Share

Terjebak Miliarder Posesif
Terjebak Miliarder Posesif
Author: Fit Tree Fitri

Michael Hardianto

last update Last Updated: 2022-01-18 06:24:45

Pria tampan keturunan Tionghoa dengan  wajah khas, kulit putih dan tinggi setara dengan model internasional menjadi godaan tersendiri bagi wanita yang melihatnya. Kesempurnaan terlihat jelas dari Michael Hardianto yang sedang duduk elegan di balik meja kerja. Pria dingin dan sedikit bicara tetapi sangat suka memerintah tanpa ada yang boleh membantah.

Michael Hardianto, putra pertama dari Hardianto Prasetyo adalah orang terkaya nomor satu di Indonesia dan menjadi urutan ke-150 terkaya di dunia meskipun usianya baru 35 tahun. Memiliki total kekayaan bersih mencapai 11,6 miliar dollar AS atau setara Rp 172,8 triliun

Michael sering disebut jimat keberuntungan oleh keluarga besarnya, karena begitu Michael lahir usaha keluarga Hardianto maju pesat dengan keuntungan yang luar biasa besar. Hanya ada satu masalah dalam hidup Michael, yaitu kisah cintanya. Di usia yang sudah matang dan mapan pun, Michael belum pernah jatuh cinta. Hidupnya disibukkan dengan bisnis dan uang.

“Selamat pagi, Tuan Michael.” Seorang wanita dengan pakaian sangat seksi berdiri di depan Michael yang tidak melihat sama sekali pada sekretarisnya.

“Tuan, semua kolega telah menunggu di ruang rapat,” ucap Fanny lembut dan pria itu segera beranjak dari kursi tanpa sepatah katapun, ia merapikan jas dan berjalan keluar ruangan menuju meeting room. Semua berdiri dan menundukkan kepala menyambut kedatangan bos besar.

Michael Hardianto memenangkan hak untuk membangun kembali Hotel Bintang Indonesia yang terletak di kompleks Jakarta Pusat. Ia mengubah properti menjadi pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel mewah dan kompleks apartemen bernama Sun Flower Indonesia.  Pria itu akan membeli sebuah pulau kecil dan melakukan bisnis perhotelan yaitu pulau Bangka.

Melakukan perjalanan bisnis dan liburan di pulau kelahiran orang tuanya yaitu pulau Bangka. Sebuah pulau kecil terkenal dengan pantai yang sangat indah. Suasana yang aman dan damai, jauh dari hirup pikuk kota dan bahkan tidak akan terjebak macet. Michael sengaja mengumpulkan semua orang di ruang rapat untuk menyampaikan rencananya kedepan, selama ia pergi pimpinan sementara di pegang oleh Jordan Hardianto−adik Michael.

“Aku akan berlibur dan bekerja,” tegas Michael.

“Fanny dan Fendy akan ikut diriku,” lanjut pria itu. Yang mendapatkan senyuman lebar dari sekretarisnya.

“Jordan, ikut keruanganku!” Michael menutup rapat tanpa ada pertanyaan dan protes dari semua orang. Ia berjalan kembali ke ruangannya diikuti Jordan.

“Kenapa mendadak?” Jordan menutup dan mengunci pintu.

“Sebenarnya tidak mendadak hanya di percepat.” Michael duduk di sofa.

“Kenapa dipercepat? Kamu tidak pernah merubah apa yang telah direncanakan.” Jordan menatap Michael.

“Tanyakan pada papa dan mama.” Michael terlihat kesal.

“Baiklah, mereka mau kamu beristirahat dan memikirkan untuk segera menikah.” Jordan tersenyum.

Michael menatap tajam pada Jordan. Pria itu menghempaskan tubuhnya di sofa. Dia mengdengus, menarik napas dengan berat dan membuangnya dengan kasar. Lelaki tampan yang selalu dipuja kaum hawa dan dikagumi banyak pengusaha muda itu memejamkan mata. Jari-jari kekarnya memijit batang hidung yang terpahat mancung dan sempurna. Sorotan mata yang tajam dilengkapi dengan alis lebat dan hitam hampir menyatu sangat kontras dengan kulit putih dan bersih sang pria keturunan Tionghoa itu.

