Home / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Bab 14: Bisa-bisanya Mencintai Pria Bodoh

Share

Bab 14: Bisa-bisanya Mencintai Pria Bodoh

last update Last Updated: 2024-08-29 11:48:34

Sorot mata Mark tajam, seakan mencoba menembus pertahanan rapuh wanita itu, sementara bibirnya menyunggingkan senyum dingin penuh sinisme.

“Mulut kotormu dan caramu menghina istriku semakin jelas menunjukkan bahwa kau bukan wanita baik-baik,” katanya dengan nada sarkastis, kata-katanya menusuk seperti belati yang menggores hati, meninggalkan luka yang tak terlihat namun terasa pedih.

Marsha terperanjat, seolah tidak percaya bahwa kata-kata kasar itu ditujukan padanya. Mark melanjutkan ucapannya, kali ini mengalihkan tatapannya ke arah Kevin, yang masih terpaku dengan wajah yang kini semakin memerah karena amarah yang tak bisa ia ungkapkan.

“Kalian berdua memang cocok, serasi sekali,” lanjut Mark, nada suaranya semakin tajam, penuh dengan ejekan yang menambah rasa malu dan kemarahan Kevin.

“Mark?” Dania mencelos mendengar hinaan yang keluar dari mulut suaminya itu. Sejenak, ia merasa terguncang, tetapi di sisi lain, ada perasaan lega yang tak dapat ia pungkiri.

Meski kata-kata Mark kas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (19)
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
siapa sih yg g bakal nyesel klo cinta pria seperti mark?so pasti nyesel banget lah,,, cintanya sia2 selama ini
goodnovel comment avatar
MAIMAI
betul lah ya, wanita baik baik itu utk laki laki baik. klo marsha mah emang cocok nya sama kevin. kevin gak terima kayak nya klo dia di selingkuhin sama dania. boleh nya hanya dia yg selingkuh. haha kayak gak berharga ya kevin klo cuma di jadiin selingan.
goodnovel comment avatar
MAIMAI
ya ampun marsha, beda kelas lah ya km sama dania. dania tuh bukan tukang selingkuh kayak kamu dan kevin. maka nya dia bisa dpt mark yg lebih lebih dr kevin.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 15: Ketakutan Dania

    Setelah tiba di rumah, Mark dengan tenang menyerahkan sebuah paper bag berwarna perak berkilau kepada Dania.Wajah Dania menampakkan kebingungan yang mendalam, alisnya bertaut, dan matanya menatap Mark dengan tatapan penuh tanda tanya. Suaranya sedikit serak, melafalkan, “Ini apa?”Mark menatap Dania dengan tatapan khasnya—datar dan dingin, seolah menyembunyikan apa pun di baliknya. “Nanti malam ada pesta di Silver Hotel,” jawabnya singkat, seolah itu sudah menjelaskan segalanya tanpa perlu elaborasi lebih lanjut.“Kenapa aku harus ikut?” tanya Dania lagi, kali ini suaranya lebih tajam, penuh dengan rasa tak sabar yang hampir meledak.Dia sudah muak dengan rencana-rencana mendadak yang selalu muncul tanpa sepengetahuannya, seperti potongan-potongan teka-teki yang tidak pernah lengkap dan tidak pernah membuatnya merasa nyaman.Mark mengangkat bahu dengan ringan, pandangannya sedikit mengendur namun tetap men

    Last Updated : 2024-08-30
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 16: Jangan Khawatir

