Home / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Bab 98: Bukan Tergantung Padamu

Share

Bab 98: Bukan Tergantung Padamu

last update Huling Na-update: 2024-10-09 11:07:57

Sarah menatap Alex dengan tatapan lembut, namun tegas. "Aku tidak membela siapa pun, Alex. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Dania telah membuat Mark kembali menemukan dirinya sendiri, setelah bertahun-tahun kita membuatnya tersesat. Jika kau benar-benar mencintai putramu, kau harus belajar menerima bahwa dia telah memilih jalannya sendiri."

Alex mengepalkan tangannya, jemarinya menggenggam kuat seakan-akan bisa menghancurkan apa pun yang ada di genggamannya. Matanya yang gelap menatap lurus ke arah Sarah dengan tatapan dingin yang penuh amarah.

“Mark akan semakin besar kepala karena berhasil keluar dari perusahaanku, Sarah. Dan sekarang, perusahaanku terancam gulung tikar karena ulah Mark!” Suaranya meledak-ledak, seperti api yang baru saja disulut bensin, menyala penuh kebencian yang tak tertahankan.

Sarah, yang berdiri beberapa langkah di hadapannya, menatap Alex dengan sorot mata tajam. Wajahnya tidak lagi menyimpan sisa kelembutan yang biasa ia tunjukkan.

Kali ini, kesabarann
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (11)
goodnovel comment avatar
wieanton
lama2 Sarah juga muak sm semuanya yg otoriter gk jelas banget jd laki2. harusnya dari dlu bertindak tp gpp lah drpd engga sm sekali .
goodnovel comment avatar
MAIMAI
pengen bantuin sarah buat nabok alex deh.
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Mark gak perlu restu dari papa yg egois kayak kamu lex
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 99: Kabar Bahagia untuk Sarah

    Setelah perdebatan sengit dengan Alex, Sarah merasa lelah, baik fisik maupun batin. Ia duduk terdiam di ruang tamu yang sunyi, hanya ditemani oleh suara detik jam yang berirama lambat, seakan mempermainkan waktu yang berlarut-larut.Di depannya, ponselnya tergeletak di meja, tak lagi aktif. Ia sudah mencoba menghubungi Dania, namun hingga dering terakhir, panggilan itu tak pernah diangkat."Ke mana kalian? Dania, kau di mana?" gumam Sarah pelan, frustrasi. Ia tahu, Mark pasti juga tidak akan menerima panggilan darinya. “Mark juga pasti sedang tidak ingin bicara denganku...,” lanjutnya lirih, matanya menerawang kosong, seolah-olah mencari jawaban di udara.Tak lama kemudian, suara langkah ringan terdengar dari arah pintu. Sesyl, putri satu-satunya yang masih tinggal bersamanya, masuk ke ruangan itu dengan wajah penuh keheranan. Ia langsung duduk di samping ibunya, menggenggam tangan Sarah yang dingin dan penuh beban.“Ibu? Ada apa? Apa yang terjadi?” tanya Sesyl dengan nada khawatir. M

    Huling Na-update : 2024-10-09
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 100: Seharusnya Kau Paham

    Ruangan itu dipenuhi keheningan yang berat, suasana antara ibu dan anak yang terisi dengan percikan percakapan terjaga. Sarah dan Sesyl duduk di sofa ruang tengah, menunggu dengan sabar. Sesekali mata mereka saling bertaut, namun tak ada kata yang terucap. Langit malam di luar jendela tampak gelap, seolah menggambarkan suasana hati yang tegang.Tak lama kemudian, Mark keluar dari kamarnya. Penampilannya sederhana—celana pendek dan kaus polos, tanpa sedikit pun menyiratkan kesan bahwa ia tengah menyimpan rahasia besar di balik sikap dinginnya. Wajahnya tak menunjukkan emosi apa pun saat ia duduk di hadapan ibu dan adiknya, hanya sesekali tangan kasarnya memutar-mutar cincin pernikahannya."Ada apa malam-malam begini ingin bertemu denganku?" tanya Mark dengan nada datar, seolah tak ingin membuang banyak waktu untuk basa-basi.Sarah menghela napas, mencoba menenangkan diri sebelum berbicara. "Aku dengar dari Sesyl bahwa Dania sedang hamil. Apa itu benar, Mark?" Suaranya lembut, penuh p

    Huling Na-update : 2024-10-09
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 101: Kalian Memang Egois