“Apa kamu tidak tertarik untuk menikah?” Jordan menaikkan alisnya melihat kegelisahan Michael.

“Aku akan menikah, tetapi tidak sekarang,” jawab Michael mengendurkan ikatan dari dan membuka kancing jas miliknya. Dua saudara itu terdiam.

Angin berhembus menggoyangkan gorden. Mengejutkan Jordan karena ruangan itu sudah menggunakan pendingin.

“Kenapa kamu membuka jendela?” Jordan menutup jendela kaca yang terbuka.

“Kadang aku butuh udara asli.” Michael beranjak dari sofa dan berjalan menuju lemari pendingin.

“Polusi udara. Kamu sangat suka kebersihan.” Jordan memperhatikan Michael.

“Aku bisa mandi setelah sampai rumah,” ucap Michael kembali ke sofa.

“Apa rencana kamu selanjutnya di Bangka?” Jordan duduk di depan Michael.

“Aku tidak mau mengunjungi semua keluarga yang ada di Bangka.” Michael meneguk minumannya.

“Aku tahu, kamu tidak mau mendengarkan ocehan mereka.” Jordan ikut meneguk air yang ada di atas meja.

“Aku sangat khawatir.” Michael membuka jasnya.

“Apa yang dikhawatirkan seorang Michael?” Jordan menyenderkan tubuhnya di dinding sofa.

“Mama mau aku mengambil guci pernikahan di rumah Oma.” Michael semakin kesal.

“Lalu?” Jordan sangat penasaran.

“Aku pikir, papa dan mama berlebihan karena terlalu percaya mitos.” Pria tampan itu membuka dasi dan membuang ke sofa.

“Bagi papa dan mama, kamu adalah pembawa keberuntungan. Apakah itu juga mitos?” tanya Jordan.

“Apa kamu tahu? Jika guci itu pecah maka keberuntunganku akan menjadi kesialan kecuali aku menikah dengan wanita yang berada paling dekat dengan guci pecah.” Michael menekankan suaranya. Ia sangat ingin berteriak.

“Kamu kirimkan saja  guci menggunakan jasa kurir dari Bangka ke Jakarta.” Jordan menatap Michael yang terlihat kesal.

“Itu Guci leluhur kita yang harus dijaga, apa kamu mengerti maksud perkataan itu?” Michael meneguk habis minumannya dan menghancurkan  botol kosong itu.

“Baiklah, Guci itu  tidak boleh dikirim dan harus terus berada di sisi kamu,” ucap Jordan.

“Bayangkan, jika guci itu pecah? Aarrg.” Michael mengacak rambutnya.

“Berdoa saja pada sang Dewa, ketika guci itu pecah ada bidadari cantik di sisi kamu.” Jordan tersenyum.

“Pergilah berdoa untuk diriku!” Michael menatap tajam pada Jordan.

“Hey, kamu yang harus berdoa pada sang Dewi Fortuna.” Jordan tersenyum lebar.

“Bagaimana jika kita pergi ke tukang ramal?” Jordan terlihat serius.

“Aku tidak percaya dengan semua itu.” Michael merapikan kemejanya dan bersiap untuk pergi.

“Kamu mau kemana?” Jordan ikut berdiri.

“Pulang ke rumah.” Michael berjalan keluar ruangan, ia membuka pintu dan melihat Fanny berdiri tepat di depan dirinya.

“Maaf, Tuan. Saya telah mempersiapkan keberangkatan ke Bangka besok siang.” Fanny tersenyum.

“Pilih hotel terbaik di pulau Bangka dengan pemandangan pantai dan dekat dari rumah keluargaku!” Michael memasuki lift khusus diikuti Jordan.

“Tidak usah di perjelas, Bangka memiliki hotel mewah di pinggir pantai yang indah.”  Jordan menepuk pundak kakaknya.

“Apa kamu sering pulang ke Bangka?” tanya Michael dan menepis tangan adiknya.

“Tentu saja, hanya butuh lima puluh menit di pesawat.” Jordan tersenyum.

“Gadis Bangka sangat cantik dan manis, mereka juga sangat ramah,” bisik Jordan di telinga Michael.

