Share

Pria Arogant

last update Last Updated: 2022-01-18 11:32:01

Jordan berjalan menuju kamar Michael, ia membuka pintu yang tidak terkunci dan melihat pria tampan sedang membaca sebuah buku bisnis yang hanya menggunakan celana pendek sebatas paha berbaring di kursi malas yang berada di balkon kamar.

“Apa aku perlu membereskan koper saudaraku?” Jordan duduk di depan Michael.

“Aku akan menghubungi Fanny.” Michael akan mengambil ponsel.

“Tidak perlu.” Jordan menahan tangan Michael.

“Ada apa?” tanya Michael heran.

“Mama yang akan melakukannya. Jangan biarkan orang asing masuk ke dalam ruangan pribadi kamu!” Jordan menatap Michael. Dia paham benar dengan kakaknya yang selalu di layani bak Raja sejak lahir.

“Sekretaris ku adalah seorang pelayan yang akan melakukan semua pekerjaanya.” Michael kembali membaca buku.

                                                                 

“Apakah kamu akan menjadikan istrimu seperti pelayan?” tanya Jordan.

“Tidak, ia akan jadi Ratu yang hanya perlu menghabiskan uangku.” Michael tersenyum.

“Wanita yang bagaimana yang kakak sukai?” Jordan mengambil sebuah buku tebal yang ada di atas meja.

“Bagaimana dengan dirimu?” Michael balik bertanya.

“Seperti Mama, lembut, ramah, menyukai anak-anak dan selalu tersenyum dengan kulit sawo matang tapi terang.” Jordan tersenyum.

“Sepertinya selera kita sama.” Michael meletakkan buku di atas meja.

“Tidak biasanya kakak jadi peniru.” Jordan memicingkan matanya.

“Aku harus meniru adikku yang punya banyak pengalaman dengan wanita.” Pria tinggi dan putih itu beranjak dari kursi. Dia mengenakan kemeja biru langit untuk menutupi tubuh seksi dengan otot-otot dan kulis putih bersih.

“Mau kemana?” Jordan memperhatikan saudaranya.

“Jalan-jalan.” Tangan kekar itu mengancingkan kemejanya.

“Bagaimana jika kita pergi ke kampung Pecinaan?” Jordan terlihat bersemangat.

“Untuk apa?” tanya Michael.

“Dasar pria tidak percaya pada Tuhan.” Jordan menepuk pundak Michael.

“Sebenarnya siapa kakak? Aku atau kamu?” Jordan keluar dari kamar Michael.

“Jo, apa kakak kamu sudah berberes?” tanya mama ketika melihat Jordan menuruni tangga kamar.

“Apa yang bisa dilakukan El selain mengurus bisnis?” Jordan duduk di ruang tengah.

“Tidak ada.” Mama tersenyum dan berjalan menuju kamar putra pertama yang terlalu dimanja itu.

“Putraku mau kemana?” Mama melihat Michael di depan pintu kamar.

“Jo, mengajakku bermain ke kampung Pecinaan.” Michael menatap mamanya.

“Baiklah, jangan pulang terlalu malam.” Wanita itu menjentikkan jarinya agar Michael menunduk dan ia bisa memberikan ciuman di pipi putranya.

“Aku tidak pernah bisa membantah Mama.” Michael melihat Mama yang telah masuk ke kamar untuk membereskan koper.

“Apa kamu jadi ikut?” tanya Jordan.

“Ya, besok aku akan pergi ke Bangka dan tidak bisa menghabiskan waktu bersama kamu.” Michael melemparkan kunci mobilnya kepada Jordan.

Jordan mengendarai mobil menuju Gladak yang merupakan salah satu kawasan yang dikenal sebagai Chinatown-nya Jakarta. Michael memejamkan matanya menikmati perjalanan dengan tidur dan menjadikan adiknya seorang supir pribadi. Jordan hanya bisa menggelengkan kepala melihat sifat Bossy dari kakaknya.  Michael adalah pria nomor satu dimanapun dia berada begitu juga di dalam rumah, Mama membiasakannya seperti seorang raja yang selalu dituruti semua kemauannya dan menjadikan manusia yang harus dilayani.

“Bagaimana dengan Cleya?” tanya Jordan tanpa melihat Michael.

“Aku tidak tertarik pada wanita penggoda dan mencari perhatian,” jawab Michael.

“Cleya wanita karier dan seperti seorang tuan putri.” Jordan tersenyum.

“Aku mau menikah dengan wanita rumahan seperti mama, pandai memasak, merawat suami dan anak-anak penuh cinta kasih.” Michael melirik Jordan.

