Setelah sehari Gisella pergi, Cley melayangkan surat cerai pada Wiliam. Namun, surat itu masihtersimpan rapi di laci paling bawah bawah di ruangan pria itu. la tidak mau membaca ataupunmenandatangani surat tersebut. Meski begitu, Gisella dan Wiliam nyatanya sudah resmi bercerai."Dan kalian bertujuh, silahkan keluar! Kalian tidakada yang jadi dipecat hari ini! Besok datanglahseperti biasa," Arghio membuka suaranya kembalidan berbicara pada para staf yang tadi dipanggiloleh sang putra. Mereka pun mengucapkan terimakasih dan pergi dari ruangan yang mencekam jiwaitu. Sekarang, tinggallah Arghio dan Wiliam saja yang tersisa."Son, sudah berapa kali kubilang. Kontrol emosi dan tindakanmu itu! Jangan hanya karena Cat-""Shut up, dad! Aku tidak ingin mendengar lagitentang apa pun yang berurusan dengan wanita itu. Sekarang fokusku hanyalah dengan pekerjaan dan putraku saja! Aku tidak peduli lagi dengannya!"Wiliam memotong perkataan sang ayah dengancepat. Hati pria itu sudah membek
London, 12 :00 PM"Cilukba!"Ani menutup dan membuka matanya dengantelapak tangan untuk mengajak Arxavie bermain.Bayi tersebut meresponsnya dengan senyuman dan sesekali mengeluarkan suara celoteh ringan khas miliknya. Itu membuat gadis tersebut merasa gemas."Lihatlah, Gisella! Putramu ini sangat lucu sekali!" ujar Ana antusias pada sahabatnya. Namun, tidak ada jawaban sama sekali dari sang empunya. Haltersebut membuat Ana menoleh ke arah Gisella.Ternyata, wanita itu sedang melamun sambilmemandangi ke arah luar jendela. la seperti patung- tak bekedip ataupun bergerak.Ana menghela napasnya kecil. Sudah 2 bulansemenjak Gisella meninggalkan suaminya, wanita itu selalu murung setiap hari. Diajak bicara pun sangat susah karena dirinya selalu tak bisa fokus. Cley sampai menyewa seorang pskiater untuk menangani sang adik. Ya, tapi hasilnya nihil karena Gisella tetap saja begitu."Gisella," Ana akhirnya menghampiri sang sahabat dan menepuk pundanya pelan. Hal tersebut membuat Gisella t
Sementara, wanita yang sedang diomeli itu hanyatersenyum kecil. la memang disukai banyak orangdulu karena sifat baiknya, tapi tidak mungkin, kansemua manusia akan menyukainya terus? Mesti ada saja segelintir orang yang mencobamenjatuhkannya."Jangan membalas perlakuan jahat seseorang dengan kejahatan juga, An. Cukup menunggu Tuhan saja untuk menjalankan karma di dunia ini. Toh, Elly hanya sedang menjalankan amanat dari kakakku saja. Soal ikhlas atau tidaknya dia, tergantung niat dalam hatinya," ujar Gisella menasihati sahabatnya. Namun, Ana hanya berdecak pelan."Lantas, siapa yang akan mengantar anakmu jika dia tidak ingin disentuh orang lain sekarang?" tanyanya beralih topik. Gisella terdiam sejenak, sampai akhirnya...., "Aku sendiri yang akan mengantarnya."Aktivitas Wiliam terhenti seketika saat mendengarsuara ketukan di pintu masuk ruangannya. Lantas,pria itu menyingkirkan sejenak pekerjaannya agarbisa berbagi waktu dengan sang putra. Dengansemangat 45, ia menyuruh seseor
Di sisi lain, terlihat Gisella tengah berlari kecilsetelah keluar dari dalam lift. Sesekali ia mengusapair matanya yang menetes di pipinya. Hatinya serasa ditimpa ribuan ton besi sekarang.Gisella memelankan langkahnya saat hendak keluar dari gedung raksasa milik mantan suaminya itu. Ada perasaan tak rela saat ia ingin melakukan hal tersebut. Entahlah, firasatnya mengatakan bahwa akan ada sesuatu hal yang terjadi padanya. Matanya melirik ke arah sofa yang ada di lobby. Apa aku menunggu di sana saja, ya? Batinnya. Namun, perkataan Wiliam tadi sukses membuat pikirannya berubah. Pria itu tidak suka jika dirinya berada di sini.Pengusiran yang terjadi tadi sudah cukupmenyadarkan Gisella bahwa pria itu sudah membenci dirinya. Wanita itu tersenyum getir sambil melangkah ke luar gedung. Di kehidupan ini, rasanya semuanya sia-sia bagi Viera. Menurutnya, semua hal yang terjadi di sini malah membuat hatinya sakit sendiri. Entah kenapa Gisella yang asli menciptakan dirinya.Di tengah lamunann
