Divya mulai bekerja di perusahaan milik keluarga grazinia. Divya duduk di kursinya serta pandangan nya yang fokus pada komputer di depannya. "Duar..." Seseorang berbicara dengan keras di telinga Divya
"Astaga Rena, suka banget ngangetin Orang." Rena adalah teman pertama Divya dikantor. Orang nya ramah, usil dan supel
"Hehehe...ya maaf."
"Hmm ada apa?"
"Ya makanlah, sekarang kan udah jam istirahat." Rena mengingatkan Divya agar tidak lupa makan supaya tubuhnya tetap fit
Keduanya pergi ke kantin dan duduk di tempat yang kosong. Di sela-sela makan, rena pamit untung buang air kecil dan Divya melanjutkan makannya yang terbilang murah.
"Hai Divya." Sapa pria yang baru datang menghampiri divya
"Ha iya ada apa ya?" Divya menoleh ke sumber Suara
"Kenalin nama gw Alex, gw karyawan disini bagian HRD." Alex memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangan
Divya membalas uluran tangan Alex dan Tersenyum ramah. "Oh iya, kenalin nama gw Divya alih komputer bagian informasi." Divya membalas dengan ramah tak lupa disertai senyuman manis yang terpancar di wajahnya.
Tanpa mereka sadari sepasang mata sedang memperhatikan mereka dengan amarah yang memuncak.
"Apa-apaan itu. Bagaimana bisa dia tersenyum dengan mudah pada laki-laki yang baru dikenalnya. Aku saja tidak pernah disenyumi olehnya setulus itu. Tidak bisa dibiarkan." Adit pergi ke ruangan CEO perusahaan grazinia, terlihatlah seorang lelaki muda dengan tubuh yang tinggi dan tegap.
"Selamat datang tuan adit." Sapa CEO ramah, Karena ia tahu perusahaan mereka bergantung pada Adit.
"Hmm, Aku ingin kau memecat karyawan hrd mu yang bernama Alex. SE-KA-RANG!" Tegas Adit yang langsung berbicara pada intinya.
"Ta...tapi kenapa Tuan, apa dia membuat masalah?" Tanya CEO muda itu gugup, ia tau orang yang ada dihadapannya sekarang sedang marah besar. Dia tak habis pikir Siapa orang yang membuat Adit sampai semarah ini. Benar-benar cari mati.pikir CEO itu mengeleng-geleng kan kepalanya
"Apa nya yang kenapa. Jangan banyak bertanya, cepat panggil dia kemari!"
CEO muda itu pergi sendiri untuk memanggil Alex, ia tidak ingin mendapat masalah jika terus berada di ruangan nya itu. Bisa saja kepalanya dipenggal akibat kemarahan Adit. Apalagi sekarang aura kekejamannya seakan membludak minta segera di keluarkan.
Tak lama kemudian pintu terbuka, tampaklah Alex yang berjalan dengan kaki dan tubuh gemetaran karena takut Ia melakukan kesalahan. Ia duduk dihadapan Adit dengan perasaan yang tak karuan sedangkan CEO muda itu meninggalkannya sendirian.
"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Alex ketakutan.
Adit terus memperhatikan tingkah Alex. "Huhh... rupanya yang seperti ini tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan ku. Apa yang diharapkan Divya dari laki-laki ini?"
"Kau dipecat." Ucap Adit dingin dengan pandangan tajamnya. Mendengar ucapan atasannya Alex tersentak kaget. "Tapi apa salah saya pak?Kenapa bapak mengatakan itu?"
"Aku tak butuh alasan untuk memecatmu dan sekarang keluar dari ruangan ini!" Adit meninggikan volume suaranya. Alex hanya pasrah dan pergi dengan wajah kesalnya.
Hari sudah mulai gelap, Divya bergegas pulang ke rumah. Sekarang Divya sedang menunggu ojek online yang sudah dipesannya.