    Sarah menelan ludahnya, terhantam oleh kata-kata Mark yang begitu tajam dan langsung menghunjam. Matanya menatap anaknya, penuh dengan penyesalan yang tak terucapkan. Ia tahu bahwa Mark memendam amarah yang luar biasa. Amarah yang sudah lama tertahan, akhirnya meledak. Mata anaknya, yang dulunya penuh cinta, kini menyala dengan kemarahan yang sulit dipadamkan.“Maafkan aku, Mark...” suara Sarah terdengar pelan, nyaris seperti bisikan, tercekik oleh rasa bersalah yang begitu besar. "Aku tidak pernah bermaksud memisahkanmu dengan Dania. Ayahmu hanya… dia hanya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan saat itu." Kalimatnya terdengar seperti pembelaan yang rapuh, seolah berusaha mencari pengampunan atas dosa yang begitu berat.Mark tersenyum, tetapi senyum itu jauh dari kebahagiaan. Senyum itu dipenuhi dengan kepahitan yang mendalam. “Ya, kalian memang egois,” katanya dengan nada getir. “Meskipun aku sudah meminta untuk tetap tinggal di sana bersama Nenek, kalian tak pernah mendengarnya. K

    Huling Na-update : 2024-10-09
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 102: Luka Lama

    Kegelapan malam yang pekat dan angin yang dingin merayap di sudut-sudut gudang tua itu, membuat seluruh tubuh Mark menggigil. Ia duduk meringkuk di sudut ruangan, memeluk lututnya dengan erat, mencoba menahan rasa dingin yang menusuk hingga ke tulang.Bibirnya membiru, wajahnya pucat seperti kehilangan kehidupan. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia terkurung di sana, namun waktu terasa begitu lambat, seolah setiap detik menjadi derita yang tak tertahankan."Dania... tolong aku..." lirih suara Mark, suaranya begitu lemah, nyaris tak terdengar di tengah keheningan malam yang mengerikan itu. Matanya yang sayu terpejam, seolah mencoba mencari sedikit kehangatan dalam bayang-bayang sosok yang ia rindukan."Dania... aku ingin bertemu denganmu..." bisiknya lagi, namun tak ada jawaban, hanya sunyi yang menjawab permohonannya.Tubuhnya semakin lemas. Mark merasa tidak mampu lagi bertahan. Dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki, ia terbaring di atas lantai dingin dan keras itu, tubuhnya gemetar h

    Huling Na-update : 2024-10-10
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 103: Tidak Percaya lagi

    Kata-katanya menusuk, menghancurkan atmosfer yang sebelumnya penuh dengan ketegangan. Sarah menatap suaminya dengan tatapan nanar, seluruh tubuhnya bergetar karena amarah dan kekecewaan.“Alex!” pekik Sarah, suaranya gemetar namun dipenuhi oleh luka yang dalam.“Apa?” Alex menatapnya dengan tatapan dingin, tidak menunjukkan sedikit pun rasa bersalah.“Kau sendiri yang menggodaku dan membuatmu hamil. Mark tidak pernah aku harapkan lahir ke dunia ini, Sarah. Gara-gara kau, aku harus kehilangan wanita yang kucintai!”Sarah tersentak. Kata-kata Alex menamparnya keras. Rasa sakit itu seperti racun yang mengalir dalam darahnya, menghancurkan setiap serpihan harapan yang pernah ia miliki.“Jadi... itu alasanmu membencinya? Hanya karena aku?” suaranya hampir tak terdengar, seolah sisa kekuatannya terserap oleh rasa bersalah yang tiba-tiba menghantam dirinya.“Seharusnya kau paham, kenapa aku memisahkan dia dengan Dania,” lanjut Alex tanpa belas kasihan. “Karena Mark harus merasakan apa yang a

    Huling Na-update : 2024-10-10
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 104: Mencintaimu sejak Lama

    Mark membuka matanya perlahan, tatapannya masih terselubung sisa-sisa mimpi yang mengguncang jiwanya. Namun, begitu ia menoleh, pandangannya tertuju pada sosok yang begitu ia cintai—Dania. Ia menatapnya dengan senyum tipis di bibir yang selalu membuat hatinya tenang, meski badai amarah dan kekecewaan kerap berkecamuk di dalam dirinya.“Kau bermimpi buruk lagi?” bisik Dania dengan suara lembut, seakan tak ingin memecah kesunyian yang menyelimuti mereka.Mark tersenyum, namun senyum itu lebih mirip garis tipis kesedihan yang tak sepenuhnya bisa ia sembunyikan. “Hanya kembali ke masa lalu setelah kita berpisah,” jawabnya pelan, nadanya penuh dengan kegetiran. “Setiap kali ibuku menemuiku, bayangan itu selalu datang. Seakan-akan semua yang sudah kukubur dalam-dalam kembali menghantui.”Dania menatapnya dengan penuh kasih, matanya menyiratkan kekhawatiran yang dalam. Ia meraih tangan Mark, mengusap punggung tangannya yang terasa dingin, seperti baru saja keluar dari lemari pendingin. “A

