Beranda / Romansa / Terjebak Gairah ABG / 123. Noni Kembali Trauma

Share

123. Noni Kembali Trauma

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-30 08:47:26

Semua mata memandang kearah kedatangan mobil di halaman rumah. Seorang lelaki sangat parlente turun dari mobil, lelaki yang aku perkirakan berusia sekitar 40 tahunan. Lelaki itu menuju kearah pintu masuk.

Saat sampai di depan pintu, lelaki itu mengucapkan salam,

“Assalamu’alaikum...”

Secara serentak, kami yang ada di dalam rumah secara serentak membalas ucapan salamnya,

“Wa alaikum salam.. “

Widarti berdiri dan menghampiri lelaki tersebut,

“Silahkan masuk mas Jat.. kenalkan ini ibu saya, ini mas Danu, dan ini Noni anakmu.. “ Widarti memperkenalkan lelaki itu.

Reaksi Noni saat bertemu Papanya di luar dugaan, dia justeru berlari masuk ke kamar. Aku menduga kalau Noni tidak bisa menerima kenyataan itu. Widarti berusaha untuk menahan Noni,

“Noni!! Kamu mau kemana? Ini Papa kamu datang!!” teriak Widarti.

Nenek agak terkejut melihat reaksi Noni, namun hanya membiarkan Noni berlalu ke kamar.

“Biarkan saja Wid.. mungkin dia belum mau ketemu saya.” Jatimin berusaha untuk menetralisir k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Gairah ABG   124. Menepi Bersama Clara

    Aku begitu senang melihat Noni akhirnya mau bertemu dengan Jatimin, ayah kandungnya. Itulah masa depan yang akan membawa Noni mencapai kebahagiaan. Aku tidak ingin larut dalam suasana itu, biarlah Noni tidak melihat aku diantara ayah kandungnya. Aku pamit pada mereka semua, aku ingin istirahat di Paviliun Clara. “Wid.. nek, saya pamit dulu mau ke rumah keluarga yang ada di Bandung.”Noni sepertinya belum bisa melepas kepergianku begitu saja, “Papa mau kemana? Kok buru-buru amat?” Noni melepaskan pelukannya pada Jatimin. “Papa masih ada urusan lain Noni, lepaskanlah kerinduan kamu pada Papa dan Mama kamu.”“Kapan mas Danu kemari lagi.. anggaplah rumah ini juga rumah keluarga mas Danu.” ucap Widarti. “In Shaa Allah, kapan ke Bandung lagi aku mampir Wid..”Setelah menyalami mereka semua, aku tinggalkan rumah Widarti. Meskipun terasa berat meninggalkan Noni yang sangat aku sayangi. Dengan menggunakan taksi online, aku menuju ke Paviliun Clara di daerah Setiabudi. Dalam perjalanan aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Terjebak Gairah ABG   125. Kehangatan Disaat Dingin

    Clara representasi gadis yang hidup dengan berbagai kecukupan fasilitas, namunmiskin kasih sayang. Begitu menemukan kasih sayang yang diimpikannya, maka dia akan larut di dalamnya. Di Jakarta tinggal di sebuah apartemen yang mewah, di Bandung tinggal di sebuah Paviliun yang cukup bebas. Tapi, masih beruntung punya keinginan dan ambisi untuk mengejar cita-cita. Kuliah dengan serius dan bersenang-senang juga dengan serius. Keduanya dijalankan dengan seimbang, dan aku pun lelaki tua yang beruntung bisa menikmati apa yang dinikmati Clara. “Om sudah siap? Yuk! Kita jalan.. “ ajak Clara sembari meraih pinggangku mengajak keluar dari Paviliun. Akulah lelaki tua yang beruntung bisa digandeng gadis cantik nan kaya raya. Tanpa modal sepeserpun aku mampu menikmati tubuhnya. Sambil berjalan keluar Paviliun, aku memegang pinggulnya. “Clara.. sorry, om cuma bawa badan nih.” aku katakan itu dengan berat hati saat akan masuk ke mobil. “Udah.. om duduk manis aja, hari ini aku mau servis om Danu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Terjebak Gairah ABG   126. Pertemuanku dengan Anya