Beberapa menit kemudian, Divya dibuat kesal karena bukannya ojek online yang datang, malah Adit datang membawa mobil black and blue. Pamer, kata itu yang terlintas dalam pikiran Divya.
"Cepat masuk. Nanti kau masuk angin." Ucap Adit menatap ke arah jalan depan
"Bukan urusanmu." Divya pergi berjalan kaki meninggalkan Adit yang sudah di tolak mentah-mentah. Ia tidak ingin berdiri disamping mobil Adit, jika ada yang lecet nanti malah aku lagi yang disuruh bayar. Pikir Divya
Adit yang merasa di acuhkan langsung keluar dari mobil lalu menggendong Divya dan berjalan ke arah mobil.
"Hei lepaskan aku. Dasar pria gak ada akhlak." Divya memukul-mukul punggung Adit berharap ia diturunkan. Tapi apalah daya, selain kekuatan Divya kecil Adit juga tidak merasakan sakit sedikitpun
Adit memasukkan Divya hati-hati ke dalam mobil. "Mau apa kau?" Tanya Divya yang duduk di samping adit. Mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang, tapi tetap saja Divya merasa risih karena ini adalah kali pertama ia naik mobil semewah itu.
"Membawamu pulang." Adit menatap jalan dengan Wajah datar
"Memangnya kau tau dimana rumahku?."
Titttt...mobil berhenti mendadak.
"Jangan memancing Kemarahan ku, Duduk dan diam saja."
Glekk, Divya menelan ludah kasar. Tidak ia sangka kalau pria yang ada di depannya bisa sedingin ini.
"Aku tau alamat mu, karena aku melihat resume mu." Adit berbicara sedikit pelan, karena ia tahu kalau Divya sudah ketakutan.
"I-iya."
Mobil melaju lagi, selama perjalanan tidak ada satupun dari antara mereka yang berbicara. Tak lama kemudian, sampailah mereka di depan kontrakan divya dan Valen.
"Apa kau tinggal sendirian disini?"
"Tidak." Menjawab dengan cepat dan ingin keluar dari mobil. Namun tangannya dipegang oleh Adit.
"Aku belum selesai bicara. Jawab pertanyaan ku dulu."
"Apa?"menjawab dengan malas
"Kau tinggal dengan siapa? perempuan atau laki-laki?"
"Laki-laki." Asal menjawab, toh tidak ada hubungannya dengan mu. Pikir Divya
"Apa? dengan laki-laki?apa kau sudah gila?"
"Memangnya kenapa?"
"Kenapa kau bilang? tentu saja itu tidak boleh. Bagaimana mungkin perempuan dan laki-laki yang belum menikah tinggal di satu atap yang sama."
"Terserah kami lah , itukan urusan kami dan kau urus urusan mu." Menunjuk dada Adit
Adit tidak terima kalau divya tidur dengan laki-laki lain. Adit mengepalkan tangannya menahan amarah. Dengan cepat ia turun dari mobil, begitu juga divya ikut keluar.
"Hei kau mau ngapain?" Tanya divya heran karena Adit berjalan ke arah kontrakan nya dengan langkah kaki yang cepat lalu ia membuka pintu dengan paksa.
