“Athena, kita harus bicara,” tukas Justin dingin saat tiba di hadapan Athena. Terlihat wajah Athena begitu enggan melihat Justin.
“Ada apa? Aku tidak memiliki waktu banyak. Jika wartawan sudah pergi, lebih baik aku pergi dari sini,” jawab Athena yang tidak memedulikan Justin berada di hadapannya. Dia mengalihkan pandangannya, tidak mau menatap Justin.
“Kau ingin keluar dari sini?” Justin tersenyum miring. “Di sekitar hotel banyak wartawan. Jika kau berani keluar, kau sudah tahu akibatnya, bukan?”
Athena mengumpat dalam hati, dia mengepalkan sebelah tangannya dengan kuat. Kali ini, dia benar-benar terjebak dalam masalah yang besar. Athena berusaha mengatur emosinya, kemudian dia mendongakkan kepalanya dan menatap tajam Justin, “Lalu apa rencanamu setelah ini? Tidak mungkin kita hanya di kamar hotel ini!”
“Kita akan keluar bersama dari hotel ini,” jawab Justin datar.
Athena tersentak. “Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu? Keluar bersama? Kau ingin membuat banyak pemberitaan media tentang kita?”
“Aku tidak pernah tertarik memiliki berita denganmu, Athena Morris,” balas Justin dengan tatapan menghunus tajam ke arah Athena.
“Tapi kenapa kau meminta kita keluar hotel bersama?!” seru Athena.
“Let’s make the deal,” tukas Justin dingin.
“The deal? Apa yang kau inginkan?” Athena menautkan alisnya. Tatapannya tetap menatap tajam Justin. Dia menuntut pria itu untuk menjelaskan maksud ucapannya.
“Di hadapan media, kita akan berpura-pura menjadi sepasang kekasih. Harusnya sebagai seorang artis, kau sangat hebat memainkan peran. Jadi aku tidak perlu mengajarimu berpura-pura memainkan peranmu, bukan?” tukas Justin sontak membuat Athena terkejut. Athana mendelik, dia semakin menatap tajam Justin. Sedangkan Justin, terlihat santai dan seolah tidak terjadi apa pun.
“Kau gila! Kau memintaku membuat sebuah kebohongan publik?” seru Athena penuh dengan kemarahan. “Kau pikir, aku adalah artis yang selalu membuat skandal? Jika itu yang ada di pikiranmu, cepat singkirkan, Tuan Justin Afford! Sudah cukup aku tidur dengan pria yang tidak pernah aku kenal!”
Justin duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya. Tatapannya tak lepas menatap wajah Athena yang tengah marah. “Kau pikir aku tertarik melakukan kebohongan publik? Dengarkan aku, Athena Morris, jika kau masih menginginkan kariermu berjalan dengan baik, lebih baik kau diam dan menurut padaku.”
“Sialan! Kau ingin mengancamku?” geram Athena. Napas Athena memburu. Tangannya terkepal kuat. Dia masih tetap menatap Justin tajam.
Justin membuang napas kasar. “Aku tidak mengancammu!”
“Lalu apa ini namanya kalau bukan mengancam, Justin Afford? Jangan kau pikir karena aku sudah tidur denganmu, dan kau pemilik Afford Group, membuatku tunduk padamu!” cerca Athena dengan penuh kemarahan.
“Athena Morris, kau terlibat dalam film terbaru keluaran Lucero Company, bukan?” Justin menatap dingin Athena, dia terlihat mengendalikan emosinya.
Athena menautkan alisnya, dan menatap Justin bingung. “Bagaimana kau tahu?”
“Justin Lucero Afford, itu namaku,” tukas Justin dingin.
Athena tersentak, dia membelalak begitu terkejut. Seketika dia bungkam dan tidak mampu berkata-kata setelah mendengar nama lengkap Justin. Pikiran Athena menerawang, berusaha mengingat sesuatu hal. Hingga kemudian, Athena mengingat sesuatu, tatapannya kini ke arah Justin berubah menjadi gugup.
“A-apa k-kau cucu dari Drake Lucero?” Athena menelan salivanya susah payah. Dia tidak henti mengumpat dalam hati. Ingatan Athena kembali mengingat perkataan Julia terakhir yang mengatakan perusahaan perfilman dari Lucero Group akan diserahkan pada cucu Drake Lucero.
Justin mengangguk singkat. “Kau tidak memiliki pilihan. Film yang akan kau bintangi akan hancur jika kau tidak mendengarkan perkataanku.”
Athena memejamkan matanya, dia terus mengumpat dalam hati merutuki nasib sial yang menghampirinya. Hingga kemudian dia menjawab dengan tegas, “Aku tidak ingin melakukan kebohongan publik! Aku akan meminta manager-ku membatalkan kontrak film itu!”
