Share

Bab 17. Mengungkapkan Fakta

Penulis: Diana Mogami
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-25 10:13:35

Raika meringis kala menatap pantulan bayang dirinya di cermin. Bawah matanya terlihat agak menghitam akibat kurang tidur. Salahkan Aidan, karena lelaki itu sudah berhasil membuatnya sulit tidur.

Setiap ucapan Aidan kembali terngiang di kepalanya kala Raika akan memejamkan mata. Belum lagi obrolannya dengan Khalif dan rencana Raika untuk menjawab ajakan kencan Aidan. Berbagai rekayasa berseliweran di pikiran Raika. Ia benar-benar tidak tahu manakah keputusan yang harus ia ambil.

“Tutupin aja, deh.” Raika mengambil concelar di meja rias dan mengoleskannya sedikit di bawah mata.

Setelah selesai Raika turun untuk sarapan. Suasana di ruang makan sedikit sepi saat ini. Rama sudah pergi subuh untuk mengantarkan rumput sintetis keluar kota. Rasya masih menjalankan shift malamnya dan belum pulang. Hanya ada Raihan di sana dengan kaos hitam polos juga celana pendeknya.

“Kamu dandan, Dek?” tanya Shinta menyadari ada yang berbeda dari

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 18. Awal Sebuah Hubungan

    Aidan terdiam mendengar ucapan Raika yang sedikit tidak masuk akal baginya. Apakah ini cara perempuan itu menolaknya secara halus, atau- “Kamu bercanda, kan?” tanya Aidan sedikit memaksakan senyumnya. Namun, raut wajah Raika tidak berubah. Perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya dua kali. Raika tahu, ucapannya barusan tidak bisa dipercaya oleh Aidan. Lelaki itu bahkan mungkin merasa takut setelah mendengar bagaimana sikap ketiga kakaknya. Tapi, Raika memang harus memberitahu lelaki ini sebelum semuanya terlanjur jauh. Apalagi ketika nanti perasaannya semakin dalam pada Aidan. Belum lagi status lelaki di depannya ini. Kepercayaan diri Raika bisa terjun jika mengingatnya. “Saya..nggak bermaksud bikin rumit. Tapi, kenyataannya emang seperti itu. Dan kalau emang Pak Aidan serius dengan ucapannya kemarin, berarti Pak Aidan harus siap menghadapi kakak-kakak saya.” Aidan masih mencerna ucapan Raika. Lelaki itu tentu serius dengan ucapanny

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 19. Mencari Tahu

    Raika bersenandung pelan sambil memotong sayur untuk pelengkap mie rebusnya. Suasana hati Raika sedang baik dua hari ini. Apalagi jika bukan karena hubungannya dengan Aidan yang sudah berubah. Meski belum berstatus pacaran, Raika dan Aidan berkomitmen untuk menjalankan semua ini dengan serius.“Ada yang lagi seneng, nih,” kata Shinta melihat anak bungsunya bernyanyi di dapur.“Eh, Ibu.” Raika menyeringai malu sembari memasukkan sayur ke dalam panci berisi air mendidih.“Punya pacar, ya? Mukanya beda banget,” tebak Shinta asal.“Eh, kok Ibu tahu?!” tanya Raika terkejut.“EH? Bener, Dek?” Shinta ikut terkejut.“Eh?”“Eh?”Raika melirik kesana kemari khawatir. Takut ketiga kakaknya mendengar percakapannya dengan Shinta. Saat ini ketiga kakaknya sedang berkumpul di ruang tamu. Dengan langkah tanpa suara Raika menarik sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 20. Nah, kan!

    Aidan menatap Raika yang sedang asyik dengan makanannya. Lelaki itu tersenyum melihat pemandangan di depannya. Semakin mengenal gadis ini membuat Aidan semakin merasa jika Raika memang perempuan yang selama ini ia cari. Perempuan itu terkadang masih malu-malu menatapnya, namun dari beberapa hal Aidan sudah bisa menilai seperti apa Raika. Perempuan yang duduk di depannya ini ternyata teman yang asyik untuk diajak ngobrol. Raika memiliki wawasan yang cukup luas. Aidan seperti tidak pernah kehabisan topik pembicaraan bersama Raika. Dan siapa sangka, ternyata Raika juga pandai membuat lelucon. Dari yang tidak disangka Aidan sampai ke hal yang receh sekalipun. Karena hubungan mereka masih disembunyikan dari ketiga kakaknya, atas permintaan Raika. Keduanya tidak pernah bertemu pada akhir pekan. Hanya pada jam-jam makan siang seperti ini keduanya bisa leluasa mengobrol. “Hari ini Aa nggak dinas luar?” tanya gadis itu setelah menyelesaikan makannya. Panggilan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 21. Masih Bisa Selamat

