Dasha sudah siap untuk memejamkan matanya, pesan terakhir yang dia kirim pada Bintang. Mengisyaratkan dirinya yang sudah begitu mengantuk. Di hari ini, banyak aktivitas yang sudah dilakukan oleh Dasha. Itu yang membuat dia begitu lelah dengan segala aktivitas yang telah dilakukan olehnya. Beberapa kali dia menguap dengan begitu mulut yang terbuka lebar. Selimutnya juga sudah membungkus tubuhnya, Dasha hanya tinggal memejamkan mata saja. Namun saat Dasha akan memejamkan mata, tiba-tiba Oscar datang dengan mengenakan celana pendek serta kaos dalam saja. Tongkat sakti milik Oscar pun sudah terlihat begitu meronta-ronta untuk masuk sarang milik Dasha. Sebuah tempat yang nyaman untuk bisa singgah bagi tongkat sakti milik Oscar tersebut. "Kamu mau tidur?" tanya Oscar duduk di samping Dasha. "Sepertinya begitu." jawab Dasha bangun kembali. Oscar sebenarnya malam ini ingin sekali bercinta. Dia sedang begitu berhasrat, apalagi udara dingin yang ada. Akan semakin baik bagi Oscar dihabiskan
Tidak seperti hari kemarin yang tidak di guyur hujan deras. Pagi ini, hujan turun dengan begitu derasnya. Sudah hampir semalaman hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi. Itu yang membuat Dasha dan Oscar menghabiskan waktu pagi mereka untuk berdiam diri di atas kasur. Berbeda dengan hari yang lalu, di mana Oscar bangun lebih awal daripada Dasha. Pagi ini, justru Dasha yang lebih dulu bangun. Suara pesan yang dikirim oleh Bintang pada dirinya. Telah membuat Dasha bangun secara tiba-tiba. Dasha membaca pesan yang cukup romantis dari Bintang. Dia tersenyum kecil, mengingat bagaimana awal mula dia melakukan pdkt dengan Bintang terdahulu. Hal yang sama dilakukan oleh Bintang untuk menggoda Dasha di pagi hari. Dasha segera membalas pesan yang Bintang kirim pada dirinya. Dasha tidak ingin Bintang terlalu lama menunggu balasan pesan dari dirinya. Akan sangat bahaya bagi Dasha untuk membiarkan terlalu lama pesan itu di diamkan. Dasha harus segera membalas pesan yang Bintang kirim pad
Bintang sadar, dirinya memang akan selamanya menjadi budak dari Irina saat dia tidak segera menemukan dokumen rahasia dari perusahaan keluarga Irina. Dokumen itu begitu penting, sehingga Bintang harus segera menemukan dokumen yang ada. Irina meninggalkan laptopnya di atas kasur. Sepertinya ia tidak mengunci layar laptopnya. Sehingga Bintang bisa langsung mengakses laptop milik Irina itu dengan mudahnya. Beberapa situs mulai dibuka oleh Bintang, dia ingin mencari keberadaan dari dokumen rahasia milik keluarga dari Irina. Situs yang dibuka oleh Irina akan menjadi jalan bagi Bintang dalam mendapatkan akses yang lebih mudah lagi. Akses yang akan membuat Bintang semakin mudah dalam menentukan langkah selanjutnya. Namun Oscar tidak menemukan apa yang dia cari. Sepertinya Irina cukup pandai dalam menyimpan file rahasia dari perusahaan miliknya. Sehingga Bintang tidak bisa menemukan apa yang dia cari. Padahal Bintang sudah berseluncur dengan cukup dalam di laptop milik Irina. Tetapi dia ti
Kaos tipis yang dikenakan oleh Dasha, langsung ditutupi oleh Oscar dengan sebuah jaket kulit yang tebal. Siang ini Oscar ingin mengajak Dasha pergi belanja ke salah satu rumah mode fashion di dunia. Dasha tentu penasaran dengan rumah mode yang di maksud oleh Oscar. Dia pun sudah tidak sabar untuk datang ke tempat yang dikatakan oleh Oscar. Hanya memerahkan bibirnya saja, Dasha tampil begitu sederhana di hari ini. Tidak ada alat make up lain yang menempel di wajah cantiknya. Dasha tampil begitu alami di siang ini. Tidak seperti biasanya saat dia akan pergi ke sebuah tempat. Sudah pasti banyak alat make up akan dia tempelkan di wajahnya sebagai sebuah riasan. Kali ini Dasha benar-benar tampil tanpa alat make, iya hanya lipstik merah saja. Oscar yang biasa melihat Dasha dengan make yang sedikit tebal. Tidak melihat Dasha seperti biasanya, dia kurang lebih sedikit berubah. Entah apa yang membuat Dasha berubah di hari ini. Tapi Oscar lebih suka penampilan dari Dasha yang seperti ini. Dia
