Disebuah koridor yang sunyi dan gelap.
Terlihatlah segerombolan orang dengan memakai pakaian serba hitam dengan menggunakan topi berlogo TX didepan topi Tersebut.Dor...Dorr...Dorrr....tembak menembak pun terjadi dan terlihat sekelompok orang menggunakan baju merah dengan berlogo LK "Shit..." Kesal Adit Karena tangannya tergores oleh timah panas dari lawannya."Apa boss baik-baik saja?" Tanya seseorang sambil menarik tangan adit dan menunduk di belakang mobil mewah yang sudah lecet akibat tembakan dari lawan."Hei, apa yang kau lakukan ha?! Singkirkan tangan mu itu." Adit menepis tangan Aron dengan kasar."Boss kalau aku tidak menarikmu kesini, bisa saja kepalamu yang ditembus oleh timah itu." Jelas Aron yang sedang mengisi timah kedalam pistolnya.Aron berdiri dan hendak menodongkan senjata apinya pada anggota lawan. Tapi...Dor...dor...Dorr.... suara tembakan yang berasal dari samping Aron. Siapa lagi kalau bukan Aditya Prananta Wijaya, Raja mafia terbesar didunia dan kekejaman nya sudah tersebar ke penjuru negeri."Aku malas bermain dengan orang lemah seperti mereka, membuang waktu saja." Ucap Adit dingin dan meninggalkan Aron yang kesal karena mainannya diambil oleh Adit."Selalu seperti ini, menembak tepat sasaran. Menghabisi semuanya tanpa menyisakan bagianku." Aron menggerutu kesal dan meninggalkan mayat yang bersebaran di koridor dan berjalan menuju bawahannya."Selesaikan, jangan ada sisa!" Tegas Aron kepada anak buah nya dan langsung dilaksanakan.Aron pergi ke arah mobil Lamborghini Aventador milik Aditya yang sedang menunggu nya."Lama sekali jalanmu. Cepat masuk!" Tegas Adit dingin dengan wajah datar nya."Yah boss. Inilah gaya pria sejati, walau tampang pembunuh tapi harus tetap memperhatikan stayl dan selalu cool." Aron tertawa sambil membuka pintu mobil lalu masuk kedalam.Mobil melaju dengan cepat, keduanya sedang menuju ke markas TX yang berada di pelosok hutan yang sangat gelap dan pastinya tersembunyi.Di sanalah para anggota mafia berkumpul untuk membahas rencana mereka.Tibalah mobil berwarna hitam dengan kilauan dari campuran berlian dan perak yang membuat orang yang melihat nya terpana. Tidak hanya mobil Adit tapi mobil anggota lainnya pun tak kalah mewah.Disana sudah ada pria gagah yang duduk dengan wajah menakutkan, memancarkan aura mafianya dan ruang itu kental akan kekejaman/kesadisan.Edward memainkan pisau kecilnya sambil menunggu Adit dan Aron datang.Sesampainya mereka di dalam Markas itu, Edward Tersenyum menyeringai "kenapa lama sekali?"Di sisi lain ada perempuan yang menangis sambil memeluk dua orang paruh baya."Ayah sama ibu jaga kesehatan yah disini.""Iya diyva . Kamu juga jangan lupa makan dan ingat ibadahmu ya nak." Wanita paruh baya yang merupakan ibu Divya, mengelus kepala putrinya lembut."Titip divya ya nak valen." Ucap ayah Divya yang memiliki wajah sangar dan bengis."Iya pak. Tenang aja." Valen TersenyumTut.. Tut... TutSuara taxi membuyarkan kesedihan mereka."Kita pergi yah pak bu." Valen dan Divya mengecup tangan dua orang paruh baya itu. Lalu pergi menuju taxiDivya Dan Valen pergi ke jalakrta untuk beradu nasib. Kota metropolitan yang padat akan aktivitas pekerjaan terutama protek pembangunan dan perkantoran.Keduanya berharap mendapat pekerjaan yang layak serupa dengan jurusan masing-masing.Divya Aleshia perempuan yang memiliki daya tarik tersendiri, memiliki bola mata berwarna biru kristal membuat setiap orang yang menatap nya menjadi pangling.Divya pandai dalam bagian pengetahuan umum dan teknologi informasi.Sedangkan Valen patrecia yang merupakan sahabat Divya dari kecil mengambil pekerjaan dalam