Tubuh Athena terdorong masuk ke dalam hotel oleh pria itu. Dia menarik tengkuk leher Athena, dan melumat bibirnya dengan liar. Tidak hanya diam, Athena membalas pagutan yang diberikan pria itu. Bibir mereka saling mencecapi, lidah mereka saling berpagutan. Mereka berciuman begitu panas. Kini pria itu membawa tangannya meremas pelan pinggang Athena.
“Akh!” Athena mengerang saat pria itu mencium bibirnya dengan hebat.
“Damn it, kau sangat cantik,” bisik pria itu begitu sensual di telinga Athena. Kemudian pria itu mulai melepaskan pengait dress milik Athena. Dalam sekejap, pria itu berhasil menanggalkan dress milik Athena, hingga terjatuh di lantai. Kilat mata kagum pria itu menatap tubuh Athena yang begitu indah.
Tubuh Athena kini hanya terbalut oleh bra dan celana dalam berenda yang berwarna merah, yang tampak begitu seksi. Lekuk tubuh milik Athena begitu sempurna. Kulit mulus dan putih miliknya, benar-benar membuat hasrat pria itu semakin menggebu.
Athena mulai membawa tangannya mengelus dada bidang milik pria itu. Lengan kekar, otot perut milik pria itu begitu tercetak dalam balutan kemeja berwarna hitam yang dia pakai. Nyatanya tubuh pria itu sungguh menggoda Athena. Pikiran Athena tidak mampu lagi menolak pesona yang dimiliki pria itu.
Pria itu menggeram, dia menikmati tangan Athena yang mulai menelusuri dadanya. Dia memejamkan matanya kala Athena benar-benar menggoda dirinya dengan sebuah sentuhan. Kemudian, Athena mulai melepaskan kancing kemeja milik pria itu seraya memberikan tatapan sensualnya. Dalam sekejap, Athena berhasil menanggalkan kemeja yang dikenakan oleh pria itu. Kilat mata Athena menatap kagum tubuh pria itu yang begitu menggoda.
Kini pria itu mulai melepaskan bra yang masih dipakai oleh Athena. Sesaat dia terus menatap tubuh polos Athena yang begitu indah. Lalu dia mendorong Athena hingga membuat Athena terbaring di atas rajang. Dia langsung naik ke atas tubuh Athena, dia melumat dengan kasar bibir Athena. Dengan tangan yang terus menyentuh titik sensitive Athena.
Athena mengaitkan tangannya ke leher pria itu, dia membalas ciuman pria itu dengan liar. Mereka berciuman begitu panas. Alkohol membuat Athena benar-benar lepas kendali.
Pria itu mulai menurunkan ciumannya. Dia mengisap leher Athena, hingga meninggalkan jejak kemarahan di sana. Kini pria itu mulai mengulum puncak dada Athena, menggoda dengan lidahnya. Tubuh Athena menggelinjang, alkohol membuat tubuhnya begitu panas. Athena membawa tangannya menelusuri rambut pria itu.
“Akh!” Desahan lolos di bibir wanita itu kala pria itu terus mengisap puncak dadanya. Athena memejamkan matanya merasakan sensasi yang begitu luar biasa. Dia menekan kepala pria yang tengah bermain di dadanya seolah dia meminta lebih.
Pria itu bangun dan berdiri tegak di depan Athena. Dia mulai menanggalkan celana yang masih melekat di tubuhnya. Dalam sekejap, tubuh pria itu polos tanpa sehelai benang pun. Kilat mata pria itu menatap tubuh polos Athena yang sangat indah. Tubuh Athena masih terbalut dengan helaian benang terakhir, yaitu celana dalam berenda berwarna merah, yang sejak tadi menggodanya.
Hingga kemudian, pria itu kembali menindih tubuh Athena, dia melumat kasar bibirnya. Tidak hanya diam, Athena pun terus membalas ciuman pria itu. Pria itu mulai menanggalkan celana dalam berenda milik Athena. Seketika dia menatap kagum tubuh Athena yang benar-benar sangat indah dan sempurna.
“You are so damn beautiful,” bisik pria itu di depan bibir Athena.
Athena pun hanya tersenyum, namun senyumannya tampak begitu menggoda. Tanpa menunggu lama, pria itu mulai melebarkan kedua kaki Athena. Dengan cepat dia memulai penyatuannya.
Athena menjerit dengan keras kala pria itu memasukinya. Athena merintih kesakitan, dia mendorong dada pria itu.
