Home / Pernikahan / Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam / Bab 82. Alasan yang Akhirnya Diketahui

Share

Bab 82. Alasan yang Akhirnya Diketahui

Author: Pwati
last update Last Updated: 2023-11-12 22:32:02

“Apa yang ingin kau minum?” tanyanya. Yang sukses membuat Aara semakin merasa takut.

Terlebih, saat dia mendengar suara langkah kaki Zayden yang mendekat padanya.

‘Ba-bagaimana ini,’ batinnya.

“Aku tanya, apa yang kau minum?!” tanya Zayden lagi. Namun, kali ini suaranya sudah meninggi sampai membuat Aara tersentak.

“I-ini ... ini ....” Aara terlihat gugup saat hendak mengatakan bahwa itu adalah pil kontrasepsi yang selalu dia minum setelah mereka melakukan hubungan. Tapi kenapa? Melihat Zayden yang bertanya dengan marah seperti itu. Membuatnya tidak bisa mengatakan apa yang ingin dia katakan. Bukankah seharusnya ini tidak papa, Zayden sangat membencinya. Dia pasti tidak ingin memiliki anak darinya, kan?

Zayden sepertinya sudah habis kesabaran, karena Aara tak kunjung menjawab pertanyaannya. Dia lalu melihat ke arah bungkusan yang Aara pegang lantas mengambilnya dengan paksa.

Zayden melihat tablet obat itu yang berbentuk bulat kecil. Dia juga melihat bungkus dari obat itu yang be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 83. Dendam Besar dan Klub Malam

    Aara terlihat duduk di pojok ruang kamarnya, dia memeluk erat kedua lututnya. Seraya pandangannya itu menatap lurus ke arah depannya. Kepalanya tidak mau berhenti berpikir tentang apa sebenarnya yang terjadi padanya, kenapa semua ini tidak bisa dia mengerti. Kenapa Zayden bisa menganggap dirinya sebagai simpanan papanya. Kenapa dia bisa salah paham, dan memandangnya dengan serendah itu. “Aku sungguh tidak mengerti dengan semua ini. Bagaimana caraku menjelaskannya, dia sama sekali tidak percaya padaku. Aku bukan simpanan, aku bukan wanita yang sekotor itu hiks hiks,” ucapnya sembari terus menangis. Tok tok! Aara tidak memedulikan suara ketukan yang berasal dari luar pintu kamarnya itu. Karena saat ini dia tidak ingin diganggu, dia ingin sendiri dan merenungkan semua hal yang terjadi padanya. Tok tok! “Nyonya, ini saya. Anda harus makan, jadi tolong keluarlah Nyonya!” Ternyata orang yang mengetuk pintu kamar Aara adalah pelayannya Feni, yang memintanya untuk makan karena sedari p

    Last Updated : 2023-11-13
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 84. Wanita Penggoda!

    “Zayden Crisiant Tan? Pewaris satu-satunya dari konglomerat ternama dan yang sangat berpengaruh itu?” tanya lagi salah satu wanita yang ada di sana.“Tepat sekali, dia bahkan tidak datang sendiri. Dia datang bersama sekretaris pribadinya yang tak kalah tampan dan berkuasanya,” ucapnya lagi.“Maksud Mami, sekretaris tampan yang berdiri dengan gagahnya di belakang tuan Zayden, yang tak lain adalah Samuel Seanca?”“Iya, sekarang mami ingin kalian dandan secantik mungkin. Pikat mereka dengan kecantikan kalian. Terutama tuan Zayden. Karena jika dia senang, mungkin saja dia akan menjadi pelanggan tetap kita. Pokonya kita tidak boleh kalah dari klub malam saingan kita itu, karena mami dengar primadona mereka yang bernama Aara sudah berhenti. Karena itu, kalian harus bekerja keras. Karena dengan menarik seorang Zayden, klub malam kita pasti menjadi yang terdepan!”Wanita-wanita di sana tampak mengangguk, mereka juga begitu senang, dan langsung sibuk sendiri-sendiri untuk mendandani diri m

    Last Updated : 2023-11-14
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 85. Ingatan Pengundang Amarah!