bidang marketing.Valen adalah anak yatim piatu, waktu kecil ia hidup bersama paman dan bibinya Namun keduanya meninggal dalam kecelakaan beruntun di jalan tol.Semenjak itulah Valen hidup sendiri, sesekali Keluarga Divya memberi dia kemudahan agar bisa terus melanjutkan hidupnya. Karena itulah Valen berkeinginan untuk membalas Budi orang tua Divya saat sudah berhasil nanti.Setelah menunggu lama muncullah Adit dan aron, berjalan santai ke arah Edward."Lama banget sih kalian berdua.""Auh...Ahhh..." Ketus aron Duduk di dekat Edward yang memainkan pisaunya."Oh udah berani ya sekarang. Udah banyak stok nyawa Lo!" Bentak Edward mengambil ancang-ancang untuk meninj7 wajah tampan Aron"Kakak..." Teriak Aron berlari ke arah Adit dan ingin memeluknya sambil bersiap merentangkan tangan."Sekali saja kau melangkah ke arahku, bersiaplah kehilangan peliharaan mu itu." Adit menatap tajam ke arah Aron sambil menunjuk ke selangkangan Aron yang menonjol.Seketika itu juga Aron mengurungkan niatnya dan langsung melompat kepangkuan Edward"Kak Edward tinju aku, daripada peliharaan yang kujaga seumur hidup ini habis dilahap singa manis itu." Ujar Aron takut sambil menunjuk Adit di depannya.Edward menahan tawa pada saat Aron mengatakan bahwa Adit adalah singa yang sangat
Matahari bersinar terang memberikan harapan baru bagi seorang Divya. Divya Tersenyum "selamat pagi dunia" setelah mengatakan itu Divya bangun dari tempat tidur, lalu bersiap-siap untuk pergi ke kantor.Sedangkan Valen sudah selesai makan dan telah memakai sepatunya. Divya duduk lalu memakan sepotong roti dan susu yang sudah disiapkan oleh valen dengan cepat."Aku pergi duluan yah div." Setelah berpamitan, Valen bergegas menuju kantor.Begitu juga dengan Divya yang sudah siap memulai harinya, buru-buru berangkat ke perusahaan yang alamatnya sudah diberikan staffJaya GroupDivya melangkah cepat dengan kaki mungilnya dan tiba-tibabruakk...Divya terjatuh karena menabrak dada bidang seorang pria bertubuh kekar, tinggi sekitar 180 cm berdiri dengan angkuhnya."Ma...maaf Tuan. Saya tidak sengaja." Divya menepuk Jas pria tersebut berniat untuk membersihkan nya."Singkirkan tan
"Hai nona Divya." Sapa Adit dengan senuyum puasDivya yang melihat itu menjadi gugup sendiri dan memutuskan untuk menundukkan kepalanya."Matilah aku...dari sekian banyak Presdir dan CEO dibumi ini, kenapa harus dia yang jadi boss di perusahaan tempat ku bekerja?"Batin Divya sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal."Pergilah." Ujar adit. Hanna yang mendengar itu seakan mengerti apa yang diinginkan boss nya, ia pergi dan Divya mengikuti dari belakang untuk keluar."Tunggu." Cegah Adit"Memangnya siapa yang menyuruh mu pergi?" Sambung Adit"Bukannya Bapak menyuruh kami pergi tadi." Ucap divya menunduk, tak berani menatap mata Adit seperti yang dilakukannya tadi pagi"Aku tidak menyuruhmu pergi, tapi Hanna Karena pekerjaan nya sudah selesai." Jelas Adit dan Hanna pun pergi meninggalkan ruangan boss nya.Ruangan itu sunyi hanya ada Adit dan Divy
Divya mulai bekerja di perusahaan milik keluarga grazinia. Divya duduk di kursinya serta pandangan nya yang fokus pada komputer di depannya. "Duar..." Seseorang berbicara dengan keras di telinga Divya"Astaga Rena, suka banget ngangetin Orang." Rena adalah teman pertama Divya dikantor. Orang nya ramah, usil dan supel"Hehehe...ya maaf.""Hmm ada apa?""Ya makanlah, sekarang kan udah jam istirahat." Rena mengingatkan Divya agar tidak lupa makan supaya tubuhnya tetap fitKeduanya pergi ke kantin dan duduk di tempat yang kosong. Di sela-sela makan, rena pamit untung buang air kecil dan Divya melanjutkan makannya yang terbilang murah."Hai Divya." Sapa pria yang baru datang menghampiri divya"Ha iya ada apa ya?" Divya menoleh ke sumber Suara"Kenalin nama gw Alex, gw karyawan disini bagian HRD." Alex memperkenalkan diriny
