"Kamu siapa?" Tanya Valen kebingungan melihat Adit yang datang secara tiba-tiba
"Dia itu manusia yang gak punya sopan santun, masuk ke rumah orang sembarangan." Kesal Divya yang datang mengikuti Adit dari belakang"Siapa kau?" Tanya adit penuh selidik"Aku sahabat nya Divya, namaku Valen.""Hmmm.""Dimana laki-laki yang tinggal disini?" Tanya adit lagi"Laki-laki yang mana?Disini yang tinggal cuma aku sama Divya aja. Yakali ada laki-laki, bisa-bisa diserempet nanti." Jawab Valen"Udahlah kau pergi sana." Usir Divya sambil mendorong tubuh Adit kuat tapi tetap tidak bergerak dari posisi semula"Heyy, kau ini sudah masuk sembarangan, kelakuan mu pun kek Dajjal. Hussh, pergi sana..." Divya tetap kukuh untuk mengusir Adit, tapi tetap saja berada di tempat.Beberapa menit kemudian, "hossh...hosshh...capek aku Len." Ucap divya dengan nafas tersengal-sengal Karena Adit tidak mau pergi"Kamu juga gak boleh gitu tau, kalau ada tamu disuruh masuk bukan malah diusir, ckckck..." Valen berbicara seperti orang tua yang sedang menasehati anaknya"Iya-iya aku salah." Divya meminta maaf pada Adit yang memandangnya dengan sinis"Dasar setan." Gumam Divya yang kedengaran ditelinga Adit"Aku pergi." Adit berjalan pergi meninggalkan kontrakan itu."Pergilah kau, jangan datang lagi. Berharap gak bakal ketemu lagi kita." Teriak DivyaAdit yang berjalan ke arah mobilnya, hanya tersenyum tipis mendengar perkataan Divya"Kau berhutang padaku. Tentu saja kita akan bertemu." Gumam AditDivya menceritakan semua kejadian tentang pertemuan nya dengan Adit pada valenMulai dari hutang sampai mereka bertemu di jalan. "Jodoh kali tuh." Goda Valen"Amit-amit lah ya. Cuman perempuan sinting yang bakal jatuh cinta sama dia." Divya berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinyaPagi hari nya Divya memulai aktivitas pekerjaan dengan hati yang tenang dan tentram.Selama bekerja Divya banyak berbicara dengan teman sekantornya.Saat istirahat Divya makan bersama dengan Rena dan teman yang lainnya.Dalam waktu dekat Divya sudah memiliki banyak teman walaupun ada juga yang tidak suka jika dia masuk dengan mudah ke perusahaan grazinia.Hari ini semuanya berjalan dengan baik, namun Divya tidak menyadari bahwa sedari berangkat kerja dia sudah diawasi oleh suruhan Adit.Divya dan rekan-rekan lainnya kembali bekerja karena waktu istirahat sudah habis.Saat mulai kembali bekerja lagi, ada bunyi pesan dari handphone nya."Div, kamu beli bahan makanan kita yah. Soalnya udah mau habis nih. Maaf yah aku gak bisa bantu karena Hari ini aku lembur." Begitulah isi pesan dari Valen"Yoi." Balas Divya Sementara di apartemen Adit"Tuan, kau sangat hebat sekali semalam sampai membuatku ketagihan." Ucap wanita yang dibawanya dari club malam Moon LifeSemalam sepulang dari kontrakan divya, Adit pergi ke club malam melakukan kegiatan yang biasa dilakukan nya."Jika nanti tuan datang lagi, panggil saya saja untuk menemani malam panjang tua." Rayu wanita yang bernama IndyWanita itu duduk di pangkuan boss mafia itu, sambil mengelus dada Adit. Sementara Adit hanya menghisap rokok dan membuang asapnya ke wajah wanita yang ada di pangkuannya."Kau pikir aku selalu memakai wanita murahan seperti