Darrr, pintu terbuka lebar
"Astaga ya Tuhan Lindungi jantungku ini." Ucap seseorang yang terkejut akibat pintu yang dibuka secara tiba-tiba
"Kamu siapa?" Tanya Valen kebingungan melihat Adit yang datang secara tiba-tiba"Dia itu manusia yang gak punya sopan santun, masuk ke rumah orang sembarangan." Kesal Divya yang datang mengikuti Adit dari belakang"Siapa kau?" Tanya adit penuh selidik"Aku sahabat nya Divya, namaku Valen.""Hmmm.""Dimana laki-laki yang tinggal disini?" Tanya adit lagi"Laki-laki yang mana?Disini yang tinggal cuma aku sama Divya aja. Yakali ada laki-laki, bisa-bisa diserempet nanti." Jawab Valen"Udahlah kau pergi sana." Usir Divya sambil mendorong tubuh Adit kuat tapi tetap tidak bergerak dari posisi semula"Heyy, kau ini sudah masuk sembarangan, kelakuan mu pun kek Dajjal. Hussh, pergi sana..." Divya tetap kukuh untuk mengusir Adit, tapi tetap saja berada di tempat.Beberapa menit kemudian, "hossh...hosshh...capek aku Len." Ucap divya dengan nafas tersengal-sengal Karena Adit tidak mau pergi
"Kamu siapa?" Tanya Valen kebingungan melihat Adit yang datang secara tiba-tiba"Dia itu manusia yang gak punya sopan santun, masuk ke rumah orang sembarangan." Kesal Divya yang datang mengikuti Adit dari belakang"Siapa kau?" Tanya adit penuh selidik"Aku sahabat nya Divya, namaku Valen.""Hmmm.""Dimana laki-laki yang tinggal disini?" Tanya adit lagi"Laki-laki yang mana?Disini yang tinggal cuma aku sama Divya aja. Yakali ada laki-laki, bisa-bisa diserempet nanti." Jawab Valen"Udahlah kau pergi sana." Usir Divya sambil mendorong tubuh Adit kuat tapi tetap tidak bergerak dari posisi semula"Heyy, kau ini sudah masuk sembarangan, kelakuan mu pun kek Dajjal. Hussh, pergi sana..." Divya tetap kukuh untuk mengusir Adit, tapi tetap saja berada di tempat.Beberapa menit kemudian, "hossh...hosshh...capek aku Len." Ucap divya dengan nafas tersengal-sengal Karena Adit tidak mau pergi
Hari weekend sudah tiba, Divya dan Valen memutuskan untuk rebahan di kost an mereka.Saat sedang sarapan, Divya melamun sehingga tidak mendengar Valen yang sedang bercerita."Woyy Va, denger ga?" Teriak Valen keras karena kesal tidak ada respon dari sahabatnya."Eh iya apa?" Tanya Divya kaget"Yaelah melamun toh. Kenapa?" Tanya Valen penasaran"Gak kok. Cuma aku harus lebih giat lagi kerjanya biar dapat uang banyak.""Emang kenapa?ada masalah ya?"Divya menceritakan hutang kerusakan mobil yang harus dibayar nya."Ha?Kok bisa, jadi mobilnya gimana?" Tanya Valen lagi"Harusnya yang kamu khawatirin aku, bukan mobilnya. Harta mah bisa dicari tapi..." Belum sempat bicara Valen langsung memotong perkataan Divya"Iya-iya aku tau." Ucap Valen"Oh iya nanti malam aku mau a
Setelah selesai mengambil uang dari ATM, Valen membeli bumbu masakan kemudian pulang kerumah. Divya terbangun saat mendengar suara motor Valen dan melirik jam dinding yang ada di depannya."Ha, kok udah jam tengah 10 aja sih? Nasib...nasib." ucap divya beranjak dari kasurnya dan segera bersiap-siap untuk pergi menemui orang yang mobilnya telah ditabrak oleh nya.Divya memakai kaos panjang tangan dengan hodie berwarna abu-abu, memakai celana jeans panjang, sepatu cats dan tas kecil yang didalamnya terdapat bubuk cabe untuk berjaga-jaga.Valen menatap bingung ke arah Divya"Rapi banget, mau kemana?""Emm, aku mau pergi kerumah teman kantor aku Len.""Malam-malam gini? emangnya mau ngapain div?""Itu....emmm dia, dia butuh bantuan aku buat kerja. Iya kerja. Untuk informasi dari market place dikota sebelah." Jawab Divya gugup"Yang bener?tapi
