Share

Bab 3

Author: Cahaya Asa
last update Last Updated: 2023-12-01 19:30:33

Kiara melanjutkan langkahnya setelah beberapa detik terhenti karena ucapan konyol papanya Cantika.

"Dia pikir aku ini apa? Jadi mamanya Cantika? Heh, yang benar saja!" Batin Kiara terus menggerutu hingga langkahnya terhenti di depan motor matic kesayangannya.

Gadis itu mengambil helm dan memakainya. Saat kunci sudah tertanam di tempatnya, tiba-tiba ada sebuah tangan berotot yang mencabutnya tanpa izin. Spontan Kiara menoleh dan mendapati sosok dengan muka datar itu sudah berdiri di samping motornya dengan memainkan kunci.

"Maaf, Tuan saya harus segera pulang," ucap Kiara masih mencoba untuk menjaga kesopanannya.

"Saya belum selesai bicara, Bu guru. Kenapa Anda pergi begitu saja?" Samudra memasukkan kunci motor Kiara ke dalam saku celana membuat gadis berhijab itu melotot tak suka.

"Apa yang Anda inginkan, Tuan? Kenapa Anda menghalangi saya?" Kali ini intonasi suara Kiara berubah datar tapi penuh penekanan.

Tidak peduli meski pria yang saat ini ada di samping motornya itu adalah papanya Cantika. Orang yang telah memberikan pekerjaan dengan gaji tinggi. Melihat sikap semena-mena lelaki itu saja sudah membuat respect Kiara memudar.

"Apa perkataan saya tadi belum cukup jelas, Bu guru? Jadilah mamanya Kiara agar besok punya alasan untuk izin dari sekolah."

Kiara membuka mulutnya tanda sadar. Mungkin saat ini wajahnya tampak jelek karena hal itu. Belum lagi dengan kedua bola matanya yang ikut melebar. Menambah aneh ekspresi gadis berhijab itu.

"Dia pikir menikah urusan sesimpel memakai baju? Kenapa pria yang tampak cerdas ini bisa berkata demikian?" batin Kiara.

Tiba-tiba Kiara merasakan mulutnya ditutup telapak tangan milik seseorang. Pada saat yang sama sebuah bisikan di telinga membuat tubuhnya menegang.

"Jangan terlalu lebar membuka mulutnya, Bu guru. Kita belum resmi menjadi pasangan suami istri."

Seketika itu juga Kiara ingin menenggelamkan diri ke perut bumi. Wajahnya sudah sangat merah, entah karena malu atau marah.

"Anda jangan bersikap kurang ajar pada saat, Tuan!" tekan Kiara. "Jangan menyentuh saya karena kita bukan mahram."

Bukannya marah, pria itu justru tertawa terbahak-bahak mendengar protes Kiara. Hal itu semakin membuat Kiara kesal. Ternyata pria di hadapannya ini memang tak tahu malu.

"Rupanya Bu guru sudah tidak sabar untuk dijadikan sebagai mahram. Kalau begitu, malam ini juga mari kita menikah!" ucap Samudra dengan santainya.

"What the hell! Apa kata dia tadi, aku sudah tidak sabar? Hello? Bukankah dia yang memaksa saya untuk menikah dengannya? Kenapa dunia begitu tidak berpihak padaku, Tuhan?" batin Kiara memprotes.

Kiara menarik nafas panjang. Meraup udara sebanyak-banyaknya karena mendadak dadanya merasa sesak. Wanita yang memiliki lesung pipi di kiri itu melirik jam di tangannya dan seketika rasa bersalah menjalar ke dalam sanubarinya. Seharusnya ia segera ke rumah sakit karena sejak pagi dia belum menemui ayahnya. Sejak selesai operasi kemarin, Kiara terlalu sibuk memikirkan cara mencari uang tambahan sehingga tidak sempat untuk menengok sang ayah yang katanya sudah siuman.

"Maaf, Tuan saya harus segera pulang. Tolong berikan kunci motor saya!" Kiara menengadahkan tangan kanannya kepada pria yang bergelar ayah itu.

Dengan wajah yang tetap datar, Samudra meraih tangan itu lalu mengecupnya sekilas. "Will you marry me?"

