannya dengan Senja, jawaban tersebut meluncur dengan lancar dari mulut Davion.

Punya feeling tak baik terhadap perempuan di depannya, Davion memutuskan untuk berbohong perihal status dia dan Senja dengan harapan; Nada akan percaya dengan apa yang dia katakan.

"Oh, jadi enggak ada hubungan spesial?" tanya Nada sambil menaikkan sebelah alis.

"Spesialnya ya itu, sahabat," kata Davion.

"Ya maksudnya bukan spesial itu," kata Nada. "Pernah suka atau pacaran gitu."

"Enggak," kata Davion lagi. "Lagian pas kuliah, Senja punya pacar dan saya akrab sama pacarnya. Jadi mana mungkin saya sama Senja punya hubungan."

"Siapa emang pacarnya Senja?"

"Tanya aja coba, Mbak, ke orangnya," kata Davion. "Sekarang daripada terus nanyain masalah enggak p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
juan dah suka godain senja ,,rajin kali senja masak buat Juan nanti makn bersam di kantor sosweet nya
goodnovel comment avatar
Tiraya
ntar Pak Juan dijebak lagi ma tuh nenek lampir ..
goodnovel comment avatar
Srie Rahayu
yaa... itulah orang yang hatinya busuk, dia bahagia liat orang lain menderita, dan menderita liat orang lain bahagia...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   107). Nasihat untuk Davion

    ***"Si anak kecil."Tersenyum sambil memandang layar ponsel yang kini menampilkan nama seseorang, ucapan tersebut lantas Davion lontarkan.Berhenti sejenak dari pekerjaannya di hari pertama, Davion mau tak mau mengambil dulu ponselnya yang tiba-tiba berdering di dalam laci.Mendapat panggilan dari Kiran, entah kenapa Davion merasakan sesuatu yang aneh, sehingga tanpa banyak menunda dia lantas menjawab panggilan dari putri sulung Juan tersebut."Halo, Kin. Kenapa?" tanya Davion begitu panggilan terhubung."Kok bisa angkat telepon? Enggak lagi kerja emangnya?" Alih-alih menjawab, Kiran justru balik bertanya—membuat Davion lekas buka suara."Lagi kerja, cuman emang sempetin dulu buat ambil hp," kata Davion. "Kirain siapa yang telepon, ternyata lo.""Kenapa emangnya kalau aku yang telepon? Enggak penting?""Yang ngomong gitu emang siapa?" tanya Davion dengan senyuman tipis yang seketika terukir. "Gue kayan

    Last Updated : 2023-12-08
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   108). Menuju Kantor Juan

    ***"Kiran."Tengah menunggu Caca keluar dari gerbang sekolah, panggilan tersebut spontan dilontarkan Senja setelah di layar ponsel terpampang nama sang keponakan yang tiba-tiba saja menelepon.Tak menunda untuk menjawab, selanjutnya Senja menggeser gambar gagang telepon di layar, sebelum kemudian mendekatkan ponselnya ke samping telinga."Halo, Ki," sapa Senja seadanya. "Kamu kok bisa telepon? Enggak belajar emang?""Jamkos, Tan, gurunya enggak masuk.""Oh," kata Senja. "Ada apa?""Tante lagi di mana itu?""Di depan sekolah Caca," ucap Senja. "Tante mau ke kantor Papa kamu buat anterin makan siang, cuman ini Caca belum keluar. Jadi ditungguin dulu. Ada apa emang?""Mau nanya sesuatu sih aku.""Tentang?""Kak Davi," kata Kiran—membuat Senja spontan mengerutkan kening. "Aku barusan iseng telepon dia buat nanyain gimana kerjaannya di hari pertama, kan, terus setelah ngobrol panjang gitu Kak Davi mendadak pengen traktir aku seblak. Karena enggak enak dijajanin mulu sama dia, aku nawarin

    Last Updated : 2023-12-08
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   109). Senja Terkunci

