Share

116. Dipanggil Pak Anggoro

Sinyal yang diberikan Anya untuk kencan sangatlah nyata, hanya tinggal waktu untuk eksekusinya. Aku sudah berencana untuk mengajaknya ckeck in di hotel dan Anya sendiri tidak keberatan. Baru saja aku dan Anya ingin meninggalkan Cafe, tiba-tiba ponselku ada nada sambung masuk.

Tertera nama pak Anggoro di layar ponselku, aku berdebar ingin mengangkatnya. Ada ketakutan menyelinap di hatiku, aku khawatir pak Anggoro tahu kalau aku baru saja ketemu Adriana.

“Ya pak.. ada yang bisa saya bantu pak?”

“Pak Danu di mana? Bisa ketemu sekarang gak?”

“Saya lagi ngopi di Cafe sebelah kantor pak... Bisa pak, saya segera ke kantor.” Aku menyudahi pembicaraan dengan pak Anggoro. Kencanku dengan Anya terpaksa aku batalkan.

“Anya.. lain waktu aja ya kita ketemu, om harus balik ke kantor.”

“Okey om.. gak masalah kok. Nanti aku telepon om kalau aku mau ketemu.” Ujar Anya.

Dengan tergesa-gesa aku tinggalkan Anya, aku beranjak menuju ke kantor.

Di dalam ruang kerja pak Anggoro, beliau sedang melamun sen
Nathanegara

YUK BANTU VOTE DAN KOMEN UNTUK MENDUKUNG CERITA INI, JANGAN LUPA MEMBERIKAN BINTANG.. TERIMA KASIH

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status