Share

Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin
Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin
Author: Cahaya Asa

Bab 1

Author: Cahaya Asa
last update Last Updated: 2023-12-01 19:28:51

"Kalau nggak bisa naik motor jangan berkendara di jalan raya!"

Seperti tuli, gadis berhijab yang masih memakai seragam mengajar bergegas menegakkan kembali motornya, tanpa melihat ke arah pengendara mobil yang ia tabrak akibat ia tidak menyadari bahwa ia melajukan motor matic merahnya di jalur yang salah.

Tanpa mengatakan satu patah kata pun, Kiara Ramadhani kembali menaiki motornya dan melajukan benda itu kembali, mengabaikan ucapan-ucapan dari sosok berpakaian mewah yang ia tabrak tadi.

"Hei! Kamu mau ke mana? Kamu terluka!" teriak pria tersebut.

Meski awalnya marah-marah, melihat gadis yang bertabrakan dengannya terluka, sisi kemanusiaan pria itu tersentil.

Akan tetapi, Kiara sudah telanjur pergi. Gadis itu bahkan tidak merasakan sakit, padahal darah merembes di bagian lutut dan sikunya yang tadi terbentur aspal jalanan.

Air mata Kiara terus mengalir. Pandangan matanya membuaram karena terhalang oleh genangan air yang tak berhenti mengalir. Bayangan sang ayah yang tergolek lemah di rumah sakit terus menjajah pikirannya.

Ia belum akan tenang sebelum mengetahui nasib ayahnya.

Sesampainya di rumah sakit, Kiara memarkir motornya begitu saja dan langsung mendatangi ibunya yang menunggu di depan ruang ICU.

"Bu, bagaimana keadaan Ayah?" Kiara langsung bersimpuh di hadapan ibunya.

Kiara melihat wajah sembab sang ibu dan menggenggam tangan wanita paruh baya itu lebih erat, mencoba menguatkan.

Wanita paruh baya itu menghela napas panjang sebelum mengatakan, "Kata dokter, ayahmu terkena serangan jantung.”

Sepasang mata Kiara membelalak. "Ke-kenapa bisa, Bu?"

Namun, pertanyaan itu tidak langsung mendapat jawaban karena detik itu, Siska, wanita yang melahirkan Kiara menyadari kondisi putrinya yang terlihat kacau.

"Sayang, kenapa ada banyak darah di bajumu?” tanya Siska panik. Sejenak ia melupakan kondisi suaminya yang belum sadar di dalam sana. “Apa yang terjadi, Nak?"

Spontan Kiara melihat dirinya. Kedua bola matanya langsung membelalak melihat noda darah yang cukup banyak di bagian siku dan lututnya.

Baru saat itu ia mulai merasakan perih yang mendera.

"Kamu kenapa, Sayang? Katakan pada Ibu!" Siska mengguncang bahu Kiara yang masih mematung menatap dirinya sendiri.

"Ta-tadi Kia jatuh, Bu," ucap gadis itu lirih.

"Astaghfirullah, bagaimana bisa? Sekarang ayo kita ke UGD! Lukamu harus segera diobati biar nggak infeksi!"

"Tidak, Bu! Kia mau lihat kondisi ayah dulu!" Gadis itu menolak. Pikirannya masih belum bisa tenang sebelum bisa memastikan keadaan ayahnya.

"Tapi ayahmu juga belum bisa ditemui.” Sang ibu terdengar tegas. “Ayo, sebaiknya kita obati dulu lukamu. Jangan membuat Ibu semakin khawatir, Nak."

Kali ini Kiara menurut karena tidak tega dengan tatapan memohon dari sang ibu.

"Apa yang terjadi sama Ayah, Bu?" tanya Kiara lagi setelah luka-lukanya diobati. Siku dan lututnya terluka akibat jatuh tadi. Tidak terlalu dalam, tapi cukup membuat dua organ itu harus diperban.

Siska kembali menghela napas, seakan-akan ada beban yang terlampau berat di dada.