Semuanya saling menatap tanpa sadar Edward Tersenyum sambil batuk kecil. Sementara Divya mengawasi sekelilingnya, melihat orang-orang yang menari sambil meminum-minuman keras."Hendra, apakah dia orangnya?" Tanya Edward"Iya Tuan." Jawabnya"Tuan, tadi anda menghubungi saya kan?" Tanya Divya pada Hendra"Eh...I...iya nona. Kau sudah datang rupanya." Ucap Hendra gugupHendra masih dalam posisi duduk, hanya Divya yang berdiri. Tentu saja ia sedang membelakangi lantai dansa yang ternyata disanalah tempat pemilik mobil sebenarnya yaitu Tuan Aditya."Maaf Tuan, saya minta maaf atas kejadian yang merugikan mobil Anda. Tolong jangan marah sama sopir anda, sayalah disini yang salah." Ucap divyaEdward dan kawan-kawan menatap ke arah Divya. Banyak perempuan yang berada disekitar menatap iri padanya. Pasalnya ditempat itu hanya Divya seoranglah ya
Disebuah koridor yang sunyi dan gelap.Terlihatlah segerombolan orang dengan memakai pakaian serba hitam dengan menggunakan topi berlogoTXdidepan topi Tersebut.Dor...Dorr...Dorrr....tembak menembak pun terjadi dan terlihat sekelompok orang menggunakan baju merah dengan berlogoLK"Shit..." Kesal Adit Karena tangannya tergores oleh timah panas dari lawannya."Apa boss baik-baik saja?" Tanya seseorang sambil menarik tangan adit dan menunduk di belakang mobil mewah yang sudah lecet akibat tembakan dari lawan."Hei, apa yang kau lakukan ha?! Singkirkan tangan mu itu." Adit menepis tangan Aron dengan kasar."Boss kalau aku tidak menarikmu kesini, bisa saja kepalamu yang ditembus oleh timah itu." Jelas Aron yang sedang mengisi timah kedalam pistolnya.Aron berdiri dan hendak menodongkan senjata apinya pada anggota lawan. Tapi...Dor...dor...Dorr.... s
Setelah menunggu lama muncullah Adit dan aron, berjalan santai ke arah Edward."Lama banget sih kalian berdua.""Auh...Ahhh..." Ketus aron Duduk di dekat Edward yang memainkan pisaunya."Oh udah berani ya sekarang. Udah banyak stok nyawa Lo!" Bentak Edward mengambil ancang-ancang untuk meninj7 wajah tampan Aron"Kakak..." Teriak Aron berlari ke arah Adit dan ingin memeluknya sambil bersiap merentangkan tangan."Sekali saja kau melangkah ke arahku, bersiaplah kehilangan peliharaan mu itu." Adit menatap tajam ke arah Aron sambil menunjuk ke selangkangan Aron yang menonjol.Seketika itu juga Aron mengurungkan niatnya dan langsung melompat kepangkuan Edward"Kak Edward tinju aku, daripada peliharaan yang kujaga seumur hidup ini habis dilahap singa manis itu." Ujar Aron takut sambil menunjuk Adit di depannya.Edward menahan tawa pada saat Aron mengatakan bahwa Adit adalah singa yang sangat
Matahari bersinar terang memberikan harapan baru bagi seorang Divya. Divya Tersenyum "selamat pagi dunia" setelah mengatakan itu Divya bangun dari tempat tidur, lalu bersiap-siap untuk pergi ke kantor.Sedangkan Valen sudah selesai makan dan telah memakai sepatunya. Divya duduk lalu memakan sepotong roti dan susu yang sudah disiapkan oleh valen dengan cepat."Aku pergi duluan yah div." Setelah berpamitan, Valen bergegas menuju kantor.Begitu juga dengan Divya yang sudah siap memulai harinya, buru-buru berangkat ke perusahaan yang alamatnya sudah diberikan staffJaya GroupDivya melangkah cepat dengan kaki mungilnya dan tiba-tibabruakk...Divya terjatuh karena menabrak dada bidang seorang pria bertubuh kekar, tinggi sekitar 180 cm berdiri dengan angkuhnya."Ma...maaf Tuan. Saya tidak sengaja." Divya menepuk Jas pria tersebut berniat untuk membersihkan nya."Singkirkan tan