    Zayden kembali menunjukkan smirknya, dia memegang dagu Naura dengan jari telunjuknya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Naura.Melihat Zayden yang terus mendekatkan wajahnya padanya, Naura langsung menutup kedua matanya. Dia tahu, apa yang akan Zayden lakukan.“Kau, bodoh!” bisik Zayden pada telinga Naura.Sontak, Naura langsung membuka kembali kedua matanya itu saat mendengar bisikan Zayden yang mengejutkannya. Dia menatap terkejut ke arah Zayden yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan dingin. Padahal, tadi dia kira Zayden akan menciumnya. Tapi, dia malah berbisik dan mengatakan dirinya bodoh.Zayden tiba-tiba berdiri, saat ini ekspresi wajahnya tampak sangat mengerikan. Itu adalah ekspresi dimana dia sedang sangat marah, dan bersiap untuk melampiaskan amarahnya pada orang yang sudah menyulut rasa kesalnya.Naura menciut, melihat Zayden yang tampak sangat mengerikan saat ini, membuat rasa takutnya muncul.“Tu-tuan, A-anda mau apa?” tanyanya dengan terbata-bata.“Memata

    Last Updated : 2023-11-15
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 86. Isi Hati

    Waktu sudah menunjukkan pukul 01.03 dini hari. Namun, Zayden tak kunjung pulang. Entah ini suatu kebaikan atau keburukan untuk Aara, yang jelas saat ini dia tidak sedang memikirkan Zayden. Di dalam pikirannya saat ini, hanya kehidupan gelapnya yang membuatnya sampai buta dan tidak bisa lagi melihat adanya kebahagiaan. Padahal bulan bersinar dengan terangnya di atas langit, tapi kenapa bulan itu hanya menerangi gelapnya bumi tapi tidak dengan hidupnya, padahal bintang berkerlip-kerlip dengan sangat indahnya, tapi kenapa bintang-bintang itu hanya memberikan keindahan pada langit tapi tidak pada hidupnya. Kenapa semua ini terasa tidak adil, kenapa penderitaan yang tidak dia ketahui sebabnya terus menghalangi cahaya yang ingin masuk ke dalam hidupnya. Kenapa semuanya menjadi seperti ini, apakah Tuhan tidak mau lagi memberinya cahaya walaupun hanya sedikit. Sebenci itukah Tuhan padanya, memangnya apa salahnya. Aara kembali menyeka air matanya yang terus turun membasahi pipinya. Entah bera

    Last Updated : 2023-11-16
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 87. Kenapa Dia Membawaku Ke Sini?

    “Heuummm.” Aara merenguh saat dirinya mulai bangun dari tidurnya dan membuka matanya dengan perlahan.Deg!Dia tersentak dan langsung terbangun saat matanya menangkap sosok Zayden yang sudah berada di depannya sembari memperhatikannya dengan intens.Glek!Kegugupan mulai menjalar ke tubuh Aara, dia berpikir apa yang akan Zayden lakukan lagi padanya.Aara terlihat sedih, kala dia mengingat lagi apa yang Zayden katakan semalam.Dia sama sekali tidak pernah menyangka, jika Zayden akan memiliki kesalahpahaman yang sebesar itu padanya.“Se-selamat pagi Tuan,” sapanya, sekaligus untuk menghilangkan rasa gugupnya.“Kuberi waktu 5 menit, bersiap-siaplah dan ikut denganku!” titah Zayden.“Hah?” Aara tersentak, saat ini kesadarannya bahkan masih belum sepenuhnya terkumpul. Tapi, apa maksud dari perintahnya itu.‘Dia mau mengajakku kemana lagi,' pikirnya. “Kemana, Tuan?” tanyanya kemudian.“4 menit 30 detik lagi. Atau kau tidak perlu bersiap-siap dulu, kalau begitu baiklah. Aku tidak

    Last Updated : 2023-11-17
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 88. Periksa Dia!

    “Ikuti saja aku, dan jangan banyak bertanya!” ucap Zayden dengan suaranya yang benar-benar dingin.Dengan masih menahan nafasnya, Aara pun mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti atas apa yang Zayden tadi katakan padanya. Zayden akhirnya melepaskan Aara, dan melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit itu.“Hufffttt.” Tampak helaan nafas terdengar dari mulut Aara, karena tadi jantungnya hampir saja terlepas dari tempatnya karena rasa gugupnya itu.“Cepat ikutilah Tuan, Nona, atau beliau akan marah lagi!” seru seseorang dari arah belakang Aara yang mengagetkannya. Dia lalu menoleh, ternyata di sana sudah ada Sam yang sedang menatapnya dengan tak kalah dingin juga.Melihat itu, Aara langsung memegang tengkuknya, karena dia merasa kengerian yang besar sedang menyelimutinya. “Situasi apa ini sebenarnya, mereka berdua kenapa menatapku dengan derajat kedinginan yang semakin minus,” gumamnya.Aara akhirnya mengikuti Zayden dari belakangnya, begitu pun dengan Sam. Dia mengikuti Zay

    Last Updated : 2023-11-18
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 89. Kapan Kita Bertemu?