"Perusahaan ayahmu bangkrut. Manajer keuangan melarikan uang perusahaan hingga menyebabkan kerugian yang cukup besar,” jelas sang ibu dengan suara pelan. “Ayahmu langsung pingsan mendengar berita itu.”

"Astaghfirullahaladzim,” ucap Kiara. Ia menutup mulutnya, tidak percaya dengan kabar tersebut. “Kenapa tega sekali orang itu, Bu? Bukankah selama ini Ayah sudah memperlakukan para karyawannya dengan baik?"

Ibu Kiara menggeleng pelan. “Ibu tidak tahu, Nak. Yang jelas … sekarang para karyawan menuntut gajinya yang belum dibayar.” Tangis Siska yang sejak tadi berusaha ia bendung, akhirnya jebol juga. “Kalau sampai seminggu ke depan belum dibayarkan … ayahmu akan dituntut.

Kiara diam. Yang terdengar hanyalah suara tangis sang ibu.

Gadis itu sedang berusaha memproses sederet informasi baru yang masuk. Tentang ayahnya, tentang manajer yang kabur, tentang tuntutan karyawan ….

Semuanya terlalu tiba-tiba.

Perusahaan ayahnya sebenarnya tidak terlalu besar, tapi jika bangkrut … sudah pasti kerugiannya juga tidak sedikit.

“Sayang, dari mana kita dapat uang sebanyak itu?"

Suara sang ibu kembali menyadarkan Kiara, hingga gadis itu akhirnya mengambil keputusan.

"Kita jual saja rumah kita, Bu," ucap Kiara.

Spontan Siska menatap putrinya tak percaya.

Rumah itu satu-satunya aset berharga yang mereka seharusnya mereka pertahankan hingga akhir.

Jika rumah itu ikut dijual juga, di mana mereka akan tinggal selanjutnya?

"Tapi, Nak–"

"Bu, Ayah lebih penting dari rumah itu. Kia nggak mau Ayah masuk penjara." Gadis berhijab itu menatap sang ibu dengan penuh keyakinan.

"Harusnya manager itu yang masuk penjara!" tukas wanita paruh baya itu.

"Benar, Bu. Tapi dia sudah kabur kan? Sembari mencari orang itu, lebih baik kita segera selesaikan dulu urusan ini. Kia nggak mau Ayah semakin sakit kalau sampai para karyawan menuntutnya, Bu.”

Kiara menatap manik wanita yang melahirkannya ke dunia itu dengan penuh permohonan. "Percayalah, Bu. Kita pasti bisa bangkit lagi."

Gadis itu berusaha meyakinkan sang ibu..

"Nanti sisanya bisa kita pakai untuk mengontrak rumah sederhana, Bu. Untuk pengobatan Ayah biar Kia yang berusaha untuk mencarinya.”

Namun, meski begitu, tak ayal hati Kiara meringis ngilu.

Jika ayahnya harus dioperasi, pasti membutuhkan uang yang tidak sedikit. Dari mana dia mencari uang sebanyak itu dalam waktu dekat sedangkan honornya mengajar masih akan ia terima awal bulan depan? Itu pun jumlahnya tidak seberapa.

Tampaknya, pemikiran Kiara disadari oleh sang ibu.

Tatapan mata Siska pada putrinya semakin sendu. Seharusnya di usia putrinya yang sekarang, gadis itu bisa menikmati masa mudanya dengan bersenang-senang.

Akan tetapi, putri semata wayangnya itu terpaksa harus banting tulang untuk mencari uang demi keluarga.

Hati ibu mana yang tidak sedih melihat betapa tersiksanya sang buah hati?

"Tapi gajimu tidak akan cukup untuk membiayai pengobatan ayahmu, Sayang. Apalagi kalau sampai operasi," ucap Siska kemudian.

Rasanya wanita itu tak tega membiarkan putri satu-satunya itu harus bekerja keras sendirian sedangkan dirinya tidak mampu lagi untuk ikut bekerja karena fisiknya yang juga tidak terlalu kuat.