Mendadak otak Kiara buntu. Saraf-saraf di tubuhnya seolah lumpuh karena aksi pria tersebut. Kiara kehilangan reflek berpikir dan geraknya sehingga saat ini dirinya lebih mirip seperti patung.

"Saya akan siapkan pernikahan kita secepatnya. Malam ini kita akan menikah di rumah sakit. Ayahmu sudah siuman, kan?"

Kesadaran Kiara langsung timbul. Kenapa pria ini bisa tahu kalau ayahnya di rumah sakit.

"Anda menyelidiki saya, Tuan?" Kiara menetap pria di sampingnya penuh selidik.

"Tentu saja. Saya tidak akan sembarangan membiarkan putri saya diajar oleh guru yang tidak saya ketahui asal usulnya," ujar Samudra santai.

Tidak heran jika pria itu tahu segalanya tentang Kiara. Sebagai pebisnis sukses dengan kekuasaan yang ia miliki pula, sangat mudah untuk menelusuri kehidupan pribadi seseorang termasuk Kiara.

"Anda benar-benar tidak sopan, Tuan."

"Saya akan membayar semua biaya rumah sakit ayahmu. Dan kamu juga tidak perlu menjual rumahmu."

Seketika tubuh Tiara menjadi kaku. Dia memang membutuhkan banyak uang saat ini demi kesembuhan sang ayah dan juga kelangsungan hidupnya tapi iya dianya harus menerima tawaran pria itu? Bukankah itu sama aja dengan menjual diri?

Gadis itu mulai goyah ketika mendengar penawaran yang sangat menggiurkan. Untuk sesaat otaknya berusaha untuk mencerna apa yang baru saja ia dengar lalu menimbang-nimbang apakah dia akan menerima tawaran itu atau tidak. Jika dia menerimanya maka dia akan menikah dengan pria yang tidak dia cintai sama sekali namun jika ia menolak mungkin kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali.

"Ya Allah beri hamba petunjukmu. Kalau hamba menerima lamaran lelaki ini apakah hamba berdosa karena telah mempermainkan pernikahan demi untuk mendapatkan uang?"

"Bagaimana, Bu guru? Saya tidak akan memberikan penawaran ini dua kali. Putuskan sekarang atau tidak sama sekali. Saya tahu Anda sedang butuh banyak uang, kan?" Merasa kemenangan berada di pihaknya Samudra mencoba untuk menekan Kiara.

Lelaki itu tahu saat ini Kiara sedang goyah maka ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan dengan terus menggunakan kelemahan Kiara sebagai senjatanya. Ya, kelemahan Kiara saat ini adalah keluarganya. Jika sudah menyangkut urusan keluarga maka biar akan menomorsatukan hal itu meski dia sendiri harus berkorban tanpa henti.

Cara menarik nafas panjang dengan memejamkan mata. Bayangan sang ayah yang tergolek lemah di rumah sakit silih berganti dengan raut sendu ibunya.

"Bismillahirohmanirohim. Baiklah kalau begitu," lirih Kiara.

Sudut bibir Samudra tertarik tipis lalu ia berbalik menuju ke teras rumahnya meninggalkan Kiara yang masih mematung di tempat.

Setelah beberapa detik akhirnya Kiara sadar dari keterpakuannya. "Tuan kunci motor saya!" teriaknya sembari berjalan mendekati teras

Samudra memberikan kunci motor Kiara dengan sorot mata tajamnya.

"Bukankah baru saja dia melamarku? Kenapa sikapnya masih saja dingin seperti itu?" batin Kiara bersenandika.

"Ya sudah, pulanglah! Nanti malam kita akan menikah di rumah sakit agar besok kamu bisa mengantar putri saya ke sekolahnya."

Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya Kiara mengangguk lalu berjalan menuju motornya kembali dengan membawa sejuta tanya di dalam benaknya.

"Apa sudah benar keputusan yang kuambil ini?"