    Mark merasakan tatapan tajam dari Alex yang penuh dengan kecurigaan yang terpendam. Dia tahu betul bahwa Alex tidak pernah sepenuhnya menerima pernikahannya dengan Dania.Bagi Alex, Dania adalah sebuah variabel yang tidak pasti, sesuatu yang tidak pernah bisa ia kendalikan. Namun, Mark tetap tenang di hadapan ayahnya, menjaga wajahnya tetap tanpa ekspresi seperti topeng yang sudah terlatih."Ayah Dania tidak tinggal di kota ini," kata Mark dengan nada datar, suaranya tetap tenang meskipun ada sedikit ketegangan yang merayap di sudut bibirnya."Perusahaannya berada di luar negeri, jadi dia tidak bisa datang ke acara pesta yang hanya mengundang relasi di kota ini." Mark menatap Alex langsung di mata, berharap penjelasannya cukup untuk meredakan keingintahuan ayahnya yang mengganggu.Alex memandang Mark dengan tatapan yang sulit diuraikan, senyumnya samar dan penuh dengan maksud tersembunyi. "Oh, begitu ya?" gumamnya, seolah-olah sedang mempertimbangkan sesuatu.Namun, ada sesuatu dalam n

    Last Updated : 2024-08-30
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 17: Fitnah Keji

    "Mohon perhatian semuanya. Aku membawa kabar yang mengejutkan di malam ini." Dania dan Mark kompak menoleh ke arah sumber suara. Dania mengerutkan keningnya ketika melihat wanita yang tengah menjadi pusat perhatian di sana. "Apa lagi yang ingin dia lakukan kali ini?" gumam Dania. Marsha berdiri tegak dengan anggun di tengah ruangan, gaun merahnya yang mencolok seperti nyala api yang membakar malam itu, membedakannya dari para tamu lainnya.Senyum licik yang menghiasi wajahnya seolah-olah mengisyaratkan bahwa ia adalah ratu malam ini, pengendali tunggal narasi yang sedang bergulir. Mikrofon di tangannya seakan menjadi tongkat sihir yang siap mengeluarkan mantra penuh kebencian dan cemoohan."Apa yang sebenarnya ingin kau capai dengan ini, Marsha?" pikir Dania, tubuhnya menegang, tangannya yang menggenggam erat lengan Mark bergetar halus.Matanya yang besar memantulkan kecemasan dan ketakutan yang tak mampu ia sembunyikan. Wajahnya pucat, namun ada api yang membara di dalam hatinya. "

    Last Updated : 2024-08-31
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 18: Semakin Kacau

    “Baik, Tuan. Anda jangan khawatir. Saya akan mengurus semuanya,” ucap Vicky meyakinkan Mark yang kini terlihat murka melihat Marsha yang dengan sengaja memberi pengumuman seperti itu. “Aku ingin pulang, Mark,” lirih Dania menatap Mark dengan tangan mengepal erat menahan malu. Sebab semua mata kini tertuju padanya. Mark menghela napasnya dengan panjang lalu menggenggam tangan Dania. Punggungnya tegap menatap semua tamu yang kini tengah berbisik-bisik membahas tentang Dania. “Tuan Mark. Apa itu benar? Mengapa Anda memilih wanita seperti itu?” tanya salah satu tamu yang menghampirinya. Dan beberapa pertanyaan yang mengintimidasi Dania seolah-olah Dania tidak layak menjadi istri seorang Mark. “Maaf, kami harus pulang.” Mark menarik tangan Dania dan meninggalkan tempat itu. Ia tak ingin semuanya menjadi kacau apabila tetap berada di sana. Sesampainya di rumah, Dania segera berlari ke dalam, meninggalkan pintu terbuka begitu saja. Suara langkah kakinya yang terburu-buru bergema di sepa

    Last Updated : 2024-08-31
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 19: Menemukan Senjata

    Vicky menaruh ponselnya begitu Mark menutup panggilan itu di saku celananya lalu dengan cepat menghampiri Marsha yang berdiri dengan angkuh seolah apa yang dia katakan tadi suatu fakta yang harus semua orang tahu. “Nona Marsha,” panggilnya dengan suara rendah namun berbahaya, nyaris seperti geraman dari seekor binatang buas yang sedang marah.Marsha menoleh, dan sejenak senyumnya memudar ketika melihat Vicky, tapi ia segera memasang wajah dingin dan angkuh, seperti lapisan es yang menutupi kegelapan hatinya.“Siapa kau?” tanya Marsha seraya menatap pria di hadapannya ini dari atas sampai bawah. Ada nada meremehkan dalam suaranya, namun di matanya tersirat ketidaknyamanan yang halus.Vicky menatap Marsha dengan tatapan tajam, seperti sebuah pisau yang siap menghujam. "Aku hanya akan mengatakan ini sekali," katanya, suaranya rendah namun penuh dengan ancaman yang tersirat. Setiap kata yang keluar dari mulutnya bagaikan gemuruh halilintar yang siap menyambar kapan saja."Kau tahu betul s

