Share

4. First Love

Penulis: Unknown24
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lilyana sudah beranjak dewasa ketika masa SMA tiba, Lilyana merasakan yang namanya jatuh cinta. Wijas merupakah laki-laki berkulit sawo matang, berhidung mancung dan berkaca mata. Ia sering menanyakan tentang Lilyana kepada Adawiyah—temannya.

"Lily, itu loh Wijas nanyain kamu terus," celetuk Adawiyah ketika sedang berjalan bersama Lily menuju rumah. 

Lilyana hanya menundukkan kepalanya. "Ngapain nanyain aku?" tanya Lily.

"Kayanya dia naksir kamu deh," rayu Adawiyah. "Itu loh orangnya yang pakai motor beat biru." Adawiyah mengarahkan kepala Lily ke arah Wijas yang sedang menyetir motonya, dan melewati mereka sambil tersenyum.

"Tuh kan senyum." 

"Ya kan biar kelihatan sopan aja," celetuk Lily.

"Eh mana ada senyumnya sampe manis gitu." 

Lilyana hanya bisa terdiam. Lilyana merupakan orang yang serba tidak enakan, meskipun ia beberapa kali di pandang sebelah mata, tetapi Adawiyah selalu menemaninya, ia teman dekat Lily dari awal masuk SMA. Pulang pergi selalu bersama jalan kaki, bersenda gurau sekadar menceritakan kekonyolan diri sendiri. Meskipun Lily dekat dengan Adawiyah untuk masalah pelecehan yang pernah ia alami tidak pernah ia ceritakan kepada siapapun. Baginya sangat sulit bercerita hal yang tabu itu.

Rumah Lilyana dan Adawiyah sangat dekat hanya beda blok komplek saja. Setelah terdapat di perempatan mereka pun berpisah menuju rumah masing-masing. 

***

Besok harinya Lilyana terlambat masuk sekolah karena semalam begadang menonton film kesukaannya. Lilyana dibariskan oleh guru piket. Sementara Wijas pun ada di barisan siswa yang terlambat.

'Bukannya itu ya yang namanya Wijas?' tanyanya dalam hati.

"Kamu siapa namanya?" tanya guru piket kepada laki-laki yang memakai kaca mata.

"Wijas, Pak." 

"Kamu bersih-bersih halaman ya sama kamu yah." Guru menunjuk ke arah Lilyana.

Lilyana dan Wijas membersihkan halaman dengan menyapu daun yang kering dan plastik yang berserakan.

"Kamu Lily kan," tanya laki-laki tersebut.

"Iya, kita sekelas ya," tanya Lily.

"Emang kamu nggak kenal aku?"

"Nggak, maaf ya." Lily tersipu malu.

"Iya nggak papa."

Mereka bergotong royong membersihkan halaman, Lily memasukkan sampah yang ada di lantai sementara Wijas menahan tong sampah untuk bisa Lily masukkan  ke dalamnya.

Selesai membersihkan halaman mereka menuju kelas, Wijas berjalan duluan dan disusul oleh Lily. Pada saat mereka masuk kelas terlihat siswa bercampur dan berkelompok.

"Kalian berdua masuk ke kelompok tujuh ya. Ayo cepetan kalian sudah telat," papar guru biologi.

"Tumben kamu telat, Ly?" tanya Adawiyah kepada Lilyana.

"Iya nih, aku bangun kesiangan." Lilyana berbisik kepada Adawiyah.

"Kok bisa pas banget sama Wijas lagi," rayu Adawiyah.

"Suttt …."

Tiba-tiba Wijas mendekati Lilyana. Dan memberikan secarik kertas.

[Lily, boleh aku minta nomor telepon kamu?]

Setelah Lily membacanya ia tersenyum ke arah Wijas dan menganggukan kepala. Lalu, Lily menuliskan nomor teleponnya.

"Terima kasih," bisik Wijas.

