Beranda / Romansa / Terjebak Gairah ABG / 118. Melampiaskan Kerinduan

Share

118. Melampiaskan Kerinduan

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-25 08:20:41
Aku terangkat pada pak Supriatna, bahwa aku tidak berhak menjadi wali nikah Noni.

“Pak Supriatna gak usah khawatir, dalam waktu dekat Mamanya Noni akan pulang ke Indonesia. Siapa ayah biologis Noni, dialah yang tahu.”

Aku memang perlu jelaskan itu pada pak Supriatna, karena aku tidak ingin sikapnya terhadapku ada kaitannya dengan Noni.

“Baik pak.. sekarang saya jadi lebih tahu, saya terima kasih pada pak Danu yang sudah menjelaskan masalah ini.”

“Saya juga akan jelaskan soal ini pada Noni pak, supaya dia tidak terus beranggapan saya adalah Papanya.”

***

Saat istirahat makan siang, aku ajak Noni berbicara di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor. Sambil makan siang, aku katakan apa yang barusan aku jelaskan pada pak Supriatna,

“Non.. kamu harus tahu soal rahasia ini, Papa gak ingin masalah ini berlarut-larut. Meskipun Mama belum boleh mengatakannya.” aku katakan itu dengan sangat hati-hati pada Noni.

Noni menatapku dengan mengernyitkan dahinya, “Rahasia apa lagi Pa? Noni jadi
Nathanegara

YUK!! BERIKAN VOTE DAN KOMEN UNTUK MEMBANTU CERITA INI.. JANGAN LUPA KASIH BINTANG YA.. TERIMA KASIH

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Gairah ABG   119. Susah Melupakan Noni

    Noni memang mempunyai magnet tersendiri yang tidak dimiliki oleh gadis lain yang pernah aku kencani. Aku sendiri tidak tahu apa yang membuat aku selalu tenggelam dan hanyut dalam cintanya. “Aku tidak akan mengubah panggilanku pada Papa, meskipun Papa bukanlah ayahku.” Itu diucapkan Noni sambil berbaring dan memelukku. “Kenapa kamu tidak mengubahnya? Kamu nyaman dengan panggilan itu?”“Entahlah Pa.. aku selalu merasa nyaman dengan Papa.”Aku cerita pada Noni tentang pertemuanku dengan Adriana. Aku katakan juga kalau Adriana masih sangat cemburu pada dirinya. Noni masih belum bisa menerima aku kencan dengan Adriana, dia sangat cemburu. “Kenapa Papa ceritakan itu sama aku! Papa kan tahu aku gak suka!!” Noni bangun dan duduk menatap tajam kearahku. Aku sadar kalau aku sudah melakukan kesalahan, “Maafkan Papa Non.. Papa gak tahu kalau kamu masih cemburu pada Adriana.”“Adriana itu lebih segalanya dibandingkan aku Pa! Hidup jauh lebih enak dibandingkan aku!!”Aku bangun dan duduk di sis

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • Terjebak Gairah ABG   120. Di Paviliun Clara

    Keesokan harinya Setelah selesai meeting soal proyek baru dengan pak Supriatna dan stafnya, aku meninggalkan kantor cabang Bandung menuju ke Paviliun Clara di Setiabudi. Clara menyambut dengan hati senang, “Apa kabar om.. kangen juga nih sama Om.” Clara melabuhkan sebuah kecupan di pipiku. “Baik Clara.. kamu gimana kabarnya? Papa dan Mama kamu gimana kabarnya?”“Aku seperti yang om lihat sekarang ini.. Papa dan Mama sudah akur lagi om.”Hari itu Clara mengenakan mini dress tipis, tubuhnya menerawang dibalik mini dress tersebut. Kami ngobrol di sofa panjang di ruang tamu Paviliun. Sambil ngobrol Clara terus merapat dan memelukku. “Om masih suka kencan sama Sinta?” tiba-tiba Clara menanyakan itu. “Udah lama juga sih gak ketemu dia, karena om sendiri juga sibuk.”“Om kalau di Bandung nginap di mana sih?”“Kemarin om nginap di hotel, kemungkinan hari ini pulang ke Jakarta.”“Lho? Kok nginap di hotel? Om bisa nginap di sini kalau om mau. Kalau pun aku gak ada, om tinggal temui sekurit

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-27
  • Terjebak Gairah ABG   121. Bertemu dengan Widarti