    Last Updated : 2024-08-31
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 20: Takut Membuat Reputasi Mark Hancur

    Di ruangan yang sunyi, hanya diterangi oleh cahaya redup dari lampu meja yang temaram, suasana terasa begitu mencekam, seolah-olah dinding-dinding pun turut menahan napas mendengarkan suara tangisan yang mulai mereda. Dania duduk bersandar di sofa dengan mata yang bengkak dan merah akibat tangis yang tak henti-hentinya sejak mereka meninggalkan pesta. Gaun malamnya, yang semula begitu elegan, kini tampak kusut dan berantakan, seperti sisa-sisa kemewahan yang terkoyak oleh emosi yang meluap-luap. Isak tangisnya kini berubah menjadi sesenggukan halus yang menyedihkan, menciptakan irama tersendiri di tengah keheningan yang menggantung.Mark memandanginya dari kejauhan, wajahnya tertutup bayang-bayang yang dilemparkan oleh lampu. Ia menunggu momen yang tepat untuk mendekati istrinya, menimbang-nimbang kata-kata yang akan diucapkan, sadar bahwa setiap kata yang salah bisa menjadi bara api yang akan memperparah luka. Akhirnya, ketika melihat Dania mulai tenang, ia melangkah perlahan ke a

    Last Updated : 2024-09-01
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 21: Masalah Semakin Runyam

    Mark menaikan alisnya mendengar pertanyaan dari istrinya itu. Mata birunya menatap Dania dengan penuh ketenangan, berusaha meyakinkan istrinya yang masih terlihat rapuh dan cemas.“Dania, jangan pikirkan hal itu lagi,” ujarnya dengan suara yang lembut namun penuh ketegasan. “Aku bisa mengatasinya. Ini bukan pertama kalinya aku harus menghadapi rumor dan gosip seperti ini. Percayalah, ini tidak akan mempengaruhi reputasi atau nama baikku. Semua ini hanya sementara. Mereka tidak berhak ikut campur dalam urusan pribadiku.”Dania mengangguk pelan, meski hatinya masih dipenuhi dengan kekhawatiran. Dia tahu Mark adalah pria yang kuat dan tangguh, tetapi fitnah yang dilontarkan Marsha terasa begitu menghancurkan, seperti pisau tajam yang menusuk tanpa ampun.Namun, ia mencoba untuk percaya pada suaminya, mencoba untuk menggantungkan harapan pada kata-kata meyakinkan yang keluar dari mulutnya.“Tidurlah. Sudah malam.”“Memangnya kau mau ke mana?” tanya Dania setelah Mark memintanya untuk tidu

    Last Updated : 2024-09-01
  • Terjerat Cinta CEO Dingin    Bab 22: Sebaiknya Akhiri Saja Pernikahan Kita

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Cahaya matahari yang lembut mulai menyusup di antara tirai jendela, menerangi kamar tidur yang nyaman. Dania membuka matanya perlahan, merasa berat karena tidur yang tak tenang. Ponselnya berdering tanpa henti di sampingnya, suara getarannya mengusik ketenangan pagi itu. Dengan enggan, ia meraih ponselnya, mata masih setengah tertutup. “Halo?” suaranya serak, mencerminkan sisa-sisa kelelahan yang masih menggantung.“Halo, Dania. Apa kau sudah melihat berita sejak semalam? Kau sedang menjadi pembicaraan hangat di media, Dania!” suara Maia di seberang terdengar penuh dengan kepanikan dan keterkejutan.Sontak Dania terbangun dari tidurnya, menyingkap selimut yang membungkus tubuhnya. “Apa? Maksudmu ….” Suaranya mulai menguat, nadanya dipenuhi rasa cemas dan tidak percaya.“Ya. Berita tentang siapa dirimu yang menjadi istri seorang Mark. Kau difitnah sebagai wanita murahan. Oh my God!” Maia terdengar sangat shock, suaranya nyaris bergetar saat membe