"Kia akan mencari pekerjaan tambahan, Bu. Alhamdulillah barusan Kia mendapatkan informasi pekerjaan dengan gaji dua kali lipat dari sekolah."

Kedua mata Siska membelalak mendengar pengakuan putrinya.

"Pekerjaan apa?" tanya Siska. Perasaannya mulai tak nyaman sekarang.

"Mengajar les di rumah orang kaya, Bu. Setiap sore, Kia harus mengajari anak itu. Doakan Kia bisa diterima ya, Bu. Agar bisa melunasi biaya rumah sakit ayah," jawab Kiara tersenyum sembari membayangkan wajah cantik murid barunya.

Helaan nafas lega terdengar dari mulut sang ibu. Setidaknya, bukan pekerjaan aneh-aneh yang dimaksud putrinya. Meski dalam keadaan sulit sekalipun, ia tak mau putrinya terjerumus dalam lembah dosa.

"Maafkan ibu dan ayah, Sayang. Seharusnya kamu tak perlu menanggung semua ini sendiri. Harusnya kamu fokus untuk dirimu sendiri, bukan malah menjadi tulang punggung begini." Mata Siska tampak sudah basah kembali.

"Jangan bicara seperti itu, Bu. Kia anak Ayah dan Ibu satu-satunya. Sudah jadi kewajiban Kia untuk menggantikan Ayah di saat Ayah sakit begini. Tolong doakan Kia ya, Bu. Doakan Kia bisa mendapatkan uang banyak agar kita nggak perlu menjual rumah."

Kia meraih tangan ibunya dan meletakkan di atas kepalanya. Ada rasa hangat saat tangan berlumur kasih sayang itu mengelusnya pelan. Untuk sesaat beban yang ia rasakan seperti terangkat.

"Keluarga Bapak Hadi?" Suara perawat menginterupsi ibu dan anak itu.

"Bagaimana keadaan Ayah saya, Sus?" tanya Kiara dengan tatapan harap-harap cemas.

"Ada penyumbatan di jantung, jadi harus dilakukan tindakan operasi secepatnya."

Bahu Kiara langsung terkulai mendengar penjelasan itu. Meskipun sudah memprediksi sebelumnya, tapi mendengar langsung dari pihak rumah sakit tetap saja membuatnya syok.

Perawat itu menjelaskan mengenai apa yang harus dilakukan oleh Kiara, termasuk mengurus administrasi.

Pikiran Kiara tak lagi mampu bekerja dengan benar. Ia membubuhkan tanda tangan pada setiap tempat yang ditunjukkan tanpa membaca lagi isinya. Tatapan gadis itu tampak kosong.

"Untuk sementara mbaknya bisa deposit 50 juta dulu. Selebihnya bisa dibayarkan kalau pasien sudah boleh pulang."

Mendengar nominal yang harus dibayarkan saat ini membuat bahu Kiara terkulai lemas.

Jika sekarang harus deposit 50 juta, itu artinya biaya yang dibutuhkan lebih dari itu. Dari mana ia bisa mendapatkan uang sebesar itu dalam waktu singkat?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
inda monteiro
bagus sekali
goodnovel comment avatar
Ai Icha
bagus aku suka
goodnovel comment avatar
Hakim Aliana
bagus sekali mantap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 2

    "Yuk sekarang kita mulai belajarnya.” Kiara mengeluarkan kartu huruf yang akan dijadikan sebagai alat peraga untuk pembelajaran kali ini. “Hari ini kita belajar merangkai huruf ya." Beberapa hari, setelah operasi ayahnya dinyatakan berhasil, Kiara secara berkala mendatangi alamat yang membutuhkan guru les sesuai informasi yang ia terima. Beruntung sebelumnya ia masih punya tabungan setengah dari uang deposit yang dipinta, jadi ayahnya bisa operasi.Namun, biaya yang dibutuhkan untuk pemulihan pasti lebih banyak lagi. Hasil penjualan rumah akan dialokasikan untuk membayar gaji.Inilah satu-satunya jalan yang bisa diusahakan kembali oleh Kiara.Untungnya, Cantika, gadis cilik yang menjadi murid les Kiara itu sangat manis. Meskipun mereka memang sedang belajar serius, tapi bocah itu merasa seperti sedang bermain sehingga tidak mudah bosan. Tampak jelas bahwa Cantika menyukai kehadiran Kiara dan antusias belajar bersama gurunya tersebut.Meskipun, di awal pertemuan, Cantika sempat salah m