    Aku sangat faham apa yang Clara inginkan, aku memilih untuk memegang kendali agar bisa menganhantarkan Clara pada puncak pelepasan yang maksimal. Dengan berbagai sentuhan yang lembut aku menjelajahi bukit-bukit Clara sampai ke lembah terlarangnya. Desah nafas dan rintihan Clara mengiringi setiap penjelajahanku. Sejenak kemudian Clara memintaku untuk segera melakukan penetrasi. Pada puncak pelepasan, Clara melenguh dengan rintihan panjang. Peluh bersimbah disekujur tubuhku dan Clara yang terkulai di tempat tidurnya. Disaat aku mengatur napas yang masih tersengal, sebuah panggilan masuk di ponselku. Ternyata dari Noni, “Hallo Non.. kenapa Non?”“Pa.. Mama ada di rumah sekarang, Papa di mana?” sahut Noni dengan balik bertanya. Aku tercenung sejenak, aku tidak menyangka kalau Widarti sudah pulang ke Indonesia. “Yaudah Non.. nanti sebelum pulang ke Jakarta, Papa mampir ke sana ya. Papa lagi ada pertemuan dengan teman dulu.” setelah mengatakan itu aku menutup ponsel. Aku segera bangki

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Terjebak Gairah ABG   122. Menyingkap Sebuah Rahasia

    Satu minggu kemudian Atas permintaan Widarti, aku datang ke Bandung menemui Widarti di rumahnya yang baru di Buah Batu. Sebuah rumah di perumahan yang cukup elite dengan type minimalis. Mantan suami Widarti ternyata memberikan sebuah rumah untuk Widarti, selain itu juga biaya hidup yang cukup setiap bulannya untuk Widarti dan anaknya. Dalam pertemuan itu ada nenek dan Noni yang hari itu belum berangkat kerja. Widarti menjelaskan status ayah biologis Noni yang sebenarnya, “Bu.. sebelumnya Wiwid minta maaf, karena selama ini merahasiakan soal ini.” Widarti membuka pembicaraan. “Soal apa ini Wid? Apa yang kamu rahasiakan selama ini?”Widarti tidak langsung menjawab pertanyaan nenek, pandangannya menerawang ke masa lalu. “Mas Danu bukan ayah kandung Noni, bu..” jawab Widarti“Lho? Gimana sih kamu? Kan sewaktu kamu ibu suruh tinggal di kampung, kamu sedang hamil Noni?”Widarti jelaskan pada nenek, bahwa saat di kampung dia menggugurkan kandungannya, dan Widarti sempat berhubungan deng

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29
  • Terjebak Gairah ABG   123. Noni Kembali Trauma

    Semua mata memandang kearah kedatangan mobil di halaman rumah. Seorang lelaki sangat parlente turun dari mobil, lelaki yang aku perkirakan berusia sekitar 40 tahunan. Lelaki itu menuju kearah pintu masuk. Saat sampai di depan pintu, lelaki itu mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum...”Secara serentak, kami yang ada di dalam rumah secara serentak membalas ucapan salamnya, “Wa alaikum salam.. “Widarti berdiri dan menghampiri lelaki tersebut, “Silahkan masuk mas Jat.. kenalkan ini ibu saya, ini mas Danu, dan ini Noni anakmu.. “ Widarti memperkenalkan lelaki itu. Reaksi Noni saat bertemu Papanya di luar dugaan, dia justeru berlari masuk ke kamar. Aku menduga kalau Noni tidak bisa menerima kenyataan itu. Widarti berusaha untuk menahan Noni, “Noni!! Kamu mau kemana? Ini Papa kamu datang!!” teriak Widarti. Nenek agak terkejut melihat reaksi Noni, namun hanya membiarkan Noni berlalu ke kamar. “Biarkan saja Wid.. mungkin dia belum mau ketemu saya.” Jatimin berusaha untuk menetralisir k

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-30
  • Terjebak Gairah ABG   124. Menepi Bersama Clara