    Last Updated : 2024-09-01

Latest chapter

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 236: Usiamu sudah Tua

    Malam itu suasana rumah terasa hangat, tetapi sedikit riuh dengan suara percakapan yang mengisi ruang tengah.Clara masih berdiri di tempatnya, tangan terlipat di dada dengan ekspresi serius yang belum juga memudar.Di depannya, Mark hanya bisa menghela napas, mencoba memahami sikap putrinya yang tampaknya tak mau mundur.“Tidak! Biarkan Mommy saja yang peduli padamu,” ujar Clara dengan nada tegas, matanya menatap tajam ke arah ayahnya. “Untuk saat ini, aku sedang ingin memarahimu.”Mark mengerucutkan bibirnya, berpura-pura kesal sambil mengembungkan pipinya seperti anak kecil. Namun, di dalam hatinya, ia tidak benar-benar marah.Ia tahu Clara sedang meluapkan emosinya, dan sebagai seorang ayah, ia memilih untuk bersabar. Toh, ia pun pernah berada di posisi Clara—jatuh cinta dan begitu peduli pada seseorang.Mark pun hanya menghela napas dan mengangkat tangan seolah menyerah. “Baiklah, Tuan Putri. Daddy akan menerima semua kemarahanmu dengan lapang dada,” ujarnya dengan nada bercanda,

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 235: Memarahi Mark

    “Apa kau belum makan siang?” tanya Clara dengan nada lembut, tetapi ada kekhawatiran yang terselip di sana.Clara duduk berhadapan dengan Stevan, mengamati dengan penuh perhatian bagaimana pria itu begitu lahap menyantap makan siangnya.Wajah Stevan tampak sedikit lelah, tetapi matanya masih bersinar, mencerminkan semangat yang tak pernah luntur.Clara melirik jam di pergelangan tangannya. Jarum pendek sudah menunjuk angka dua, dan ia mengerutkan dahi kecilnya.Stevan, yang tengah sibuk dengan suapan nasi dan lauk di hadapannya, mendongak sejenak. Bibirnya membentuk senyum cengengesan khasnya.“Lebih tepatnya, belum makan sejak pagi tadi,” jawabnya santai. Ia kemudian mengusap mulutnya dengan tisu sebelum melanjutkan.“Aku lupa sarapan karena harus mengikuti meeting dengan ayahmu. Jadi, aku baru sempat mengisi perutku sekarang.”Clara mendesah pelan, matanya menatap Stevan dengan sedikit protes. “Bisa-bisanya kau bekerja dengan perut kosong. Memangnya otakmu bisa konsen?” tanyanya, me

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 234: Kejutan untukmu

    Clara duduk di bangku taman kampus, mengerutkan kening sambil menatap layar ponselnya yang sudah redup sejak tadi. Pesannya ke Stevan tak juga mendapat balasan. Ia melirik jam di sudut layar: pukul satu siang. Waktu sudah mepet, dan dalam satu jam lagi ia harus pulang.“Ke mana Uncle Stevan?” gumam Clara sembari mengetuk-ngetukkan jemarinya ke layar ponsel. Ia menggigit bibir bawahnya, kebiasaan lamanya saat merasa gelisah. “Tumben sekali pesanku belum dia balas.”Ia bersandar di bangku dan memandangi awan yang berarak di langit. Kecurigaan mulai merayap di benaknya.“Sepertinya Daddy mulai membuat Uncle Stevan sibuk. Bisa-bisanya sudah pukul satu dan dia belum juga online,” keluhnya, memicing curiga. Ia tahu betul bagaimana ayahnya selalu menyeret Stevan ke dalam urusan kantor, bahkan di luar jam kerja.“Clara?” Sebuah suara laki-laki yang lembut namun tegas menyapanya, memecah lamunannya.Clara mengangkat kepala, mendapati Matthew berdiri beberapa langkah darinya. Pemuda itu terseny