Sementara Adawiyah menyikut Lilyana dan menggodanya sambil senyum-senyum. Lilyana tersipu malau hingga pipinya kemerahan.

Pulang sekolah Lilyana dan Adawiyah sedang berjalan kaki menuju rumahnya. Lewatlah Wijas sambil tersenyum kepada Lilyana.

***

Sampai di rumah Lilyana membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil memandang langit-langit. Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi satu pesan masuk.

[Assalamualaikum, Hai Lily, ini aku Wijas, save nomorku ya.]

Lilyana yang pemalu justru bingung menanggapi pesan masuk itu, lalu Lily hanya mendiamkannya. 

[Lily lagi apa? Apa aku ganggu kamu?]

Pesan dari Wijas kembali masuk ke telepon Lily. Lily mulai mengetik balasan untuk Wijas.

[Aku lagi diem aja. Gak ganggu kok.] Balas Lily

"Lily, sini sebentar." Terdengar teriakan Hertawan memanggil Lily.

"Iya, Ayah," balas Lily.

"Ada apa, Ayah?" tanya Lily.

"Tolong belikan terigu 1kg, telur 1 kg dan gula 1 kg ke warung Ceu Mala yah." Hertawan memberikan uang kepada Lily untuk membayar belanjaannya nanti.

Lily pergi ke warung Ceu Mala lumayan agak jauh, tetapi masih bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 10 menit dari rumahnya. 

Sampai di warung Ceu Mala.

"Punten, punten," teriak Lily yang terlihat warungnya sepi.

"Iya, eh … ada Lily, mau beli apa?" sapa Ceu Mala.

"Mau beli terigu 1kg, telur 1kg sama gula 1kg."

"Mau buat kue ya? Pak Hertawan kan jago masak," tanya Ceu Mala.

"Nggak tahu, Ceu. Lily cuman disuruh beliin aja." 

Sementara Ceu Mala memasukkan belanjaan Lily ke dalam plastik, terdengar suara motor berhenti tepat di depan warung Ceu Mala. Laki-laki itu membuka kulkas berisi minuman, lalu ia mengambil minuman isotonik.

"Ceu ini uangnya." Laki-laki tersebut memberikan uangnya ke Ceu Mala. Lalu Ceu Mala meraihnya.

"Sebentar yah, Lily." 

"Oh iya, Ceu," jawab Lily.

"Eh, Lily." 

Lilyana mengarahkan kepala dan pandangannya ke arah suara yang memanggilnya. Lilyana tersenyum kepadanya.

"Rumah kamu daerah sini?" tanyanya.

"Iya."

"Oh, kebetulan banget dong ya. Aku sering futsal di daerah sini," paparnya.

"Ini Lily belanjaannya dan kembaliannya ya." Ceu Mala memberikan plastik belanjaannya ke tangan Lily.

"Ini kembaliannya untuk aa ganteng ya," ray Ceu Mala sambil memberikan kembalian kepada laki-laki tersebut.

"Wijas, aku duluan ya." Lilyan berpamitan.

"Iya, hati-hati." 

Ternyata laki-laki tersebut adalah Wijas, Wijas memang sering bermain futsal bersama teman-temannya di daerah Lily tinggal. Sementara Wijas mengendarai sepeda motornya kembali dan pulang ke rumahnya. Pada saat Wijas mengirimkan pesan kepada Lily, Wijas berada di tempat futsalnya.

Wijas sangat menyukai Lily, bahkan ia sering menanyakan Lily kepada Adawiyah.

Lilyana wanita lugu, polos dan pemalu, Wijas menyukainya. Rambut panjang Lily yang selalu terurai, tundukkan matanya apabila bertemu dengan laki-laki semakin membuat Wijas penasaran kepada Lilyana. Mungkin baginya ini cinta pertamanya, hadir begitu saja.

***

Keesokan harinya Wijas sengaja menunggu Lilyana di warung Ceu Mala, Wijas sangat yakin Lilyana akan melewati jalan itu menuju sekolah. Ternyata betul dugaan Wijas, tak selang lama Lilyana berjalan.