Pria itu menulikan telinganya, dia sama sekali tidak memedulikan rintihan Athena yang meraskan sakit. Pria itu terus berusaha memasukinya. Namun, ada penghalang yang membuatnya sulit menyatukan miliknya pada milik wanita itu.
Pria itu mendorong dengan keras miliknya pada milik Athena. Berkali-kali Athena mendorong tubuh pria itu karena rasa sakit yang luar biasa, tapi pria itu langsung mengunci tangan Athena ke atas kepalanya. Dia tidak membiarkan wanita itu memberontak sedikit pun. Perlahan Athena pun menurut, dan membiarkan pria itu memimpin permainannya. Kepala Athena semakin memberat, dia sungguh tidak mampu lagi melawan.
“Akh!” Athena menjerit keras kala pria itu berhasil memasukinya. Pria itu menggeram, merasakan miliknya yang berada di dalam milik Athena begitu nikmat.
Pria itu mulai mengentakkan miliknya dengan keras. Dia mendengar rintihan Athena berubah menjadi desahan dan erangan yang begitu merdu di telinganya.
Di kamar hotel, kini dipenuhi dengan desahan dan erangan saling bersahutan. Nyatanya desahan yang lolos dari Athena membuat pria itu semakin tidak menghentikan entakannya. Athena sungguh kehilangan akal sehatnya, dia bahkan tidak memedulikan siapa pria itu.
***
Malam semakin larut, seorang pria berdiri di balkon kamar seraya mengisap rokoknya. Sesaat dia melihat wanita asing yang tertidur pulas di ranjang. Wanita yang sama sekali tidak dia kenal. Nasib sial datang menghampirinya. Ada seseorang yang menjebak dirinya dan memasukkan obat di minumannya. Setelah ini dia tahu, dirinya akan mendapatkan masalah. Namun, tidak ada cara lain, besok saat wanita itu terbangun, dia akan memberikan sejumlah uang untuk menutup mulut wanita itu.
Kemudian pria itu melangkah mendekati wanita yang kini tertidur pulas, hanya dengan terbalut oleh selimut tebal. Pria itu duduk di tepi ranjang, tatapannya tak lepas menatap wanita itu. Dia berusaha mencari identitas wanita itu. Namun, dia tidak menemukan apa pun di sana. Tentu karena dia bersama dengan wanita itu lepas kendali.
Pria itu memejamkan mata sesaat. Besok dia akan mengalami masalah. Tapi ini bukan sepenuhnya salah dirinya, karena wanita itu pun mabuk dan menggodanya. Semua terjadi karena keadaan yang tidak bisa dihindarkan.
Tatapan pria itu teralih pada bercak darah di seprai. Dia mengumpat pelan. Wanita yang telah tidur dengannya adalah wanita yang masih virgin. Tidak pernah dia terpikir akan mengalami masalah serumit ini.
“Hmmm.” Wanita itu menggeliat, dan tidur dengan tidak tenang. Pria itu langsung mengusap punggungnya seraya menutupi tubuh wanita itu dengan selimut. Beruntung wanita itu belum terbangun, karena jika dia sudah terbangun, maka masalah akan semakin sulit.
“Besok aku akan membayarmu dengan harga yang pantas, kau tidak perlu cemas,” ucap pria itu dengan nada rendah. Kemudian dia beranjak dari ranjang, dan berjalan menuju balkon kamarnya. Dia kembali menyalakan rokok, menatap kota New York di malam hari. Meski pikirannya terus memikirkan masalahnya, tapi dia memilih untuk melupakan semuanya sejenak. Tentu dia tahu, apa yang harus dia lakukan agar menyelesaikan masalah ini dengan cepat, tanpa diketahui siapa pun.