“Mata kamu sangat jeli ketika melihat wanita.” Pria itu memicingkan matanya.

“Tentu saja, apalagi gadis melayu pribumi dengan kulit sawo matang, sangat mempesona.” Senyuman lebar terlihat di bibir Jordan membuat  Michael memikirkan sesuatu yang tidak ia sukai.

“Hey, aku tidak melakukan seks bebas.” Jordan bisa memahami tatapan saudaranya.

“Entahlah.” Michael keluar dari lift karena telah terbuka, ia menuju mobil mewah berwarna hitam miliknya. Dan Jordan menuju mobil berwarna merah. Dua mobil mahal itu meninggalkan kawasan perkantoran menuju rumah mewah bernuansa Chines.

Mobil hitam mewah dan mahal memasuki halaman hijau sebuah rumah besar dengan tiang-tiang tinggi dengan ukiran naga dan burung Phoenix berwarna lembut. Dua pria tampan turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Wajah kusut Michael terlihat jelas. Pria itu bahkan merasa gerah dengan hari yang panas di kota Jakarta walaupun udara segar dari tumbuhan dan pepohonan memberikan kesejukan.

Seorang wanita paruh baya dengan wajah oriental keturunan Tionghoa tersenyum menyambut dua putra kesayangannya di depan pintu untuk makan siang bersama. Dia bisa melihat kekesalan pada wajah jimat keberuntungan keluarga Hardianto.

"Ada apa ini?" Mama berdiri di depan pintu.

"Hm." Jordan mengangkat pundaknya.

“Berikan pelukan pada Mama.” Wanita itu membentangkan tangannya.

“Halo, Ma.” Jordan berlari memeluk wanita cantik dengan kulit putih bersih.

“Halo, Sayang. Kenapa dengan wajah tampan kakak kamu?” tanya Nyonya Jia Li−Mama Jordan dan Michael.

“Dia sedang memikirkan Guci pernikahan.” Jordan tersenyum dan mencium dahi mamanya.

“Ma, aku saja yang mengambil Guci itu.” Suara Jordan terdengar manja.

“Usia kakak kamu sudah tiga puluh lima tahun dan belum juga menikah, Mama sangat khawatir,” bisik Mama di telinga Jordan yang harus menunduk karena wanita itu hanya sebats bahunya.

“Aku juga sudah tua, Ma.” Jordan memancungkan mulutnya.

“Kamu punya banyak kekasih.” Nyonya Li menjewer telinga Jordan.

“Aww, sakit, Ma.” Jordan berlari masuk ke dalam rumah.

“Menyebalkan.” Michael melewati Mamanya.

“Berhenti!” perintah Nonya Li dan itu dapat menghentikan langkah kaki Michael.

“Halo, Ma.” Michael memeluk mamanya.

“Jangan mengecewakan dan membuat sedih Mama,” bisik Nyonya Li di telinga Michael.

Michael dan Jordan masuk ke kamar mereka masing-masing untuk membersihkan diri dan membuka jas serta dasi, keduanya keluar bersama dengan kemeja dan celana berbahan menuju ruang makan.

“Putraku semakin tampan dan gagah.” Tuan Hardianto tersenyum dan bersiap untuk makan siang.

“El, kapan kamu akan pergi ke Bangka?” tanya Papa.

“Besok,” jawab Michael pelan.

“Pa, apa aku boleh ikut?” tanya Jordan bersemangat.

“Jo, kamu harus menggantikan El selama di Bangka,” ucap Mama dengan senyuman.

“Sebaiknya kita segera makan.” Michael mengambil makanan dengan sumpitnya.

“Apa kamu akan kembali ke Perusahaan setelah makan siang?” tanya Jo dengan mulut penuh makanan.

“Tidak, aku akan jalan-jalan saja sebentar. Aku sudah kenyang.” Michael beranjak dari kursi.

“Jo, ada apa dengan El?” tanya Mama.

“Mama lebih tahu.” Jordan tersenyum.

“Sebenarnya, Guci pernikahan itu mitos atau fakta?” Jordan melihat Papa dan Mama bergantian.

“Itu fakta untuk mempertemukan El dengan jodohnya.” Mama tersenyum puas.