"Lily …," teriak Wijas.

"Eh, Wijas. Kok kamu ada di sini?" tanya Lilyana.

"Iya, aku ada perlu ke daerah sini."

"Oh gitu."

"Yuk, kita ke sekolah bareng." Wijas menawarkan diri berangkat sekolah bersama.

"Tapi, aku udah janji sama Adawiyah mau berangkat bareng," jawab Lilyana.

"Masalah Adawiyah nanti aku yang bilang. Yuk berangkat nanti takut telat, kita sapu-sapu halaman lagi aduh …." Wijas menyalakan sepeda motornya. Sementara Lilyana tertawa mendengar perkataan Wijas, dan akhirnya Lilyana menerima tawaran Wijas.

Selama perjalanan Wijas dan Lilyana hanya berdiam diri, mereka merasakan aura panas asmara, berdegup kencang jantung mereka. Lilyana mulai merasakan benih suka kepada Wijas, entah dengan pertemuan yang tidak disangka menjadikannya semakin dekat.

Ada ketakutan pada diri Lilyana, tetapi ia mencoba mungkin tidak setiap laki-laki itu sama. Meskipun ia pernah mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari laki-laki dengan pelecehan yang sama. Namun, Lily berharap itu tidak terulang lagi. 

'Apa salahnya mencoba, Ly," batinnya berbicara.

***

Bersambung

Bab terkait

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   5. Berpacaran

    [Ly, maukah kamu menjadi pacarku?]Pesan itu masuk ke telepon genggam Lilyana, pesan dari Wijas yang bermaksud menanyakan apakah Lilyana bersedia menjadi pacarnya? Namun, Lily begitu polos justru bingung jawaban apa yang harus dijawab. Lilyana mondar mandir di area kamarnya, dari jendela ke pintu kamarnya, sesekali ia melihat cermin dan bermonolog, 'Apa aku tolak aja? terlalu cepat jika aku harus mengatakan iya. Aku baru mengenal Wijas satu bulan.' Lilyana kembali berjalan sambil menekuk kedua tangannya di pinggang kemudian tangan kanan menyentuh bibir, 'Aduh aku bingung nih? apa aku tanya Adawiyah aja ya? oh jangan-jangan, aku nggak mau Adawiyah ngeledek.' Lilyana sibuk dengan pikirannya, sementara telepon genggamnya kembali berdering, Lilyana kaget hingga menggemingkan dirinya, dilihat Wijas menelponnya. 'Aduh Wijas telpon lagi, angkat nggak ya?' Berulang kali telepon genggamnya berdering, akhirnya Lilyana memutuskan untuk mengangkat telepon dari Wijas.[Hallo, Ly.]Mendengar panggi

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   6. Kencan

    Pagi yang begitu cerah, matahari bersinar tanpa terlambat sedetikpun, Lily membuka jendela ia melihat hamparan persawahan indah nan hijau, ia sesekali menghembuskan napas di udara sangat sejuk sekali. Seperti biasa setiap bangun tidur Lily membereskan tempat tidurnya, kemudian menyapu seisi rumah, mengepel, lalu mencuci piring. Hari ini Lily begitu bersemangat, dilakukan semua pekerjaan rumah dengan begitu cepat. Semua sudah selesai, Lily mencuci tangannya. "Lily ayo sarapan?" Hertawan memanggil Lily. Lily pergi ke tempat meja makan, semua sudah berkumpul di sana. Dalam keluarga Lily setiap makan harus bersama-sama, selama makan sangat jarang ada obrolan, mereka hanya fokus pada makanan. Selesai makan mereka akan mencuci piringnya masing-masing. Usai makan Lily cepat-cepat ke kamar, ia memilih baju yang akan ia kenakan, beberapa baju ia coba di depan cermin, dirasa tidak ada yang pas, ia terus berlenggok, 'Aduh pakai baju apa nih?' Lily frustasi dan ia membanting tubuhnya ke kasur.