Sinar matahari menembus jendela menyentuh wajah Athena yang kini masih tertidur lelap. Perlahan, Athena mulai membuka matanya. Seketika saat Athena sudah membuka matanya, dia merasakan perih dan sakit di pangkal pahanya. Kepalanya memberat, dia memijit pelan pelipisnya.Athena mengedarkan pandangannya, dia menatap dirinya berada di sebuah kamar hotel. Tampak Athena begitu terkejut melihat dirinya berada di sebuah hotel. Rasa perih di bagian bawahnya membuat Athena memejamkan mata sesaat. Dia merasakan perih dan sakit luar biasa di inti tubuhnya.“Kau sudah bangun?” Suara bariton menyapa, sontak membuat Athena membuka matanya dan terkejut.Mata Athena mendelik, melihat sosok pria dengan tubuh tegap, wajah yang tampan, rahang yang kokoh hanya memakai bathrobe. “Kau siapa?” seru Athena dengan tatapaan menghunus dingin ke arah pria itu. Namun, keterkejutan Athena perlahan memudar, saat dia menyadari pria itu adalah pria yang begitu mirip dengan seseorang yang dia sangat kenal. Athena lang
“Sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Athena dengan wajah begitu panik. Dia sendiri sudah tidak tahu harus seperti apa. Sejak dulu, Athena selalu menghindari pemberitaan di media. Dan sekarang, dirinya harus terjebak dengan situasi seperti ini. Athena benar-benar merutuki kebodohanya yang mabuk dan berakhir tidur dengan pria asing. Tidak, bukan hanya sekadar pria asing, tapi pria yang memiliki kekuasaan besar.Justin menuangkan wine ke gelas slokinya, kemudian menenggaknya hingga tandas. Raut wajah Justin menunjukkan kemarahannya, Namun, dia masih terlihat begitu tenang. “Aku menunggu assistant-ku, aku sudah meminta orangku mengusir media.”“Aku harus menghubungi manager-ku.” Athena berbalik, dia mencari keberadaan tasnya. Namun, saat Athena mencari tasnya, dia tidak herhasil menemukan keberadaan tasnya.“Apa kau melihat tasku?” tanya Athena yang kini menatap lekat Justin.“Kau pikir di saat kau mabuk, dan aku terkena obat sialan itu, aku memikirkan keberadaan tasmu?” tukas Ju
“Athena, kita harus bicara,” tukas Justin dingin saat tiba di hadapan Athena. Terlihat wajah Athena begitu enggan melihat Justin.“Ada apa? Aku tidak memiliki waktu banyak. Jika wartawan sudah pergi, lebih baik aku pergi dari sini,” jawab Athena yang tidak memedulikan Justin berada di hadapannya. Dia mengalihkan pandangannya, tidak mau menatap Justin.“Kau ingin keluar dari sini?” Justin tersenyum miring. “Di sekitar hotel banyak wartawan. Jika kau berani keluar, kau sudah tahu akibatnya, bukan?”Athena mengumpat dalam hati, dia mengepalkan sebelah tangannya dengan kuat. Kali ini, dia benar-benar terjebak dalam masalah yang besar. Athena berusaha mengatur emosinya, kemudian dia mendongakkan kepalanya dan menatap tajam Justin, “Lalu apa rencanamu setelah ini? Tidak mungkin kita hanya di kamar hotel ini!”“Kita akan keluar bersama dari hotel ini,” jawab Justin datar.Athena tersentak. “Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu? Keluar bersama? Kau ingin membuat banyak pemberitaan media tent
Mobil Justin telah tiba di One Madison Park, penthouse milik Athena yang terletak di Manhattan. Sebelumnya Justin sudah menduga Athena tinggal di sini, tentu alasannya karena One Madison Park adalah tempat yang biasa dipilih oleh para artis dan model ternama.“Terima kasih sudah mengantarku,” tukas Athena dingin. Dia melirik Justin sekilas, lalu kembali mengalihkan pandangannya. Terlihat Athena begitu enggan menatap Justin.“Ambil ini.” Justin memberikan kartu namanya pada Athena.Athena mengerutkan keningnya saat Justin memberikannya kartu nama. “Untuk apa kau memberikan kartu nama padaku? Aku tidak membutuhkannya!”“Kau jangan berisik, Athena! Cepat ambil, aku tidak memiliki waktu berlama-lama denganmu,” jawab Justin dengan tatapan menghunus tajam ke arah Athena.Tanpa lagi menjawab, Athena langsung mengambil kartu nama Justin. Dia turun dari mobil, dan membanting kasar pintu mobil Justin. Dia tidak peduli mobil mahal pria itu rusak. Athena mengentakkan kakinya masuk ke dalam pentho