“Mama adalah wanita lembut tapi tegas dan ketika marah seperti Singa,” lanjut Michael.

“Sebagai seorang bos kaya dan tidak pernah berada di lingkungan menengah ke bawah, bagaimana bisa kamu bertemu dengan wanita seperti itu?” Jordan melihat kearah Michael.

“Pulau Bangka hanya di huni manusia biasa saja kan?” Michael merapikan duduknya.

“Apa maksud kamu dengan kata manusia biasa?” Jordan menoleh pada Michael.

“Tidak ada artis atau model di sana,” jawab Michael acuh.

“Apakah kamu berniat mencari wanita di pulau Bangka?” Jordan menghentikan mobil di tempat parkir.

“Mama adalah wanita yang berasal dari Pulau Bangka.” Mata tajam yang tersembunyi dari balik kaca mata hitam melihat sekeliling.

“Mengapa kita pergi ke tempat seperti ini?” Michael melihat kearah Jordan.

“Kita akan pergi berdoa kepada Tuhan.” Jordan keluar dari mobil.

“Apa? Aku tidak percaya dengan semua ini.” Michael membuka sabuk pengaman dan membuka pintu mobil. Pria itu melihat sebuah Klenteng yang sangat Indah.

Berkunjung ke Chinatown Jakarta, tentu akan ada banyak bangunan kuil atau vihara-vihara yang salah satunya adalah Vihara Dharma Bhakti atau dikenal juga dengan nama Klenteng Jin De Yuan. Vihara ini sendiri merupakan salah satu dari vihara-vihara tua yang ada di kawasan pecinan Gladak dan menjadi salah satu destinasi wisata dan juga ziarah khususnya bagi masyarakat penganut ajaran Kong Hu Cu.

Menjelang hari-hari besar seperti Waisak dan tahun baru Imlek vihara ini akan sangat ramai dikunjungi serta kerap dimeriahkan berbagai acara-acara sosial ataupun pertunjukan seni tradisional khas Tiongkok. Tak cuma tempat ibadah Vihara, di sekitar kawasan pecinan Gladak, bisa menemukan tempat ibadah umat Katolik yang cukup unik, yakni Gereja Santa Maria de Fatima yang dibangun dengan arsitektur bergaya oriental bak kuil-kuil di China. Dengan arsitektur dan ornamen khas pecinan, tentu gereja ini menjadi salah satu destinasi wisata religi yang cukup menarik di Chinatown Jakarta. Bahkan, gereja ini juga memiliki jadwal khusus untuk misa yang diselenggarakan dalam bahasa mandarin.

“Ayolah.” Jordan tersenyum melihat Michael yang masih berdiam diri di depan mobil.

“Apakah tempat ini memang sepi?” Michael berjalan mendekati Jordan.

“Tentu saja, ini bukan jadwal ibadah dan masih jauh dari tanggal perayaan keagamaan.” Jordan melangkah masuk ke dalam Klenteng dengan nuansa merah itu. Lampion-lampion merah menghiasi bagian depan tempat ibadah begitu indah.

“Apa yang mau  kamu lakukan di sini?” Michael memperhatikan sekeliling begitu tenang.

“Berdoa,” jawab Jordan.

“Kamu saja, aku tidak mau.” Michael menghentikan langkah kakinya.

“Kapan kamu akan percaya dengan adanya Tuhan? Kamu adalah pria yang cerdas.” Jordan menatap sedih pada Michael, ia tidak tahu apa yang membuat saudaranya tidak memiliki agama di hatinya. Sikap Michael yang tidak mau melakukan semua ritual keagamaan membuat Jordan harus menggantikannya.

“Entahlah, aku tidak tahu,” jawab Michael.

“Aku akan masuk.” Jordan meninggalkan Michael berjalan menuju sebuah tempat di samping Klenteng, ia tertarik pada sebuah patung yang terlihat seperti wanita yang akan terbang ke langit dan meninggalkan pasangannya. Pria itu melangkahi kolam kecil yang mengeliling patung.

“Jangan sentuh!” Sebuah kalimat larangan yang sangat Michael benci. Mata tajam itu melihat kearah sumber suara. Tangan Michael berada tepat pada bunga yang di pegang oleh patung pria dan wanita. Da ingin mengetahui jenis bunga itu.

“Kenapa aku tidak boleh menyentuhnya!?” bentak Michael pada pria tua itu.

“Itu adalah patung cinta terlarang.” Tubuh pria tua itu gemetar melihat tatapan tajam dan suara keras dari Michael.

“Apa yang akan terjadi karena aku telah menyentuhnya?” tanya Michael marah.