Justin tersenyum sinis. “Apa kau sudah memiliki banyak uang hingga berani membatalkan kontrak? Kau tahu berapa yang harus kau bayar, Athena Morris?”
Athena mematung, dia melupakan satu hal, syuting film itu akan segera dimulai. Artinya Athena harus mengganti kerugian jika dia membatalkan kontrak sepihak. Justin yang berada di hadapan Athena, hanya menyeringai melihat ekspresi wajah Athena yang begitu gugup terlihat ketakutan.
“Jadi bagaimana, Athena Morris? Kau tidak memiliki pilihan, bukan?” tanya Justin dengan seringai di wajahnya. Terlihat Justin begitu menyukai ekspresi wajah Athena yang begitu gugup.
Athena masih terdiam, dia tampak begitu ragu, dia sendiri tidak memiliki pilihan lain. Athena menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan. Sebisa mungkin, dia berusaha mengendalikan dirinya. Kemudian Athena menjawab dengan lugas, “Kebohongan publik seperti apa yang kau inginkan? Dan beri tahu aku sampai kapan aku harus melakukan kebohongan itu.”
“Kita hanya perlu berpura-pura di media kita menjalin hubungan. Paling tidak sampai dua bulan atau setelah syuting filmmu selesai,” jawab Justin dingin.
Athena membuang napas kasar. “Kenapa harus dua bulan? Kenapa tidak satu minggu saja?”
“Jangan bodoh, Athena! Jika publik mengetahui kita hanya berkencan dalam satu minggu, itu akan berdampak pada filmmu!” seru Justin.
Athena membuang napas kasar. Dia tampak berpiki sejenak. “Baiklah, sekarang lebih baik kita keluar. Manager-ku pasti mencariku,” Dengan terpaksa, Athena menyetujui perkataan Justin. Untuk pertama kalinya dalam hidup Athena, dia harus melakukan kebohongan publik. Namun, dia sendiri tidak bisa melakukan apa pun. Dirinya sudah terjebak dalam situasi yang rumit.
“Kau ganti pakaianmu, tidak mungkin kau keluar masih memakai bathrobe,” tukas Justin. Tatapannya melirik paper bag yang ada di sofa. Sebelumnya, Justin memang meminta Peter, assistant-nya untuk membawakan baju untuk Athena dan dirinya.
Tanpa menjawab, Athena langsung mengambil paper bag itu dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi mengganti bajunya. Tidak lama kemudian, setelah Athena mengganti baju, dia kembali menghampiri Justin yang kini telah berganti baju casual.
Justin menaikkan sebelah alisnya, dia menatap Athena yang terbalut dengan dress tali spaghetti. Senyum di bibirnya terukir, melihat Athena memakai dress itu. Ya, dia mengakui apa yang dipilihkan Peter cukup berkelas.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?” ucap Athena ketus.
“Jangan berisik! Kita keluar sekarang,” Justin melangkah keluar dari kamar, bersama dengan Athena yang mengikutinya dari belakang.
Saat tiba di lobby hotel, Justin memeluk pinggang Athena. Meski awalnya Athena menolak, tapi dia tidak memiliki pilihan lain.
Justin dan Athena melangkah menuju mobil yang telah menjemput mereka. Para wartawan berhamburan meminta keterangan Justin dan Athena yang tampak begitu mesra. Kilatan kamera tidak henti memotret Justin dan Athena.
“Tuan Justin, apa Anda benar memiliki hubungan dengan Athena Morris?”
“Tuan Justin?”
“Athena Morris, sudah berapa lama Anda bekencan dengan Justin Afford?”
Para wartawan mengajukan banyak pertanyaan, Athena hanya tersenyum ramah pada wartawan. Anak buah Justin menghalangi para wartawan yang berusaha mendekati Justin dan Athena.
Justin segera membukakan pintu mobil untuk Athena. Wanita itru masuk ke dalam mobil, begitu pun dengan Justin yang masuk ke dalam mobil. Kini mobil Justin mulai meninggalkan hotel itu—dengan kecepatan penuh.