    Huling Na-update : 2024-10-10
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 105: Jiwanya Masih Terguncang

    Setelah menandatangani beberapa dokumen yang sempat tertunda, Mark memberikan file tersebut kepada Vicky, asisten setianya yang selalu siap melaksanakan perintah dengan cepat dan teliti.Cahaya dari jendela ruang kerjanya memantulkan bayang-bayang lelah di wajah Mark yang tak pernah benar-benar tersenyum lepas, meskipun segalanya tampak berjalan sempurna di hidupnya yang terkesan mewah.“Kosongkan jadwal siang ini,” ucap Mark sembari menghela napas panjang, "karena aku harus menemui Hans jam dua siang nanti."Vicky mengangguk patuh, seperti biasa, penuh kesungguhan dan tanpa banyak pertanyaan. "Baik, Tuan. Akan saya re-schedule kembali pertemuan untuk hari ini."Suaranya datar, namun tersirat perhatian di balik nada resminya. Setelah berpikir sejenak, Vicky memberanikan diri bertanya, meski dengan nada yang lebih pelan, "Apakah Anda ingin saya temani?"Mark menggeleng, sedikit senyum terbit di wajahnya, meski tidak bisa menyembunyikan ketegangan yang tersirat di matanya. "Tidak perlu.

    Huling Na-update : 2024-10-10
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 106: Jatah Malam ini

    Dania duduk di tepi tempat tidur, menatap layar ponselnya yang seolah menjadi jendela kecil yang membuka pintu komunikasi antara dirinya dan suaminya, Mark.Setiap detik berlalu terasa lambat, seperti alunan waktu yang terhenti di tengah ketidakpastian. Pesan yang ia kirimkan beberapa menit lalu masih terlihat tanpa balasan, membuat perasaannya sedikit gusar."Mark. Hari ini kau akan pulang pukul berapa? Aku ingin memasak sesuatu untukmu. Apakah kau akan makan malam bersama denganku?" tulisnya di pesan singkat yang dikirim dengan penuh harapan.Ia menggigit bibir bawahnya, sebuah kebiasaan yang muncul ketika kegelisahan menghampiri.Jari-jari halusnya menyusuri layar ponsel, berharap ada tanda dari Mark—tanda bahwa ia membaca dan segera membalas. Namun, yang didapatinya hanyalah hening yang tak terjawab."Kenapa lama sekali," gumamnya pelan, suara lembutnya nyaris tersapu oleh suara angin yang datang dari jendela yang sedikit terbuka.Matanya terarah pada pintu kamar, dan seiring wakt

    Huling Na-update : 2024-10-11

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   END~

    Satu tahun kemudian ….Clara berdiri di depan jendela apartemen milik Stevan. Lalu pria itu menghampirinya dan memeluk wanita itu dari belakang dan mencium pipinya dengan lembut.“Hi, Stev.”“Hm. Kau tahu? Apa yang sudah ayahmu bicarakan tadi di ruang meeting?” ucap Stevan dengan suara beratnya.“Apa?” tanyanya ingin tahu.Stevan menghela napasnya dengan panjang. “Dia menagih cucu padaku.”Clara yang mendengarnya sontak tertawa. Ia kemudian membalikan badanya dan menatap Stevan.“Lalu, apa jawabanmu?” tanyanya kemudian.Stevan mengendikan bahunya. Ia lalu mengambil sesuatu di dalam saku celananya dan membukanya.Sontak Clara menutup mulutnya dengan mata membola melihatnya. “Stevan ….”“Clara. Kita sudah melewati perjalanan yang cukup panjang. Aku telah mencintaimu sejak kau masih remaja, aku telah menyayangimu sejak kau lahir ke dunia. Aku tahu, kau adalah takdir yang telah Tuhan tentukan untukku.“Meski us