Saat Kiara sudah hampir menstarter motornya tiba-tiba teriakan dari teras membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

"Mama, Cantik tunggu nanti malam, ya!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nuraini Almira
typo dimana2..ada Kiara..Tiara..nyebut Cantika jd Kiara.....‍♀️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 4

    "Saya terima nikah dan kawinnya Kiara Ramadhani binti Hadi Wijaya dengan mas kawin uang tunai sebesar 2 miliar rupiah dan logam mulia seberat 2 kg dibayar tunai!"Tangis haru mengiringi prosesi sakral yang dilakukan di dalam ruang rawat di rumah sakit tersebut. Kiara dengan gaun putih dan kerudung putih serta mahkota di kepalanya tampak begitu cantik dan menawan. Namun tidak ada raut bahagia di wajahnya mengingat pernikahan yang dilakukan secara dadakan.Hadi Wijaya tersenyum lembut menatap Putri semata wayangnya kini sudah menjadi istri orang. Tanggung jawab atas Putri tunggalnya itu kini sudah beralih pada seorang pria bernama Samudra. "Nak Samudra tolong jaga putri saya satu-satunya ini. Dia adalah harta yang paling berharga bagi kami. Tolong bahagiakan dia seperti saya selalu memprioritaskannya. Jika nanti sudah tak ada lagi cinta pulangkan dia dengan cara baik-baik sebagaimana Samudra memintanya dengan cara baik-baik pula," ucap Hadi Wijaya dengan suara parau. Pria paruh baya it

    Last Updated : 2023-12-01
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 5

    Kiara terlonjak mendengar ucapan dingin lelaki yang baru saja menjadi suaminya. Jantungnya berdebar kencang ketika sorot mata pria tersebut seperti menembus tubuhnya. Langkah kaki Kiara terasa sangat berat. Tentu saja karena ini adalah malam pertama mereka. Bayangan ritual malam pertama dengan pria yang baru dikenalnya itu membuat aliran darah Kiara perpacu deras bersamaan keringat dingin yang mengucur di seluruh pori-pori kulitnya.b"Ma-maaf, Tuan saya harus menidurkan Cantika dulu," cicit Kiara. Suaranya tersangkut di tenggorokan sehingga lebih mirip seperti kucing sedang terjepit. Kiara melangkah masuk dengan kaki gemetar. Ditambah lagi pandangan pria itu terus mengikuti setiap pergerakan Kiara. Saat Kiara tengah kebingungan hendak melakukan apa, tiba-tiba pria dingin itu melempar bantal dan selimut padanya. "Kamu tidur di sofa!" ucap Samudra dingin."Tap-""Kita menikah karena Cantika. Saya lihat dia sangat menyayangimu. Dia juga menjadi lebih ceria setelah bertemu denganmu, jad

    Last Updated : 2024-03-15
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 6

    "Papa!" Samudra urung membalikkan badan saat suara putrinya memanggil."Sini masuk! Lihat Mama menguncir rambut cantik! Bagus nggak, Pa?" Gadis kecil itu meminta pendapat papanya atas penampilan barunya. "Iya, bagus. Cantika selalu cantik dalam kondisi apapun," jawab Samudra datar. "Kalau Mama cantik nggak, Pa?" Spontan sepasang pengantin baru itu saling tatap. ***"Kalau Mama cantik nggak, Pa?" tanya Cantika dengan mata berbinar-binar. Samudra melirik Kiara sekilas, laluengelus puncak kepala sang buah hati. "Mama masih kalah cantik dengan putri Papa. Karena putri Papa ini nggak ada tandingannya," jawab Samudra lembut. Berbeda sekali ketika berbicara dengan orang lain, termasuk Kiara. Samudra akan menunjukkan sisi lain yang berbeda pada putri semata wayangnya. Tak ada sakit hati pada diri Kiara karena dia tahu bahwa Samudra mengatakan itu untuk menyenangkan hati putrinya. Dirinya pun tak merasa kecewa dikatakan kalah cantik dengan bocah yang kini menjadi putri sambungnya itu ka