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 233: Tetap Menjadi si Periang di Mata Stevan

    “Kau serius, akan menikah dengan Uncle Stevan?” tanyanya tiba-tiba, memecah keheningan.Clara menoleh, menatap Samuel dengan alis terangkat. “Kenapa?” tanyanya santai sambil meniup perlahan kukunya agar cepat kering.“Kau takut media mempermasalahkannya? Bukankah mereka sudah tahu yang sebenarnya?”Samuel menghela napas kasar, berjalan masuk dan menjatuhkan tubuhnya di kursi dekat meja rias Clara.“Tidak. Aku tidak mempermasalahkan itu,” ucapnya dengan nada datar. “Justru aku bingung, kenapa Uncle Stevan bisa mencintai wanita aneh sepertimu.”Clara sontak menyunggingkan senyum sinis. Ucapan Samuel selalu punya cara untuk membuat darahnya naik, meskipun ia tahu itu hanya cara Samuel menggoda.“Kau ingin tahu jawabannya, Sam?” Clara meletakkan kuas kuteksnya, menatap Samuel dengan ekspresi penuh tantangan.“Coba menjalin hubungan, biar kau tahu bahwa cinta itu nyata!” sengalnya dengan nada yang sengaja dibuat menusuk.Samuel malah mengangkat bahu, seolah tidak terpengaruh sedikit pun. “

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 232: Status Baru

    Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan suasana pesta yang digelar untuk menyambut Stevan sebagai CEO baru Kv’s Group semakin meriah.Aula megah itu dipenuhi tamu-tamu berpakaian formal, dengan gelas-gelas anggur yang berkilau di bawah cahaya lampu kristal.Denting piano dari sudut ruangan menciptakan suasana elegan, sementara obrolan dan tawa memenuhi udara.Stevan berdiri di salah satu sisi ruangan, dikelilingi oleh beberapa eksekutif perusahaan yang memberikan ucapan selamat kepadanya. Wajahnya tetap tenang, meski malam itu sebenarnya menguras banyak energi emosinya.“Congrats, Uncle. Kau berhak mendapatkan ini semua,” suara Samuel memecah pikirannya. Pemuda itu menepuk pundaknya dengan senyum percaya diri yang khas.Stevan menoleh dan mengulas senyum kecil. “Terima kasih, Sam. Fokus belajar, kau harus masuk universitas terbaik untuk menggantikan posisi ayahmu suatu hari nanti.”Samuel menyeringai kecil, matanya memancarkan keyakinan. “Mudah bagiku, Uncle. Bahkan saat ini

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 231: Rapat Pimpinan Kv's Group

    “Setelah delapan belas tahun lamanya Kv’s Group berada di bawah naungan Tuan Mark Louis Evander,” ujarnya, menghentikan kalimatnya sejenak untuk memberi waktu pada hadirin yang kembali bertepuk tangan.“Kita semua mengakui dan sangat mengagumi keberhasilan yang telah beliau berikan pada Kv’s Group. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan ini tidak hanya bertahan tetapi berkembang menjadi salah satu konglomerasi terbesar di dunia.”Suasana ruang rapat utama Kv’s Group dipenuhi oleh para jajaran eksekutif, investor, dan awak media yang sudah siap dengan kamera dan mikrofon.Sorotan lampu terang menerangi podium yang berdiri megah di tengah ruangan, tempat Mark Louis Evander berdiri dengan karisma khasnya, tersenyum tipis di tengah riuh tepuk tangan yang membahana.Seorang pembawa memulai pidato dengan suara yang lantang dan penuh wibawa.Mark mengangguk pelan sebagai tanda terima kasih, tetapi senyumnya tidak memudar sedikit pun.Pembawa acara melanjutkan, “Karena beliau telah mendapatkan