    Aku begitu senang melihat Noni akhirnya mau bertemu dengan Jatimin, ayah kandungnya. Itulah masa depan yang akan membawa Noni mencapai kebahagiaan. Aku tidak ingin larut dalam suasana itu, biarlah Noni tidak melihat aku diantara ayah kandungnya. Aku pamit pada mereka semua, aku ingin istirahat di Paviliun Clara. “Wid.. nek, saya pamit dulu mau ke rumah keluarga yang ada di Bandung.”Noni sepertinya belum bisa melepas kepergianku begitu saja, “Papa mau kemana? Kok buru-buru amat?” Noni melepaskan pelukannya pada Jatimin. “Papa masih ada urusan lain Noni, lepaskanlah kerinduan kamu pada Papa dan Mama kamu.”“Kapan mas Danu kemari lagi.. anggaplah rumah ini juga rumah keluarga mas Danu.” ucap Widarti. “In Shaa Allah, kapan ke Bandung lagi aku mampir Wid..”Setelah menyalami mereka semua, aku tinggalkan rumah Widarti. Meskipun terasa berat meninggalkan Noni yang sangat aku sayangi. Dengan menggunakan taksi online, aku menuju ke Paviliun Clara di daerah Setiabudi. Dalam perjalanan aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Terjebak Gairah ABG   125. Kehangatan Disaat Dingin

    Clara representasi gadis yang hidup dengan berbagai kecukupan fasilitas, namunmiskin kasih sayang. Begitu menemukan kasih sayang yang diimpikannya, maka dia akan larut di dalamnya. Di Jakarta tinggal di sebuah apartemen yang mewah, di Bandung tinggal di sebuah Paviliun yang cukup bebas. Tapi, masih beruntung punya keinginan dan ambisi untuk mengejar cita-cita. Kuliah dengan serius dan bersenang-senang juga dengan serius. Keduanya dijalankan dengan seimbang, dan aku pun lelaki tua yang beruntung bisa menikmati apa yang dinikmati Clara. “Om sudah siap? Yuk! Kita jalan.. “ ajak Clara sembari meraih pinggangku mengajak keluar dari Paviliun. Akulah lelaki tua yang beruntung bisa digandeng gadis cantik nan kaya raya. Tanpa modal sepeserpun aku mampu menikmati tubuhnya. Sambil berjalan keluar Paviliun, aku memegang pinggulnya. “Clara.. sorry, om cuma bawa badan nih.” aku katakan itu dengan berat hati saat akan masuk ke mobil. “Udah.. om duduk manis aja, hari ini aku mau servis om Danu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Terjebak Gairah ABG   126. Pertemuanku dengan Anya

    Dua minggu kemudianSejak pertemuan terakhir di Bandung, aku tidak lagi pernah bertemu dengan Noni. Sebagai pengobat kerinduanku pada Noni, aku kencan dengan Anya, gadis yang aku kenal di Cafe dekat kantor. Anya benar-benar duplikasi Noni, baik secara postur tubuhnya, gaya bicaranya, juga perilakunya. Anya ternyata seorang penulis, dia sedang observasi tentang perilaku lelaki separuh baya yang menjadi tokoh utamanya. Aku dan Anya kencan di sebuah hotel dibilangan Jakarta Pusat, itu semua atas keinginan Anya, “Karena waktu itu kita gak jadi, maka hari ini aku ajak om ketemu.”“Iya Anya.. om minta maaf, waktu itu om cukup sibuk sih.”“Aku lagi nulis novel om, judulnya Cinta Beda Usia. Nah, tokoh utamanya itu lelaki seusia om..”“Jadi? Ceritanya kamu lagi observasi nih?”Anya jelaskan padaku, bahwa tokoh dalam ceritanya sangat mirip dengan karakter aku. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan Anya, terutama cara aku memperlakukan para gadis muda yang aku kencani. Sampailah aku menceri

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah ABG   197. Ending

    196. EndingTiga bulan kemudian Noni yang pada awalnya tidak tertarik dengan Nara, menjalin hubungan hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Lambat laun cintanya berlabuh juga pada Nara, “Mas.. Kok kamu sabar sekali menghadapi aku?” itu dikatakan Noni satu hari sebelum akad nikahnya dengan Nara padaku. “Non, aku sangat yakin dengan kekuatan cinta, mencintai itu seperti titik air di atas batu. Harus intens dan serius, itulah yang akhirnya aku dapatkan.” jawab Nara penuh keyakinan Noni memeluk Nara sangat erat, “Kamu hebat, mas, kesabaran kamulah yang membuat aku jatuh cinta pada akhirnya.” bisik Noni. Nara jelaskan pada Noni, bukan hanya dalam mencintai harus yakin pada perasaan. Tapi, dalam segala hal manusia harus serius pada tujuan hidupnya. Bagi Nara, cukuplah penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya. Sekarang dia ingin menghiasi cintanya pada Noni penuh dengan kebahagiaan. “Aku sangat berharap Papa besok hadir pada pernikahanku, tanpa ada Papa hidupku belumlah lengkap.