"Kamu siapa?" Tanya Valen kebingungan melihat Adit yang datang secara tiba-tiba"Dia itu manusia yang gak punya sopan santun, masuk ke rumah orang sembarangan." Kesal Divya yang datang mengikuti Adit dari belakang"Siapa kau?" Tanya adit penuh selidik"Aku sahabat nya Divya, namaku Valen.""Hmmm.""Dimana laki-laki yang tinggal disini?" Tanya adit lagi"Laki-laki yang mana?Disini yang tinggal cuma aku sama Divya aja. Yakali ada laki-laki, bisa-bisa diserempet nanti." Jawab Valen"Udahlah kau pergi sana." Usir Divya sambil mendorong tubuh Adit kuat tapi tetap tidak bergerak dari posisi semula"Heyy, kau ini sudah masuk sembarangan, kelakuan mu pun kek Dajjal. Hussh, pergi sana..." Divya tetap kukuh untuk mengusir Adit, tapi tetap saja berada di tempat.Beberapa menit kemudian, "hossh...hosshh...capek aku Len." Ucap divya dengan nafas tersengal-sengal Karena Adit tidak mau pergi
"Kamu siapa?" Tanya Valen kebingungan melihat Adit yang datang secara tiba-tiba"Dia itu manusia yang gak punya sopan santun, masuk ke rumah orang sembarangan." Kesal Divya yang datang mengikuti Adit dari belakang"Siapa kau?" Tanya adit penuh selidik"Aku sahabat nya Divya, namaku Valen.""Hmmm.""Dimana laki-laki yang tinggal disini?" Tanya adit lagi"Laki-laki yang mana?Disini yang tinggal cuma aku sama Divya aja. Yakali ada laki-laki, bisa-bisa diserempet nanti." Jawab Valen"Udahlah kau pergi sana." Usir Divya sambil mendorong tubuh Adit kuat tapi tetap tidak bergerak dari posisi semula"Heyy, kau ini sudah masuk sembarangan, kelakuan mu pun kek Dajjal. Hussh, pergi sana..." Divya tetap kukuh untuk mengusir Adit, tapi tetap saja berada di tempat.Beberapa menit kemudian, "hossh...hosshh...capek aku Len." Ucap divya dengan nafas tersengal-sengal Karena Adit tidak mau pergi
Hari weekend sudah tiba, Divya dan Valen memutuskan untuk rebahan di kost an mereka.Saat sedang sarapan, Divya melamun sehingga tidak mendengar Valen yang sedang bercerita."Woyy Va, denger ga?" Teriak Valen keras karena kesal tidak ada respon dari sahabatnya."Eh iya apa?" Tanya Divya kaget"Yaelah melamun toh. Kenapa?" Tanya Valen penasaran"Gak kok. Cuma aku harus lebih giat lagi kerjanya biar dapat uang banyak.""Emang kenapa?ada masalah ya?"Divya menceritakan hutang kerusakan mobil yang harus dibayar nya."Ha?Kok bisa, jadi mobilnya gimana?" Tanya Valen lagi"Harusnya yang kamu khawatirin aku, bukan mobilnya. Harta mah bisa dicari tapi..." Belum sempat bicara Valen langsung memotong perkataan Divya"Iya-iya aku tau." Ucap Valen"Oh iya nanti malam aku mau a
Setelah selesai mengambil uang dari ATM, Valen membeli bumbu masakan kemudian pulang kerumah. Divya terbangun saat mendengar suara motor Valen dan melirik jam dinding yang ada di depannya."Ha, kok udah jam tengah 10 aja sih? Nasib...nasib." ucap divya beranjak dari kasurnya dan segera bersiap-siap untuk pergi menemui orang yang mobilnya telah ditabrak oleh nya.Divya memakai kaos panjang tangan dengan hodie berwarna abu-abu, memakai celana jeans panjang, sepatu cats dan tas kecil yang didalamnya terdapat bubuk cabe untuk berjaga-jaga.Valen menatap bingung ke arah Divya"Rapi banget, mau kemana?""Emm, aku mau pergi kerumah teman kantor aku Len.""Malam-malam gini? emangnya mau ngapain div?""Itu....emmm dia, dia butuh bantuan aku buat kerja. Iya kerja. Untuk informasi dari market place dikota sebelah." Jawab Divya gugup"Yang bener?tapi