    Last Updated : 2023-12-01
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 3

    Kiara melanjutkan langkahnya setelah beberapa detik terhenti karena ucapan konyol papanya Cantika. "Dia pikir aku ini apa? Jadi mamanya Cantika? Heh, yang benar saja!" Batin Kiara terus menggerutu hingga langkahnya terhenti di depan motor matic kesayangannya. Gadis itu mengambil helm dan memakainya. Saat kunci sudah tertanam di tempatnya, tiba-tiba ada sebuah tangan berotot yang mencabutnya tanpa izin. Spontan Kiara menoleh dan mendapati sosok dengan muka datar itu sudah berdiri di samping motornya dengan memainkan kunci. "Maaf, Tuan saya harus segera pulang," ucap Kiara masih mencoba untuk menjaga kesopanannya. "Saya belum selesai bicara, Bu guru. Kenapa Anda pergi begitu saja?" Samudra memasukkan kunci motor Kiara ke dalam saku celana membuat gadis berhijab itu melotot tak suka. "Apa yang Anda inginkan, Tuan? Kenapa Anda menghalangi saya?" Kali ini intonasi suara Kiara berubah datar tapi penuh penekanan. Tidak peduli meski pria yang saat ini ada di samping motornya itu adalah p

    Last Updated : 2023-12-01
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 4

    "Saya terima nikah dan kawinnya Kiara Ramadhani binti Hadi Wijaya dengan mas kawin uang tunai sebesar 2 miliar rupiah dan logam mulia seberat 2 kg dibayar tunai!"Tangis haru mengiringi prosesi sakral yang dilakukan di dalam ruang rawat di rumah sakit tersebut. Kiara dengan gaun putih dan kerudung putih serta mahkota di kepalanya tampak begitu cantik dan menawan. Namun tidak ada raut bahagia di wajahnya mengingat pernikahan yang dilakukan secara dadakan.Hadi Wijaya tersenyum lembut menatap Putri semata wayangnya kini sudah menjadi istri orang. Tanggung jawab atas Putri tunggalnya itu kini sudah beralih pada seorang pria bernama Samudra. "Nak Samudra tolong jaga putri saya satu-satunya ini. Dia adalah harta yang paling berharga bagi kami. Tolong bahagiakan dia seperti saya selalu memprioritaskannya. Jika nanti sudah tak ada lagi cinta pulangkan dia dengan cara baik-baik sebagaimana Samudra memintanya dengan cara baik-baik pula," ucap Hadi Wijaya dengan suara parau. Pria paruh baya it

    Last Updated : 2023-12-01
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 5

    Kiara terlonjak mendengar ucapan dingin lelaki yang baru saja menjadi suaminya. Jantungnya berdebar kencang ketika sorot mata pria tersebut seperti menembus tubuhnya. Langkah kaki Kiara terasa sangat berat. Tentu saja karena ini adalah malam pertama mereka. Bayangan ritual malam pertama dengan pria yang baru dikenalnya itu membuat aliran darah Kiara perpacu deras bersamaan keringat dingin yang mengucur di seluruh pori-pori kulitnya.b"Ma-maaf, Tuan saya harus menidurkan Cantika dulu," cicit Kiara. Suaranya tersangkut di tenggorokan sehingga lebih mirip seperti kucing sedang terjepit. Kiara melangkah masuk dengan kaki gemetar. Ditambah lagi pandangan pria itu terus mengikuti setiap pergerakan Kiara. Saat Kiara tengah kebingungan hendak melakukan apa, tiba-tiba pria dingin itu melempar bantal dan selimut padanya. "Kamu tidur di sofa!" ucap Samudra dingin."Tap-""Kita menikah karena Cantika. Saya lihat dia sangat menyayangimu. Dia juga menjadi lebih ceria setelah bertemu denganmu, jad