    ***"Pa, Mama Senja ke kamar mandinya kenapa lama ya? Udah lebih dari sepuluh menit kayanya."Duduk di sofa panjang yang posisinya tak jauh dari meja kerja Juan, Caca akhirnya bertanya setelah Senja yang beberapa waktu lalu berpamitan ke kamar mandi, tak kunjung kembali.Penasaran ke mana sang mama, itulah yang Caca rasakan sehingga setelah sejak tadi diam, bertanya pada Juan pun dilakukannya dan hal tersebut membuat Juan yang semula fokus dengan layar macbook, berhenti untuk kemudian bertanya,"Oh ya?""Iya, Pa," kata Caca. "Caca tuh udah nunggu lama banget. Papa emang enggak ngerasa?"Tak menjawab, Juan memilih untuk mengalihkan atensi ke arah jam dinding di ruang kerja, dan tak salah ucapan sang putri, Senja memang sudah cukup lama pergi."Iya ya, udah lama Mama Senja perginya.""Susul yuk, Pa," kata Caca. "Aku takut ada apa-apa sama Mama. Dia kan jarang ke sini.""Boleh deh ayo."Tak diam s

    Last Updated : 2023-12-09
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   110). Dendam Kartika

    ***"Untuk saat ini kamu saya maafin, tapi kalau ke depannya kamu macam-macam lagi sama Senja, saya enggak akan segan pecat kamu dari perusahaaan saya."Selesai bertanya tentang beberapa hal pada karyawan perempuan yang dipanggilnya belasan menit lalu, ucapan tersebut lantas Juan lontarkan dengan raut wajah serius yang tak luntur meskipun sedikit.Batal membawa karyawan bernama Kartika tersebut ke ruangannya, Juan mengajak sahabat Nada itu untuk bicara di tempat lain, dan yang dibahas pertama kali oleh suami Senja tersebut adalah; motif Kartika mengunci sang istri di kamar mandi.Khawatir Nada menjadi dalang, dugaan Juan salah karena dengan jujur Kartika berkata jika motif di balik tingkahnya beberapa waktu lalu adalah; rasa tak suka pada Senja setelah Nada bercerita alasan dipindahkan jabatan.Tak diam saja usai mendengar ucapan Kartika, Juan membela Senja dengan berkata jika istrinya tak ada sangkut paut dalam pemindahan jabatan Nada se

    Last Updated : 2023-12-10
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   111). Jangan Nakal!

    ***"Aku pulang dulu ya, Mas, kamu semangat kerjanya dan ya ... kalau bisa jangan nakal. Aku enggak suka soalnya cowok nakal."Diantar sampai ke dekat mobil yang beberapa waktu lalu disimpan di parkiran kantor, ucapan tersebut lantas Senja lontarkan pada Juan yang kini berada di dekatnya.Makan siang pun membantu Juan meminum obat, selesai, Senja memang memutuskan untuk berpamitan karena Caca yang dibawanya sejak pulang sekolah, harus beristirahat.Tak ada larangan, Juan tentu saja memberi izin bahkan setelah sempat ditolak untuk mengantar, pria itu ngotot untuk tetap mengantarkan Senja dan Caca sampai ke mobil.Bukan tanpa alasan, hal tersebut Juan lakukan demi memastikan amannya Senja karena meskipun Kartika sudah berjanji, dia tetap khawatir istrinya diganggu."Nakal dalam artian apa emang?" tanya Juan dengan senyuman terukir di bibir. "Arti dari nakal kan luas. Jenis nakal juga banyak.""Ya menurut kamu untuk seusia

    Last Updated : 2023-12-10
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   112). Tentang Kiran dan Davion

    ***"Tante Senja kok turun? Tungguin aja padahal di mobil. Aku pasti nemu kok."Baru keluar dari gerbang sekolah, pertanyaan tersebut lantas Kiran lontarkan setelah Senja yang beberapa waktu lalu janji menjemput, berdiri tak jauh dari gerbang."Ya enggak apa-apa," kata Senja. "Pengen tahu juga gimana sekolah kamu.""Caca mana?" tanya Kiran. "Sama Caca, kan, jemput akunya?""Tidur di mobil," kata Senja. "Habis makan siang sama Papanya, dia ngantuk. Jadi ya gitu deh.""Oh.""Pulang sekarang?""Ayo."Bergegas menuju mobil, selanjutnya itulah yang dua perempuan itu lakukan. Masuk lewat pintu berbeda, Senja kembali menempati kursi kemudi sementara Kiran sendiri berada di kursi belakang bersama tas kain berisi kotak makan kosong."Lancar, Tan, makan siang sama Papanya?" tanya Kiran ketika sekarang Senja kembali menyalakan mesin mobil."Lancar," kata Senja sambil melajukan kendaraan roda empa

    Last Updated : 2023-12-11
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   113). Kiran Masih Kecil