    Dua minggu kemudianSejak pertemuan terakhir di Bandung, aku tidak lagi pernah bertemu dengan Noni. Sebagai pengobat kerinduanku pada Noni, aku kencan dengan Anya, gadis yang aku kenal di Cafe dekat kantor. Anya benar-benar duplikasi Noni, baik secara postur tubuhnya, gaya bicaranya, juga perilakunya. Anya ternyata seorang penulis, dia sedang observasi tentang perilaku lelaki separuh baya yang menjadi tokoh utamanya. Aku dan Anya kencan di sebuah hotel dibilangan Jakarta Pusat, itu semua atas keinginan Anya, “Karena waktu itu kita gak jadi, maka hari ini aku ajak om ketemu.”“Iya Anya.. om minta maaf, waktu itu om cukup sibuk sih.”“Aku lagi nulis novel om, judulnya Cinta Beda Usia. Nah, tokoh utamanya itu lelaki seusia om..”“Jadi? Ceritanya kamu lagi observasi nih?”Anya jelaskan padaku, bahwa tokoh dalam ceritanya sangat mirip dengan karakter aku. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan Anya, terutama cara aku memperlakukan para gadis muda yang aku kencani. Sampailah aku menceri

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Terjebak Gairah ABG   127. Menemui Adriana dan Noni

    Setelah pertemuanku dengan Anya saat istirahat jam makan siang, aku kembali ke kantor. Berbincang-bincang dengan pak Anggoro tentang prospek perusahaan. Pak Anggoro meminta agar aku ke Surabaya untuk membenahi kantor cabang yang baru dibuka di sana. “Pak Danu keberatan gak kalau saya tugaskan ke Surabaya?” tanya pak Anggoro. “Ya gaklah pak, selalu siap ditugaskan kemana pun, saya malah senang pak.”Pak Anggoro jelaskan apa saja yang harus aku urus di kantor cabang Surabaya. Selama satu minggu itu aku mendapat fasilitas menginap di hotel. Di Bandung tugasku dianggap sudah selesai, karena sudah berjalan sesuai dengan harapan beliau. Menjelang purnatugas, aku memang harus memaksimalkan pelayanan terhadap perusahaan. Aku sangat bersyukur masih dibutuhkan tenaga dan pemikiranku, itulah satu bukti kalau perusahaan menghargai profesionalitasku. “Oh ya.. saya lupa, kemarin Grace titip salam pada pak Danu, udah lama katanya gak ketemu.”“Terima kasih pak.. saya memang sudah lama gak ketemu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Terjebak Gairah ABG   128. Dengan Adriana dan Noni

    Adriana menatap Noni yang ada di sampingku, seakan-akan dia menerima apa yang dikatakan Noni. Aku yang berada diantara mereka berdua, melihat sebuah realitas sosial yang pada kenyataannya dialami oleh anakku sendiri. Noni dan Adriana adalah cerminan anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua. Sementara, apa yang dialami Rani, anakku pun tidak jauh berbeda. “Aku selalu iri sama kamu Non.. sekarang kamu penuh kasih sayang dari kedua orang tua kamu.”“Dri.. kamu jangan lihat aku sekarang, kamu gak tahu apa yang aku alami selama sepuluh tahun. Aku hanya hidup berdua dengan nenek, dan aku harus menafkahi nenek, Dri.”Aku berusaha menengah, “Kalian berdua itu sama-sama hebat, bisa survive ditengah kesulitan hidup.”Seketika suasana hening, kami larut dalam pikiran masing-masing. Aku tidak bisa membayangkan kalau Radith bukanlah lelaki yang bertanggung jawab, bisa-bisa kehidupan Rani lebih buruk dari Adriana dan Noni. “Sekarang, sebaiknya kalian mensyukuri apa yang s

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Terjebak Gairah ABG   129. Pertemuan Tak Terduga

    Keesokan harinya Sebelum ke Surabaya, aku sempatkan untuk sarapan pagi dengan keluarga. Ada suasana yang berbeda, Rani tidak lagi berada diantara kami. Hanya ada isteriku dan Priska, aku baru merasa kehilangan Rani. “Sri.. kalau kamu rindu dengan Rani, kamu bisa nginap di rumahnya selama mas di Surabaya.” Aku tatap wajah isteriku yang begitu murung. “Nanti saja mas.. Priska gak mungkin aku tinggal sendiri di rumah.”“Kalau Mama kangen sama kak Rani, aku temani Mama ke sana.” Priska menimpali. Sejak menikah, Rani memang memilih untuk tinggal di rumah yang sudah disiapkan Radith. Dia ingin hidup mandiri, ingin merasakan hidup berumah tangga tanpa dicampur orang tua. Pernikahan Rani dan Radith memang hanya dilakukan antar keluarga, tanpa ada resepsi. Itu memang sudah menjadi kesepakatan antara aku dengan besanku. Untuk menghindari stigma negatif terhadap Rani dan Radith. Kegagalan mengawasi Rani, membuat isteriku lebih hati-hati dalam menjaga Priska. Sri tidak ingin hal yang sama t