“Itu ide dari Mama kamu.” Papa menyelesaikan makan siang.

“Aku kembali ke kantor, Sayang.” Tuan Hardianto mencium kepala istrinya.

“Hanya Jakarta-Bangka dan El akan menggunakan pesawat bisnis. Fanny dan Fandy yang di dekatnya.” Jordan menatap Mamanya.

“Belum tentu, Sayang.” Mama menyentuh pipi Jordan dengan lembut dan merapikan meja makan dibantu beberapa pelayan.

Nyonya Lia Ji hanya ibu rumah tangga biasa, ia setiap hari berada di rumah mengurus keluarganya. Tuan Hardianto adalah pria yang setia, ia puas dan bahagia bersama istrinya dari hidup susah hingga menjadi kaya raya. Pernikahan mereka yang ditentang keluarga membuat Hardianto melarikan diri ke Jakarta dan membuka usaha kecil-kecilan dari modal yang dia tabung sejak masih muda.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjebak Miliarder Posesif   Pria Arogant

    Jordan berjalan menuju kamar Michael, ia membuka pintu yang tidak terkunci dan melihat pria tampan sedang membaca sebuah buku bisnis yang hanya menggunakan celana pendek sebatas paha berbaring di kursi malas yang berada di balkon kamar.“Apa aku perlu membereskan koper saudaraku?” Jordan duduk di depan Michael.“Aku akan menghubungi Fanny.” Michael akan mengambil ponsel.“Tidak perlu.” Jordan menahan tangan Michael.“Ada apa?” tanya Michael heran.“Mama yang akan melakukannya. Jangan biarkan orang asing masuk ke dalam ruangan pribadi kamu!” Jordan menatap Michael. Dia paham benar dengan kakaknya yang selalu di layani bak Raja sejak lahir.“Sekretaris ku adalah seorang pelayan yang akan melakukan semua pekerjaanya.” Michael kembali membaca buku.&

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Michael dan Jordan

    Jordan memilih restaurant Akira Back−restoran bintang 5 yang berada di Setiabudi. Mereka mengusung konsep makanan khas Jepang yang digabungkan dengan makanan khas Korea. Menu favorit di sini adalah Pizza Tuna, AB Tacos, Miso Black Cod dan Crispy Kalbi Roll. Tentu saja, rasa lezat khas hasil fusion yang kreatif ini tidak mungkin ditemukan di restoran lain. Michael dan Jordan masuk ke dalam restaurant, langsung menuju ruangan VIP, pria itu tidak akan mau berada di keramaian dan bertemu dengan banyak orang tidak penting. Jordan sangat mengerti itu.“Masuklah, aku mau ke kamar mandi.” Jordan menepuk pundak Michael. Pria itu tidak menjawab, ia langsung duduk di depan meja membuka dua kancing bagian atas dari kemejanya. Seorang pelayan wanita berjalan mendekat.“Selamat malam, Tuan. Silakan pesanan Anda.” Waitress menyerahkan tap kepada Michael agar pria itu bisa memilih menu dan memesan. Michael mengambil tap dan mul

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Pertemuan Pertama

    Mereka menyelesaikan makan malam berdua dan segera kembali ke rumah. Jordan masih setia menjadi sopir kakaknya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali pria itu melirik Michael yang tertidur lelap dan tersenyum. Dia tidak bisa merasa iri pada kakak yang sangat dibanggakan orang tuanya.“Apa yang ada dalam pikiran, Michael?” gumam Jordan. Mobil terus melaju hingga memasuki kawasan elit dan mewah kediaman Hardianto.“Hey, El. Kita sudah sampai.” Jordan melihat kearah Michael.“Terima kasih.” Michael membuka mata dengan perlahan dan segera keluar dari mobil. Ia langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Koper telah disiapkan, tidak ada yang kurang, semua dilakukan oleh mama mereka. Pria itu melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya, kebiasaan buruk tidak bisa dibuang. Tidur dengan tubuh telanjang.“Aku akan tidur.” Michae