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 7

    Kiara mengambil ponselnya dari dalam tas. Lalu membuka kunci dengan pola yang sudah dia setting. Saat itulah sebuah pesan masuk dari nomor asing."Nanti saya nggak bisa jemput. Pulangnya naik taksi saja! Saya juga sudah transfer uang bulanan buatmu. Terserah mau digunakan buat apa saja. Kalau untuk kebutuhan dapur sudah diatur Mama!" Tak berselang lama notifikasi M-banking berbunyi. Kiara membukanya dan seketika kedua matanya membelalak. ***Deretan angka dengan jumlah nol sebanyak 7 itu membuat pikiran Kiara mendadak blank. Dia memang bukan orang miskin sebelum perusahaan ayahnya bangkrut. Namun dia tidak pernah diberi uang bulanan sebanyak itu oleh sang ayah karena ayahnya senantiasa mendidik Kiara untuk menjadi gadis yang pandai bersyukur berapapun uang jajan yang diberikan. Kini baru sehari menjadi istri Samudra, lelaki itu sudah membuat rekeningnya mendadak gendut. Mahar dua miliar yang dikasih kemarin pun belum dia sentuh sama sekali. Dan sekarang dia mendapatkan 50 juta per

    Last Updated : 2024-04-02
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 8

    "Sayang, maafin Mama ya? Mama nggak tahu kalau Cantik alergi sama kacang," ucap Kiara dengan penuh penyesalan. "Nggak papa, Mama. Cantik sudah nggak sesak nafas lagi. Yang penting Cantik sudah tahu rasanya makan es cream," jawab Cantika membuat Kiara yang menangis jadi terkekeh. "Jadi kamu mencoba meracuni anak saya?!"***"Jadi kamu mencoba meracuni anak saya? Baru sehari menjadi ibunya, dan kamu sudah berani membahayakan nyawa anak saya! Saya kecewa sama kamu!" Samudra melangkah ke depan lalu memeluk putrinya yang tengah terbaring di atas brankar. Kalau hanya diabaikan, Kiara masih bisa terima. Tapi dituduh membahayakan Cantika dan dibentak di depan para perawat membuat hatinya sangat sakit. Andai Kiara tidak ceroboh dan bertanya dulu sebelum mengajak Cantika makan di luar, pasti kejadian ini tak akan terjadi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, tak mungkin bisa kembali seperti semula. "Maaf, Mas. Aku tidak tahu kalau Cantika alergi kacang," lirih Kiara sambil menunduk. Dadanya berg

    Last Updated : 2024-04-03
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 9

    Suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai perlahan mendekat. Spontan semua tatapan mata tertuju pada sumber suara. "Samudra, apa benar kamu sudah menikah lagi?"Semua pasang mata menatap wanita paruh baya dengan dandanan bak sosialita yang baru saja masuk tanpa salam. "Jeng Winda, sini ikut makan bersama," sambut mamanya Samudra.Wanita yang selalu bersikap lemah lembut itu berdiri. Mengulas senyum terbaik untuk wanita yang pernah menjadi besannya di masa lalu. Namun sayangnya wanita seumuran tapi tampil lebih glamor itu hanya tersenyum sinis. Tatapannya justru tertuju pada Kiara yang menunduk menekuri makannya. "Apa benar Samudra sudah menikah lagi?" ulangnya dengan tatapan masih tertuju pada Kiara. "Mari duduk makan dulu, Jeng. Nanti kita bicara setelah ini." Melinda tetap kalem meski Winda tampak sedang menahan emosi. "Nggak usah basa-basi lagi, Jeng. Saya sudah dengar kalau Samudra menikah lagi. Wanita itu kan yang menggantikan posisi anak saya?" Winda melengos. Samudra

    Last Updated : 2024-04-04
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 10

    Kiara baru saja akan berbaring ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Gegas ia membukanya. "Ibu.""Assalamualaikum, Bu. Bagaimana kondisi ayah?"[...]"Apa?!" Spontan tangan Kiara bergetar hingga ponselnya terjatuh ke lantai. Bersamaan dengan itu Samudera keluar dari kamar mandi."Ada apa?" Samudra berjalan menuju ranjang. Namun sempat terhenti melihat raut wajah sang istri yang tampak shock.Kiara bergeming. Pikirannya kosong dengan bulir-bulir air mata sudah saling berebut lirih membasahi pipinya. "Hei, apa kamu tuli? Ada apa?" Pria tampan tapi dingin itu setengah membernya. Tak suka diabaikan oleh wanita yang sudah ia nikahi tersebut.Mendengar suara yang cukup nyaring membuat Kiara terlonjak. Kesadarannya pulih kembali. Namun tak berlangsung lama karena mendadak ia teringat telepon barusan. Gegas ia berdiri dan meraih tas slempang yang tergantung."Saya izin pergi dulu, Mas!" Menghiraukan pertanyaan sang suami, Kiara memasukkan ponsel yang baru saja ia pungut di lantai kendalam s