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   7. Ulang Tahun yang Berkesan

    'Ah kenapa aku tadi marah sam Wijas? aku harus minta maaf atas sikapku yang tiba-tiba dingin.' Lily bergumam.***Seperti biasa Wijas menunggu Lily di warung Ceu Mala. Wijas menyambut Lily dengan senyuman paling indah, Lily mendekat dengan jarak yang hanya beberapa senti saja. "Wijas maafkan aku kemarin." Lily berucap pelan kemudian menundukkan kepalanya"Nggak, papa. Yuk kita berangkat." Lily dan Wijas berangkat ke sekolah.Setiap hari menjadi rutinitas baru bagi Lily dan juga Wijas, Wijas menjemput Lily, pulang sekolah mengantarkan Lily. Pada saat jam istirahat mereka menghabiskan bersama entah itu makan di kantin, membaca buku di perpustakaan, atau ngobrol santai di bawah pohon rindang belakang sekolah. Bagi Lily dan Wijas sekolah merupakan tempat mereka bertemu, karena setiap libur Lily sangat sudah diajak main ataupun liburan. Wijas tidak masalah dengan hal itu, bagi Wijas bertemu setiap hari di sekolah sudah sangat cukup.***Enam bulan mereka berpacaran, 24 maret merupakan har

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   8. Rencana Kejutan

    Wijas mendekati meja Lily, Adawiyah mengerti dengan adanya Wijas, ia berdiri lalu menyuruh Wijas duduk. Adawiyah memotong kue tersebut, sementara Wijas mengambil potongan kue dan menyuapi Lily, Lily dengan tampak malu membuka mulutnya perlahan dan menggigit kue tersebut lalu ia mengunyahnya."Nih yang mau kue merapat!" teriak Adawiyah.Mereka menyerbu kue yang telah dipotong Adawiyah, lalu mereka membubarkan diri, ada yang ke kantin, ke toilet untuk mengganti baju olah raga.***Jam 05.25 WIB Wijas bersiap, ia telah mengenakan helm, lalu ponselnya berdering, Wijas merogoh ponsel yang ada di saku celananya lalu menekan tombol jawab dan ia sengaja menaikkan suara telepon tersebut agar ia tidak melepas helm yang sudah ia kenakan."Ya, ada apa lagi?" tanya Wijas."Kamu hapal kan jalannya? nanti kamu nyasar lagi?" Adawiyah balik bertanya kepada Wijas."Iya hapal kok. Ke komplek Asri kan yang jalannya itu banyak persawahan sama pabrik?" Wijas bertanya memastikan."Iya. Kamu sudah pesan konf

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   9. Luka di Hari Ulang Tahun

    Lilyana yang mendengarkan cerita Wijas tadi begitu menyimak dengan baik, ia menyeka air matanya. "Loh kenapa kamu nangis?" tanya Wijas kaget melihat kekasihnya itu menangis tiba-tiba. "Ka-mu nggak perlu berlebihan," ucap Lilyana terbata-bata. "Oh, sayang nggak papa. Demi membahagiakan kamu." Wijas mengelus puncak kepala Lilyana. "Jantungku hampir saja copot lihat kamu berantem sama Pak Doni, keadaan kamu berantakan sekali sedih tahu." Lilyana memalingkan mukanya. "Cup cup cup. Maafkan aku, sebetulnya yang harus disalahkan itu Adawiyah dan Reza. Mana tuh anak dua." Reza dan Adawiyah yang sedang asik memakan kue tiba-tiba saling menatap Wijas dan Lilyana, Adawiyah mulutnya masih saja mengunyah tertawa mendengar ucapan Wijas. "Tapi kan sukses kejutannya," tutur Adawiyah. "Kenapa si kamu ngasih alamat toko kue di Komplek Asri? Nggak ada yang lain napa?" cecar Wijas kepada Adawiyah. "Ya kamu yang salah seharusnya dari kemarin kamu beli kuenya. Eh tahu nggak Wijas hampir saja lupa

