Malam ini kamar Yola, serasa lebih hidup karena kedatangan Vega dan juga Selena sahabat sekaligus teman kuliahnya.
Tumpukan cemilan beredar di meja kecil di samping tempat tidur, sementara selimut dan bantal berserakan di lantai, dikasur. Yola, duduk bersandar di tumpukan bantal, menatap cemas ke arah dua sahabatnya yang sedang menahan tawa. Wajahnya tampak resah meski jelas ada binar antusias di matanya. Karena kejadian dirumah sakit tadi, Yola benar-benar dipenuhi kebimbangan setuju atau tidak, ada banyak resiko yang harus dia terima. Yola berfikir Vega dan Selena akan membuat bebannya sedikit terangkat, meski Yola tau kedua spesies yang tidak jauh berbeda dari dirinya itu paling tidak bisa jika diminta untuk memberi saran. Seperti saat ini setelah Yola menceritakan semua yang terjadi, kedua gadis cantik itu malah heboh sendiri. Tapi tidak salah juga, siapa yang tidak antusias ketika diajak berpacaran dengan musisi dan penyanyi paling tampan dinegeri ini. “Yola, demi apa. Lo diajak pacaran sama Anka seorang bintang penyanyi terkenal, lo jadi orang beruntung banget sih.” kata Vega, menatapnya takjub sambil mendekatkan wajahnya ke arah Yola dengan mata berbinar. Mengoyak tubuh gadis itu. Begitupun juga dengan Selena, gadis itu tidka berhenti geleng-geleng, hal ini seolah terdengar sangat mustahil untukya. “Gila-gila kali ini gua iri, serius. Bodoamatlah Lo anak dari orang terkaya ke dua di negeri ini, bodo amat lo punya muka cantik, hidup sempurna. Tapi kali ini Lo di minta langsung sama Anka buat jadi pacarnya, Yola.” Yola menghela nafas berat, lalu mengacak-acak rambutnya frustasi. kepalanya jadi semakin pusing, mendegar suara Vega dan Selena yang bersahutan. “Berisik, gua tuh cerita buat minta saran ke kalian bukan dibacotin kaya gini.” Ucap Yola dnegan suara yang sedikit tinggi, “Kata gua terima sih.” Kata Vega, sambil megangkat kedua alisnya, mengisyaratkan ini kesempatan yang bagus. “Iya gas, meskipun ini cuman sementara, kali aja dia luluh sama pelet lo.” Tambah Selena. Menaik turunkan kedua alisnya, membuat Yola bergedik ngeri. Yola menggigit bibirnya, lalu menggeleng dengan putus asa. “Tapi gimana gua ngomongnya sama Cakra.”Suaranya melemah, penuh kecemasan. “Dia pasti ngga setuju.” Lanjutnya menunduk. “Ya jelas lah mangkanya Lo ngga usah ngomong.” Sahut Vega sepontan. Selena melemparka bantal ke muka Vega, ide yang Vega berikan menurutnya buka hal yang baik, dengan menyembunyikan perkara iniakan menimbulkanmasalah besar di kemudian hari, apalagi Cakra orang yang nekat. “Ya enggak dong nyet, Lo lupa siapa Anka dikasih tau atau engga Cakra ya tetep bakal tau.” Ucap Selena masuk akal. “Ohiya lupa,maaf-maaf.” Ucap Vega, menjitak kepalanya sendiri karena ucaanya yang keluar begitu saja. Yola terdiam. Mempertimbangkan dan memperhitungkan semua dengan cermat, ini adalah kesempatan yang bagus supaya Ia bisa segera terbebas dari tugas-tugas ini Tapi Cakra, Yola tebak pria itu tidak akan setuju, tapi masalahnya dia juga tidak mau membantu Yola sama sekali. “Emang Lo udah bener-bener buntu ya, ngga ada Narasumber lain seklain Anka?” Tanya Vega, menatap lekat Yola. Yola menghela nafas panjang. “Gua bisa nyari yang lain, tapi dengan otak selemot gua harus ngerjain projek dengan dedline satu minggu, bisa gila gua.” Selena yang terdiam cukup lama, kemudian memegang pundak Yola. “Yaudah gini aja, Lo bilang sama Cakra semua sejujur-jujurnya, barudeh kalau dia