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Terjebak Gairah ABG   130. Ketukan di Pintu Kamar

    Aku melihat kalau Ita tidak begitu nyaman saat berbicara denganku. Setelah aku memberitahukan nomor kamarku, Ita tergesa-gesa segera pamit. Aku hanya bisa menyaksikan kepergiannya dengan menyisakan banyak pertanyaan dibenakku. Setelah urusanku di resepsionis selesai, aku segera menuju ke lift untuk naik ke lantai 7. Sampai di lantai 7 aku menyusuri koridor hotel mencari kamar 707. Sebelum masuk ke kamar, seorang gadis keluar dari kamar 706 dan melintas di depan kamarku. Aku tidak terlalu menghiraukannya, karena pikiranku masih tertuju pada Ita dan Kalina. Aku membuka ponsel dan membaca pesan-pesan yang masuk sembari mengaso di tempat tidur. Salah satu pesan masuk dari Kalina, [Om Danu.. kalau tidak keberatan, boleh aku tahu nomor di Hotel mana om menginap? Jangan lupa kasih tahu nomor kamarnya, ya?] itulah pesan dari Kalina. “Waduh! Godaan apa lagi nih?” tanyaku dalam hati. Apa iya setiap pertemuan dengan seorang gadis selalu berakhir di atas Ranjang? Pertanyaan seperti itu mengha

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Terjebak Gairah ABG   131. Salah Kamar

    Sebelum membuka pintu hatiku berdebar, aku menebak-nebak apakah Kalina atau Ita yang datang. Perlahan-lahan aku buka pintu kamar, ternyata yang berdiri dihadapanku bukanlah Kalina atau pun Ita. Tapi, seorang gadis belia yang cantik, molek dengan dandanan yang juga modis. “Adik cari siapa?” tanyaku “Hhhmm.. maaf om, kayaknya aku salah kamar.” Jawab gadis itu. Aku masih mencoba menahannya dengan sebuah pertanyaan, “Emang kamu cari kamar nomor berapa?”“Nomor kamarnya sih benar, om. Tapi, orangnya bukan om.”Aku merasa aneh dengan jawaban gadis itu, kok bisa nomor kamarnya sama. Tapi, orang yang dicarinya malah beda. Aku dan gadis itu terus bicara di depan kamar. “Coba telepon dulu deh, kok bisa salah kamar?”Gadis itu mencoba mendial ponselnya, namun rupanya tidak tersambung. “Masuk dulu aja yuk! Gak apa-apa kok, om juga hanya sendiri di kamar.”“Gak usah om.. di luar aja.”“Kenapa? Takut ya sama Om? Jangan khawatir, om tidak akan tutup pintunya.” aku berusaha untuk meyakini dia.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah ABG   197. Ending

    196. EndingTiga bulan kemudian Noni yang pada awalnya tidak tertarik dengan Nara, menjalin hubungan hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Lambat laun cintanya berlabuh juga pada Nara, “Mas.. Kok kamu sabar sekali menghadapi aku?” itu dikatakan Noni satu hari sebelum akad nikahnya dengan Nara padaku. “Non, aku sangat yakin dengan kekuatan cinta, mencintai itu seperti titik air di atas batu. Harus intens dan serius, itulah yang akhirnya aku dapatkan.” jawab Nara penuh keyakinan Noni memeluk Nara sangat erat, “Kamu hebat, mas, kesabaran kamulah yang membuat aku jatuh cinta pada akhirnya.” bisik Noni. Nara jelaskan pada Noni, bukan hanya dalam mencintai harus yakin pada perasaan. Tapi, dalam segala hal manusia harus serius pada tujuan hidupnya. Bagi Nara, cukuplah penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya. Sekarang dia ingin menghiasi cintanya pada Noni penuh dengan kebahagiaan. “Aku sangat berharap Papa besok hadir pada pernikahanku, tanpa ada Papa hidupku belumlah lengkap.