mu,hmm?" Ucap Adit yang masih menghisap rokoknya"Tapi tuan..." Belum sempat wanita itu menyelesaikan omongannya."Pergilah!" Wanita itupun berdiri, tidak bisa dipungkiri kalau dia ketakutan. Adit berdiri mengeluarkan cek sebesar 30 juta untuk wanita yang menemaninya ituIndy pun mengambilnya dan memakai pakaiannya lalu pergi keluar sendirian meninggalkan Adit."Aron, bawakan pakaianku Sekarang." Perintah Adit melalui hp"Baik boss." Jawab AronSetelah Adit menghubungi aron, diapun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Setelah Adit selesai, ia memakai jubah mandinya, duduk di meja samping ranjangnya sambil menghisap rokoknya lalu membuang asapnya sedikit ke atas wajahnya.Menyandarkan kepalanya dikursi, sementara kedua kakinya diangkat ke meja, sesekali meminum anggur yang sudah disiapkan nya.Tok...tok...tok..."Masuk." Perintah AditPintu terbuka, Aron pun masuk sambil membawa pakaian boss nya itu. "Ini tuan pakaian nya." Ucap James sambil memberikan pakaian ke boss nyaAdit mengambil pakaian yang dibawa Aron. Diapun memakai pakaian itu di hadapan Aron.Aron tentu saja tidak kaget, Karena dia sering melihat tubuh atasannya itu. Begitu juga Adit, dia tidak Canggung untuk memperlihatkan tubuhnya kepada anak buahnya"Aron, suruh Hendra siapkan mobil. Kita akan pergi ke restoran Dean." Perintah Adit"Baik boss."Kembali pada Divya yang sedang beres-beres Karena waktunya pulang.Tapi sebelum itu dia akan pergi dulu ke supermarket untuk membeli bahan makanan seperti yang dikatakan Valen.Divya pergi ke parkiran untuk mengambil motor yang sudah disewanya, ia hendak Pergi ke supermarket setelah memakai helm.Sesampainya di supermarket, Divya langsung memilih bahan yang murah agar hemat dikantong nya. Lalu membawanya ke kasir.Hari sudah mulai gelap, Divya bergegas untuk pulang ke rumah.Kembali pada Adit yang sudah sampai di restauran dean. Aron turun duluan dari mobil dan langsung membuka pintu belakang tempat boss nya duduk. "Silahkan tuan." Ucap nya"Hendra kamu tunggu disini saja, aron kamu ikut aku." Ujar adit"Baik boss " ucap Aron dan Hendra serentakAdit dan Aron pergi meninggalkan hendra didalam mobil. Mereka pergi masuk restauran"Aduh kebelet pipis nih, ke toilet dulu lah." Ucap Hendra yang merupakan salah satu orang keparcayaan Adit setelah Aron dan Edward.Diapun keluar dari mobil mencari toilet, meninggalkan mobilnya tanpa ada yang menjaga. Tapi dia tidak lupa untuk mengunci mobil boss nya."Semuanya sudah kubeli, sepertinya tidak ada yang kelupaan." Gumam Divya yang mengendarai motorSelama dalam perjalanan pulang tidak ada masalah, tiba-tiba....Tinnn....tinnn....tin....bunyi klakson motorCitttttt.... citttttt.....citttttt........Dddddduuuuuuaaaarrrrrr....."Kamu siapa?" Tanya Valen kebingungan melihat Adit yang datang secara tiba-tiba"Dia itu manusia yang gak punya sopan santun, masuk ke rumah orang sembarangan." Kesal Divya yang datang mengikuti Adit dari belakang"Siapa kau?" Tanya adit penuh selidik"Aku sahabat nya Divya, namaku Valen.""Hmmm.""Dimana laki-laki yang tinggal disini?" Tanya adit lagi"Laki-laki yang mana?Disini yang tinggal cuma aku sama Divya aja. Yakali ada laki-laki, bisa-bisa diserempet nanti." Jawab Valen"Udahlah kau pergi sana." Usir Divya sambil mendorong tubuh Adit kuat tapi tetap tidak bergerak dari posisi semula"Heyy, kau ini sudah masuk sembarangan, kelakuan mu pun kek Dajjal. Hussh, pergi sana..." Divya tetap kukuh untuk mengusir Adit, tapi tetap saja berada di tempat.Beberapa menit kemudian, "hossh...hosshh...capek aku Len." Ucap divya dengan nafas tersengal-sengal Karena Adit tidak mau pergi