    Zayden pun berdiri. Dia memegang pergelangan tangan Aara dan menariknya keluar dari ruangan itu. Genggaman itu begitu kuatnya, hingga membuat Aara kesakitan.Ceklek!Zayden membuka pintu ruangan itu, dan menghampiri Sam yang berdiri di sana. “Sam, tebus semua yang tertulis di sini!” serunya sembari menyerahkan kertas resep yang tadi ditulis oleh dokter Nita.“Baik Tuan.” Sam membungkuk, dan pergi ke apotek rumah sakit untuk menebus resep itu. Berbarengan dengan kepergian Sam, dari kejauhan tampak David yang sedang berjalan menuju ke arah Zayden dan Aara. Saat melewati Sam, dia juga tampak menyapanya. Namun, sepertinya Sam tidak menghiraukannya dan tetap meneruskan langkahnya.“Zay, apa pemeriksaannya sudah selesai?” tanya David, saat dia sudah berada di dekat Zayden dan Aara.“Sudah,” jawab Zayden dengan malas. “Dari mana saja kau, kenapa tidak menyambutku?!” tanyanya kemudian.“Ahh, itu tadi aku sedang memeriksa pasien,” jawab David. Dia lalu mengalihkan pandangannya pada Aar

    Last Updated : 2023-11-19
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 90. Hubungan yang Kacau!

    Mobil mewah berwarna hitam milik Zayden itu tampak memasuki pintu gerbang mansionnya. Mobil itu melaju di halaman mansion dengan kecepatan sedang dan berhenti tepat di depan teras mansion.“Keluar!” seru Zayden pada Aara.“Apa Anda tidak akan kelu ....” Ucapan Aara terhenti saat melihat tatapan dingin Zayden padanya. “Baik saya akan keluar,” lanjutnya kemudian. Karena hal itu lebih baik dari pada meneruskan pertanyaan yang tadi hendak dia tanyakan.Ceklek, dug!Aara membuka pintu mobilnya dan langsung menutupnya lagi dengan pelan setelah dia keluar dari sana. Dia berdiri di samping mobil Zayden, dengan wajah menunduk“Kalian sudah pulang?”Suara itu pun membuat Aara seketika menoleh, bukan hanya dia. Tapi Zayden yang berada di dalam mobil pun tampak mengarahkan pandangannya pada seseorang yang datang dari arah belakang Aara. Hingga membuatnya mengurungkan niat untuk pergi dari sana.“Mama,” gumam Aara.“Zay, kau tidak turun?” tanyanya.Zayden pun menurunkan kaca jendelanya.

    Last Updated : 2023-11-20

Latest chapter

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 186. Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan (The End)

    Aara sudah berada di ruang perawatan VVIP sekarang. Di sana juga sudah ada Zayden, Alya dan Zion yang menemaninya. Setelah 3 jam tertidur, akhirnya Aara membuka matanya. Dan sekarang dia tengah memakan makanan yang disiapkan rumah sakit untuknya.Tampak Zayden dengan telatennya menyuapi makanan itu pada Aara. Walaupun Aara terus menolaknya, namun Zayden tetap memaksanya untuk memakan makanan itu.Aara terus menolak karena makanan rumah sakit itu tidak enak menurutnya. Rasanya hambar dan membuatnya mual.“Sayang sudah cukup, aku tidak mau makan lagi,” ucap Aara.“Sedikit lagi, lihat. Sebentar lagi makanannya habis. Ayo paksakan sedikit lagi ya,” jawab Zayden.Dengan bibir cemberutnya, Aara pun membuka mulutnya dan memakan yang terus Zayden sodorkan ke bibirnya itu.“Kamu memang anak yang baik,” puji Zayden.“Besok kita sudah bisa pulang, kan?“ tanya Aara.“Iya sayang, sekarang kau perlu dirawat dulu karena kelelahan.”“Apa putra dan putri kita baik-baik saja? Aku belum melihat

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 185. Melahirkan dengan Selamat