    Inilah yang ditakutkan oleh Raika. Untuk sesaat tubuh Raika membeku, apakah ini akhir hubungannya dengan Aidan? Raika menolehkan kepalanya ke kanan, begitu pun dengan Aidan. "E..eh ibu," sahut Raika menyeringai gugup dan setengah takut. Shinta mendekati anaknya. Matanya menyipit kala mengetahui jika anaknya tidak pulang dengan motornya, melainkan dengan seorang lelaki. "Kok Adek pulangnya nggak pake motor?" tanya Shinta saat jarak mereka sudah dekat. Raika mendeham pelan sebelum menjawab pertanyaan ibunya. Jujur saja, ia gugup karena sang ibu bertemu langsung dengan Aidan. Atau haruskah ia bersyukur karena yang bertemu adalah ibunya? Dan bukan salah satu dari ketiga kakaknya? "Motor aku mogok, Bu, nggak mau nyala. Tadi dibawa ke bengkel dan jadinya aku dianter,” tutur Raika pada Shinta. "Oh, gitu. Aduhjang, jadi ngerepotinatuhanak ibunya." Shinta kini beralih pada Aidan yang tersenyum d

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 22. Cowok yang Ditaksir Raika

    Motor Raika sudah selesai diperbaiki. Dan seperti ucapan Raihan kemarin, lelaki itu mengantar adiknya sekaligus membayar perbaikan motor sang adik. Padahal Raika bisa membayarnya, tetapi lelaki bertubuh kekar itu memaksa untuk membayarnya. “Udah sana, Kak Rai pulang. Aku bisa bawa motor sendiri, kok,” ujar Raika ketika Raihan ingin membawa motor adiknya ke halaman parkir PDP. “Udah dibayarin sekarang malah ngusir.” “Ih, yang maksa bayarin kan Kak Rai sendiri,” kilahnya membela diri. Raihan menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena sang adik benar. “Ya udah, Kakak pulang. Kamu pulangnya hati-hati, ya. Kalau ada apa-apa kabarin,” ucap Raihan seraya menaiki motor besarnya. “Iya, Kak Rai juga hati-hati di jalan.” Gadis itu menghampiri kakak keduanya dan menyalami punggung tangan kakaknya. Raika mengusap dadanya lega ketika motor Raihan sudah pergi. Raika tidak ingin Raihan mengantar ke kantor, karena kemungkinan untuk bertemu den

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 23. Hari Bahagia Raika

    “Jadi, alasan kakak-kakak kamu nggak ngizinin kamu naksir temennya itu apa?” Raika kembali menerawang mengingat ucapan Rasya yang tidak akan ia lupakan. Gadis itu menatap Aidan dan berkata, “Kata Kak Rasya itu terlalu beresiko. Katanya misal aku jadian sama salah satu temen kakak, terus aku putus atau aku sakit hati sama mereka. Otomatis kakak-kakak bakal marah atau berantem demi aku. Dan itu bisa jadi ngerusak hubungan pertemanan yang ada. Jadi, lebih baik cari yang nggak ada hubungannya dengan mereka. Karena ketika ada sesuatu terjadi sama aku, resiko bertemu lagi bakal nggak ada. Coba A, masuk di akal nggak?” Aidan hanya menganggukan kepala mencoba mencerna ucapan Raika. Sepertinya kakak-kakak Raika memang mencoba memperkecil kemungkinan adiknya patah hati. Sampai hal sekecil itu pun mereka pikirkan. Yang Aidan ingin tahu, apa yang menyebabkan ketiga kakaknya sangat protektif pada Raika? Setidaknya ada pemicu untuk hal itu, bukan? Tidak hanya sebagai tanda sayang

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-03
  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 24. Jantung Raika Hampir Copot