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Guci Pernikahan

    Mereka menyelesaikan makan malam berdua dan segera kembali ke rumah. Jordan masih setia menjadi sopir kakaknya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali pria itu melirik Michael yang tertidur lelap dan tersenyum. Dia tidak bisa merasa iri pada kakak yang sangat dibanggakan orang tuanya.“Apa yang ada dalam pikiran, Michael?” gumam Jordan. Mobil terus melaju hingga memasuki kawasan elit dan mewah kediaman Hardianto.“Hey, El. Kita sudah sampai.” Jordan melihat kearah Michael.“Terima kasih.” Michael membuka mata dengan perlahan dan segera keluar dari mobil. Ia langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Koper telah disiapkan, tidak ada yang kurang, semua dilakukan oleh mama mereka. Pria itu melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya, kebiasaan buruk tidak bisa dibuang. Tidur dengan tubuh telanjang.“Aku akan tidur.” Michae

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Kejadian Tidak Terduga

    Fahima bangun sebelum subuh dan melakukan rutinitas pagi dengan cekatan, ia memasak nasi dan membuatkan lauk-pauk serta sayur mayur untuk sarapan mereka bertiga. Membersihkan rumah dan menyiram tanaman yang ada di halaman depan dan belakang. Wanita itu mandi dan berganti pakaian. Ia sarapan lebih dulu karena harus bekerja. Hari ini ia mulai bekerja part time di hotel Paraday selama liburan sekolah.Wanita yang baru saja menjadi Pegawai Negeri Sipil itu terlihat cantik dengan gamis merah muda dan hijab segiempat dengan warna senada. Dia menjemur pakaian di halaman belakang. Fahima melihat ibu yang sudah selesai mandi dan membantunya. Wanita paruh baya itu tersenyum memperhatikan putri cantiknya yang baru berusia dua puluh lima tahun itu.“Kenapa, Ma?” tanya Fahima yang tersenyum lembut. Dia tidak terlalu putih, dengan kulit kuning langsat mendekati sawo matang, tetapi sangat bersih dan menawan. Kelembutan wanita itu tidak ada tand

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Mimpi Buruk

    Leo mencari Fahima ke ruang istirahat pegawai dan menanyakan pada semua orang, tetapi tidak ada yang melihat gadis berhijab itu. Pria tampan dan tinggi berlari ke tempat parkir dan dia tidak melihat motor Imah. Ponsel Leo berdering. Tangan putih itu mengambik gawai dari dalam saku jas. Dia melihat nama Fahima yang muncul.“Fahima, kamu dimana?” tanya Leo menjawap panggilan dengan nada khawatir.“Salam dulu, Tuan Leo.” Fahima tertawa.“Maafkan aku, assalamualaikum dan jangan panggil aku Tuan ketika tidak di hotel!” Leo duduk di atas bagian depan mobilnya.“Waalaikumusalam.” Fahima tersenyum.“Kamu dimana?” Leo mengulangi pertanyaannya.“Maaf, aku langsung pulang, kamu tidak perlu memberi gajiku untuk hari ini,” ucap Fahima.“Apa yang terjadi?” tanya Leo lag

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Kesialan Pertama

    Michael Hardianto duduk di sebuah villa kecil yang berada di tengah laut pada pulau yang terhubung dengan daratan melalui batuan yang dibuat jembatan cantik. Pria itu sibuk dengan laptop untuk mencari guci yang sama dengan milik keluarga mereka. Fendy ikut sibuk dibuat bosnya.“Tuan, ini koleksi yang mereka punya.” Fendy memperlihatkan foto-foto guci yang ada di layar laptop.“Kenapa setiap guci memiliki ciri khas sendiri? Tidak adalah yang benar-benar sama?” Michael kesal.“Apa?” Fendy terkejut dengan kejelian mata yang dimiliki Tuannya.“Apa mereka memesan guci itu secara khusus? Di mana?” Michael menatap Fendy. Pria itu mau jawaban pasti.“Saya akan mencari tahu,” jawab Fendy.“Kamu harus cari dengan cepat di mana ada pengrajin guci antic. Ah, temukan kembali pecahan guci.” Michael men

    Last Updated : 2022-01-18
  • Terjebak Miliarder Posesif   Menjadi Pelayan Michael