Mobil Justin telah tiba di One Madison Park, penthouse milik Athena yang terletak di Manhattan. Sebelumnya Justin sudah menduga Athena tinggal di sini, tentu alasannya karena One Madison Park adalah tempat yang biasa dipilih oleh para artis dan model ternama.“Terima kasih sudah mengantarku,” tukas Athena dingin. Dia melirik Justin sekilas, lalu kembali mengalihkan pandangannya. Terlihat Athena begitu enggan menatap Justin.“Ambil ini.” Justin memberikan kartu namanya pada Athena.Athena mengerutkan keningnya saat Justin memberikannya kartu nama. “Untuk apa kau memberikan kartu nama padaku? Aku tidak membutuhkannya!”“Kau jangan berisik, Athena! Cepat ambil, aku tidak memiliki waktu berlama-lama denganmu,” jawab Justin dengan tatapan menghunus tajam ke arah Athena.Tanpa lagi menjawab, Athena langsung mengambil kartu nama Justin. Dia turun dari mobil, dan membanting kasar pintu mobil Justin. Dia tidak peduli mobil mahal pria itu rusak. Athena mengentakkan kakinya masuk ke dalam pentho
“Tuan Justin.”Justin yang hendak masuk ke dalam kamar, menghentikan langkahnya ketika ada yang memanggilnya. Dia membalikkan tubuhnya, lalu menatap Peter assistantyang kini berdiri di hadapannya.“Ada apa?” tanya Justin dingin.“Maaf, Tuan, ada Tuan Besar Drake datang,” ujar Peter seraya menundukkan kepalanya.“Kakekku datang?” Justin menautkan alisnya, menatap bingung Peter.Peter mengangguk. “Benar, Tuan.”Tanpa lagi menjawab, Justin berjalan meninggalkan Peter dan segera menemui Drake. Sejak kedua orang tuanya berada di Oxford untuk menemani adik kembarnya—Joseph dan Hazel—yang tengah menempuh pendidikan di Oxford University, membuat Drake selalu datang menemui Justin.“Grandpa,” sapa Justin ketika melihat Drake.“Masalah apa yang kau lakukan, Justin Lucero!” Suara Drake berseru dengan tatapan begitu dingin ke arah Justin.“Apa maksud Grandpa?” Justin bertanya dengan raut wajah datar.Drake mendekat, kini tatapannya begitu tajam ke arah Justin. “Sejak kapan kau memiliki skandal de
Julia mengetuk pintu kamar Athena, namun tidak ada jawaban. Julia mendengkus kesal. Dia sudah beberapa kali mengetuk pintu kamar sahabatnya itu, tapi tidak juga mendapat jawaban. Kemudian, Julia memilih untuk langsung masuk ke kamar Athena.“Athena!” Julia berseru kala mendapati Athena masih tertidur pulas. Pantas saja dia mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban.“Diamlah, Julia! Aku kurang tidur sejak tadi malam. Kau tahu, kemarin aku pemotretan hingga pagi hari.” Athena menarik bantal, dia menutupi telinganya dengan bantal. Ya, kemarin Athena memiliki jadwal yang sangat padat. Bahkan dia mengambil seluruh jadwal pemotretan.Julia mendengkus, dia menarik bantal Athena. “Di luar ada kekasihmu yang datang! Cepat temui dia!”Athena tergelak, dia langsung membuka matanya. “Siapa yang kau maksud kekasihku?” tanyanya.Julia mendesah pelan. “Justin Afford. Pria itu ternyata sangat tampan. Aku baru pertama kali melihatnya secara langsung. Dia sungguh tampan. Aku rasa, kau sudah tidak normal j
Justin duduk di kursi kebesarannya sembari menyesap wine di tangannya. Pikirannya kini memikirkan pemberitaan di media tentang hubungannya dengan Athena. Ya, sejak pertemuannya dengan Athena, hidupnya kini semakin kacau. Terlebih, dia belum berhasil menemukan orang yang menjebaknya itu. Jika saja dia berhasil menemukan orang yang memasukkan obat ke di minumannya, dia sudah pasti akan menghabisi orang itu dengan tangannya sendiri.“Tuan Justin,” panggil Peter, yang kini melangkah masuk ke dalam ruangan Justin.Justin mengalihkan pandangannya, lalu menatap dingin Peter. “Ada apa? Aku sudah mengatakan padamu, bukan? Jangan mengangguku!”“Maaf, Tuan, tapi tadi pagi Tuan Besar Drake mencari Anda,” jawab Peter.Justin membuang napas kasar. “Sementara ini, jangan biarkan kakekku menemuiku. Aku tidak ingin mendengar ucapannya yang memintaku menikah dengan Athena.”“Tuan, sebenarnya ada hal yang ingin saya katakan,” balas Peter dengan kepala yang menunduk, tidak berani melihat Justin.“Apa yan
“Athena, hari ini kita pemotretan pagi. Kau tidak lupa, kan?” tanya Julia sambil menatap Athena yang tengah menuruni tangga.“Tidak, Julia, aku tidak mungkin lupa,” jawab Athena. Dia melangkah menuju ruang makan dengan Julia yang mengikutinya dari belakang.Tidak lama kemudian, pelayan mengantarkan sandwich dan susu kacang untuk Athena dan Julia.“Dengan siapa pasanganku hari ini?” tanya Athena sembari menikmati sandiwch di tangannya.“Fazio Brown,” jawab Julia santai.Athena tersentak. Dia meletakkan sandwich di tangannya ke atas piring, lalu menatap dingin Julia. “Maksudmu hari ini aku sesi pemotretan dengan Fazio?” ulang Athena memastikan.Julia mengangguk. Dia mengambil susu kacang yang masih hangat itu lalu menyesapnya perlahan. “Ada apa? Kenapa kau sangat terkejut?”Athena mendengkus, dia menatap kesal Julia. “Kau bertanya kenapa? Aku rasa kau tahu jawabannya, Julia!”Julia mendesah pelan. “Kau takut dengan Kiera?”“Sialan! Sejak kapan aku takut dengan wanita itu?!” seru Athena.