    Tiga hari berlalu sejak Raika resmi menjadi kekasih Aidan. Sehari setelah menjadi sepasang kekasih, Aidan memberi Raika kalung berliontin permata kecil. Raika sempat menolak, karena menurut gadis itu Aidan terlalu berlebihan. Namun, bagi Aidan ini adalah bentuk rasa bahagianya. “Malah awalnya aku mau ngasih kamu cincin, Bae,” ujar lelaki itu membuat Raika membulatkan matanya. Lelaki itu terkekeh dalam hati karena berhasil menjahili pacarnya. “Tapi aku tahu itu bakal bikin kakak-kakak kamu curiga. Jadi, kalung adalah pilihan yang aman.” Raika segera bernapas lega karena Aidan tidak melakukan tindakan konyol itu. Bisa-bisa semua menjadi runyam sebelum Raika memiliki rencana pada ketiga kakaknya. Setidaknya, saat ini Raika ingin menikmati momen bahagianya bersama Aidan. “Makasih, ya A, untuk kalungnya.” Raika berucap seraya menatap kalung indah yang melingkari lehernya. Gadis itu masih tidak percaya jika Aidan meresmikan hubungan mereka. Bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 25. Boleh Juga Idenya

    Terdengar tawa renyah dari seberang sana. Raika sebenarnya kesal, tapi entah kenapa tawa itu malah menular padanya."Aa, ih! Malah ketawa. Aku di sini ketar-ketir takut ketahuan," pekik Raika dengan suara pelan menahan tawa. Namun, masih bisa didengar oleh Aidan."Abisnyaaku belumngasihsalamudah disambaraja.Manaaku dipanggil Bu Dina lagi," balas Aidan disela-sela tawanya yang mereda.Raika menghirup udara dengan rakus karena gugup. Barusan itu seperti menghindar dari bom yang siap meledak. Bisa-bisanya Aidan meneleponnya di saat dirinya sedang bersama keluarganya. Ya, Aidan memang tidak tahu, tetapi jika Aidan mengirim pesan padanya kemungkinan Raika bisa menghindar. Ia yakin, saat ini ketiga kakaknya sedang curiga padanya.“Aku takut ketahuan A, apalagi Kak Rama kepo banget pengen tahu siapa yang nelepon,” tutur Raika merasakan detak jantungnya sudah normal.“

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06

Bab terbaru

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 55. Harus Gimana Sekarang?

    “Kamu nggak lagi ngelindur kan ngomong kayak gini?” Raihan mendelik tajam pada Rama yang duduk di sampingnya. Sementara Rasya menatap dalam diam, tapi jelas sangat menusuk. Rama menggelengkan kepalanya seraya menatap bergantian pada kedua kakaknya. “Aku nggak lagi ngelindur atau bercanda, Kak. Aku serius sama ucapan aku.” Rasya mendesah setengah gusar. “Apa karena pacar Adek udah pernah nolongin kamu waktu itu, jadi sekarang kamu balas dengan ngedukung mereka?” Rama melipat bibirnya karena ucapan Rasya cukup tepat sasaran. Tak mau menyembunyikannya, lelaki kurus itu pun menganggukkan kepalanya. “Kamu jadi subjektif kalau gitu, Ram. Hanya karena dia pernah nolongin kamu, nggak berarti sekarang kamu harus balas dengan cara kayak gini,” protes Raihan tak terima dengan alasan sang adik. “Itu cuma salah satunya, Kak,” Rama menjeda ucapannya dan melanjutkan, “kemarin dia datang nemuin aku dan kami ngobrol banyak.” Kedua kakaknya tampak terkejut. Tentu saja kejadian itu hal langka bagi

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 54. Kabur Aja Dulu

    Untuk pertama kali dalam hidupnya, Raika melarikan diri dari rumah. Dari semua adu mulut dan pertengkaran yang pernah terjadi dengan tiga kakaknya, baru kali ini rasanya Raika benar-benar marah. Bahkan keputusan ini tak pernah terbayangkan olehnya. “Mau kemana, Mbak?” tanya sang Supir ramah seraya menatap lewat kaca spion dalam. Raika terdiam. Saat menghentikan taksi barusan ia tak memikirkan ke mana akan pergi. Yang ia tahu, ia hanya ingin pergi dari rumah. Pergi dari kakaknya yang protektif. “Jalan aja dulu, Pak. Nanti saya kasih tahu lagi.” Hanya itu jawaban yang bisa Raika berikan. Gadis itu mengusap pipinya yang basah saat berteriak pada kakaknya tadi. Ia menangis. Sang Supir hanya menganggukkan kepala dan melajukan taksinya keluar komplek perumahan. Raika menatap jalanan melalui jendela mobil seraya menggigit bibir bawahnya menahan marah. “Aku doain jodoh Kak Rasya lebih nyebelin dari aku. Dasar Kakak dzalim…” gumamnya geram kembali menitikan airmata. “Haah… astaghfirullah…

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 53. Apa Lagi Ini?!