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   10. Berdebat

    Lilyana tidak tahan, ia langsung berlari ke kamarnya, ia menangis tersedu, ia melemparkan tubuhnya ke atas kasur lulu bangkit dan duduk. 'Sial, kenapa aku nggak kepikiran buat ngecek ponselku di kantin. Kalau aku tahu ponselku mati, aku bisa kirim pesan lewat Adawiyah,' kesal Lilyana.'Kenapa di hari ulang tahunku saja ayah tidak memberi aku pengecualian untuk memarahiku?' Lilyana menangis, ia memukul bantal kemudian ia banting.Sementara, Sarinila yang mendengar kegaduhan di ruang tamu."Ada apa?" tanya Sarinila kepada Hertawan."Itu anak makin ke sini jadi sering ngejawab kalau dibilangin!" Hertawan menghembuskan napasnya kasar."Lilyanan sudah pulang?" tanya Sarinila."Iya, siapa lagi yang pulang?" lanjutnya kesal, ia menjulingkan matanya sinis ke arah Sarinila.Akhir-akhir ini Sarinila sudah mulai peduli dengan keluarganya terhadap anak-anaknya, kali ini dia sedang mencoba agar merekatkan keluarga."Udah jangan marah-marah teru, Yah. Inget umur ah." Sarinila menuntun Hertawan aga

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   1. Jatuhnya Talak

    Malam itu hujan begitu deras mengguyur kota. Sementara di tengah sepinya jalan terlihat gadis menyegerakan langkahnya—tertunduk sambil menangis menyaingi rintiknya suara hujan. Sesekali gadis itu melirik ke belakang, ‘Masih belum ada ternyata’. Ucapan dalam batinnya terus terulang, ia mengharapkan kedatangan seseorang, menyusulnya dan mengatakan maaf. Namun, ternyata ia tidak kunjung datang. Jarak menuju tempat yang ia tuju sangat jauh, tetapi rasa sakit membuatnya ia tidak berpikir bahwa mustahil untuk melewatinya. Tidak ada kata lelah, ia hanya berpikir perasaan saat ini yang membuat lelah itu hanya biasa saja. Beberapa tanjakan sudah ia lewati, jalanan sepi ia anggap ah biasa aja, sampai ia melewati pemakaman pun ia berani, padahal jika ia keadaan sadar mana berani berjalan sendirian dalam gelapnya malam beserta rintiknya hujan.Hati yang sudah ia titipkan untuk bisa dijaga dengan setia malah dihancurkan, diremuk begitu saja, padahal ia sudah melewati cobaan yang suram, bentangan

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   2. Lilyana del Putri

    Masa kecilmu merupakan cerminan didikan yang akan kamu tanam untuk anak-anakmu, itulah yang cocok untuk keluarga Hertawan.Lilyana del Putri, nama yang diberikan orang tuanya—Hertawan dan Sarinila orang tuanya, penuh arti bahwa gadis kecilnya akan tumbuh bak bunga, menjadi gadis periang seperti anak putri raja. Lily merupakan anak pertama dan memiliki dua adik—laki-laki dan perempuan.Lilyana gadis yang dipanggil Lily itu ternyata penuh dengan rahasia. Bertahun-tahun ia simpan rapat rahasia masa kecilnya sampai ia bertemu dengan dosen akhirnya mereka saling mencintai yang pernah menikahinya. Kini dia sudah di talak, menjadi gadis janda, meski hanya segelintir orang tahu bahwa ia pernah menikah. Lilyana adalah gadis yang penuh teka-teki hidupnya. Orang yang mengenalnya tidak sepenuhnya tahu, bahwa ada masa lalu yang tidak bisa lepas dari cengkraman memorinya.****Lima belas tahun yang lalu, saat Lily berusia delapan tahun—bersekolah kelas dua SD. Lily dididik oleh ayahnya dengan begi