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 230: I have Something for You

    Stevan berdiri di samping mobilnya, melipat lengan di depan dada sambil mengamati gerbang megah kampus tempat Clara menuntut ilmu.Langit sore mulai memerah, memberikan nuansa hangat yang kontras dengan suasana hatinya yang tengah diliputi beragam pikiran. Langkah cepat Clara yang mendekatinya menariknya kembali ke kenyataan.“Sudah lama, menunggu?” tanya Stevan seraya melirik ke arah wanita muda itu.Clara mendengus kecil, kedua tangannya terlipat di dada, matanya menatapnya tajam. “Ya! Setengah jam lamanya aku menunggumu, Uncle!” protes Clara dengan nada setengah manja, bibirnya mengerucut seperti anak kecil yang sedang merajuk.Stevan hanya terkekeh menanggapi. Dengan lembut, ia mengusap pucuk kepala Clara, membuat rambut panjangnya sedikit berantakan.“Maafkan aku. Jalanan macet,” balasnya dengan nada menggoda.Clara mendengus lagi, tapi kali ini dengan nada menyerah. “Huh, alasanmu selalu macet.”Setelah itu, keduanya masuk ke dalam mobil. Stevan memutar kunci, dan suara mesin ya

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 229: Sebuah Keputusan Besar

    Gedung Kv’s Group berdiri megah dengan desain modern nan elegan, mencerminkan kesuksesan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.Di salah satu ruangan di lantai tertinggi, Stevan duduk di hadapan Mark, kakaknya, yang kini memimpin perusahaan itu.Di tangannya, sebuah dokumen tebal dengan kop surat resmi Kv’s Group tampak mencolok. Wajah Stevan dipenuhi kebingungan.“Apa ini, Kak?” tanya Stevan, keningnya mengerut saat membaca baris pertama dokumen tersebut. Ia melirik Mark yang duduk tenang di kursinya, dengan ekspresi penuh percaya diri.Mark melipat tangannya di atas meja kaca besar. “Sudah satu bulan lamanya kami berunding untuk posisi CEO di Kv’s Group yang sudah hampir tujuh belas tahun ini masih aku pegang,” katanya pelan namun tegas, menatap adiknya dengan tatapan tajam.Stevan mengangkat wajahnya dari dokumen itu, menatap Mark yang terlihat begitu serius.“Menunggu Samuel masih lama,” lanjut Mark, menyebut nama putra sulungnya. “Mungkin tujuh sampai delapan tahun baru bisa

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 228: Argumen Menggelikan Keluarga Mark

    “Wow! My Dad is amazing!” seru Clara dengan nada ceria yang begitu khasnya, matanya berbinar seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah impian.Ia menggeleng-gelengkan kepala sembari bertepuk tangan, seolah ingin menyambut kabar dari Mark dengan sorak kemenangan.Aura antusiasnya memenuhi ruang itu, melengkapi suasana penuh rencana yang menggantung di udara.“Stevan sudah tahu soal ini, Mark?” tanya Dania, suaranya lembut namun sarat perhatian, sembari menyuapkan anggur hijau ke bibirnya yang merah alami.Matanya menatap Mark penuh rasa ingin tahu, seolah mencari tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh suaminya itu.Mark menggeleng pelan, bibirnya tersungging dengan senyuman kecil yang penuh rahasia. “Belum,” jawabnya santai, sembari melipat kedua tangannya di atas meja.“Aku akan mengumpulkan jajaran terlebih dahulu untuk memberitahu bahwa Kv’s Group akan dipimpin oleh Stevan. Ini akan menjadi kejutan untuknya.”“Well, Dad,” sela Samuel, suara beratnya memotong percakapan s

DMCA.com Protection Status