“Athena Morris!” Suara teriakan keras seorang wanita begitu menggelegar, membuat orang yang ada di sana terkejut dan mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu.Kening Athena berkerut saat melihat sosok wanita dengan wajah angkuhnya melangkah mendekat ke arahnya. “Marinka Addison? Ada apa kau ke sini?” seru Athena dengan tatapan dingin melihat Marinka menghampirinya.Terlihat raut wajah kemarahan Marinka. “Aku datang ke sini karena memiliki urusan denganmu, Jalang!”“Urusan apa yang kau maksud?” tukas Athena dingin. Dia masih terlihat begitu tenang kala Marinka menatap tajam dirinya. “Kau sengaja membuat skandal dengan Justin Afford? Apa penghasilanmu menjadi seorang artis tidak cukup?” Marinka tersenyum sinis. “Kau memang lahir dari seorang wanita rendah, sampai kapan pun kau hanya tetap menjadi tikus! Kau terlalu mimpi menjadi seekor elang!” “Bisa kau jelaskan apa maksud tujuanmu datang ke sini, Marinka? Kau menemuiku dan menghina diriku, itu sungguh memalukan. Kaulah yang
Athena merenggangkan lehernya, memijat pelan tengkuk lehernya itu. Satu hari ini dia disibukkan dengan syuting film terbarunya. Julia yang melihat Athena, melangkah masuk ke ruang istirahat, dia langsung memberikan orange juice pada Athena. “Thanks,” ucap Athena saat menerima orange juice dari Julia. Athena langsung duduk di sofa dan menyandarkan punggungnya. “Apa kau sudah berhasil menemukan alamat rumah Justin Afford?” tanyanya seraya menatap Julia yang berdiri di hadapannya. Julia mengangguk. “Aku sudah mendapatkannya. Aku akan mengantarmu setelah ini. Tapi Athena, kau ingat besok kau syuting di pagi hari. Kau jangan sampai terlambat. Aku tidak ingin mendengar sindiran yang keluar dari mulut Kiera karena kau datang terlambat.” “Kau tenang saja, aku tidak akan terlambat.” Athena beranjak dari tempat duduknya, dia mengambil ponsel dan tasnya yang ada di atas meja. “Antarkan aku sekarang. Aku ingin segera menemui kekasihku.” Kening Julia berkerut dalam, dia mendelik saat mendengar
“Athena, ada apa kau ke rumahku?” tanya Justin dingin. Tatapannya menatap Athena yang duduk di sofa dengan santai. “Mengunjungimu,” jawab Athena singkat. Dia beranjak dari tempat duduknya. “Di mana kamarmu? Aku lelah seharian ini. Aku ingin beristirahat.” Tanpa menunggu jawaban Justin, Athena berjalan, melihat-lihat kamar yang ukurannya paling besar. Dia yakin, kamar pria itu pasti kamar yang berukuran paling besar di mansion ini. Justin terkejut melihat Athena yang tengah mencari kamarnya. Dengan cepat pria itu langsung menyusul Athena dan menahan lengan wanita itu. “Apa kau ini sudah kehilangan akal sehatmu? Kau mendatangi rumahku dan kau ingin beristirahat di sini?” Athena membalikkan tubuhnya, dia mendekat dan mengelus lengan maskulin Justin. Wanita itu mengakui tubuh Justin benar-benar pahatan yang sempurna. Kemudian, dia mendekatkan bibirnya ke bibir Justin dan berbisik, “Tunjukkan kamarmu, atau aku akan melepas pakaianku di sini. Aku ingin segera berendam.” Justin mengumpa
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang
Sydney, Australia.Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini.Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya.Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena tid
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat.Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan.“Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Julia
Beberapa bulan kemudian…Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang.Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan.Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu.“Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.”Ya, sebenarnya tadi Athena tengah berkemas-kem
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya.Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka.Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin rancang