Wiliam melirik ke arah jam tangannya. Ternyatasekarang sudah pukul 5 sore. Dengan segera iamembereskan mejanya dan membawa sebagianberkas untuk dikerjakan di rumah. Namun, perasaan tidak enak tiba-tiba melingkupi hatinya. Apalagi Ana juga belum datang ke tempatnya.Apa wanita itu tadi sudah pulang ke rumah dengan selamat, ya? Tanyanya dalam hati. Akan tetapi, Wiliam segera mengenyahkan pikiran tersebut. la tidak mau merasa khawatir ataupun memperhatikan mantan istrinya lagi. Hubungan mereka berdua sudah usai.Tiba-tiba, tangisan Arxavie terdengar kencang.Wiliam segera menghentikan aktivitasnya danmenghampiri sang putra. Lalu, pria itu meraihnya ke dalam gendongannya."Sstt, ssstt! Tenanglah baby boy. Sebentar lagi,aunty-mu akan datang menjemputmu. Kau sudahmerindukan mommymu, ya?" tanyanya pada Arxavie yang masih menangis. Namun, percuma saja. Bayi mungil tersebut tidak mengerti tentang apa yang tengah ia katakan.Wiliam mencoba menimang-nimang putranyasambil menepuk pantatnya
Hal tersebut membuat Gisella mengepalkantangannya. Telapak tangannya memegang erat tali yang mengikatnya. Dengan sekuat tenaga, iamencoba melepaskan benda tersebut tanpasepengetahuan dari Prili. la sampai tidak bisafokus dengan apa yang tengah dibicarakan olehwanita ular tersebut.Emosi Prilli mulai tersulut karena mengetahui Gisella tidak mendengarkannya. Kemudian, tanganlentinya itu menarik rambut indah milik wanita itukuat-kuat. Bahkan saking kuatnya, ada banyak helai rambut yang rontok ke lantai.Gisella mencoba menahan sakit dan perih dikepalanya. la menggigit pipi bagian dalamnya sendiri supaya tidak sampai berteriak. Baginya, teriakannya itu adalah suara kemenangan untuk Prilli. Dan dirinya tak akan membiarkan hal itu terjadi."Ah, tampaknya aku kurang keras dalammenyiksamu. Baiklah kalau begitu. Kau sendiri yangmemaksaku untuk menggunakan cara kejiselanjutnya," ujar Farrah yang tiba-tiba membawasebuah cambuk panjang di tangannya. Tanpa aba- aba, wanita itu mengarah
Gara-gara novel yang dibelikan oleh bibinya 2 minggu lalu, Gisella jadi tidak mood untuk melakukan hobinya itu lagi. Awalnya, gadis pendiam dan pemalu itu membacanya dengan santai dan sepenuh hati. Akan tetapi lama-kelamaan, adegan yang ada di dalam novel berjudul "Giselle" yang sama dengan namanya itu membuat suasana hatinya memburuk! Alur ceritanya sama dengan novel pada umumnya, tentang percintaan. Lebih tepatnya, kisah cinta Gisella almaira yang menikah dengan Wiliam Kusuma dari hasil perjodohan perjodohan. Hanya saja yang membedakan adalah jalan cerita dan karakter tokohnya yang agak-agak.Wiliam yang berhati dingin dan tempramental, kerap menyiksa Gisella' dengan kata-kata pedas. Bahkan, main fisik. Alasannya? William ingin istrinya merasa tersiksa hingga meminta pisah.Demikian, Wiliam bisa menikahi sang pujaan hati.Sayangnya, Gisella tidak ingin melakukan hal tersebut karena dirinya mencintai Wiliam dengan tulus dan bertekad untuk membuat pria itu mencintainya.Suatu har
Harusnya Gisella hidup di dunia nyata, bukan fiksi. Harusnya dia hidup dengan takdir realita yang diatur Tuhan, bukan oleh pengarang. Harusnya, harusnya, harusnya! Bagaimana nasibnya nanti? Disakiti oleh suaminya sendiri dan diselingkuhi. Air mata Gisela pun luruh seketika. Jika memang Tuhan memasukkannya ke dunia fiksi, setidaknya biarkan jiwanya masuk ke karakter bahagia, bukan mati dengan tragis. Sama saja dirinya menukarkan kebahagiannya di dunia nyata hanya untuk masuk ke dalam dunia fiksi yang penuh kesengsaraan ini. Apakah dia bisa merubah alur cerita ini? Apakah dia bisa berbuat sesuka hati di sini?Cukup lama dia merenung, hingga akhirnya, Gisela pun berdiri. Menurutnya,tidak ada gunanya jika menangisi takdir saat ini. Dirinya sendirilah yang meminta tadi, kan? Sekarang yang bisa dia lakukan hanyalah bertahan hidup di sini. "Aku harus bisa bertahan di sini. Aku masih bisa untuk mengubah takdir Gisella Almaira, kan? Tunggu saja, akan kupastikan raga ini dan jiwaku hidup de