“Anda akan jatuh cinta pada wanita yang tidak menginginkan anda sama sekali karena banyak perbedaan dan anda akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan wanita itu,” jelas pria tua dengan tetap menunduk.

“Apa? Tidak ada wanita yang akan menolak seorang El.” Michael mencekik leher pria itu dengan sangat emosi, dua kalimat yang sangat tidak ingin ia dengarkan.

“Maafkan saya, Tuan.” Pria itu kesulitan bernapas.

“Semuanya mitos bodoh.” Michael melepas tangannya dengan kasar dari leher pria tua hingga terjatuh ke lantai.

“Apa yang kamu lakukan?” Jordan membantu pria dengan pakaian biksu itu berdiri.

“Hancurkan patung ini!” Tangan Michael menyentuh wajah patung wanita dengan emosi.

“Apa kamu gila?!” Jordan menatap tajam pada Michael.

“Dengar Jordan! Untuk apa ada patung bodoh seperti ini?” Michael mencengkram kerah baju saudaranya.

“Kenapa kamu emosi? Apa salah patung itu?” Jordan memegang tangan Michael yang hanya terdiam.

“Kenapa ada patung terlarang di tempat seperti ini?” Michael menarik tangannya.

“Kamu harus membaca buku sejarah keagamaan.” Jordan mendekati pria tua.

“Maafkan saudara saya.” Jordan membungkuk tubuhnya memberi hormat dan meminta maaf.

“Apa yang kamu lakukan?” Michael menarik Jordan dengan kasar.

“Dengar El, kita harus menghormati pelayan Tuhan.” Jordan menatap tajam pada Michael.

“Kau mengajari diriku!” Michael membalas tatapan Jordan dengan lebih tajam.

“Sebaiknya kita pulang, ini semua salahku.” Jordan memberikan amplop pada Pria tua yang masih berdiri.

“Menyebalkan.” Michael berjalan cepat menuju mobil.

Jordan mengelengkan kepala melihat sikap kasar dan pemarah Michael. Pria itu kembali mendekati Pak Tua yang bertugas menjaga tempat ibadah. Lelaki yang dengan pakaian biksu itu memperhatikan Michael.

“Sekali lagi, tolong maafkan saudara saya.” Jordan tersenyum dan membungkukkan tubuhnya memberi hormat.

           

“Dengar Nak, patung ini bukan mitos, saudara kamu akan jatuh cinta pada wanita yang bahkan mungkin sangat membenci dirinya.” Pak Tua menggengam tangan Jordan.

“Aku berharap bisa menyaksikan keajaiban itu.” Jordan tersenyum.

“Ah, apa saudaraku akan mendapatkan wanita itu?” tanya Jordan penasaran.

“Itu tergantung usahanya.” Pak Tua menepuk pundak Jordan.

“Baiklah, terima kasih. Aku akan mengikuti perjalanan cinta saudaraku.” Jordan kembali membungkuk dan berjalan menuju mobilnya. Ia melihat Michael berbaring di kursi samping pengemudi dengan mata terpejam.

“Aku tidak tahu jika temperamen kamu sangat buruk.” Jordan menjalankan mobilnya meninggalkan klenteng.

“Apa kamu lapar?” tanya Jordan.

“Terserah,” jawab Michael sekenanya. Dia terus memikirkan perkataan biksu tadi. Ada rasa khawatir yang cukup menggangu dan berusaha disembunyikan dari Jordan.

“Kita akan mencari makan di sini.” Jordan memarkirkan mobilnya di Gang Gloria.

“Tempat apa lagi ini?” Michael menatap tajam pada Jordan.

“Jika tidak mau turun tetaplah berada di dalam mobil.” Jordan segera keluar dari mobil,

“Aku juga lapar.” Michael sangat kesal.

“Tempat apa ini?” Michael mengulangi pertanyaan dengan mengernyitkan dahi.

“Sangat ramai,” ucap pria arogan itu lagi dan kembali ke dalam mobil.

“Dasar.” Jordan berdecih melihat saudaranya. Ia berjalan menuju kedai Es Kopi dan membeli dua gelas.

“Halo Tuan, apa Anda mau saya ramal?” Seorang wanita tua berdiri di samping pintu mobil dengan kaca yang terbuka.

“Kenapa aku terus bertemu dengan orang-orang bodoh?” Michael menatap tajam pada wanita itu.

“Itu hanya mitos!” bentak Michael.

“Bisakah Nyonya meramal saya?” Jordan meletakkan dua gelas es kopi di atas bagian depan mobil.

“Tentu saja, anak muda.” Wanita itu menyentuh telapak tangan Jordan.