Dasha langsung mencoba sebuah gaun cantik berwarna ungu. Gaun pendek itu, sepertinya cocok di tubuh Dasha yang tinggi. Oscar pun sudah tidak sabar untuk melihat Dasha dengan gaun berwarna ungu pilihan dari Oscar. Mengingat warna ungu adalah warna yang paling disukai oleh Rena. hampir 2 menit menunggu Dasha mengganti pakaiannya, Oscar pun akhirnya bisa melihat bagaimana Dasha begitu cantik dengan gaun berwarna ungu itu. Dia terlihat seperti Rena, mungkin tingkat kemiripan yang dirasakan oleh Oscar mencapai hampir seratus persen. Tidak ada sedikit pun dari Dasha yang tidak mirip dengan Rena. Hampir semuanya mirip, Oscar menyukai Dasha dengan gaun berwarna ungu tersebut. Oscar mulai berjalan mendekat ke arah Dasha. Wajah Oscar tidak henti mengangumi kecantikan dari Dasha dengan gaun tersebut. Padahal pagi ini Dasha tidak mengenakan make up sama sekali. Tetapi Oscar begitu menyukai penampilan dari Dasha yang terlihat begitu cantik. Oscar menyentuh wajah Dasha, perlahan dia memejamkan k
Oscar melihat waktu di jam mahal yang dikenakan di tangan kanannya. Sepertinya dia memiliki acara yang harus dia hadiri saat ini juga. Tidak heran, Oscar terlihat begitu antusias untuk bisa segera pergi dari butik tersebut. Mengingat sudah ada janji untuk makan siang di sebuah restoran yang terkenal sibuk di kota Paris. "Kamu suka Crepes dan Galattes?" tanya Oscar. "Crepes mungkin aku pernah makan, tapi Galattes. Itu nama yang cukup asing bagiku. Maaf jika aku sedikit norak." jawab Dasha sedikit lesuh. "Aku sudah reservasi sebuah restoran terkenal yang ada di kota ini. Mereka menyajikan Crepes dan Galattes yang lezat. Nama restorannya, Breizh Café. Restoran Crepes dan Galattes yang paling terkenal seantero Paris." ucap Oscar. Mendengar namanya saja sudah membuat Dasha penasaran. Dia tentunya saja tidak menolak ajakan dari Oscar untuk pergi ke restoran mahal tersebut. Apalagi Oscar mengatakan jika restoran itu terkenal akan jam sibuknya. Tentu hal itu membuat Dasha semakin tertarik
Sorot lampu restoran mulai mengarah pada Dasha dan Oscar. Mereka terlihat begitu bahagia ketika mereka menjadi pusat perhatian di restoran. Orang-orang melihat mereka yang mulai masuk ke dalam restoran. Seorang pelayan perempuan mulai membawa keduanya menuju meja yang telah di persiapkan dengan baik oleh pihak restoran. Ruangan VIP yang tentunya mahal sudah dipesan oleh Oscar menjadi tempat makan dirinya dan Dasha. Oscar pun terlihat begitu bahagia saat melihat ekspresi Dasha yang tersenyum melihat suasana yang ada. Sebuah meja dengan dua kursi, sudah siap untuk dipakai oleh Dasha dan Oscar. Kursi itu cukup nyaman untuk diduduki. Begitu juga dengan mejanya yang begitu kokoh. Mereka menikmati suasana yang ada di restoran yang begitu terasa nyaman. Ruangan itu cukup memberikan dekorasi yang cukup baik. Dasha dan Oscar pun begitu nyaman berada di restoran dengan segala fasilitas mewah yang tersedia. Dia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan sebuah perlakuan yang istimewa, hingg
Bintang menarik tangan Irina saat akan meninggalkan kamar hotel. Ini untuk kesekian kalinya, Irina meninggalkan Bintang sendiri di kamar hotel. Sementara Irina justru senang-senang bersama dengan teman-temannya untuk belanja pakaian mahal. "Mau pergi ke mana kamu hari ini?" tanya Bintang dengan raut wajah tegas. Irina melempar dengan keras tangan Bintang. Menunjukkan ekspresi marah yang begitu besar akan pertanyaan dari Bintang pada dirinya. "Bukan urusanmu!" Bintang mendekat ke arah Irina, mulai berjalan memutari Irina. Dia bertepuk tangan sambil terus memutari Irina yang terlihat kalang kabut dibuat oleh Bintang. "Bukan urusanmu..... Tapi aku ini suami kamu. Apa kamu lupa akan hal itu. Aku adalah suami kamu Irina. Aku berhak tahu, kemana kamu akan pergi. Paham!" ucap Bintang dengan tegasnya. "Aku mau jalan-jalan di sekitar lokasi museum Louvre bersama teman-temanku. Aku ingin menghabiskan waktu bersama mereka. Sebelum aku benar-benar menjadi istrimu. Istri yang baik untukmu, Bi