    Rasya dan kedua adiknya bergegas keluar rumah mencari Raika. Rasa khawatir, cemas, dan bersalah kini menghantui Rasya. Tak pernah ia menginginkan pertengkaran seperti ini dengan adik bungsunya. Ia hanya ingin melindungi sang adik. Memberi yang terbaik agar adiknya tak tersakiti. Namun, sepertinya semua itu tak sama dengan yang dipikirkan Raika.Tok… tok… tok…Rama mengetuk pintu rumah Khalif dengan sopan walau perasaannya sedang tak karuan saat ini. Saat akan mencari Raika tadi, Rama berpamitan pada Shinta. Wanita paruh baya itu memberitahu Rama jika dirinya sudah menghubungi Khalif melalui ibunya. Semoga saja saat ini sang adik ada di rumah Khalif.“Assalamu’alaikum.”“Walaikumsalam,” sahut suara wanita dari dalam rumah.Seseorang membuka pintu dan terkejut menatap tiga orang lelaki tinggi berdiri di depan rumahnya.“Eh, Rasya, Raihan, Rama? Ada apa ini?” tanya Rini, Ibu Khalif.“Maaf ganggu malem-malem, Tan. Adek ada datang ke sini, nggak?” tanya Rama dengan wajah cemas.“Raika? Ngg

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 52. Dan Terjadi Lagi...

    Keluarga Raika baru saja menyelesaikan makan malam. Meski dalam suasana yang canggung, semua keluarga tetap makan seperti biasa. Hanya saja, tak ada obrolan ringan menyenangkan.Rasya baru saja akan melangkah, tapi Raika yang sudah menahan kata-kata di lidahnya sejak tadi sore segera menghampiri sang kakak.“Jadi, maksud Kakak ngundang A Aidan tadi buat bikin malu dia? Sampe-sampe bawa orang yang nggak tahu apa-apa segala.”Rasya menoleh dan menghadap pada Raika. “Karena dia bukan cowok yang pantes buat Adek,” katanya tegas dengan wajah serius.“Apa?”“Kakak udah tahu siapa dia,” ungkap Rasya datar. “Dan Kakak semakin nggak setuju Adek pacaran sama dia.”“Kakak ini apa-apaan sih? Makin ke sini Kakak tuh makin nggak ngaco, tahu, nggak.”Percakapan kakak beradik itu mendapat perhatian dari seluruh keluarga yang ada di ruang makan. Bisa dilihat jika keduanya kembali membahas hal yang sama. Ketidaksetujuan Rasya terhadap hubungan sang adik dan Aidan.Raihan dan Rama hanya saling menatap c

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 51. Dibalik Semua Pesan

    (Si Macan Manja) Dek, maafin kakak, ya 10.54 Raika menatap heran pesan yang dikirim oleh Rama padanya. Perempuan itu hanya mengabaikan pesannya dan kembali bekerja. “Teh, untuk Sewarna kita stop service dulu, ya. Mereka masih ada tunggakan,” beritahu Raika pada Hani. “Oke.” Hani mengacungkan jempolnya. “Rudi sama Aidan udah dikabarin?” tanyanya. “Udah, Teh. Jadi kalau mereka minta service nggak bisa kita kasih dulu.” “Sip.” “Neng, faktur yang kemarin udah beres?” tanya Bu Dina seraya menoleh sekilas pada Raika. Wanita itu sedang sibuk menyiapkan kas kecil untuk teknisi yang akan dinas luar. “Udah, Bu. Ini, Bu.” Raika menyerahkan form faktur pada Bu Dina. “Hah, gila, ya. Kerjaan awal bulan tuh emang paling nyebelin,” keluh Hani. Perempuan itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan sedikit meregangkan ototnya yang kaku. “Pengennya nyantei terus, ya, Teh,” timpal Raika seraya terkekeh. “Jelas itu.” Hani tertawa pelan kemudian menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Ponse

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 50. Galaunya Rama

    Aidan menatap ruko dua lantai itu dengan seksama. Terlihat satu mobil box terparkir di sana dan beberapa motor. Dengan tekad kuat lelaki itu pergi mendekat ke ruko.Mendengar cerita kekasihnya kemarin, Aidan tidak ingin tinggal diam. Ia ingin melakukan sesuatu untuk kekasihnya itu. Apalagi semua ini menyangkut masa depan hubungan keduanya. Aidan tidak bisa mundur.Tidak.Bukan karena Aidan tidak bisa mundur, melainkan karena Aidan tidak ingin mundur begitu saja. Perasaannya pada Raika sudah tak terbendung. Cintanya pada gadis itu membuatnya tak ingin melepaskan Raika.“Permisi,” sapa Aidan pada lelaki yang sedang membereskan beberapa rumput sintetis.“Ya?” balas si pria bertubuh sedikit gemuk itu dengan ramah. “Mau pesen rumput, Mas?”Aidan menggelengkan kepala sambil mengulas senyum tipis. “Bukan, Mas. Saya mau ada perlu sama Kak Rama,” ujar Aidan. “Orangnya ada?”“Oh. Bentar, ya, saya panggilin dulu.”Si pria pergi meninggalkan Aidan yang menunggu di depan ruko. Setelah dua menit, k