  • Terjebak Gairah ABG   196. Pernikahan Adriana

    Satu bulan kemudianPernikahan pak Anggoro dan Adriana tidaklah dirayakan secara meriah, mengingat isteri pak Anggoro juga belum lama meninggal. Sebuah pernikahan yang sangat sederhana, yang dirayakan di villa pak Anggoro di puncak. Aku hadir bersama isteriku, sengaja aku minta Sri untuk menemaniku. Tadinya Sri tidak ingin pergi, karena dia tahu di acara itu pasti ada Widarti Mama Noni, yang merupakan mantanku sebelum menikahi Sri. “Mas.. biarlah aku di rumah saja, aku tidak ingin nanti Widarti malah tidak menerima kehadiranku.” ucap Sri saat itu“Sri.. mas justeru ingin perlihatkan pada Widarti, bahwa aku bahagia bersama kamu. Aku ingin semua orang tahu, bahwa aku bangga sama kamu, Sri.”Akhirnya Sri bersedia menemaniku malam itu. Sri terlihat cantik sekali, karena memang dia tidak pernah berdandan seperti itu. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan mobil kantor yang dipinjamkan pak Anggoro. Sampai di Villa kami agak terlambat, sehingga kedatangan kami menjadi perhatian bany

  • Terjebak Gairah ABG   195. Pujian Virna

    “Dalam keadaan habis sakit aja stamina om masih okey, gimana sebelumnya ya?” puji Virna “Om cuma bisanya seperti tadi itu, Virna, maaf ya performa om kurang bagus.” aku sedikit merendahkan diriVirna memelukku, “Om.. apa yang aku rasakan tadi sudah lebih dari cukup. Makanya aku membayangkan om saat masih sehat.”Aku jelaskan pada Virna, bahwa sesuai dengan usiaku saat ini performaku sudah jauh menurun. Namun, Virna menganggap kalau aku masih mampu mengimbangi durasinya dalam bercinta. Selama ini Virna bisa merasakan seperti itu jika berhubungan dengan lelaki seusianya. Baginya apa yang aku suguhkan padanya sudah lebih dari cukup. “Ada yang istimewa dari om, cara om memperlakukan aku. Om benar-benar pakai perasaan saat melakukannya.”“Kalau itu soal kebiasaan aja, Vir, om selalu menganggap pasangan bercinta itu adalah kekasih. Om tidak akan bercinta dengan wanita yang tidak om sukai.”Virna mempererat pelukannya, “Terima kasih om sudah perlakukan aku dengan penuh cinta.” ucap Virna

  • Terjebak Gairah ABG   194. Kencan dengan Virna

    Keesokan harinya Pulang dari Bandung aku semakin percaya diri, terlebih lagi setelah kencan dengan Noni. Ternyata aku memang harus membebaskan diri dari berbagai ketakutan, aku harus lebih santai menghadapi keadaan. Virna memang tidak mungkin telepon aku, karena dia hanya memasukkan nomor ponselnya di daftar kontakku. Aku sangat yakin kalau dia mau menguji aku, apakah aku bersedia untuk meneleponnya. Saat aku berada di taman perumahan aku telepon Virna, “Hai Vir.. kok kamu gak kelihatan di taman?” tanyaku Virna katakan pagi itu dia tidak di rumah, dia sedang berada di luar rumah. Virna mengajakku untuk bertemu, “Di mana Virna?” tanyaku lagiVirna katakan kalau dia sedang staycation di sebuah hotel dan dia memberikan nama hotelnya, juga nomor kamarnya. Aku tidak buang kesempatan itu, aku segera pulang ke rumah untuk segera mandi. Saat aku sedang berpakaian, Sri masuk ke kamar, “Tuh kan! Kalau sudah sehat aja gak betah di rumah, mas mau kemana rapi gitu?” tanya Sri penuh kecurig

  • Terjebak Gairah ABG   193. Rencana Pernikahan

    Di kantor, aku, Nara dan Noni membicarakan rencana pernikahan Noni dan Nara. Keluarga Noni menginginkan pernikahan dilaksanakan enam bulan lagi. Berbeda dengan keinginan Noni dan Nara, yang menginginkan pernikahan dilaksanakan tahun depan. Noni dan Nara butuh masukan dariku, “Pernikahan itu bisa dilaksanakan tergantung kesiapan kalian, karena yang akan menikah adalah kalian,” itu yang bisa aku katakan“Iya Pa, aku dan mas Nara siapnya tahun depan, tapi Papa dan Mama maunya lebih cepat dari itu.” ujar NoniNara pun menjelaskan, secara finansial dia baru bisa melaksanakan tahun depan. Namun, menurut Nara Jatimin menyanggupi untuk menutupi seluruh biaya. Alasan Jatimin, karena Noni anaknya satu-satunya. “Jadi, sebetulnya alasan kalian menunda juga terlalu prinsip, ya. Ikuti saja keinginan Papa kamu, Non, itulah yang paling baik. Aku jelaskan juga alasan Nara menunda bisa ditanggulangi Jatimin, jadi alasan Nara tidaklah menjadi halangan bagi keluarga Noni. Keluarga Noni tidak terlalu