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Permintaan Clara

    Tiba-tiba, suara dentingan terdengar. Begitu cepat. Tanpa Emma sadari. Mike menendang meja. Meja menjadi miring lalu membuat pisau di tangan Emma terpental.Tring! Pisau menjauh dari Emma. Stevan bergerak dalam hitungan detik.Ia meraih lengan Emma, memelintirnya ke belakang, membuat wanita itu berteriak kesakitan.Clara tersungkur ke lantai saat Stevan berhasil menjatuhkan Emma.Napasnya memburu. "Mmmh ..." mulut itu terikat. Clara tak bisa bicara apapun.“Permainanmu selesai,” desisnya.Emma menatapnya, matanya dipenuhi amarah dan kepedihan.“Tapi aku mencintaimu …”Stevan memejamkan mata sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam.“Tidak, Emma.” Ia menatapnya tajam. “Ini bukan cinta, tapi obsesi. Aku tidak pernah mencintaimu dan kau salah mengartikan semuanya. Bahkan kau pun tahu sejak dulu pun aku hanya mencintai Clara.”“Sekali lagi kutegas

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Ancaman Gila

    Emma menyimpan pisaunya kembali, tetapi sorot matanya tetap menakutkan. Clara menelan ludah dengan susah payah, merasakan jantungnya berdegup begitu keras seakan ingin menerobos keluar dari dadanya.Keringat dingin mengalir di pelipisnya, membasahi kulitnya yang sudah pucat.Emma berjalan ke pintu dengan langkah santai, seolah semua ini hanya permainan baginya. Namun, sebelum keluar, ia berhenti dan berbalik."Oh, dan satu hal lagi, Clara …"Clara menahan napas, tubuhnya menegang. Tenggorokannya terasa kering, seolah ada simpul yang mengikatnya erat dari dalam."Aku ingin dia melihatmu dalam keadaan paling menyedihkan sebelum akhirnya aku menghilangkanmu dari dunia ini."Senyuman Emma penuh kepuasan, seperti seorang seniman yang baru saja menyempurnakan mahakaryanya yang keji.Kemudian, dengan gerakan lambat yang disengaja, ia mendorong pintu gudang hingga tertutup dengan suara berderak, menggema di ruang kosong yang dingin.

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Sudah Dalam Perjalanan

    "Hahaha, lelaki lemah. Kau mau apa? Menangisi wanitamu? Kau memang pantas ku buang sebagai rekanku. Aku tidak suka lelaki lemah sepertimu." Emma merasa menang. Desain tawanya begitu liar."Clara? Ini berbahaya, Emma. Kendalikan dirimu!""Mike, aku ... Aku hanya mengajaknya bermain. Kau tahu, dia selalu menghalangi jalanku. Aku hanya ingin memberinya pelajaran." Suara Emma santai tanpa rasa bersalah sama sekali."Emma, jangan lakukan ini!" suara Mike meninggi, tangannya mengepal. "Kau sudah cukup membuat kekacauan!""Oh, Mike, kau selalu terlalu baik l… atau terlalu bodoh? Aku ingin melihat sampai sejauh mana kau dan Stevan bisa melindungi wanita ini. Sekarang dia ada di tanganku. Jika kau ingin menolongnya, ajak Stevan dan temui aku."“Apa yang kau lakukan pada Clara?” Mike menggertakkan giginya.Tawa Emma terdengar lebih keras. "Ah, kau akan melihatnya sendiri. Aku akan mengirim lokasi. Tapi jangan terlambat… atau

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Hanya Ingin Berbagi Kebahagiaan

    Beberapa detik kemudian, ponselnya bergetar."Seperti yang kau minta. Semuanya akan berjalan lancar."Emma tersenyum puas. Ia meletakkan ponsel itu kembali dan merapikan rambutnya di depan cermin."Malam ini akan menjadi malam yang panjang," bisiknya.Ia meraih mantel, mengenakannya dengan gerakan anggun, lalu mengambil kunci mobilnya dari meja. Satu tarikan napas panjang, satu langkah menuju pintu.Ia keluar dari kamar, menutup pintu dengan tenang.Ponselnya ia tekan. Bukan ponsel yang biasa ia gunakan. Ponsel lain dan nomor ponsel yang baru, telah ia siapkan kemarin."Nona Clara. Apa anda putri dari Tuan Mark? Papa Anda mengalami kecelakaan lalu lintas, saya menolongnya dan tuan Mark sekarang ada di Alvarado hospital medicare center. Tolong datang segera, karena saya harus mengejar jadwal penerbangan saya.""APAA?! ba-baiklah saya segera datang. Terima kasih Nona telah menolong Daddy." Hiks."Apakah Daddy baik-baik saj