    Last Updated : 2024-04-05
  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 11

    "Cantika suka baca buku apa? Mau Mama bacakan buku cerita?" tawar Kiara. "Mau, Ma! Cantik mau cerita putri Elsa!"Baru saja hendak mengambil buku di rak, Kiara merasakan punggungnya menabrak seseorang.Spontan Kiara memekik. Lalu membalikkan badan karena merasakan sebuah tangan menahan kedua bahunya. "Ma-mas? Bu-bukannya tadi sedang tidur?" Kiara tergagap-gagap mendapat tatapan seintens itu. Menyadari posisinya yang terlalu dekat, spontan Samudra melepas tangannya membuat tubuh Kiara oleng dan hampir terjatuh. Beruntung lantai kamar ini dialasi dengan karpet bulu yang cukup tebal sehingga andai dia benar-benar jatuhpun tidak akan terlalu sakit. "Saya mau memastikan keadaan putri saya!" Jawaban singkat dan dingin itu mengakhiri kontak antara keduanya. Karena deuim berikutnya Samudra sudah melangkah menuju Canuika yang asik main ayunan. "Papa, tadi di bawah kok ada suara ribut-ribut? Siapa yang bertengkar, Pa? Bertengkar itu kan nggak baik ya, Pa? Kalau salah minta maaf aja nggak u

    Last Updated : 2024-04-06

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 107

    "Lo lihat wajah polos anak-anak itu? Bayangkan kalau salah satu diantara mereka adalah anak kita. Apa Lo nggak merasa kasihan? Hari ini kita menculik anak orang lain, bagaimana kalau suatu saat anak kita yang jadi korbannya?" bisik pria yang sudah mulai sadar akan perbuatannya itu. Sedangkan pria bernama Anto yang sejak tadi berusaha untuk tetap terjaga karena kantuk yang menyerang mulai goyah dengan ucapan temannya. Dia juga memiliki anak-anak seusia mereka. Bahkan anaknya kembar dan baru kelas 2 SD. Demi mereka dia rela melakoni pekerjaan haram ini. Namun tak pernah terpikir dalam benaknya suatu ketika anak yang di perjuangkan hidupnya akan bernasib sama dengan anak-anak ini.Tatapan Anto jatuh pada Cantika yang tampak lemas. Gadis kecil itu terus merengek dan tidak mau makan sehingga kehilangan banyak tenaga. Mendadak rasa kasihan menyusup ke dalam relung jiwanya. Wajah Cantika berubah seperti wajah anaknya yang tengah menangis minta tolong. Entah karena efek kantuk yang menggelay

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 106

    "Mas, coba lacak lewat GPS. Tadi pagi Cantik memakai jam tangan yang sudah dipasang GPS," usul Kiara. Samudra sendiri baru sadar jika dia telah menasang alat pelacak di jam tangan dan sepatu Cantika. Karena kalut dia sampai lupa hal sepenting ini. Seketika harapannya terbit. Dengan alat pelacak itu, dia bisa menemukan posisi sang buah hati saat ini. Lelaki itu segera menyalakan smartwatch yang dipakainya. Ia membuka aplikasi untuk melacak keberadaan putrinya. Kedua alis lelaki bergelar ayah itu tertaut ketika melihat titik ordinat keberadaan putrinya. "Aku ikut, Mas!" Kiara tak bisa berdiam diri menunggu kabar sementara putri kesayangannya dalam bahaya."Sayang, kamu tunggu di rumah. Misi penyelamatan ini cukup berbahaya, Sayang." Samudra berusaha membujuk sang istri yang tetap kekeh ingin ikut. Pria yang masih memakai jas lengkap itu menatap mata sendu wanita yang ia cintai dengan tatapan yang meyakinkan. Dia tak ingin keselamatan Kiara terancam. Di saat Cantika, putri semata way