  • Terjebak Gairah ABG   196. Pernikahan Adriana

    Satu bulan kemudianPernikahan pak Anggoro dan Adriana tidaklah dirayakan secara meriah, mengingat isteri pak Anggoro juga belum lama meninggal. Sebuah pernikahan yang sangat sederhana, yang dirayakan di villa pak Anggoro di puncak. Aku hadir bersama isteriku, sengaja aku minta Sri untuk menemaniku. Tadinya Sri tidak ingin pergi, karena dia tahu di acara itu pasti ada Widarti Mama Noni, yang merupakan mantanku sebelum menikahi Sri. “Mas.. biarlah aku di rumah saja, aku tidak ingin nanti Widarti malah tidak menerima kehadiranku.” ucap Sri saat itu“Sri.. mas justeru ingin perlihatkan pada Widarti, bahwa aku bahagia bersama kamu. Aku ingin semua orang tahu, bahwa aku bangga sama kamu, Sri.”Akhirnya Sri bersedia menemaniku malam itu. Sri terlihat cantik sekali, karena memang dia tidak pernah berdandan seperti itu. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan mobil kantor yang dipinjamkan pak Anggoro. Sampai di Villa kami agak terlambat, sehingga kedatangan kami menjadi perhatian bany

  • Terjebak Gairah ABG   195. Pujian Virna

    “Dalam keadaan habis sakit aja stamina om masih okey, gimana sebelumnya ya?” puji Virna “Om cuma bisanya seperti tadi itu, Virna, maaf ya performa om kurang bagus.” aku sedikit merendahkan diriVirna memelukku, “Om.. apa yang aku rasakan tadi sudah lebih dari cukup. Makanya aku membayangkan om saat masih sehat.”Aku jelaskan pada Virna, bahwa sesuai dengan usiaku saat ini performaku sudah jauh menurun. Namun, Virna menganggap kalau aku masih mampu mengimbangi durasinya dalam bercinta. Selama ini Virna bisa merasakan seperti itu jika berhubungan dengan lelaki seusianya. Baginya apa yang aku suguhkan padanya sudah lebih dari cukup. “Ada yang istimewa dari om, cara om memperlakukan aku. Om benar-benar pakai perasaan saat melakukannya.”“Kalau itu soal kebiasaan aja, Vir, om selalu menganggap pasangan bercinta itu adalah kekasih. Om tidak akan bercinta dengan wanita yang tidak om sukai.”Virna mempererat pelukannya, “Terima kasih om sudah perlakukan aku dengan penuh cinta.” ucap Virna

  • Terjebak Gairah ABG   194. Kencan dengan Virna

    Keesokan harinya Pulang dari Bandung aku semakin percaya diri, terlebih lagi setelah kencan dengan Noni. Ternyata aku memang harus membebaskan diri dari berbagai ketakutan, aku harus lebih santai menghadapi keadaan. Virna memang tidak mungkin telepon aku, karena dia hanya memasukkan nomor ponselnya di daftar kontakku. Aku sangat yakin kalau dia mau menguji aku, apakah aku bersedia untuk meneleponnya. Saat aku berada di taman perumahan aku telepon Virna, “Hai Vir.. kok kamu gak kelihatan di taman?” tanyaku Virna katakan pagi itu dia tidak di rumah, dia sedang berada di luar rumah. Virna mengajakku untuk bertemu, “Di mana Virna?” tanyaku lagiVirna katakan kalau dia sedang staycation di sebuah hotel dan dia memberikan nama hotelnya, juga nomor kamarnya. Aku tidak buang kesempatan itu, aku segera pulang ke rumah untuk segera mandi. Saat aku sedang berpakaian, Sri masuk ke kamar, “Tuh kan! Kalau sudah sehat aja gak betah di rumah, mas mau kemana rapi gitu?” tanya Sri penuh kecurig

  • Terjebak Gairah ABG   193. Rencana Pernikahan

    Di kantor, aku, Nara dan Noni membicarakan rencana pernikahan Noni dan Nara. Keluarga Noni menginginkan pernikahan dilaksanakan enam bulan lagi. Berbeda dengan keinginan Noni dan Nara, yang menginginkan pernikahan dilaksanakan tahun depan. Noni dan Nara butuh masukan dariku, “Pernikahan itu bisa dilaksanakan tergantung kesiapan kalian, karena yang akan menikah adalah kalian,” itu yang bisa aku katakan“Iya Pa, aku dan mas Nara siapnya tahun depan, tapi Papa dan Mama maunya lebih cepat dari itu.” ujar NoniNara pun menjelaskan, secara finansial dia baru bisa melaksanakan tahun depan. Namun, menurut Nara Jatimin menyanggupi untuk menutupi seluruh biaya. Alasan Jatimin, karena Noni anaknya satu-satunya. “Jadi, sebetulnya alasan kalian menunda juga terlalu prinsip, ya. Ikuti saja keinginan Papa kamu, Non, itulah yang paling baik. Aku jelaskan juga alasan Nara menunda bisa ditanggulangi Jatimin, jadi alasan Nara tidaklah menjadi halangan bagi keluarga Noni. Keluarga Noni tidak terlalu