“Kisah cinta yang rumit,” ucap wanita itu.

“Maksudnya?” tanya Jordan penasaran.

“Anda akan bertemu dengan wanita yang membuat benar-benar jatuh cinta dengan indah tetapi harus bersaing dengan orang yang kuat.” Wanita itu menepuk tangan Jordan.

“Nyonya, aku mempunyai banyak kekasih.” Jordan menarik tangannya.

“Tetapi tidak ada diantara mereka yang benar-benar kamu cintai.” Wanita paruh baya dengan pakaian tradisional Cina itu tersenyum.

“Bagaimana dengan kakakku?” Jordan menarik tangan Michael.

“Apa yang kamu lakukan?” Michael terlihat kesal dan berusaha untuk menarik tangannya tetapi dipegang kuat oleh Jordan.

“Hmm, pria posesif yang akan jatuh cinta pada wanita yang membenci dirinya.” Wanita itu tersenyum.

“Apa?” Michael menatap tajam dan penuh kebencian pada wanita itu.

“Terima kasih.” Jordan menjauhkan wanita itu dari Michael dan memberikan uang.

“Dia adalah saingan cinta kamu,” ucap wanita itu dan berlalu.

“Apa?” Jordan terkejut dengan kalimat yang terdengar samar-samar.

“Apa yang wanita itu katakan?” tanya Michael pernuh emosi.

“Kamu adalah saingan cintaku.” Jordan memberikan Es Kopi Takkie pada Michael.

“Itu tidak mungkin, tidak ada satupun dari kekasih kamu yang menarik perhatianku.” Michael tersenyum dan meminum kopi.

“Aku bahkan belum bertemu dengan wanita yang membuat aku jatuh cinta dan menjadi rindu bila tidak bertemu,” ucap Jordan duduk di samping saudaranya.

“Apa kamu akan memberikan wanita itu kepada diriku jika kita mencintai orang yang sama?” tanya Jordan menatap serius pada Michael.

“Apa maksud kamu? Kita tidak mungkin jatuh cinta pada wanita yang sama. Ada banyak wanita di dunia ini.” Michael tersenyum.

“Kenapa tidak? Kita memiliki kriteria yang sama dan berdasarkan ramalan itu kita akan menjadi saingan cinta.” Jordan menghabiskan minumannya.

“Dengar Jordan, kita hidup di zaman modern, tidak usah percaya dengan hal-hal seperti itu.” Michael menyerahkan gelas kosong pada Jordan agar membuangnya.

“Hmm.” Jordan mengambil gelas dan keluar dari mobil untuk membuang pada tempat sampah.

“Cari restaurant mewah, aku sangat lapar.” Pria itu tersenyum.

“Baiklah.” Jordan segera mengendarai mobil menuju restaurant sesuai perintah Michael.

Berkunjung ke pecinan Gladak, takkan lengkap tanpa menjelajahi kuliner-kulinernya. Salah satu destinasi kulineran legendari khas Chinatown Jakarta adalah Gang Gloria. Berbagai kuliner khas pecinan bisa ditemukan di kawasan ini. Beberapa diantara kedai makanan bahkan sudah sangat terkenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner legendaris di Jakarta seperti Rujak Shanghai Encim, Mie Kangkung, dan Es Kopi Takkie.

Related chapters

  • Terjebak Miliarder Posesif   Michael dan Jordan

    Jordan memilih restaurant Akira Back−restoran bintang 5 yang berada di Setiabudi. Mereka mengusung konsep makanan khas Jepang yang digabungkan dengan makanan khas Korea. Menu favorit di sini adalah Pizza Tuna, AB Tacos, Miso Black Cod dan Crispy Kalbi Roll. Tentu saja, rasa lezat khas hasil fusion yang kreatif ini tidak mungkin ditemukan di restoran lain. Michael dan Jordan masuk ke dalam restaurant, langsung menuju ruangan VIP, pria itu tidak akan mau berada di keramaian dan bertemu dengan banyak orang tidak penting. Jordan sangat mengerti itu.“Masuklah, aku mau ke kamar mandi.” Jordan menepuk pundak Michael. Pria itu tidak menjawab, ia langsung duduk di depan meja membuka dua kancing bagian atas dari kemejanya. Seorang pelayan wanita berjalan mendekat.“Selamat malam, Tuan. Silakan pesanan Anda.” Waitress menyerahkan tap kepada Michael agar pria itu bisa memilih menu dan memesan. Michael mengambil tap dan mul

