Share

Chapter 76 | Naresh Mulai Menyadari

Dunianya serasa terhenti, melihat tubuh pucat yang terbujur di atas ranjang dengan banyak alat medis di seluruh tubuhnya. Kenapa matanya tetap terpejam? Bukankah Dokter bilang keadaannya tidak apa-apa? Kenapa wajahnya masih pucat? Bukankah kata Dokter dia tidak kehilangan banyak darah?

Sungguh! Naresh tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa Clara dan calon anaknya, andai siang itu ia tidak pergi ke tempat Bella, mungkin tidak akan seperti ini. Yeah, beberapa saat lalu Pak Yanto mengantarkan ponsel milik Clara yang tertinggal, dan di situlah Naresh baru tahu akar permasalahannya.

"Mungkin kali ini kamu nggak akan memaafkan aku, Cla," gumamnya menatap tubuh lemah di hadapannya dengan sendu.

Naresh menoleh saat merasakan ada yang memegang bahunya, ternyata sang Mama tengah berdiri di sampingnya.

"Kita doakan yang terbaik untuk Clara dan janinnya, Dokter sudah berusaha, dan kita harus optimis."

"Tapi kenapa Clara nggak bangun-bangun, Mah? Bukannya lukanya nggak parah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status