  • Terjebak Gairah ABG   192. Berdua Noni

    Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me

  • Terjebak Gairah ABG   191. Virna yang Hangat

    Virna belum tahu situasi di kompleks perumahan, dengan entengnya dia mengajakku mampir ke rumahnya, “Om keberatan gak kalau aku ajak mampir ke rumah?”“Keberatan sih gak, Virna, masalahnya kompleks perumahan ini bukanlah seperti perumahan pondok indah. Apa kata warga entar lihat om ke rumah kamu.” aku menolak dengan halus. “Om.. aku mau tanya, sekarang performa om gimana?”Sepertinya Virna mau menguji staminaku, “Performa sih lumayan dibandingkan beberapa bulan yang lalu.”Virna pembicaraannya sudah mulai rada panas, dia menanyakan vitalitasku sudah kembali normal atau belum. Dari gestur tubuhnya Virna terlihat sangat gelisah, seperti ada yang ingin buru-buru dia tuntaskan. Virna mengulurkan tangannya, “Om pegang deh telapak tangan aku..” Aku ambil telapak tangannya, “Lho? Kok basah gini, Vir? Kenapa tuh?” tanyaku pura-pura polos“Aku gitu om.. kalau sudah ketemu yang aku inginkan, aku jadi nervous kalau tidak aku dapatkan.”Aku sebetulnya tahu apa yang Virna sedang alami dan ras

  • Terjebak Gairah ABG   190. Kembali Tergoda

    Kesehatanku sudah berangsur pulih, setiap pagi aku mulai melakukan olah raga ringan dengan gerak jalan. Selain itu aku juga mengubah penampilan, yang tadinya lebih klimis, sekarang wajahku mulai ditumbuhi kumis dan brewok tipis. Di taman komplek perumahan aku berlari-lari kecil untuk jarak pendek, sekadar menggerakkan tubuh agar berkeringat. Banyak juga penduduk disekitarnya yang ikut berolahraga. Saat sedang melepas lelah di bangku taman, seorang gadis menghampiriku, “Pagi om.. maaf om warga disekitar komplek ini ya?” tanya gadis itu“Iya dik.. adik juga warga sini ya? Kok om baru lihat kamu?” aku berusaha bersikap seramah mungkin“Kenalin om.. Virna, aku warga baru di sini, baru dua bulan pindah ke sini.” Dia mengulurukan tangan dan memperkenalkan diriAku pun membalas jabatan tangannya sambil memperkenalkan diri, “Danu.. om warga pertama di komplek ini.”Virna yang memakai outfit sport yang ketat dengan belahan depan rendah, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang men

  • Terjebak Gairah ABG   189. Bertemu Yosi

    Yosi pada akhirnya datang ke rumahku, dia kaget saat tahu aku lagi sakit, “Ya Tuhan, om.. aku benar-benar gak tahu kalau om sakit. Emang Maura tahu dari mana om sakit, tante?”“Tante juga gahu Yosi, yang jelas dia datang ke rumah saat om lagi sakit. Dia bawa anaknya yang berusia hampir satu tahun.”Yosi ceritakan pada isteriku kenapa dia kenalkan Maura padaku, alasan dia semata-mata karena aku sering menolong orang lain. Yosi katakan kalau dia kasihan pada Maura yang sedang hamil, tapi cowoknya kabur. Saat itu aku hanya diminta mencari solusinya, dan aku memberikan solusinya. “Yang aku tahu gitu tante, Maura juga bilang sama aku kalau om Danu baik dan tidak macam-macam.”“Kamu sering menemui om ya?”“Gak sering tante, baru sekali itu aja.. benar kan om?”“Ya Sri.. Yosi ketemu aku baru kali itu aja.”“Emang Maura cerita apa sama tante soal om?”Sri katakan pada Yosi, bahwa Maura tidak banyak bicara. Maura hanya prihatin melihat keadaanku, dia belum sudah lama tidak bertemu denganku.

DMCA.com Protection Status