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Pertemuan Pertama

    Mereka menyelesaikan makan malam berdua dan segera kembali ke rumah. Jordan masih setia menjadi sopir kakaknya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali pria itu melirik Michael yang tertidur lelap dan tersenyum. Dia tidak bisa merasa iri pada kakak yang sangat dibanggakan orang tuanya.“Apa yang ada dalam pikiran, Michael?” gumam Jordan. Mobil terus melaju hingga memasuki kawasan elit dan mewah kediaman Hardianto.“Hey, El. Kita sudah sampai.” Jordan melihat kearah Michael.“Terima kasih.” Michael membuka mata dengan perlahan dan segera keluar dari mobil. Ia langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Koper telah disiapkan, tidak ada yang kurang, semua dilakukan oleh mama mereka. Pria itu melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya, kebiasaan buruk tidak bisa dibuang. Tidur dengan tubuh telanjang.“Aku akan tidur.” Michae

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Guci Pernikahan

    Mereka menyelesaikan makan malam berdua dan segera kembali ke rumah. Jordan masih setia menjadi sopir kakaknya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali pria itu melirik Michael yang tertidur lelap dan tersenyum. Dia tidak bisa merasa iri pada kakak yang sangat dibanggakan orang tuanya.“Apa yang ada dalam pikiran, Michael?” gumam Jordan. Mobil terus melaju hingga memasuki kawasan elit dan mewah kediaman Hardianto.“Hey, El. Kita sudah sampai.” Jordan melihat kearah Michael.“Terima kasih.” Michael membuka mata dengan perlahan dan segera keluar dari mobil. Ia langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Koper telah disiapkan, tidak ada yang kurang, semua dilakukan oleh mama mereka. Pria itu melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya, kebiasaan buruk tidak bisa dibuang. Tidur dengan tubuh telanjang.“Aku akan tidur.” Michae

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Kejadian Tidak Terduga

    Fahima bangun sebelum subuh dan melakukan rutinitas pagi dengan cekatan, ia memasak nasi dan membuatkan lauk-pauk serta sayur mayur untuk sarapan mereka bertiga. Membersihkan rumah dan menyiram tanaman yang ada di halaman depan dan belakang. Wanita itu mandi dan berganti pakaian. Ia sarapan lebih dulu karena harus bekerja. Hari ini ia mulai bekerja part time di hotel Paraday selama liburan sekolah.Wanita yang baru saja menjadi Pegawai Negeri Sipil itu terlihat cantik dengan gamis merah muda dan hijab segiempat dengan warna senada. Dia menjemur pakaian di halaman belakang. Fahima melihat ibu yang sudah selesai mandi dan membantunya. Wanita paruh baya itu tersenyum memperhatikan putri cantiknya yang baru berusia dua puluh lima tahun itu.“Kenapa, Ma?” tanya Fahima yang tersenyum lembut. Dia tidak terlalu putih, dengan kulit kuning langsat mendekati sawo matang, tetapi sangat bersih dan menawan. Kelembutan wanita itu tidak ada tand

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Mimpi Buruk

    Leo mencari Fahima ke ruang istirahat pegawai dan menanyakan pada semua orang, tetapi tidak ada yang melihat gadis berhijab itu. Pria tampan dan tinggi berlari ke tempat parkir dan dia tidak melihat motor Imah. Ponsel Leo berdering. Tangan putih itu mengambik gawai dari dalam saku jas. Dia melihat nama Fahima yang muncul.“Fahima, kamu dimana?” tanya Leo menjawap panggilan dengan nada khawatir.“Salam dulu, Tuan Leo.” Fahima tertawa.“Maafkan aku, assalamualaikum dan jangan panggil aku Tuan ketika tidak di hotel!” Leo duduk di atas bagian depan mobilnya.“Waalaikumusalam.” Fahima tersenyum.“Kamu dimana?” Leo mengulangi pertanyaannya.“Maaf, aku langsung pulang, kamu tidak perlu memberi gajiku untuk hari ini,” ucap Fahima.“Apa yang terjadi?” tanya Leo lag

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Kesialan Pertama

    Michael Hardianto duduk di sebuah villa kecil yang berada di tengah laut pada pulau yang terhubung dengan daratan melalui batuan yang dibuat jembatan cantik. Pria itu sibuk dengan laptop untuk mencari guci yang sama dengan milik keluarga mereka. Fendy ikut sibuk dibuat bosnya.“Tuan, ini koleksi yang mereka punya.” Fendy memperlihatkan foto-foto guci yang ada di layar laptop.“Kenapa setiap guci memiliki ciri khas sendiri? Tidak adalah yang benar-benar sama?” Michael kesal.“Apa?” Fendy terkejut dengan kejelian mata yang dimiliki Tuannya.“Apa mereka memesan guci itu secara khusus? Di mana?” Michael menatap Fendy. Pria itu mau jawaban pasti.“Saya akan mencari tahu,” jawab Fendy.“Kamu harus cari dengan cepat di mana ada pengrajin guci antic. Ah, temukan kembali pecahan guci.” Michael men