    ***"Mau ... cek kontak, Pa. Iya mau cek kontak biar tahu nomornya masih aktif apa enggak, karena kan udah lama nomor Kak Davion aku save. Jadi takutnya enggak aktif. Enggak cuman nomor Kak Davi, aku telepon nomor lain kok."Setelah dilanda heran kemudian kaget, penjelasan bohong nan panjang lebar tersebut lantas Kiran lontarkan pada sang papa yang beberapa detik lalu menjawab panggilannya.Entah bagaimana bisa ponsel Davion ada pada Juan, Kiran sendiri tak tahu. Namun, yang jelas dia sedikit panik karena seperti ucapannya pada Senja beberapa waktu lalu, Juan sangat possesif dalam masalah laki-laki yang berinteraksi dengannya."Beneran?""Ya beneranlah, masa enggak?" tanya Kiran—berusaha bersikap setenang mungkin, meskipun rasa panik dan gugup melanda. "Lagian Papa kenapa pegang hp Kak Davi? Enggak sopan banget.""Papa enggak pegang hp Davion, Papa cuman jawab panggilan yang masuk ke hpnya karena dia kebetulan ke kamar mandi," ka

    Last Updated : 2023-12-11
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   114). Juan Bertindak

    ***"Bisa, Pak."Selesai mencerna ucapan Juan, jawaban tersebut lantas dikatakan Davion—membuat Juan seketika tersenyum tipis. Dilarang jatuh cinta atau menerima cinta Kiran, Davion pikir hal tersebut bukan sesuatu yang sulit sehingga setelah sedikit kaget, dia memutuskan untuk setuju karena sejauh ini di hatinya tak ada perasaan apa-apa pada putri sulung Juan tersebut."Oke, saya pegang ucapan kamu ya," kata Juan. "Awas kalau ingkar.""Siap," kata Davion. "Bapak boleh omelin atau maki saya kalau ingkar janji. Lagipula sejauh ini saya anggap Kiran seperti adik sendiri. Jadi enggak akan ada itu cinta diantara saya dan dia.""Bagus," kata Juan. "Saya mau Kiran fokus belajar biar punya nilai memuaskan, dan bisa masuk universitas impian. Masa depan dia masih panjang.""Iya, Pak."Tak memperpanjang obrolan tentang Kiran, selanjutnya Juan dan Davion membahas pekerjaan hingga setelah menunggu cukup lama, klien pun dat

    Last Updated : 2023-12-12

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   195). Mengunjungi Mentari (Ending)

    ***"Ah, akhirnya acara aqiqah Tian berjalan dengan lancar ya, Mas. Rasanya baru kemarin deh dia lahir, tapi ternyata udah dua minggu yang lalu."Tersenyum sambil memandang para tamu yang kini pergi meninggalkan rumahnya, ucapan tersebut lantas Senja lontarkan pada Juan. Tak berada di dalam, saat ini dia dan sang suami masih berada di teras karena memang setelah acara selesai, keduanya mengantar para tamu seraya mengucapkan terima kasih.Dua minggu pasca melahirkan, Senja dan keluarga sepakat untuk mengadakan acara aqiqah baby Tian. Tak digelar di gedung, Senja dan Juan sepakat mengadakan acara di rumah.Mengundang para tetangga komplek, acara berlangsung dengan lancar dan tak sedikit, tamu yang diundang pun cukup banyak karena dari banyaknya tetangga yang diberitahu, hampir semua datang sore ini ke rumah Juan."Iya, akhirnya acara berjalan dengan lancar," kata Juan. Menoleh kemudian memandang Senja, dia kemudian berkata, "Semoga Tian seh

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   194). Senja Pulang

    ***"Welcome home, Mama Senja!"Membulatkan mata dengan raut wajah kaget, itulah Senja setelah sambutan tersebut didapatkannya dari orang-orang yang siang ini menyambut di ruang tengah.Dua hari menetap, Senja dan sang bayi memang diizinkan pulang hari ini untuk menjalani pemulihan di rumah. Tak dijemput siapa pun, Senja pulang berdua saja dengan Juan dan jujur dirinya sedih, karena dia pikir orang-orang rumah akan menjemputnya, mengingat kepulangan dia bukan di hari kerja melainkan hari libur.Tak menunjukan kesedihan, Senja terus berusaha tersenyum selema di jalan hingga ketika tiba di rumah, kehadiran dua mobil yang tak asing untuknya membuat dia bertanya-tanya.Bukan mobil Juan ataupun Gian, yang dilihat Senja adalah mobil Davion juga kedua orang tuanya sehingga dengan rasa penasaran yang tiba-tiba melanda, Senja bertanya.Namun, alih-alih memberikan jawaban, Juan justru meminta dia untuk masuk sehingga sambil menggendong san