  • Terjebak Gairah ABG   192. Berdua Noni

    Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me

  • Terjebak Gairah ABG   191. Virna yang Hangat

    Virna belum tahu situasi di kompleks perumahan, dengan entengnya dia mengajakku mampir ke rumahnya, “Om keberatan gak kalau aku ajak mampir ke rumah?”“Keberatan sih gak, Virna, masalahnya kompleks perumahan ini bukanlah seperti perumahan pondok indah. Apa kata warga entar lihat om ke rumah kamu.” aku menolak dengan halus. “Om.. aku mau tanya, sekarang performa om gimana?”Sepertinya Virna mau menguji staminaku, “Performa sih lumayan dibandingkan beberapa bulan yang lalu.”Virna pembicaraannya sudah mulai rada panas, dia menanyakan vitalitasku sudah kembali normal atau belum. Dari gestur tubuhnya Virna terlihat sangat gelisah, seperti ada yang ingin buru-buru dia tuntaskan. Virna mengulurkan tangannya, “Om pegang deh telapak tangan aku..” Aku ambil telapak tangannya, “Lho? Kok basah gini, Vir? Kenapa tuh?” tanyaku pura-pura polos“Aku gitu om.. kalau sudah ketemu yang aku inginkan, aku jadi nervous kalau tidak aku dapatkan.”Aku sebetulnya tahu apa yang Virna sedang alami dan ras

  • Terjebak Gairah ABG   190. Kembali Tergoda

    Kesehatanku sudah berangsur pulih, setiap pagi aku mulai melakukan olah raga ringan dengan gerak jalan. Selain itu aku juga mengubah penampilan, yang tadinya lebih klimis, sekarang wajahku mulai ditumbuhi kumis dan brewok tipis. Di taman komplek perumahan aku berlari-lari kecil untuk jarak pendek, sekadar menggerakkan tubuh agar berkeringat. Banyak juga penduduk disekitarnya yang ikut berolahraga. Saat sedang melepas lelah di bangku taman, seorang gadis menghampiriku, “Pagi om.. maaf om warga disekitar komplek ini ya?” tanya gadis itu“Iya dik.. adik juga warga sini ya? Kok om baru lihat kamu?” aku berusaha bersikap seramah mungkin“Kenalin om.. Virna, aku warga baru di sini, baru dua bulan pindah ke sini.” Dia mengulurukan tangan dan memperkenalkan diriAku pun membalas jabatan tangannya sambil memperkenalkan diri, “Danu.. om warga pertama di komplek ini.”Virna yang memakai outfit sport yang ketat dengan belahan depan rendah, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang men

  • Terjebak Gairah ABG   189. Bertemu Yosi

    Yosi pada akhirnya datang ke rumahku, dia kaget saat tahu aku lagi sakit, “Ya Tuhan, om.. aku benar-benar gak tahu kalau om sakit. Emang Maura tahu dari mana om sakit, tante?”“Tante juga gahu Yosi, yang jelas dia datang ke rumah saat om lagi sakit. Dia bawa anaknya yang berusia hampir satu tahun.”Yosi ceritakan pada isteriku kenapa dia kenalkan Maura padaku, alasan dia semata-mata karena aku sering menolong orang lain. Yosi katakan kalau dia kasihan pada Maura yang sedang hamil, tapi cowoknya kabur. Saat itu aku hanya diminta mencari solusinya, dan aku memberikan solusinya. “Yang aku tahu gitu tante, Maura juga bilang sama aku kalau om Danu baik dan tidak macam-macam.”“Kamu sering menemui om ya?”“Gak sering tante, baru sekali itu aja.. benar kan om?”“Ya Sri.. Yosi ketemu aku baru kali itu aja.”“Emang Maura cerita apa sama tante soal om?”Sri katakan pada Yosi, bahwa Maura tidak banyak bicara. Maura hanya prihatin melihat keadaanku, dia belum sudah lama tidak bertemu denganku.

DMCA.com Protection Status