Bab terbaru

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   10. Berdebat

    Lilyana tidak tahan, ia langsung berlari ke kamarnya, ia menangis tersedu, ia melemparkan tubuhnya ke atas kasur lulu bangkit dan duduk. 'Sial, kenapa aku nggak kepikiran buat ngecek ponselku di kantin. Kalau aku tahu ponselku mati, aku bisa kirim pesan lewat Adawiyah,' kesal Lilyana.'Kenapa di hari ulang tahunku saja ayah tidak memberi aku pengecualian untuk memarahiku?' Lilyana menangis, ia memukul bantal kemudian ia banting.Sementara, Sarinila yang mendengar kegaduhan di ruang tamu."Ada apa?" tanya Sarinila kepada Hertawan."Itu anak makin ke sini jadi sering ngejawab kalau dibilangin!" Hertawan menghembuskan napasnya kasar."Lilyanan sudah pulang?" tanya Sarinila."Iya, siapa lagi yang pulang?" lanjutnya kesal, ia menjulingkan matanya sinis ke arah Sarinila.Akhir-akhir ini Sarinila sudah mulai peduli dengan keluarganya terhadap anak-anaknya, kali ini dia sedang mencoba agar merekatkan keluarga."Udah jangan marah-marah teru, Yah. Inget umur ah." Sarinila menuntun Hertawan aga

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   9. Luka di Hari Ulang Tahun

    Lilyana yang mendengarkan cerita Wijas tadi begitu menyimak dengan baik, ia menyeka air matanya. "Loh kenapa kamu nangis?" tanya Wijas kaget melihat kekasihnya itu menangis tiba-tiba. "Ka-mu nggak perlu berlebihan," ucap Lilyana terbata-bata. "Oh, sayang nggak papa. Demi membahagiakan kamu." Wijas mengelus puncak kepala Lilyana. "Jantungku hampir saja copot lihat kamu berantem sama Pak Doni, keadaan kamu berantakan sekali sedih tahu." Lilyana memalingkan mukanya. "Cup cup cup. Maafkan aku, sebetulnya yang harus disalahkan itu Adawiyah dan Reza. Mana tuh anak dua." Reza dan Adawiyah yang sedang asik memakan kue tiba-tiba saling menatap Wijas dan Lilyana, Adawiyah mulutnya masih saja mengunyah tertawa mendengar ucapan Wijas. "Tapi kan sukses kejutannya," tutur Adawiyah. "Kenapa si kamu ngasih alamat toko kue di Komplek Asri? Nggak ada yang lain napa?" cecar Wijas kepada Adawiyah. "Ya kamu yang salah seharusnya dari kemarin kamu beli kuenya. Eh tahu nggak Wijas hampir saja lupa

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   8. Rencana Kejutan

    Wijas mendekati meja Lily, Adawiyah mengerti dengan adanya Wijas, ia berdiri lalu menyuruh Wijas duduk. Adawiyah memotong kue tersebut, sementara Wijas mengambil potongan kue dan menyuapi Lily, Lily dengan tampak malu membuka mulutnya perlahan dan menggigit kue tersebut lalu ia mengunyahnya."Nih yang mau kue merapat!" teriak Adawiyah.Mereka menyerbu kue yang telah dipotong Adawiyah, lalu mereka membubarkan diri, ada yang ke kantin, ke toilet untuk mengganti baju olah raga.***Jam 05.25 WIB Wijas bersiap, ia telah mengenakan helm, lalu ponselnya berdering, Wijas merogoh ponsel yang ada di saku celananya lalu menekan tombol jawab dan ia sengaja menaikkan suara telepon tersebut agar ia tidak melepas helm yang sudah ia kenakan."Ya, ada apa lagi?" tanya Wijas."Kamu hapal kan jalannya? nanti kamu nyasar lagi?" Adawiyah balik bertanya kepada Wijas."Iya hapal kok. Ke komplek Asri kan yang jalannya itu banyak persawahan sama pabrik?" Wijas bertanya memastikan."Iya. Kamu sudah pesan konf