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   193). Kelahiran Bayi Mungil

    ***"Ayo, Bu, coba dorong."Bersandar pada bed, yang sejak tadi dia tempati, Senja menoleh ke arah Juan sebelum kemudian mengambil ancang-ancang. Menutup rapat mulutnya seperti yang disarankan, Senja mulai mengejan sekuat tenaga sambil berpegangan pada sang suami.Bukaan lengkap setelah menunggu selama beberapa jam, persalinan Senja memang segera dilakukan. Aman untuk melahirkan secara normal, Senja membiarkan tubuhnya kesakitan karena gelombang cinta yang beberapa waktu lalu datang, dan sekarang perempuan itu kembali berjuang.Bayi yang dikandung tak langsung keluar dalam sekali ejanan, Senja menjatuhkan punggungnya di bed dengan napas terengah. Beristirahat sejenak, itulah yang dia lakukan sekarang sementara dokter sibuk memeriksa sesuatu."Kuat ya, kamu pasti bisa," ucap Juan yang terus berada di samping Senja. "Doain ya, Mas," pinta Senja yang dijawab senyuman oleh sang suami."Pasti."Waktu istirahat seles

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   192). Kado untuk Gian

    ***"Gi, anak kita lucu."Berdiri persis di samping inkubator, ucapan tersebut Diandra lontarkan dengan perasaan yang terasa begitu hari. Melahirkan beberapa jam lalu, sore menjelang malam Diandra meminta untuk dibawa ke ruang Nicu. Dioperasi menggunakan metode yang cukup bagus, perempuan itu sudah mampu berdiri bahkan duduk sehingga setelah meminta izin pada Dokter, Gian membawa istrinya itu menemui sang putra.Lahir dengan tubuh yang sangat mungil, putra pertama Gian dan Diandra terlihat persis seperti sang ayah, Gian. Memiliki hidung mancung, dua alis yang tak terlalu tebal kemudian rambut hitam, bayi mungil tersebut nampak begitu baik sehingga meskipun harus menetap di inkubator hingga kondisi dan berat badan stabil, Gian mau pun Diandra lega karena sejauh ini, tak ada kelainan yang ditunjukan Pradikta atau yang lebih akrab disapa baby Dikta."Mirip banget sama aku enggak sih?" tanya Gian yang setia di samping Diandra, guna berjaga-j

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   191). Kelahiran Putra Pertama

    ***"Gimana, Dok? Apa istri saya harus lahiran sekarang karena ketubannya udah pecah?"Melihat dokter selesai memeriksa Diandra, pertanyaan tersebut lekas Gian lontarkan dengan raut wajah yang cukup tegang.Mendapat kabar tentang Diandra yang tiba-tiba mengalami pecah ketuban, Gian memang sigap membawa istrinya itu ke rumah sakit terdekat. Meskipun Diandra tak merqsa kesakitan, Gian membawa perempuan itu ke IGD sehingga tanpa perlu menunggu lama, penanganan pun dilakukan dengan cepat."Betul sekali, Pak," kata sang dokter, memberi jawaban. "Karena air ketuban yang tersisa hanya tinggal sedikit, istri Bapak harus segera melahirkan bayinya dan demi mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, kami akan melakukan tindak operasi secepatnya. Apa bapak setuju? Jika iya, nanti berkas-berkasnya disiapkan pun dengan ruang operasi.""Kalau itu yang terbaik, saya setuju, Dokter," ucap Gian. "Tapi usia kandungan istri saya baru dua puluh sembila