    Michael sudah berganti pakaian dan berjalan menuju restaurant yang ada di tepi pantai untuk menikmati makan siang bersama Fendy. Pria itu berjalan dengan sangat elegan. Pakaian yang rapi serta bersih.“Tuan, saya sudah menemukan pecahan guci,” ucap Fendy mengikuti langkah kaki Michael.“Bagus. Cari tahu dimana mereka membuat guci itu.” Michael menghentikan langkah kakinya dan melihat Leo sedang bersama Fahima.“Dia sudah menemukan gadis itu. Kenapa tidak membawanya menemuiku.” Michael melangkahkan kaki keluar dari bebatuan. Dia mau memanjat pembatas pantai agar bisa menemui Leo dan Fahima.“Tuan itu berbahaya. Kita harus mengitari pagar.” Fendy kebingungan.“Itu terlalu lama.” Michael masih kesal dengan kejadian di villa tengah laut. Dia sudah tidak sabar ingin memarahi Leo dan Fahima.“Tuan, k

    Last Updated : 2022-01-18

Latest chapter

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 58 Berkumpul Kembali

    Pesawat Sriwijaya Air telah mendarat di bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Senyuman manis terlihat jelas di bibir mungil seorang guru muda yang lebih terlihat seperti gadis remaja. Wajah yang imut membuatnya awet muda dan menggemaskan. Dia menunggu semua orang turun dengan sabar. Lima puluh menit berada di udara dan ia sangat bahagia memijakkan kaki di tanah kelahiran yang dicintainya.“Alhamdulilah ya Allah. Aku bisa sampai dengan selamat.” Gadis itu mengambil koper dan berjalan menuju pintu keluar.“Tidak ada bus ataupun angkot.” Fahima berdiri di pinggir jalan. Ada banyak kendaraan rental yang menunggu penumpang.“Aku tidak mau merepotkan Leo.” Fahima melihat layar ponselnya.“Mau kemana, Neng?” tanya seorang pria berdiri di samping Fahima.“Sungailiat,” jawab Fahima.“Dua ratus lima puluh ribu rupiah. Saya antar sampai depan rumah,” ucap pria paruh baya itu dengan ramah.“Apa?” Fahima berpikir. Hari itu tanggal satu dan gajinya belum masuk rekening. Uang di dompet

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 57 Kecewa Michael

    Michael membuka mata dari tidur lelapnya. Dia tidak akan pergi bekerja dan sudah memberikan semua tugasnya kepada Jordan. Pria yang terbiasa tidur telanjang itu tersenyum menatap langit kamar. Dia memiringkan tubuh di balik selimut dan melihat patung kayu yang terjaga di dalam kotak kaca yang terletak di atas meja samping tempat tidurnya.“Ah, aku sangat merindukannya. Hari ini kita akan bertemu.” Michael mengambil patung kayu seorang gadis dan mengeluarkan dari kotak kaca. Dia mencium wajah patung kayu dan tersenyum lebar.“El, apa kamu sudah bangun?” Mama mengetuk pintu kamar.“Ya,” jawab Michael.“Apa Mama boleh masuk?” tanya Nyonya Li.“Ya.” Michael masih membungkus diri di dalam selimut putih yang bersih.“Hey, kenapa belum mandi? Semua orang sudah menuggu di ruang makan untuk sarapan.” Nyonya Li tersenyum melihat Michael yang masih berbaring di atas kasur.“Aku akan bersiap. Mama kembalilah.” Michael kembali menyimpan patung ke dalam kotak kaca.“Baiklah.” Nyonya Li memperhatikan