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 105

    "Cantik kan sudah bilang jangan ikuti Cantik! Cantik sudah besar, sudah berani ke kamar mandi sendiri!" tolaknya.Setelah mengatakan itu langsung berlari menuju ke kamar mandi siswa yang berada di sebelah kanan gedung sekolah ini. Pengasuh dan bodyguard itu akhirnya mengalah pada nona mudanya daripada mendapat amukan sang majikan. Mereka juga berpikir ini masih di lingkungan sekolah jadi tidak mungkin ada orang asing yang bisa masuk ke area sekolah terlebih di gerbang ada penjaga. Lima menit, sepuluh menit, sampai lima belas menit Cantika tak kunjung kembali. Pengasuh dan pengawal mulai gelisah. Seharusnya kalau hanya buang air kecil Cantika sudah kembali. Tanpa dikomando, dua orang yang sama-sama dipekerjakan untuk menjaga Cantika itu bergerak cepat menuju ke kamar mandi siswa. Satu per satu bilik dibuka tapi tak ada tanda-tanda keberadaan seseorang di sana. "Non! Non Cantik!" panggil bibik panik. Namun tak ada sahutan dari sana. "Bagaimana ini, Non Cantik tidak ada di manapun!" u

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 104

    Tanpa menunggu matahari terbit malam itu juga semua tim dikerahkan untuk menyisir parkiran kantor. Terdapat dipungkiri jika kehadiran Melisa kembali membuat hidup Samudra tidak tenang. Samudra hanya memantau dari rumah karena khawatir istrinya akan mencari jika tiba-tiba wanita yang dicintainya itu terbangun seperti biasa. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Samudra duduk di sofa kamarnya sambil terus memantau ponselnya. Yaitu terus berkomunikasi dengan kepala tim yang diterjunkan untuk menyisir parkiran kantor. Sudah satu setengah jam pria berhitung mancing itu menunggu kabar tapi anak buahnya belum ada satupun yang memberikan kabar padanya. Tiara merasa tiba-tiba tenggorokannya kering sehingga membuatnya terbangun untuk minum. Namun ia merasakan tempat tidur di sebelahnya. Wanita itu membuka mata lalu mencari sosok suaminya. Sepasang mata Kiara menyipit tatkala melihat siluet pria sedang duduk di sofa dalam kamarnya. Tanpa perlu menajamkan matanya pun wanita itu tahu si

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 103

    Samudra menatap wajah sang istri yang tampak damai dalam tidurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tak heran jika Kiara sudah terlelap di peraduan setelah drama wanita misterius tadi siang. Ia merasakan lelah yang amat sangat sehingga memilih untuk tidur lebih awal. Terlebih lagi besok dia harus kembali masuk ke kantor setelah sehari mengambil cuti dadakan. Samudra menarik selimut untuk menutup istrinya. Mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin dan tidak terlalu gerah. Setelah mematikan semua kondisi nyaman untuk sang istri tidur nyenyak kalau ia mematikan lampu utama dan menggantinya dengan lampu tidur. Setelahnya Samudra memilih untuk keluar perlahan menuju ruang kerjanya. Di depan meja yang penuh dengan tumpukan berkas Samudra menangkap kosong jendela yang belum tertutup kordennya. Taburan bintang di langit tampak begitu indah terlihat dari dalam ruang kerja Samudra. Perlahan pria itu berjalan menuju balkon ruang kerjanya lalu mengeluarkan ponsel dan terlihat mengh