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   190). Waktu Berlalu

    ***"Silakan dinikmati basonya ya, Mbak, Kak, Dek, semoga bakso buatan Mamang cocok di lidah kalian."Sambil menyimpan satu persatu mangkuk bakso di atas meja makan, ucapan tersebut lantas Juan lontarkan untuk istri dan kedua anaknya yang sejak beberapa menit lalu menunggu di sana.Tak bisa menolak ngidam Senja yang katanya ingin bakso buatan dia sendiri, Juan mendadak cosplay menjadi mang bakso komplek. Membuat adonan bakso kemudian mengolahnya menjadi bulatan kecil dan sedang, semua dia lakukan sendiri tanpa bantuan siapa pun.Tak hanya membuat bakso, Juan juga berpakaian seperti tukang bakso demi mengabulkan keinginan Senja. Kaos abu pendek, celana pendek juga topi bulat dan handuk, semuanya dia pakai dan hal tersebut membuat Senja bahagia, sehingga meskipun harus menunggu satu jam lebih bakso yang diinginkannya jadi, perempuan itu tak bosan sama sekali."Waw," ucap Kirania takjub. "Udah cocok kayanya Papa jadi tukang bakso. Persis bua

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   189). Siapa yang Hamil?

    ***"Menurut Papa?"Menyipitkan mata dengan emosi yang semakin naik, itulah Juan setelah pertanyaan tersebut dilontarkan sang putri, usai dirinya bertanya tentang testpack yang ditemukan di atas meja belajar Kirania.Tak ada panik, gadis itu terlihat tenang dan hal tersebut jelas membuat Juan penasaran karena jika memang Kirania hamil, seharusnya rqsa panik melanda karena bukan hal sepele, hamil di usia belia terlebih masih pelajar adalah sebuah masalah yang sangat besar."Kamu ditanya tuh jawab, bukan balik nanya," desis Juan. "Mau Papa pukul?""Pukul apa maksud kamu?"Bukan Kirania, yang bertanya adalah Senja yang tahu-tahu berada di ambang pintu. Tak kalah serius dari Juan, perempuan itu kini menatap intens sang suami sebelum akhirnya bertanya,"Kamu lagi ngapain Kiran? Kok pake nyebut pukul segala? Berani emang kamu pukul anak aku?""Aku nemuin tespack di meja belajar Kiran, Senja, dan ini aku lagi nanya," k

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   188). Restu Juan Sepenuhnya Turun

    ***"Halo."Refleks melengkungkan senyuman, itulah yang Kirania lakukan setelah suara berat Davion terdengar dari telepon. Tak lagi di kamar sang papa, saat ini dia memang sudah kembali ke kamarnya dan tak diam saja, Kiranua menghubungi sang kekasih dengan tujuan; mengajak Davion datang ke rumah hari sabtu nanti.Mendapat lampu hijau untuk berpacaran, Kirania tak sepenuhnya bebas karena sebelum melanjutkan hubungan dengan Davion, kebaikan dan ketulusan kekasihnya tersebut harus dipastikan dulu sehingga selain makan siang bersama, sabtu nanti katanya Juan akan mengajak mantan dari istrinya tersebut berdialog empat mata."Halo, Kak, ganggu enggak?" tanya Kirania. "Kali aja Kak Davi lagi nongkrong atau bahkan udah tidur gitu?""Enggak sih, enggak ganggu," kata Davion. "Aku barusan kebetulan lagi main game. Jadi aman.""Lho, keganggu dong itu, Kak?" tanya Kirania. "Kalau ada panggilan pas main game kan nanti gamenya kepause. Iya engg

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   187). Permintaan untuk Putus

    ***"Putus."Kompak memasang raut wajah kaget, itulah Senja dan Kirania setelah ucapan tersebut dilontarkan Juan dengan raut wajah seriusnya.Mengikuti saran Senja, malam ini Kirania jujur tentang hubungannya dengan Davion. Tak ada respon baik, Juan nampak tak suka mendengar kabar yang diberikan sang putri sehingga setelah Kirania menjawab serius tentang hubunganya dan sang kekasih, pria itu meminta sang putri putus."Maksud kamu apa, Mas?" tanya Senja yang membuat atensi Juan beralih."Ya putus," kata Juan. "Aku mau Kiran sama Davion putus. Apa enggak jelas ucapan barusan?""Enggak bisa gitu dong, Pa," kata Kirania yang membut Juan kembali memandangnya. "Aku cinta sama Kak Davion begitu pun sebaliknya. Jadi enggak ada tuh putus-putus.""Jadi kamu lebih pilih Davion dibanding Papa? Iya?" tanya Juan. "Kamu masih kecil, Kiran, bahkan tujuh belas tahun pun kurang. Bisa-bisanya pacaran sama orang dewasa. Aneh tahu enggak?"

DMCA.com Protection Status