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 56 Perpisahan

    Malam datang dengan cepat. Mahasiswa penghuni kos Emapang telah berkumpul di depan kamar mereka. Sebuah bangunan yang ada di atas air sungai. Mereka masak bersama untuk makan malam terakhir karena besok Fahima akan terbang ke Bangka karena pendidikan dan pelatihan mereka di kampus UNTIRTA Serang, Banten sudah selesai.“Ah, aku tidak bisa menahan air mata,” ucap Bu Sri memeluk Fahima.“Ayolah, Bu Rt. Aku menunggu makan malam dengan sambal terasi yang enak.” Fahima tersenyum. Gadis itu sangat cantik dan manis. Dia berusaha menahan air mata karena kebersamaan mereka akan selesai di kosan dan kampus.“Gadis ini. Kamu membuat aku semakin kesulitan memasak.” Bu Sri yang biasa disapa bu Rt kembali bergerak untuk membuat makan malam sederhana mereka. Semua saling membantu mempersiapkan bahan makanan dan menyajikan di atas karpet dengan piring, cangkir dan sedong seadanya.“Aku harap suatu saat nanti kita semua bisa berkumpul lagi,” ucap Bu Sri menghapus air matanya.“Ya.” Semua mengangguk.“Im

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 55 Rindu Michael

    Michael melepaskan semua pakaian yang melekat pada tubuhnya dan membuang ke dalam tempat pakaian kotor. Pria itu masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Dia menikmati waktu yang cukup lama bersama air dan perlengkapan merawat diri dengan sempurna. Lelaki itu keluar dengan tubuh yang masih basah. Handuk putih melingkar di pinggang sebatas paha. Perut rata dengan otot-otot indah dan dada bidang serta pundak lebar. Ciptaan Tuhan yang paling mempesona di mata kaum hawa dan adam.“Ah.” Michael mengambil handuk lain dan mengeringkan rambutnya. Air yang mengalir pada tubuh membuatnya semakin tampak seksi dan menggoda.“Fahima, aku benar-benar merindukan wajah marah dan senyumannya.” Michael tersenyum. Dia mengambil ponsel di atas meja dan duduk di sofa berwarna putih. Pria itu benar-benar bersih dan harum. Aroma maskulin menyegarkan penciuman telah memenuhi ruangan pribadinya.“Aku harus menunggu hingga besok. Dia benar-benar mampu mengubah diriku yang tidak pernah menunggu siapa pun. Tid

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 54 Hari Terakhir di Serang

    Hari ujian pengetahuan telah tiba. Fahima mendapatkan season pertama di pagi hari pukul sembilan. Dia berangkat dengan kendaraan milik teman satu kelasnya. Mereka pergi bersama-sama menuju kampus Untirta yang lain. Gadis itu terlihat semangat dan tersenyum lebar. Di dalam hati terus memanjatkan doa untuk dimudahkan menjawab soal ujian dan lulus.“Imah, apa kamu deg degan?” tanya Vina.“Bismilah aja. Kita harus tenang.” Fahima tersenyum.“Kamu belajar dengan sangat giat dan juga pintar. Pasti lulus,” ucap Vina.“Aamin ya rabbal alamin. Semoga kita semua lulus karena belajar bersama-sama.” Fahima tersenyum.“Kita sarapan dulu yuk,” ajak Dhetia.“Ayok.” Fahima dan Vina beranjak dari kursi mereka.“Imah, aku ada hadiah buat kamu.” Dhetia.“Apa ini?” Fahima menerima hadiah dari Dhetia.“Semoga kamu suka dan jangan lupa dipakai ya,” ucap Dhetia.“Terima kasih.” Fahima tersenyum.“ Hari ini hanya kita berempat yang ujian di season yang sama,” ucap Vina.“Ya. Besok aku langsung pulang ke Bangk

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 53 Pengalaman Naik Kereta Api

    Ketika azan asar berkumandang Jordan mengantarkan Fahima kembali ke kosan dan pria itu pergi ke hotel untuk beristirahat dan makan malam. Dia harus kembali ke rumah karena ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di perusahaan. Di tolak oleh Fahima yang tidak memiliki kekasih tidak mmebuat Jordan sakit hati. Itu membuatnya ingin lebih kuat lagi untuk mendapatkan cinta wanita muda itu.Pagi hari Jordan kembali ke Jakarta karena Fahima akan menyelesaikan masa kuliahnya di kampus UNTIRTA. Wanita muda itu akan pulang ke Bangka setelah selesai Ujian Pengetahuan dan dia tidak akan mengabari siapa pun termasuk Michael. Itu adalah caranya lari dari lelaki yang mulai posesif padanya.Hari-hari Fahima dan rekan-rekannya dilewati dengan menyelesaikan semua tugas kampus. Membuat laporan akhir hingga mendapatkan nilai dan bisa mengikuti Ujian Pengetahuan yang menjadi akhir dari perjuangan selama delapan bulan itu. Mereka benar-benar fokus agar tidak gagal dan harus mengulang. Itu akan membuat b