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   7. Ulang Tahun yang Berkesan

    'Ah kenapa aku tadi marah sam Wijas? aku harus minta maaf atas sikapku yang tiba-tiba dingin.' Lily bergumam.***Seperti biasa Wijas menunggu Lily di warung Ceu Mala. Wijas menyambut Lily dengan senyuman paling indah, Lily mendekat dengan jarak yang hanya beberapa senti saja. "Wijas maafkan aku kemarin." Lily berucap pelan kemudian menundukkan kepalanya"Nggak, papa. Yuk kita berangkat." Lily dan Wijas berangkat ke sekolah.Setiap hari menjadi rutinitas baru bagi Lily dan juga Wijas, Wijas menjemput Lily, pulang sekolah mengantarkan Lily. Pada saat jam istirahat mereka menghabiskan bersama entah itu makan di kantin, membaca buku di perpustakaan, atau ngobrol santai di bawah pohon rindang belakang sekolah. Bagi Lily dan Wijas sekolah merupakan tempat mereka bertemu, karena setiap libur Lily sangat sudah diajak main ataupun liburan. Wijas tidak masalah dengan hal itu, bagi Wijas bertemu setiap hari di sekolah sudah sangat cukup.***Enam bulan mereka berpacaran, 24 maret merupakan har

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   6. Kencan

    Pagi yang begitu cerah, matahari bersinar tanpa terlambat sedetikpun, Lily membuka jendela ia melihat hamparan persawahan indah nan hijau, ia sesekali menghembuskan napas di udara sangat sejuk sekali. Seperti biasa setiap bangun tidur Lily membereskan tempat tidurnya, kemudian menyapu seisi rumah, mengepel, lalu mencuci piring. Hari ini Lily begitu bersemangat, dilakukan semua pekerjaan rumah dengan begitu cepat. Semua sudah selesai, Lily mencuci tangannya. "Lily ayo sarapan?" Hertawan memanggil Lily. Lily pergi ke tempat meja makan, semua sudah berkumpul di sana. Dalam keluarga Lily setiap makan harus bersama-sama, selama makan sangat jarang ada obrolan, mereka hanya fokus pada makanan. Selesai makan mereka akan mencuci piringnya masing-masing. Usai makan Lily cepat-cepat ke kamar, ia memilih baju yang akan ia kenakan, beberapa baju ia coba di depan cermin, dirasa tidak ada yang pas, ia terus berlenggok, 'Aduh pakai baju apa nih?' Lily frustasi dan ia membanting tubuhnya ke kasur.

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   5. Berpacaran

    [Ly, maukah kamu menjadi pacarku?]Pesan itu masuk ke telepon genggam Lilyana, pesan dari Wijas yang bermaksud menanyakan apakah Lilyana bersedia menjadi pacarnya? Namun, Lily begitu polos justru bingung jawaban apa yang harus dijawab. Lilyana mondar mandir di area kamarnya, dari jendela ke pintu kamarnya, sesekali ia melihat cermin dan bermonolog, 'Apa aku tolak aja? terlalu cepat jika aku harus mengatakan iya. Aku baru mengenal Wijas satu bulan.' Lilyana kembali berjalan sambil menekuk kedua tangannya di pinggang kemudian tangan kanan menyentuh bibir, 'Aduh aku bingung nih? apa aku tanya Adawiyah aja ya? oh jangan-jangan, aku nggak mau Adawiyah ngeledek.' Lilyana sibuk dengan pikirannya, sementara telepon genggamnya kembali berdering, Lilyana kaget hingga menggemingkan dirinya, dilihat Wijas menelponnya. 'Aduh Wijas telpon lagi, angkat nggak ya?' Berulang kali telepon genggamnya berdering, akhirnya Lilyana memutuskan untuk mengangkat telepon dari Wijas.[Hallo, Ly.]Mendengar panggi