    Last Updated : 2024-03-15
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 6

    "Papa!" Samudra urung membalikkan badan saat suara putrinya memanggil."Sini masuk! Lihat Mama menguncir rambut cantik! Bagus nggak, Pa?" Gadis kecil itu meminta pendapat papanya atas penampilan barunya. "Iya, bagus. Cantika selalu cantik dalam kondisi apapun," jawab Samudra datar. "Kalau Mama cantik nggak, Pa?" Spontan sepasang pengantin baru itu saling tatap. ***"Kalau Mama cantik nggak, Pa?" tanya Cantika dengan mata berbinar-binar. Samudra melirik Kiara sekilas, laluengelus puncak kepala sang buah hati. "Mama masih kalah cantik dengan putri Papa. Karena putri Papa ini nggak ada tandingannya," jawab Samudra lembut. Berbeda sekali ketika berbicara dengan orang lain, termasuk Kiara. Samudra akan menunjukkan sisi lain yang berbeda pada putri semata wayangnya. Tak ada sakit hati pada diri Kiara karena dia tahu bahwa Samudra mengatakan itu untuk menyenangkan hati putrinya. Dirinya pun tak merasa kecewa dikatakan kalah cantik dengan bocah yang kini menjadi putri sambungnya itu ka

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 7

    Kiara mengambil ponselnya dari dalam tas. Lalu membuka kunci dengan pola yang sudah dia setting. Saat itulah sebuah pesan masuk dari nomor asing."Nanti saya nggak bisa jemput. Pulangnya naik taksi saja! Saya juga sudah transfer uang bulanan buatmu. Terserah mau digunakan buat apa saja. Kalau untuk kebutuhan dapur sudah diatur Mama!" Tak berselang lama notifikasi M-banking berbunyi. Kiara membukanya dan seketika kedua matanya membelalak. ***Deretan angka dengan jumlah nol sebanyak 7 itu membuat pikiran Kiara mendadak blank. Dia memang bukan orang miskin sebelum perusahaan ayahnya bangkrut. Namun dia tidak pernah diberi uang bulanan sebanyak itu oleh sang ayah karena ayahnya senantiasa mendidik Kiara untuk menjadi gadis yang pandai bersyukur berapapun uang jajan yang diberikan. Kini baru sehari menjadi istri Samudra, lelaki itu sudah membuat rekeningnya mendadak gendut. Mahar dua miliar yang dikasih kemarin pun belum dia sentuh sama sekali. Dan sekarang dia mendapatkan 50 juta per

    Last Updated : 2024-04-02
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 8

    "Sayang, maafin Mama ya? Mama nggak tahu kalau Cantik alergi sama kacang," ucap Kiara dengan penuh penyesalan. "Nggak papa, Mama. Cantik sudah nggak sesak nafas lagi. Yang penting Cantik sudah tahu rasanya makan es cream," jawab Cantika membuat Kiara yang menangis jadi terkekeh. "Jadi kamu mencoba meracuni anak saya?!"***"Jadi kamu mencoba meracuni anak saya? Baru sehari menjadi ibunya, dan kamu sudah berani membahayakan nyawa anak saya! Saya kecewa sama kamu!" Samudra melangkah ke depan lalu memeluk putrinya yang tengah terbaring di atas brankar. Kalau hanya diabaikan, Kiara masih bisa terima. Tapi dituduh membahayakan Cantika dan dibentak di depan para perawat membuat hatinya sangat sakit. Andai Kiara tidak ceroboh dan bertanya dulu sebelum mengajak Cantika makan di luar, pasti kejadian ini tak akan terjadi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, tak mungkin bisa kembali seperti semula. "Maaf, Mas. Aku tidak tahu kalau Cantika alergi kacang," lirih Kiara sambil menunduk. Dadanya berg