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Menjadi Pelayan Michael

    Michael sudah berganti pakaian dan berjalan menuju restaurant yang ada di tepi pantai untuk menikmati makan siang bersama Fendy. Pria itu berjalan dengan sangat elegan. Pakaian yang rapi serta bersih.“Tuan, saya sudah menemukan pecahan guci,” ucap Fendy mengikuti langkah kaki Michael.“Bagus. Cari tahu dimana mereka membuat guci itu.” Michael menghentikan langkah kakinya dan melihat Leo sedang bersama Fahima.“Dia sudah menemukan gadis itu. Kenapa tidak membawanya menemuiku.” Michael melangkahkan kaki keluar dari bebatuan. Dia mau memanjat pembatas pantai agar bisa menemui Leo dan Fahima.“Tuan itu berbahaya. Kita harus mengitari pagar.” Fendy kebingungan.“Itu terlalu lama.” Michael masih kesal dengan kejadian di villa tengah laut. Dia sudah tidak sabar ingin memarahi Leo dan Fahima.“Tuan, k

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Hari Pertama menjadi Pelayan

    Michael merebahkan tubuh di atas kasur empuk. Pria itu mengambil ponsel untuk mematikannya karena dia sudah bersiap untuk tidur. Sebuah nama muncul di layar dan lelaki tampan tanpa baju menggeserkan icon hijau menerima panggilan dari mamanya. Dia tidak perlu khawatir dengan guci pecah karena sedang berusaha mencari penggantinya.“Halo, Ma.” Michael menerima panggilan dari mamanya.“Sayang, apa guci pernikahan masih aman?” tanya nyonya Li.“Ah, aku sedang berusaha,” jawab Michael.“Apa maksud kamu sedang berusaha?” tanya nyonya Li.“Berusaha menjaganya,” jawab Michael lagi.“Sayang, hati-hati. Kamu akan mengalami kesialan tiada henti jika guci itu pecah tanpa ada wanita di dekat kamu,” jelas nyonya Li.“Jika, ada wanita?” tanya Michael yang segera

    Last Updated : 2022-01-18

Latest chapter

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 58 Berkumpul Kembali

    Pesawat Sriwijaya Air telah mendarat di bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Senyuman manis terlihat jelas di bibir mungil seorang guru muda yang lebih terlihat seperti gadis remaja. Wajah yang imut membuatnya awet muda dan menggemaskan. Dia menunggu semua orang turun dengan sabar. Lima puluh menit berada di udara dan ia sangat bahagia memijakkan kaki di tanah kelahiran yang dicintainya.“Alhamdulilah ya Allah. Aku bisa sampai dengan selamat.” Gadis itu mengambil koper dan berjalan menuju pintu keluar.“Tidak ada bus ataupun angkot.” Fahima berdiri di pinggir jalan. Ada banyak kendaraan rental yang menunggu penumpang.“Aku tidak mau merepotkan Leo.” Fahima melihat layar ponselnya.“Mau kemana, Neng?” tanya seorang pria berdiri di samping Fahima.“Sungailiat,” jawab Fahima.“Dua ratus lima puluh ribu rupiah. Saya antar sampai depan rumah,” ucap pria paruh baya itu dengan ramah.“Apa?” Fahima berpikir. Hari itu tanggal satu dan gajinya belum masuk rekening. Uang di dompet

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 57 Kecewa Michael

    Michael membuka mata dari tidur lelapnya. Dia tidak akan pergi bekerja dan sudah memberikan semua tugasnya kepada Jordan. Pria yang terbiasa tidur telanjang itu tersenyum menatap langit kamar. Dia memiringkan tubuh di balik selimut dan melihat patung kayu yang terjaga di dalam kotak kaca yang terletak di atas meja samping tempat tidurnya.“Ah, aku sangat merindukannya. Hari ini kita akan bertemu.” Michael mengambil patung kayu seorang gadis dan mengeluarkan dari kotak kaca. Dia mencium wajah patung kayu dan tersenyum lebar.“El, apa kamu sudah bangun?” Mama mengetuk pintu kamar.“Ya,” jawab Michael.“Apa Mama boleh masuk?” tanya Nyonya Li.“Ya.” Michael masih membungkus diri di dalam selimut putih yang bersih.“Hey, kenapa belum mandi? Semua orang sudah menuggu di ruang makan untuk sarapan.” Nyonya Li tersenyum melihat Michael yang masih berbaring di atas kasur.“Aku akan bersiap. Mama kembalilah.” Michael kembali menyimpan patung ke dalam kotak kaca.“Baiklah.” Nyonya Li memperhatikan