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 49. Niat Terselubung Rasya

    Seperti yang ia katakan pada Raihan kemarin, hari ini Rasya akan menjalankan rencananya. Selesai dengan pekerjaannya, Rasya segera meluncurkan motornya ke kawasan kantor Raika bekerja. Dengan semangat baru, lelaki itu siap dengan misinya yang baru juga.“Hati-hati, Chef,” ucap salah satu bawahan Rasya ketika ia berpapasan dengan bawahannya di lahan parkir.“Iya, kalian juga,” balas Rasya ramah seraya menuju motornya.Rasya berhenti tak jauh dari kantor PDP. Lelaki itu menunggu hampir setengah jam sampai seseorang yang ia tunggu keluar. Rasya melihat sang adik sudah keluar dari parkiran dan pergi berlawanan arah dari tempatnya menunggu.Kini, matanya mengawasi mobil yang baru keluar dari lahan parkir. Orang inilah yang sedang ia tunggu. Setelah menunggu kendaraan yang ditumpangi orang tersebut hampir melewati Rasya, lelaki itu segera menghentikan mobil tersebut.Adegan yang cukup berbahaya, tapi Rasya tidak peduli.“Aduh!” pekik orang tersebut. Suara seorang wanita. “Hati-hati dong, Ma

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 48. Pertengkaran di Rumah

    Semua atensi kini beralih pada Bandi yang melangkah memasuki ruang tamu. Shinta, dengan wajah sendu mengikuti di belakang. Anak-anak mereka memang sering bertengkar, tapi tak pernah sampai seperti ini.“Kamu ini apa-apaan sih?! Teriak begitu di depan adik kamu!” bentak Bandi membuat Rasya terdiam seketika. Namun, raut marah lelaki itu masih terpampang di wajahnya.Rama menarik mundur Raika. Lelaki itu membawa Raika pada sang ibu. Sepertinya perselisihan ini akan berlanjut.“Ayah juga apa-apaan? Kenapa Ayah setuju gitu aja Adek pacaran sama cowok itu?” tanyanya dengan nada kecewa pada Bandi.“Emang apa yang bikin Ayah harus nggak setuju sama Aidan? Kamu ini terus aja mengada-ngada tiap Adek punya pacar. Ayah paling nggak ngerti sama sikap kalian yang begini.” Bandi menatap ketiga anak lelakinya bergantian.“Kakak nggak mengada-ngada, Yah. Ayah juga baru ketemu dia sekali, kan? Apa Ayah yakin dia itu cowok yang baik untuk Adek?” Rasya terus mendesak sang ayah tanpa takut.Bandi menggele

  • Terjebak Di Antara Para Lelaki Tampan   Bab 47. Perselisihan

    Raika masih duduk di sofa dengan tatapan kosong dan pikiran menerawang. Aidan sudah pulang satu jam yang lalu. Pikirannya bermuara pada dua kakaknya saat ini. Raika tahu Rasya dan Raihan sudah kecewa padanya. Gadis itu tak menyangkalnya.Namun, hati Raika sedikit terobati ketika mendengar Rama tidak melarang hubungannya dengan Aidan. Ada perasaan lega di hatinya. Setidaknya, ada satu kakaknya yang mendukung hubungannya dengan Aidan.Melihat anak perempuannya termenung membuat Shinta menghampiri Raika. Bandi sekarang berada di kamarnya untuk tidur siang, beliau tidak mau ambil pusing dengan tingkah kekanak-kanakan anak sulungnya.“Adek masih kepikiran sama yang tadi?” tanya Shinta seraya mengelus lembut punggung Raika.Sedikit tersentak Raika menoleh pada sang ibu dengan senyum lesunya. “Iya, Bu. Gimana kalau Kak Rasya tetep nggak setuju sama hubungan aku dan A Aidan? Ibu kan tahu sendiri kalau Kak Rasya udah nentang nggak ada yang bisa ngalahin, kadang Ayah juga angkat tangan."Shinta

DMCA.com Protection Status