    Last Updated : 2024-04-03
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 9

    Suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai perlahan mendekat. Spontan semua tatapan mata tertuju pada sumber suara. "Samudra, apa benar kamu sudah menikah lagi?"Semua pasang mata menatap wanita paruh baya dengan dandanan bak sosialita yang baru saja masuk tanpa salam. "Jeng Winda, sini ikut makan bersama," sambut mamanya Samudra.Wanita yang selalu bersikap lemah lembut itu berdiri. Mengulas senyum terbaik untuk wanita yang pernah menjadi besannya di masa lalu. Namun sayangnya wanita seumuran tapi tampil lebih glamor itu hanya tersenyum sinis. Tatapannya justru tertuju pada Kiara yang menunduk menekuri makannya. "Apa benar Samudra sudah menikah lagi?" ulangnya dengan tatapan masih tertuju pada Kiara. "Mari duduk makan dulu, Jeng. Nanti kita bicara setelah ini." Melinda tetap kalem meski Winda tampak sedang menahan emosi. "Nggak usah basa-basi lagi, Jeng. Saya sudah dengar kalau Samudra menikah lagi. Wanita itu kan yang menggantikan posisi anak saya?" Winda melengos. Samudra

    Last Updated : 2024-04-04

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 99

    Baru saya Jek mau mengangkat panggilan itu tiba-tiba dering ponsel berhenti. Tak berselang lama sebuah pesan masuk dari nomor yang sama."Katakan pada bosmu, aku sudah bisa melacak keberadaan Melisa."Kalimat yang cukup singkat tapi sangat membawa pengaruh yang cukup besar bagi perubahan lewat wajah asisten pribadi Samudra itu. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu sejak satu bulan yang lalu. Setelah melalui berbagai macam cara tidak mendapatkan informasi apapun tentang wanita ini pernah mengusik rumah tangga atasannya itu, kini tiba-tiba kabar tentang keberadaannya kembali terdengar.Ucap langsung melakukan panggilan kepada lelaki tersebut. Pada dering ketiga suara bariton seorang pria langsung menyapa pendengaran Jack. "Di mana dia sekarang?" tanya Jack tanpa basa-basi. Sementara Samudra mengurungkan niatnya untuk menyusul sang istri begitu mendengar informasi yang cukup penting itu. Untuk masalah Kiara dia akan membujuknya nanti malam. Bukan karena tidak memprioritaskan kekasih h

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 98

    "Ini semua berkatmu, Mas. Juga berkat bantuan Jack dalam membimbingku selama ini."Samudra mengangguk membenarkan ucapan sang istri. "Jangan terlalu sibuk. Ingat kita sedang promil."Kiara memukul lengan suaminya. "Bukankah kamu sendiri yang menjebakku dalam pekerjaan yang tidak ada habisnya ini?"Samudra terkekeh, lalu mengusap kepala sang istri dengan lembut. "Maafkan aku, Sayang. Aku hanya ingin kita selalu bersama baik di rumah maupun di kantor."Di saat pasangan suami istri itu tengah tertawa bersama, tiba-tiba seseorang memanggil nama Samudra. "Samudra?" Spontan pasangan suami istri itu menoleh ke sumber suara. Kiara menatap sosok wanita yang berdiri dengan penampilan yang sangat mencolok. Dress ketat warna merah cabe dengan rambut blonde tergerai begitu saja. Sementara Damar hanya menatap sekilas dengan wajah datar.Tanpa permisi, wanita itu langsung duduk di hadapan Samudra. Senyumnya mengembang sempurna seolah baru saja menemukan sebongkah emas di hadapannya. Namun ada yang