Hari weekend sudah tiba, Divya dan Valen memutuskan untuk rebahan di kost an mereka.Saat sedang sarapan, Divya melamun sehingga tidak mendengar Valen yang sedang bercerita."Woyy Va, denger ga?" Teriak Valen keras karena kesal tidak ada respon dari sahabatnya."Eh iya apa?" Tanya Divya kaget"Yaelah melamun toh. Kenapa?" Tanya Valen penasaran"Gak kok. Cuma aku harus lebih giat lagi kerjanya biar dapat uang banyak.""Emang kenapa?ada masalah ya?"Divya menceritakan hutang kerusakan mobil yang harus dibayar nya."Ha?Kok bisa, jadi mobilnya gimana?" Tanya Valen lagi"Harusnya yang kamu khawatirin aku, bukan mobilnya. Harta mah bisa dicari tapi..." Belum sempat bicara Valen langsung memotong perkataan Divya"Iya-iya aku tau." Ucap Valen"Oh iya nanti malam aku mau a
Setelah selesai mengambil uang dari ATM, Valen membeli bumbu masakan kemudian pulang kerumah. Divya terbangun saat mendengar suara motor Valen dan melirik jam dinding yang ada di depannya."Ha, kok udah jam tengah 10 aja sih? Nasib...nasib." ucap divya beranjak dari kasurnya dan segera bersiap-siap untuk pergi menemui orang yang mobilnya telah ditabrak oleh nya.Divya memakai kaos panjang tangan dengan hodie berwarna abu-abu, memakai celana jeans panjang, sepatu cats dan tas kecil yang didalamnya terdapat bubuk cabe untuk berjaga-jaga.Valen menatap bingung ke arah Divya"Rapi banget, mau kemana?""Emm, aku mau pergi kerumah teman kantor aku Len.""Malam-malam gini? emangnya mau ngapain div?""Itu....emmm dia, dia butuh bantuan aku buat kerja. Iya kerja. Untuk informasi dari market place dikota sebelah." Jawab Divya gugup"Yang bener?tapi
Semuanya saling menatap tanpa sadar Edward Tersenyum sambil batuk kecil. Sementara Divya mengawasi sekelilingnya, melihat orang-orang yang menari sambil meminum-minuman keras."Hendra, apakah dia orangnya?" Tanya Edward"Iya Tuan." Jawabnya"Tuan, tadi anda menghubungi saya kan?" Tanya Divya pada Hendra"Eh...I...iya nona. Kau sudah datang rupanya." Ucap Hendra gugupHendra masih dalam posisi duduk, hanya Divya yang berdiri. Tentu saja ia sedang membelakangi lantai dansa yang ternyata disanalah tempat pemilik mobil sebenarnya yaitu Tuan Aditya."Maaf Tuan, saya minta maaf atas kejadian yang merugikan mobil Anda. Tolong jangan marah sama sopir anda, sayalah disini yang salah." Ucap divyaEdward dan kawan-kawan menatap ke arah Divya. Banyak perempuan yang berada disekitar menatap iri padanya. Pasalnya ditempat itu hanya Divya seoranglah ya