    Ketika sampai di rumah sakit, Zayden langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Dia berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang persalinan. Hingga sampai di ruang persalinan itu, mereka melihat Alya dan juga Zion yang sudah berada di sana dengan raut gelisah yang terlihat jelas di wajah mereka. “Mama, Papa,” panggilnya.Sontak, Alya dan juga Zion langsung melihat ke asal suara. “Zay,” jawab Alya.Tampak Zayden terus berlari menghampiri Alya dengan keringat yang sudah bercucuran di keningnya. “Bagaimana hah hah keadaannya, Ma? Apa hah bayinya sudah lahir?” tanyanya dengan nafasnya yang terengah-engah.“Belum sayang, dari tadi Aara terus memanggil-manggil kamu. Tapi kamu masih belum datang. Masuklah, dia membutuhkanmu,” ujar Alya.Zayden pun mengangguk, dia berjalan ke arah pintu ruang persalinan. Glek! Zayden menelan salivanya, tidak bisa dia ungkiri saat ini dia merasa gugup dan juga takut. Menemani istrinya melahirkan adalah suatu impiannya. Tapi, saat hari

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 184. Detik-detik Melahirkan

    Sejak Aara memaafkan Zayden dan melupakan semua perbuatan yang telah Zayden lakukan padanya, kehidupan mereka berubah. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi perasaan tertekan. Mereka seperti mendapatkan kehidupan baru dan memulai semuanya dari awal.Zayden semakin memperhatikan Aara, begitu pun dengan Alya dan Zion. Mereka juga sangat menyayangi Aara layaknya putri mereka sendiri, saat ini mereka semua sangat menantikan lahirnya penerus keluarga Tan yang tak lain adalah Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan, yang tak lama lagi akan segera hadir ke dunia ini.Waktu terus berjalan, kebahagiaan demi kebahagiaan terus Aara dan keluarga Tan rasakan. Seperti semuanya berjalan dengan lancarnya tanpa hambatan apa pun. Sepertinya saat ini Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka, setelah banyak cobaan dan ujian yang diberikannya, akhirnya semua itu bisa mereka lewati dan mereka bisa menikmati yang namanya kebahagiaan. Hingga 1 bulan pun berlalu, kandungan Aara sudah menginjak 9 bulan se

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 183. Sebuah Permohonan dan Suasana Penuh Canda Tawa

    Zayden saat ini telah dipindahkan ke atas ranjangnya, tampak di sana sudah ada Alya, Zion, Aara dan juga dokter David.Ekspresi wajah Alya dan Zion tampak begitu tegang, karena sudah 2 jam berlalu tapi Zayden tak kunjung sadar.“David sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Zayden bisa tiba-tiba pingsan seperti ini. Katamu kondisinya sudah semakin membaik, tapi apa ini?” tanya Zion.“Sepertinya ini memang disebabkan oleh luka di kepalanya, mungkin ada sesuatu yang membuat luka itu kembali terasa sakit,” jawabnya.“Apa itu berbahaya, apa Zayden akan baik-baik saja?” kali ini giliran Alya yang bertanya. Suaranya begitu bergetar, karena rasa kekhawatiran yang begitu besar pada putranya itu.“Saya rasa ini tidak akan berdampak buruk, wajar bagi pasien yang memiliki luka cukup parah di kepala untuk sesekali merasakan sakit kepala. Tapi, jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Tentu saja harus ada penanganan,” jawab David.Mendengar semua penjelasan David, Aara semakin merasa bersa

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 182. Kau Akan Pergi?

    Zayden kembali melepaskan paksa pelukan yang Naura lakukan padanya. Dia lalu memegang kedua bahu Naura, dan menatapnya dengan begitu dingin.“Tidak ada, aku tidak merasakan apa pun lagi. Karena seperti yang kubilang, itu hanyalah masa lalu. Jadi tolong pergilah!”Air mata Naura turun semakin deras, dia sungguh tidak menyangka jika Zayden akan melupakan seperti ini.Dia menunduk. “Baiklah, maafkan aku Zay. Karena aku telah menggangguku, dan membuatmu tidak nyaman. Tapi, aku merasa senang karena kita bisa bertemu lagi. Karena dengan begitu, aku bisa meminta maaf padamu.” Naura tersenyum, dan senyum itu tampak tulus.“Aku akan pergi, semoga kau selalu bahagia,” lanjutnya. Seraya menyeka air matanya, Naura pun melangkah keluar.Tampak Zayden yang langsung menarik nafasnya, dia lalu memegangi keningnya. Tapi syukurlah, masalah ini sudah selesai. Dan Naura tidak akan menemuinya lagi.Ya, ini semua sudah selesai. ‘Sekarang fokusku hanya kepada Aara dan calon anak kami. Aku akan berusah