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 97

    Sudah satu bulan berlalu tapi kabar tentang hilangnya seorang napi bernama Melisa masih menjadi tanda tanya. Pasalnya wanita itu seolah hilang ditelan bumi. Jejaknya tidak terdeteksi dan pergerakannya tak bisa diketahui.Meski demikian Samudra tetap percaya kalau wanita itu masih belum sepenuhnya melepaskan dendam padanya dan juga Kiara. Untuk itu Samudra tetap waspada meskipun berusaha untuk tenang karena khawatir Kiara merasa terancam dengan hilangnya Melisa dari penjara.Detektif swasta yang dia sewa bahkan belum memberikan keterangan apapun terkait hilangnya wanita licik itu. "Bagaimana, apa sudah ada kabar?" tanya Samudra tanpa memandang ke arah pria yang sedang berdiri di sampingnya. "Belum ada, Pak. Tim it yang sudah dikerahkan tidak mampu melacak keberadaannya. Saya rasa ada orang yang sangat kuat di belakangnya yang sengaja melindungi keberadaan wanita itu."Dalam hati Samudra mengakui kebenaran yang diucapkan oleh asisten kepercayaannya. Karena tidak mungkin seorang Melisa

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 96

    "Bro, kenapa gue sepertinya tadi melihat Kiara di kantor ini. Apa sekarang dia juga bekerja di sini?" Tanpa mengucap salam atau basa-basi, pria yang sudah membuat jengkel pemilik ruangan itu langsung bersuara. Samudra mendengus kesal pada lelaki yang baru saja masuk tersebut. Meski mereka sudah berteman sejak lama, tapi kadang-kadang sikap lelaki itu memang menyebalkan. Seperti saat ini, dia datang tiba-tiba dan menganggu pekerjaannya. Samudra menghiraukan kehadiran pria itu seolah makhluk tak kasat mata. Ia lebih memilih untuk kembali berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya daripada meladeni tamu tak diundang tersebut. Merasa diabaikan, Vino memilih untuk mengitak Atik ponselnya. Satu kaki ia angkat ke atas hingga menumpu pada kaki lainnya. Sementara Jack hanya bisa geleng-geleng kepala melihat interaksi dua sahabat yang terkadang mirip Tom dan Jerry tapi terkadang sangat solid itu. Jack merasa sudah tidak ada hal penting lagi yang akan dibicarakan bosnya, sehingga

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 95

    Pagi ini ada yang berbeda dengan Kiara. Jika biasanya sepagi ini ia sibuk menyiapkan putrinya untuk berangkat sekolah dengan membuatkan bekal makan yang lezat dengan bentuk yang unik, kali ini wanita itu meminta bibik untuk menggantikan tugasnya. Bukan karena sudah tak mau lagi menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Hanya saja semenjak sang suami memberinya tugas di kantor untuk menjadi seorang CFO, dia tak memiliki banyak waktu luang di rumah. Selain bekerja, Kiara diwajibkan untuk belajar secara privat agar bisa menjalankan tugasnya. Beruntung Kiara termasuk seorang pembelajar dan pengingat yang baik. Sehingga dia tidak kesulitan salam memahami setiap materi yang diberikan.Dan saat ini, Kiara sudah siap dengan gamis warna mocca dipadu blazer hitamnya. Tampak anggun dan berkelas meskipun memakai pakaian syar'i. Di depan cermin, Kiara berdiri mengamati pantulan tubuhnya yang tampak berbeda. Samudra tersenyum menatap sang istri penuh cinta. Perlahan pria itu mendekat lalu meling

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 94

    "Kenapa aku harus ikut? Apa Mas nggak takut keberadaanku justru mengganggu pekerjaan Mas?" Tak mudah tersenyum penuh makna. Sudah ada kejutan yang ia siapkan di kantor untuk menyambut kedatangan sang istri. Melihat suaminya hanya senyum-senyum wanita itu tak tahan lalu mencubit lengan sang suami. "Mas, aku serius bertanya. Kenapa malah senyum-senyum nggak jelas?" Ingin rasanya Kiara menjitak kepala suaminya adik iya tak takut dosa. Sungguh saat ini ia merasa suaminya begitu misterius. Tidak lebih tepatnya sejak dua hari yang lalu. Setelah mobil terparkir sempurna pasangan suami istri itu keluar dan berjalan dengan elegan menuju kantor yang begitu menjulang. Anehnya Kiara merasa kondisi kantor terasa tidak biasa. Dalam hati ia bertanya kenapa jam segini masih sangat sepi bahkan tidak ada seorangpun yang terlibat di lobi. Belum hilang rasa penasaran Kiara tiba-tiba dia mendengar derap langkah yang saling bersahutan dari balik lift yang tiba-tiba terbuka. Kiara menutup mulutnya den