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 52 Pernyataan Cinta

    Jordan mendapatkan libur dari Michael dan pria itu langsung mengendarai mobilnya menuju Serang. Dia ingin bertanya pada Fahima alasan wanita itu memblokir nomor ponselnya. Mobil putih tinggi dengan ban besar telah berhenti di depan masjid kosan. “Di mana dia? Apa di kampus?” Jordan turun dari mobil dan berjalan menuju pintu pagar.“Permisi,” sapa Jordan.“Ada apa, Pak?” tanya petugas keamanan.“Maaf, Pak. Apa Fahima ada di dalam?” tanya Jordan.“Oh, mereka semua pergi ke kampus,” jawab petugas keamanan.“Kapan dia kembali?” tanya Jordan.“Siang nanti setelah salat zuhur,” jawab pria itu.“Tidak lama lagi.” Jordan tersenyum melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.“Terima kasih, Pak. Saya pamit dulu,” ucap Jorda.“Iya, sama-sama,” balas petugas keamanan.Jordan kembali ke mobil dan mengendarinya menuju ke kampus UNTIRTA. Pria itu menunggu di depan pintu gerbang kampus dengan tetap duduk di dalam mobil. Tidak butuh waktu lama, wanita yang ditunggu berjalan santai bersama den

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 51 Jatuh Cinta

    Malam hari mereka tiba di depan musalah yang berhadapan dengan kosan Fahima. Wanita cantik dan masih sangat muda itu masih duduk diam di kursi. Michael membuka sabuk pangaman dan menoleh pada Fahima.“Apa aku harus membukakan sabuk pengaman untukmu?” tanya Michael tersenyum.“Tidak.” Fahima segera melepaskan sabuk pengaman.“Kita tidak akan bertemu lagi setelah ini.” Fahima menoleh pada Michael.“Hanya dalam satu minggu,” tegas Michael.“Tidak ada pesan dan panggilan,” ucap Fahima meyakinkan.“Aku janji.” Michael menatap Fahima dan wanita itu segera memalingkan wajahnya.“Aku sangat ingin memeluk dan menciumnya.” Michael memperhatikan lekukan wajah Fahima dari samping.“Terima kasih untuk hari ini dan hadiahnya,” ucap Fahima tanpa menoleh lagi. Dia sadar pria di sampingnya memang sangat tampan, tetapi keturunan dan asal Michael membuatnya tidak tertarik sama sekali pada lelaki itu. Masa lalu memang menjadi bayangan yang selalu mengikutinya karena tidak mampu untuk melupakan walaupun te

  • Terjebak Miliarder Posesif   Bab 50 Cincin Pasangan

    Mobil Michael berhenti di tempat parkir sebuah restaurant yang ada di Banten. Fahima menurut saja, karena dia kasihan pada orang kaya yang sudah terlambat makan siang karena buru-buru datang ke Serang.“Aku salat dulu,” ucap Fahima melihat musalah yang ada di samping restaurant.“Salat apa?” tanya Michael.“Asar,” jawab Fahima.“Aku akan menemani kamu.” Michael menatap Fahima.“Kamu masuk dan pesan makanan. Aku akan menyusul,” ucap Fahima.“Tidak,” tegas Michael memegang tas Fahima.“Kenapa?” Fahima menaikkan alisnya heran.“Kamu akan lari dariku,” jawab Michael menatap tajam pada Fahima yang tersenyum lucu melihat ketakutan pria di depannya. “Kenapa kamu tersenyum?” tanya Michael.“Bawa tas aku bersama kamu.” Fahima melepaskan tali tas dan memberikan pada Michael.“Pergi dan makanlah!” Fahima berjalan menuju musalah.“Hm, aku tidak bisa memesan makanan,” ucap Michael menghentikan langkah kaki Fahima.“Apa?” Fahima menoleh.“Ya. Aku tidak pernah memesan makanan sendiri,” ucap Michael

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status