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 56 Perpisahan

    Malam datang dengan cepat. Mahasiswa penghuni kos Emapang telah berkumpul di depan kamar mereka. Sebuah bangunan yang ada di atas air sungai. Mereka masak bersama untuk makan malam terakhir karena besok Fahima akan terbang ke Bangka karena pendidikan dan pelatihan mereka di kampus UNTIRTA Serang, Banten sudah selesai.“Ah, aku tidak bisa menahan air mata,” ucap Bu Sri memeluk Fahima.“Ayolah, Bu Rt. Aku menunggu makan malam dengan sambal terasi yang enak.” Fahima tersenyum. Gadis itu sangat cantik dan manis. Dia berusaha menahan air mata karena kebersamaan mereka akan selesai di kosan dan kampus.“Gadis ini. Kamu membuat aku semakin kesulitan memasak.” Bu Sri yang biasa disapa bu Rt kembali bergerak untuk membuat makan malam sederhana mereka. Semua saling membantu mempersiapkan bahan makanan dan menyajikan di atas karpet dengan piring, cangkir dan sedong seadanya.“Aku harap suatu saat nanti kita semua bisa berkumpul lagi,” ucap Bu Sri menghapus air matanya.“Ya.” Semua mengangguk.“Im

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 55 Rindu Michael

    Michael melepaskan semua pakaian yang melekat pada tubuhnya dan membuang ke dalam tempat pakaian kotor. Pria itu masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Dia menikmati waktu yang cukup lama bersama air dan perlengkapan merawat diri dengan sempurna. Lelaki itu keluar dengan tubuh yang masih basah. Handuk putih melingkar di pinggang sebatas paha. Perut rata dengan otot-otot indah dan dada bidang serta pundak lebar. Ciptaan Tuhan yang paling mempesona di mata kaum hawa dan adam.“Ah.” Michael mengambil handuk lain dan mengeringkan rambutnya. Air yang mengalir pada tubuh membuatnya semakin tampak seksi dan menggoda.“Fahima, aku benar-benar merindukan wajah marah dan senyumannya.” Michael tersenyum. Dia mengambil ponsel di atas meja dan duduk di sofa berwarna putih. Pria itu benar-benar bersih dan harum. Aroma maskulin menyegarkan penciuman telah memenuhi ruangan pribadinya.“Aku harus menunggu hingga besok. Dia benar-benar mampu mengubah diriku yang tidak pernah menunggu siapa pun. Tid

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 54 Hari Terakhir di Serang

    Hari ujian pengetahuan telah tiba. Fahima mendapatkan season pertama di pagi hari pukul sembilan. Dia berangkat dengan kendaraan milik teman satu kelasnya. Mereka pergi bersama-sama menuju kampus Untirta yang lain. Gadis itu terlihat semangat dan tersenyum lebar. Di dalam hati terus memanjatkan doa untuk dimudahkan menjawab soal ujian dan lulus.“Imah, apa kamu deg degan?” tanya Vina.“Bismilah aja. Kita harus tenang.” Fahima tersenyum.“Kamu belajar dengan sangat giat dan juga pintar. Pasti lulus,” ucap Vina.“Aamin ya rabbal alamin. Semoga kita semua lulus karena belajar bersama-sama.” Fahima tersenyum.“Kita sarapan dulu yuk,” ajak Dhetia.“Ayok.” Fahima dan Vina beranjak dari kursi mereka.“Imah, aku ada hadiah buat kamu.” Dhetia.“Apa ini?” Fahima menerima hadiah dari Dhetia.“Semoga kamu suka dan jangan lupa dipakai ya,” ucap Dhetia.“Terima kasih.” Fahima tersenyum.“ Hari ini hanya kita berempat yang ujian di season yang sama,” ucap Vina.“Ya. Besok aku langsung pulang ke Bangk

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 53 Pengalaman Naik Kereta Api