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 93

    Pagi-pagi sekali di kediaman Samudra sudah terjadi keributan lantaran Cantika masih ngambek karena belum bisa melihat papa dan mamanya. Gadis kecil itu terus membuat ulah sampai pengasuh yang biasa membantunya kewalahan."Gak mau! Cantik nggak mau mandi kalau nggak sama mama!" teriak gadis kecil itu sambil melempar bantal serta bonekanya hingga berserakan di lantai. "Oma bohong! Katanya mama akan pulang tapi kenapa sampai sekarang belum datang juga?" Suara Cantika makin melemah karena kelelahan. Melinda menghela nafas panjang menyaksikan cucu kesayangan tampak begitu rapuh menunggu kehadiran menantunya, Kiara. Sebenarnya bisa saja wanita paruh baya itu langsung menghubungi Mama sambung Cantika tapi dia tidak melakukannya karena ada niat berselubung. Mumpung ada kesempatan mereka bisa keluar berduaan maka tak ingin menyia-nyiakan. Dia sangat yakin Kiara akan bertahan jika sudah hamil.Walaupun saat ini gadis yang dinikahi secara dadakan oleh putra semata wayangnya itu sudah memaafkan

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 92

    Aroma masakan menguar hingga memenuhi rongga hidung wanita cantik yang masih terbaring di atas kasur. Kedua matanya perlahan membuka seiring dengan perutnya yang berbunyi. Kiara menoleh ke kanan dan sebuah senyum menyambutnya. Samudra menatap sang istri dengan mata berbinar. Posisinya yang menghadap Sanga istri dengan tangan menyangga kepala dan siku sebagai tumpuan. Kiara mengerjap-ngerjapkan matanya. Mendadak bayangan peristiwa beberapa jam lalu berputar bak film di benaknya membuat pipi putihnya memerah karena malu. Terlebih saat ini sang suami tengah menatapnya begitu intens. "Ma-mas?" ucapnya terbata-bata.Samudra tersenyum lalu menyelipkan helaian rambut sang istri ke belakang telinga. "Nyenyak sekali boboknya. Sampai-sampai aku mengira tengah bersama putri tidur," ujar lelaki itu. Kiara memukul dada bidang suaminya dengan pukulan yang lebih terasa seperti elusan bagi Samudra. Setelah beberapa menit menggoda sang istri, Lelaki berhidung mancung itu membuka selimut hingga tub

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 91

    "Kita butuh waktu berdua untuk membuatkan adik Cantika. Kalau di rumah terus, adik pesanan Cantika nggak akan pernah terbentuk," bisik Samudra membuat wajah Kiara memanas. Lelaki itu tersenyum nakal ketika sudah memasuki suit room yang begitu mewah. Dengan menggunakan satu kaki, ia mendorong pintu hingga tertutup dan terkunci otomatis. Sedangkan tangan pria itu tak mau lepas dari pinggang ramping sang istri. Tatapan mereka saling beradu dengan deru nafas saling berlomba. Kiara tahu bagaimana cara meredam api cemburu yang sempat membakar dada lelaki yang telah menghalalkannya itu akibat kehadiran pria bernama Aldo. Meski dengan wajah malu-malu, tapi wanita berhijab itu tahu tugasnya untuk membuat sang suami meleleh. Detik berikutnya hanya ledakan kembang api yang begitu indah mendominasi perasaan pasangan suami istri tersebut. Entah kapan Samudra menyiapkan semua ini. Yang jelas dari dekorasi kamar hotel ini dengan banyaknya kelopak bunga mawar, lilin aroma terapi, musik klasik yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status