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 181. Tidak Sanggup Lagi

    “Zay,” ucap Naura yang baru saja dipersilakan masuk ke ruangan Zayden setelah mendapat izin darinya.Zayden pun mengangkat wajahnya, dia melihat Naura yang berdiri di depan pintu ruangannya.Entah kenapa, penampilan Naura saat ini mengingatkannya pada 10 tahun lalu. Dia tidak menyangka setelah selama itu, mereka akan bertemu lagi.Zayden lalu berdiri, keluar dari meja kerjanya menuju sofa. “Masuk dan duduklah,” ucapnya.“Silakan Nona,” ucap Sam yang kemudian memandu Naura untuk masuk dan duduk di sana.Sam kemudian membungkuk, dia keluar dari sana, memberi ruang untuk tuannya berbicara dengan tamunya ini.Tampak Zayden kemudian duduk, dia menatap Naura sebentar sebelum akhirnya dia pun membuka mulutnya.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya.Naura yang tadi hanya menunduk, akhirnya mengangkat wajahnya itu. Kedua tangannya tampak saling meremas satu sama lain. Dia menelan salivanya, dengan air matanya yang tampak menetes.“Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, tidak

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 180. Kisah Masa Lalu

    Zayden baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tampak dia yang hanya memakai jubah mandinya, dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Zayden melirik Aara yang saat ini kembali duduk di sofa, dia menatapnya kesal. Karena merasa jika Aara sama sekali tidak peduli padanya.Hal itu semakin membuatnya ragu, jika mereka memang benar-benar suami istri.‘Aku tahu hubungan kami mungkin buruk, tapi sebagai suami istri. Harusnya dia kan punya rasa penasaran. Tapi, dia justru hanya diam saja seakan tidak peduli. Apa dia benar-benar tidak marah?’ batinnya.“Hei!” panggilnya yang sontak membuat Aara menoleh.“I-iya Tuan?” jawab Aara.Zayden lalu melempar handuk kecil itu pada Aara, sedangkan dia duduk di samping Aara.“Keringkan rambutku!” serunya.Aara yang memang sudah mengerti pun lantas berdiri dan berjalan ke belakang Zayden.Dengan telatennya, dia lalu mengeringkan rambut basah Zayden. Dia melakukannya selembut mungkin, agar Zayden merasa nyaman.

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 179. Rasa Kesal Zayden!

    Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 19.15. malam. Zayden yang awalnya hendak pulang itu akhirnya ter-urung kala dia melihat papanya yang datang ke ruangannya.“Zay,” ucapnya.Zayden pun keluar dari meja kerjanya dan berjalan ke arah sofa. “Duduklah Pa,” ujarnya.Dengan senang hati, Zion pun menghampiri dan duduk di sana. Begitu pun dengan Zayden, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain dan hanya terhalang oleh meja yang ada di depan mereka.“Apa yang mau Papa bicarakan?” tanyanya to the point.“Kau ingat, Aland yang sudah menyerangmu saat di rumah sakit?” tanya balik Zion.Mendengar itu, Zayden pun mengangguk. “Kenapa? Bukankah sekarang dia sudah di penjara?”Kali ini, giliran Zion yang mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya itu masih terlihat janggal. Tampak jelas, sesuatu yang saat ini sangat ingin dia katakan.“Benar, Aland sudah mendapatkan hukumannya sekarang. Tapi meskipun begitu, perasaan papa masih tetap tidak merasa tenang.”Alis Zayden mengerut, dia mas

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 178. Siapa Wanita Itu Sebenarnya

    Zayden yang awalnya marah pun ikut terdiam saat melihat siapa pelayan itu.“Kau ....” pekiknya.Dia seketika berdiri, lalu menatap lekat pelayan wanita di depannya itu yang kini juga terus menatapnya.Di sana, Aara yang sebenarnya juga terkejut juga ikut berdiri. Dia memandang dengan bingung Zayden juga pelayan itu yang saling menatap satu sama lain.Seketika, Aara pun terdiam. Kini, tatapannya itu hanya fokus pada Zayden. Ekspresi wajahnya berubah, dan kenapa tiba-tiba bertanya ini memanas.Kenapa hatinya berdebar keras, hingga terasa begitu sakit. Perasaan khawatir apa ini.“Naura,” ujar Zayden.“Ternyata benar, itu kau Zay.” Bruk! Tiba-tiba Naura memeluk Zayden, dan berhasil membuat Aara terkejut begitu pun dengan Zayden.Dia mematung, tanpa membalas pelukan Naura padanya.“Hiks, aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi.” Naura semakin mengeratkan pelukannya, dia bahkan seperti tidak peduli bahwa ada banyak orang yang saat ini melihatnya.Clakkk! Di sisi lain, air

DMCA.com Protection Status