    Ketika azan asar berkumandang Jordan mengantarkan Fahima kembali ke kosan dan pria itu pergi ke hotel untuk beristirahat dan makan malam. Dia harus kembali ke rumah karena ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di perusahaan. Di tolak oleh Fahima yang tidak memiliki kekasih tidak mmebuat Jordan sakit hati. Itu membuatnya ingin lebih kuat lagi untuk mendapatkan cinta wanita muda itu.Pagi hari Jordan kembali ke Jakarta karena Fahima akan menyelesaikan masa kuliahnya di kampus UNTIRTA. Wanita muda itu akan pulang ke Bangka setelah selesai Ujian Pengetahuan dan dia tidak akan mengabari siapa pun termasuk Michael. Itu adalah caranya lari dari lelaki yang mulai posesif padanya.Hari-hari Fahima dan rekan-rekannya dilewati dengan menyelesaikan semua tugas kampus. Membuat laporan akhir hingga mendapatkan nilai dan bisa mengikuti Ujian Pengetahuan yang menjadi akhir dari perjuangan selama delapan bulan itu. Mereka benar-benar fokus agar tidak gagal dan harus mengulang. Itu akan membuat b

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 52 Pernyataan Cinta

    Jordan mendapatkan libur dari Michael dan pria itu langsung mengendarai mobilnya menuju Serang. Dia ingin bertanya pada Fahima alasan wanita itu memblokir nomor ponselnya. Mobil putih tinggi dengan ban besar telah berhenti di depan masjid kosan. “Di mana dia? Apa di kampus?” Jordan turun dari mobil dan berjalan menuju pintu pagar.“Permisi,” sapa Jordan.“Ada apa, Pak?” tanya petugas keamanan.“Maaf, Pak. Apa Fahima ada di dalam?” tanya Jordan.“Oh, mereka semua pergi ke kampus,” jawab petugas keamanan.“Kapan dia kembali?” tanya Jordan.“Siang nanti setelah salat zuhur,” jawab pria itu.“Tidak lama lagi.” Jordan tersenyum melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.“Terima kasih, Pak. Saya pamit dulu,” ucap Jorda.“Iya, sama-sama,” balas petugas keamanan.Jordan kembali ke mobil dan mengendarinya menuju ke kampus UNTIRTA. Pria itu menunggu di depan pintu gerbang kampus dengan tetap duduk di dalam mobil. Tidak butuh waktu lama, wanita yang ditunggu berjalan santai bersama den

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 51 Jatuh Cinta

    Malam hari mereka tiba di depan musalah yang berhadapan dengan kosan Fahima. Wanita cantik dan masih sangat muda itu masih duduk diam di kursi. Michael membuka sabuk pangaman dan menoleh pada Fahima.“Apa aku harus membukakan sabuk pengaman untukmu?” tanya Michael tersenyum.“Tidak.” Fahima segera melepaskan sabuk pengaman.“Kita tidak akan bertemu lagi setelah ini.” Fahima menoleh pada Michael.“Hanya dalam satu minggu,” tegas Michael.“Tidak ada pesan dan panggilan,” ucap Fahima meyakinkan.“Aku janji.” Michael menatap Fahima dan wanita itu segera memalingkan wajahnya.“Aku sangat ingin memeluk dan menciumnya.” Michael memperhatikan lekukan wajah Fahima dari samping.“Terima kasih untuk hari ini dan hadiahnya,” ucap Fahima tanpa menoleh lagi. Dia sadar pria di sampingnya memang sangat tampan, tetapi keturunan dan asal Michael membuatnya tidak tertarik sama sekali pada lelaki itu. Masa lalu memang menjadi bayangan yang selalu mengikutinya karena tidak mampu untuk melupakan walaupun te

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 50 Cincin Pasangan

    Mobil Michael berhenti di tempat parkir sebuah restaurant yang ada di Banten. Fahima menurut saja, karena dia kasihan pada orang kaya yang sudah terlambat makan siang karena buru-buru datang ke Serang.“Aku salat dulu,” ucap Fahima melihat musalah yang ada di samping restaurant.“Salat apa?” tanya Michael.“Asar,” jawab Fahima.“Aku akan menemani kamu.” Michael menatap Fahima.“Kamu masuk dan pesan makanan. Aku akan menyusul,” ucap Fahima.“Tidak,” tegas Michael memegang tas Fahima.“Kenapa?” Fahima menaikkan alisnya heran.“Kamu akan lari dariku,” jawab Michael menatap tajam pada Fahima yang tersenyum lucu melihat ketakutan pria di depannya. “Kenapa kamu tersenyum?” tanya Michael.“Bawa tas aku bersama kamu.” Fahima melepaskan tali tas dan memberikan pada Michael.“Pergi dan makanlah!” Fahima berjalan menuju musalah.“Hm, aku tidak bisa memesan makanan,” ucap Michael menghentikan langkah kaki Fahima.“Apa?” Fahima menoleh.“Ya. Aku tidak pernah memesan makanan sendiri,” ucap Michael

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status