Disebuah koridor yang sunyi dan gelap.Terlihatlah segerombolan orang dengan memakai pakaian serba hitam dengan menggunakan topi berlogoTXdidepan topi Tersebut.Dor...Dorr...Dorrr....tembak menembak pun terjadi dan terlihat sekelompok orang menggunakan baju merah dengan berlogoLK"Shit..." Kesal Adit Karena tangannya tergores oleh timah panas dari lawannya."Apa boss baik-baik saja?" Tanya seseorang sambil menarik tangan adit dan menunduk di belakang mobil mewah yang sudah lecet akibat tembakan dari lawan."Hei, apa yang kau lakukan ha?! Singkirkan tangan mu itu." Adit menepis tangan Aron dengan kasar."Boss kalau aku tidak menarikmu kesini, bisa saja kepalamu yang ditembus oleh timah itu." Jelas Aron yang sedang mengisi timah kedalam pistolnya.Aron berdiri dan hendak menodongkan senjata apinya pada anggota lawan. Tapi...Dor...dor...Dorr.... s
Setelah menunggu lama muncullah Adit dan aron, berjalan santai ke arah Edward."Lama banget sih kalian berdua.""Auh...Ahhh..." Ketus aron Duduk di dekat Edward yang memainkan pisaunya."Oh udah berani ya sekarang. Udah banyak stok nyawa Lo!" Bentak Edward mengambil ancang-ancang untuk meninj7 wajah tampan Aron"Kakak..." Teriak Aron berlari ke arah Adit dan ingin memeluknya sambil bersiap merentangkan tangan."Sekali saja kau melangkah ke arahku, bersiaplah kehilangan peliharaan mu itu." Adit menatap tajam ke arah Aron sambil menunjuk ke selangkangan Aron yang menonjol.Seketika itu juga Aron mengurungkan niatnya dan langsung melompat kepangkuan Edward"Kak Edward tinju aku, daripada peliharaan yang kujaga seumur hidup ini habis dilahap singa manis itu." Ujar Aron takut sambil menunjuk Adit di depannya.Edward menahan tawa pada saat Aron mengatakan bahwa Adit adalah singa yang sangat
Matahari bersinar terang memberikan harapan baru bagi seorang Divya. Divya Tersenyum "selamat pagi dunia" setelah mengatakan itu Divya bangun dari tempat tidur, lalu bersiap-siap untuk pergi ke kantor.Sedangkan Valen sudah selesai makan dan telah memakai sepatunya. Divya duduk lalu memakan sepotong roti dan susu yang sudah disiapkan oleh valen dengan cepat."Aku pergi duluan yah div." Setelah berpamitan, Valen bergegas menuju kantor.Begitu juga dengan Divya yang sudah siap memulai harinya, buru-buru berangkat ke perusahaan yang alamatnya sudah diberikan staffJaya GroupDivya melangkah cepat dengan kaki mungilnya dan tiba-tibabruakk...Divya terjatuh karena menabrak dada bidang seorang pria bertubuh kekar, tinggi sekitar 180 cm berdiri dengan angkuhnya."Ma...maaf Tuan. Saya tidak sengaja." Divya menepuk Jas pria tersebut berniat untuk membersihkan nya."Singkirkan tan
"Hai nona Divya." Sapa Adit dengan senuyum puasDivya yang melihat itu menjadi gugup sendiri dan memutuskan untuk menundukkan kepalanya."Matilah aku...dari sekian banyak Presdir dan CEO dibumi ini, kenapa harus dia yang jadi boss di perusahaan tempat ku bekerja?"Batin Divya sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal."Pergilah." Ujar adit. Hanna yang mendengar itu seakan mengerti apa yang diinginkan boss nya, ia pergi dan Divya mengikuti dari belakang untuk keluar."Tunggu." Cegah Adit"Memangnya siapa yang menyuruh mu pergi?" Sambung Adit"Bukannya Bapak menyuruh kami pergi tadi." Ucap divya menunduk, tak berani menatap mata Adit seperti yang dilakukannya tadi pagi"Aku tidak menyuruhmu pergi, tapi Hanna Karena pekerjaan nya sudah selesai." Jelas Adit dan Hanna pun pergi meninggalkan ruangan boss nya.Ruangan itu sunyi hanya ada Adit dan Divy