“Tuan Justin.”Justin yang hendak masuk ke dalam kamar, menghentikan langkahnya ketika ada yang memanggilnya. Dia membalikkan tubuhnya, lalu menatap Peter assistantyang kini berdiri di hadapannya.“Ada apa?” tanya Justin dingin.“Maaf, Tuan, ada Tuan Besar Drake datang,” ujar Peter seraya menundukkan kepalanya.“Kakekku datang?” Justin menautkan alisnya, menatap bingung Peter.Peter mengangguk. “Benar, Tuan.”Tanpa lagi menjawab, Justin berjalan meninggalkan Peter dan segera menemui Drake. Sejak kedua orang tuanya berada di Oxford untuk menemani adik kembarnya—Joseph dan Hazel—yang tengah menempuh pendidikan di Oxford University, membuat Drake selalu datang menemui Justin.“Grandpa,” sapa Justin ketika melihat Drake.“Masalah apa yang kau lakukan, Justin Lucero!” Suara Drake berseru dengan tatapan begitu dingin ke arah Justin.“Apa maksud Grandpa?” Justin bertanya dengan raut wajah datar.Drake mendekat, kini tatapannya begitu tajam ke arah Justin. “Sejak kapan kau memiliki skandal de
Julia mengetuk pintu kamar Athena, namun tidak ada jawaban. Julia mendengkus kesal. Dia sudah beberapa kali mengetuk pintu kamar sahabatnya itu, tapi tidak juga mendapat jawaban. Kemudian, Julia memilih untuk langsung masuk ke kamar Athena.“Athena!” Julia berseru kala mendapati Athena masih tertidur pulas. Pantas saja dia mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban.“Diamlah, Julia! Aku kurang tidur sejak tadi malam. Kau tahu, kemarin aku pemotretan hingga pagi hari.” Athena menarik bantal, dia menutupi telinganya dengan bantal. Ya, kemarin Athena memiliki jadwal yang sangat padat. Bahkan dia mengambil seluruh jadwal pemotretan.Julia mendengkus, dia menarik bantal Athena. “Di luar ada kekasihmu yang datang! Cepat temui dia!”Athena tergelak, dia langsung membuka matanya. “Siapa yang kau maksud kekasihku?” tanyanya.Julia mendesah pelan. “Justin Afford. Pria itu ternyata sangat tampan. Aku baru pertama kali melihatnya secara langsung. Dia sungguh tampan. Aku rasa, kau sudah tidak normal j
Justin duduk di kursi kebesarannya sembari menyesap wine di tangannya. Pikirannya kini memikirkan pemberitaan di media tentang hubungannya dengan Athena. Ya, sejak pertemuannya dengan Athena, hidupnya kini semakin kacau. Terlebih, dia belum berhasil menemukan orang yang menjebaknya itu. Jika saja dia berhasil menemukan orang yang memasukkan obat ke di minumannya, dia sudah pasti akan menghabisi orang itu dengan tangannya sendiri.“Tuan Justin,” panggil Peter, yang kini melangkah masuk ke dalam ruangan Justin.Justin mengalihkan pandangannya, lalu menatap dingin Peter. “Ada apa? Aku sudah mengatakan padamu, bukan? Jangan mengangguku!”“Maaf, Tuan, tapi tadi pagi Tuan Besar Drake mencari Anda,” jawab Peter.Justin membuang napas kasar. “Sementara ini, jangan biarkan kakekku menemuiku. Aku tidak ingin mendengar ucapannya yang memintaku menikah dengan Athena.”“Tuan, sebenarnya ada hal yang ingin saya katakan,” balas Peter dengan kepala yang menunduk, tidak berani melihat Justin.“Apa yan
“Athena, hari ini kita pemotretan pagi. Kau tidak lupa, kan?” tanya Julia sambil menatap Athena yang tengah menuruni tangga.“Tidak, Julia, aku tidak mungkin lupa,” jawab Athena. Dia melangkah menuju ruang makan dengan Julia yang mengikutinya dari belakang.Tidak lama kemudian, pelayan mengantarkan sandwich dan susu kacang untuk Athena dan Julia.“Dengan siapa pasanganku hari ini?” tanya Athena sembari menikmati sandiwch di tangannya.“Fazio Brown,” jawab Julia santai.Athena tersentak. Dia meletakkan sandwich di tangannya ke atas piring, lalu menatap dingin Julia. “Maksudmu hari ini aku sesi pemotretan dengan Fazio?” ulang Athena memastikan.Julia mengangguk. Dia mengambil susu kacang yang masih hangat itu lalu menyesapnya perlahan. “Ada apa? Kenapa kau sangat terkejut?”Athena mendengkus, dia menatap kesal Julia. “Kau bertanya kenapa? Aku rasa kau tahu jawabannya, Julia!”Julia mendesah pelan. “Kau takut dengan Kiera?”“Sialan! Sejak kapan aku takut dengan wanita itu?!” seru Athena.
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang
Sydney, Australia.Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini.Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya.Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena tid
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat.Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan.“Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Julia
Beberapa bulan kemudian…Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang.Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan.Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu.“Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.”Ya, sebenarnya tadi Athena tengah berkemas-kem
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya.Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka.Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin rancang