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Pastikan Semuanya Siap

    Ia memiringkan kepala, tatapannya terpaku pada sosok Stevan di kejauhan. Mata hitamnya membesar, membulat seakan ia baru saja melihat sesuatu yang indah.Jantungnya berdetak lebih cepat. Pipinya merona."Ah, Stevan …" gumamnya, suaranya terdengar seperti seorang gadis jatuh cinta. "Kau masih tampan sekali. Bahkan dari kejauhan sekalipun!"Ia menempelkan telapak tangan ke pipinya sendiri, memejamkan mata, membayangkan sesuatu.Pernikahan mereka. Stevan di altar, mengenakan jas putih. Ia di sisinya, mengenakan gaun yang memesona. Semua orang tersenyum bahagia.Ya … itulah yang seharusnya terjadi setelah ini.Emma membuka matanya, ekspresinya berubah. Rahangnya mengeras, napasnya semakin cepat."Tapi sebelum aku menjemputmu, sayang …"Tangannya menyelip masuk ke dalam tas kecilnya. Jemarinya bergerak lincah, mencari sesuatu.Lalu, sesuatu berkilau di bawah lampu. Pisau kecil dengan ukiran indah di gagan

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Jaga Clara

    Bodyguard pertama yang mencoba melawan. Namun, Randy dengan cepat menghindar dan menghantamkan pukulan yang kuat.Pria itu jatuh ke lantai mengerang. Tidak bisa bergerak. Bodyguard kedua mencoba menahan Randy. Tapi tidak berhasil.Seperti seorang pria yang sedang berjuang untuk menyelamatkan nyawa anaknya, Randy mengamuk, membabi buta, tidak memberi ampun.Mike tergeletak di tanah. Wajahnya penuh dengan cairan merah pekat. Dan tubuhnya semakin tak berdaya.Di sebelahnya, Randy berjongkok, memeriksa keadaan anaknya. Mike masih bernapas, meskipun dengan susah payah."Mike bertahanlah." Randy berteriak, mengguncang bahu.Mike berharap ada reaksi. Tetapi Mike tidak bergerak. Cairan merah pekat itu mengalir deras dari luka-lukanya. Dan tubuhnya terasa dingin.Emma yang masih berdiri di kejauhan, karena perkelahian bodyguardnya, menyaksikan semua amukan Randy dengan tatapan penuh kebencian."Kau akan mati, Mike. Tidak ada yang bisa m

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Semakin Menggila

    Sementara itu, di dalam mobil, Emma duduk dengan gelisah. Matanya menatap tajam ke depan, namun pikirannya jauh melayang.Botol wine di tangan kanannya hampir kosong, dan dagunya basah oleh sisa-sisa cairan yang tumpah.Ia tampak marah, kecewa, dan sangat kesal. Rasa sakit yang menggerogoti dirinya akibat kehadiran Clara begitu menyakitkan."Stevan…!" gumamnya dengan geram, suara hatinya penuh kebencian. "Kenapa dia harus ada di sana? Apa dia pikir aku tidak tahu apa yang sedang terjadi?"Emma meneguk wine lagi, tanpa peduli dengan keadaan dirinya yang semakin kacau. Ia merasakan ketidakmampuan untuk mengendalikan situasi ini."Kau pikir bisa menghindar, Stevan? Tidak. Aku akan pastikan Clara tahu siapa yang sebenarnya dia hadapi. Tidak ada yang akan bisa menghalangi rencanaku!"Tangannya yang gemetar memegang kemudi, namun di dalam dirinya, ada dorongan tak terhentikan untuk melanjutkan permainan berbahaya ini.Ia tahu bahwa j

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Cemas yang Berlebih

    Clara merapatkan mantelnya ketika angin malam menyelinap melalui serat kainnya. Ia baru saja keluar dari perpustakaan kampus setelah menyelesaikan tugas yang tertunda.Tatapan itu. Perasaan diawasi kembali lagi. Bahkan kali ini orang itu mengikutinya.Awalnya, ia mengira hanya kebetulan. Mungkin efek dari kurang tidur, atau mungkin hanya pikirannya yang terlalu waspada sejak Stevan memperingatkannya soal Mike.Tapi semakin hari, semakin sering ia merasakan kehadiran tak kasat mata yang seolah mengikuti setiap gerakannya.Ia menoleh ke belakang.Jalanan kampus hampir sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa yang berjalan jauh di depannya.Lampu jalan menerangi trotoar dengan temaram, menciptakan bayangan panjang yang bergerak setiap kali angin menggoyangkan dahan pepohonan.Tidak ada siapa pun di sana.Clara meneguk ludah, mencoba menenangkan dirinya.“Hanya perasaanmu saja,” gumamnya pelan.Namun, saat ia kembali melangkah, bulu kuduknya meremang. Ada suara langkah kaki di belakangnya—terde

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status