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 102

    Kiara berdiri lalu pamit pada para orang tua wali untuk pergi lebih dulu. Sepeda motor metic yang ditumpangi Kiara melaju dengan kecepatan sedang. Ibu dan anak itu tidak langsung pulang ke rumah melainkan mampir ke mall untuk bermain lebih dulu. "Mama, Cantik mau main itu!" tunjuk Cantika. Saat ini mereka sedang berada di time zone yang ada di lantai dasar mall ini. Kiara mengangguk lalu mengatakan pada sang buah hati kalau dirinya duduk di salah satu bangku yang tidak jauh dari tempat itu. Saat berjalan menuju ke bangku tersebut, ia merasakan bahunya ditabrak seseorang. Wanita itu mendongak saat mendengar suara yang tak asing di telinganya.Kiara menatap sosok yang tak asing di depannya. Namun ia tampak ragu karena wanita yang menabraknya segera pergi. Tak ingin membuat Cantika menunggu, Kiara segera berjalan lagi. Namun sepanjang jalan ia terus kepikiran dengan sosok yang dia kenali sebagai Melisa. Namun kenapa wajahnya berbeda."Mama, Cantik mau es krim!" Tiba-tiba Cantika sudah

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 101

    Setelah mendapatkan informasi dari Excel Samudra tidak langsung pulang ke rumah melainkan mengadakan pertemuan dengan tim it untuk melacak kebenaran keberadaan Melisa. Segala kemampuan dikerahkan untuk mengetahui posisi wanita yang pernah menjadi penyebab meninggalnya calon buah hati Samudra itu. Namun tampaknya Samudra harus menelan kecewa lagi karena ternyata wanita bernama Melisa itu sudah tidak berada di tempat yang disebutkan oleh Excel sebelumnya. Seolah tahu kalau dirinya sedang menjadi buronan, maka wanita itu berpindah-pindah tempat. Hanya saja memang ada sosok yang melindunginya sehingga keberadaannya tidak mudah dilacak. Tempat pukul 12.00 malam Samudra mengakhiri rapat dengan timnya lalu memilih untuk pulang. Karena tidak mau mengganggu tidur sang istri pria itu masuk ke kamar dengan cara mengendap-endap seperti maling berharap wanita yang ia cintai itu tidak terganggu oleh kehadirannya. Dia tahu memang mereka berdua butuh bicara karena kedatangan Clara secara tiba-tiba

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 100

    Seringai tipis muncul di bibir pria berambut gondrong tersebut. Jelas Samudra terkejut melihat pria yang sudah lama menghilang dari kancah dunia bisnis itu. Dulu pria itu adalah saingan terberat Samudra ketika sedang merintis bisnisnya. Pria itu beberapa kali selalu mengalahkan Samudra dalam memperoleh tender. Usut punya usut pria itu mengambil jalan curang hingga saat perusahaan pria berambut panjang itu tengah di puncak kejayaan, mendadak ada beberapa orang yang melaporkan sehingga dia harus mendekam di penjara karena perbuatannya. Entah kapan pria itu bebas. Karena sejak menghilang dari dunia bisnis, media tak pernah lagi memberitakannya. Kini mendadak dia kembali muncul dengan membawa info yang sangat dibutuhkan Samudra. Entah suami Kiara itu bisa percaya atau tidak setelah apa yang dilakukan pria tersebut dulu. Masih lekat dalam ingatan Samudra bagaimana lelaki gondrong itu menjegal setiap langkahnya. "Duduklah! Jangan memandangku seperti itu, macam melihat hantu saja." Pria

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 99

    Baru saya Jek mau mengangkat panggilan itu tiba-tiba dering ponsel berhenti. Tak berselang lama sebuah pesan masuk dari nomor yang sama."Katakan pada bosmu, aku sudah bisa melacak keberadaan Melisa."Kalimat yang cukup singkat tapi sangat membawa pengaruh yang cukup besar bagi perubahan lewat wajah asisten pribadi Samudra itu. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu sejak satu bulan yang lalu. Setelah melalui berbagai macam cara tidak mendapatkan informasi apapun tentang wanita ini pernah mengusik rumah tangga atasannya itu, kini tiba-tiba kabar tentang keberadaannya kembali terdengar.Ucap langsung melakukan panggilan kepada lelaki tersebut. Pada dering ketiga suara bariton seorang pria langsung menyapa pendengaran Jack. "Di mana dia sekarang?" tanya Jack tanpa basa-basi. Sementara Samudra mengurungkan niatnya untuk menyusul sang istri begitu mendengar informasi yang cukup penting itu. Untuk masalah Kiara dia akan membujuknya nanti malam. Bukan karena tidak memprioritaskan kekasih h

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status