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   4. First Love

    Lilyana sudah beranjak dewasa ketika masa SMA tiba, Lilyana merasakan yang namanya jatuh cinta. Wijas merupakah laki-laki berkulit sawo matang, berhidung mancung dan berkaca mata. Ia sering menanyakan tentang Lilyana kepada Adawiyah—temannya."Lily, itu loh Wijas nanyain kamu terus," celetuk Adawiyah ketika sedang berjalan bersama Lily menuju rumah. Lilyana hanya menundukkan kepalanya. "Ngapain nanyain aku?" tanya Lily."Kayanya dia naksir kamu deh," rayu Adawiyah. "Itu loh orangnya yang pakai motor beat biru." Adawiyah mengarahkan kepala Lily ke arah Wijas yang sedang menyetir motonya, dan melewati mereka sambil tersenyum."Tuh kan senyum." "Ya kan biar kelihatan sopan aja," celetuk Lily."Eh mana ada senyumnya sampe manis gitu." Lilyana hanya bisa terdiam. Lilyana merupakan orang yang serba tidak enakan, meskipun ia beberapa kali di pandang sebelah mata, tetapi Adawiyah selalu menemaninya, ia teman dekat Lily dari awal masuk SMA. Pulang pergi selalu bersama jalan kaki, bersenda g

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   3. Inner-Child

    Seorang Lily yang cantik, rupawan, idola di kampusnya, bahkan dosennya menyukainya. Tak sangka ia memiliki masa kecil yang tidak tumbuh dewasa bersamanya, mengurung dan tertanam dalam ingatannya, seperti tidak menginginkan pergi dari diri Lily. Kejadian yang membuat Lily traumatik yaitu pelecehan bertubi-tubi hadir menimpa dirinya. Waktu umurnya delapan tahun suatu hari Lily diajak ketiga temannya, satu laki-laki dan dua orang perempuan, Lily diajak berenang di kali. Setelah berenang, salah satu temannya mengajak Lily berbaring di atas batu tanpa busana apapun dan menyuruh laki-laki itu menimpa Lily. "Lily coba kamu baring di atas batu itu." Dengan polosnya Lily menuruti permintaan temannya, "Ahmad, kamu tengkurap di atas badan Lily."Entah apa yang membuat teman-temannya memiliki gambaran seperti itu. Seorang Lily yang tidak diberikan sex education menjadi buta bahwa hal itu adalah salah. Namun, sebelum itu terjadi, terdengar orang lewat berteriak kepada Lily."Hey, kalian lagi ng

  • Terjebak Skandal Cinta Dosen   2. Lilyana del Putri

    Masa kecilmu merupakan cerminan didikan yang akan kamu tanam untuk anak-anakmu, itulah yang cocok untuk keluarga Hertawan.Lilyana del Putri, nama yang diberikan orang tuanya—Hertawan dan Sarinila orang tuanya, penuh arti bahwa gadis kecilnya akan tumbuh bak bunga, menjadi gadis periang seperti anak putri raja. Lily merupakan anak pertama dan memiliki dua adik—laki-laki dan perempuan.Lilyana gadis yang dipanggil Lily itu ternyata penuh dengan rahasia. Bertahun-tahun ia simpan rapat rahasia masa kecilnya sampai ia bertemu dengan dosen akhirnya mereka saling mencintai yang pernah menikahinya. Kini dia sudah di talak, menjadi gadis janda, meski hanya segelintir orang tahu bahwa ia pernah menikah. Lilyana adalah gadis yang penuh teka-teki hidupnya. Orang yang mengenalnya tidak sepenuhnya tahu, bahwa ada masa lalu yang tidak bisa lepas dari cengkraman memorinya.****Lima belas tahun yang lalu, saat Lily berusia delapan tahun—bersekolah kelas dua SD. Lily dididik oleh ayahnya dengan begi

DMCA.com Protection Status