Share

36

Yang pertama terkejut maksimal adalah Leora.

Pagi-pagi sekali sebelum matahari menyinari bumi Jakarta, Langit berdiri dengan cengiran khasnya. Menenteng tas ransel di pundaknya dengan baju santai.

“Kok …” Leora masih tercengang.

“Masuk.”

Lebih tercengang lagi karena vokal Raja yang memberi titah untuk Langit. Kan artinya ada konspirasi di antara kakak beradik ini yang Leora tidak tahu.

“Dadakan dia tuh.” Raja memberi tahu. “Nelepon mau ke sini subuh tadi. Kamu masih anteng. Mana berani Mas bangunin.”

Hah?

Mas?

Apalagi ini.

Leora ingin nangis kejer saat itu juga. Karena seumur-umur belum pernah memanggil Raja dengan sebutan ‘Mas’. Itu adalah mami Senja untuk papi Radit. Baru nggak mustahil.

“Ada apa?”

Yang langsung Leora cubit lengan Raja sampai sang empunya meringis kesakitan.

“Bisa nggak pakai basa-basi bentar!?”

Raja menggeleng.

“Ngomong sama kunyuk ini pakai basa-basi yang ada buang-buang waktu.”

Wajah Leora memberengut kesal. Berbeda dengan Langit yang melihatnya dengan tatapan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status