ngga setuju minta dia buat bantu Lo, gimana?” Vega mengangguk menatap Yola, kali ini dengan lebih serius. “Iya gua setuju, itu jauh lebih baik, seenggaknya Lo ngga perlu bohong dan takut tugas Lo ngga selesai.” Yola terdiam cukup lama, memikirkan saran itu dalam-dalam. Ini memang akan jadi percakapan yang sulit dengan Cakra, tapi mungkin kejujuran adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan hubungan mereka dan tugas kuliahnya. **** Disalah satu kamar rawat inap bernuansa putih yang tenang, hanya suara monitor yang berdetak teratur menemani keheningan. Seorang wanita cantik terbaring koma di atas ranjang, wajahnya terlihat damai meski pikirannya mungkin tak berada di sana. Yola berdiri disamping Jenaka, menatap wanita itu penuh tanda Tanya dan kebingungan. Sedangkan Jenaka berdiri di samping ranjang, memandangi wanita bernama Yasmine itu dengan sorot mata yang sulit diterjemahkan. “Dia adalah Yasmine, mantan kekasihku,” ucapnya, dengan nada pelan. Yola menatapnya dengan pupuil melebar, selama ini ia memang tidak perduli dengan kehidupan para selebriti. Tapi, Ia cukup sering dengar mengenai Jenaka dari kedua sahabatnya, dan Ia baru tau kalau Jenaka menyembunyikan mantan pacarnya yang sedang koma. Pria itu menarik napas dalam, seakan mencari kekuatan untuk melanjutkan. “Tiga tahun lalu Yasmine tertembak ketika berusaha menyelamatkanku Dokter bilang hanya keajaiban dari tuhan yang bisa membangunkanya.” Yola semakin tercengang mendengar fakta yang mungkin tidak banyak orang tau. Gadis itu melirik Jenaka, menatap melas muka pria itu. Setelah beberapa detik Ia menyadari sesuatu "Tiga tahun?" tanya Yola, tampak berfikir keras. "Apa ini yang membuatmu vakum?" Fakta bahwa Jenaka vacum tiga tahun yang lalu, menggiringnya untuk ingin tau. Jenaka mengangguk, wajahnya menunjukkan kelelahan yang dalam. “Tidak banyak orang tau hal ini, aku dan Yasmine terlibat dalam satu kejadian yang membuat dirinya berakhir disini, akibat menyelamatkan aku, Ia tertembak di bagaian kepla.” Yola memijat pelipisnya sambil memandang Jenaka dan Yasmine bergantian. Mencoba mencerna dan mengkonstruksi cerita yang Ia dengar, pasalnya Yola baru mengenal Jenaka, jadi Ia masih snagat asing dengan kehidupan pria ini. Dan kini di matanya, Jenaka seperti seseorang yang penuh misteri, bersikap kasar dan dingin padanya, lalu secara tiba-tiba memintanya menjadi pacar bohongan demi mengalihkan isu publik. Lalu, mengajaknya masuk ke ruangan ini untuk bertemu dengan Yasmie. “Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu,” ucap Jenaka, suaranya lirih namun penuh harap. Pria itu menoleh dan menatap Yola yang tertangkap basah sedang menatapnya juga “Demi comeback-ku kali ini.” Yola yang ditatap begitu menjadi salah tingkah, lalu Ia mengalihkan tatapannya ke arah lain, tak mampu menatap sorot penuh harap itu terlalu lama. Ada keraguan yang berat di dadanya, perasaan yang tak mudah dijelaskan. “Kali ini, aku benar-benar memohon padamu,” lanjut Jenaka. “Kasih gua waktu,” Jawab Yola pelan, menyembunyikan bimbang di balik kata-katanya. “Nanti bakal gua kabari lagi.” Setelah itu Jenaka meminta nomor wa nya, dan membiarkan Ia pergi dari rumah sakit. Yola menerjabkan kedua matanya, Ia masih terjaga sulit sekali mengawali untuk tidur padahal Vega dan Selena sudah tidur mengapit dirinya. Sambil menatap langit-langit kamarnya Yola masih mengingat betul sorot mata penuh permohonan itu. “Apa gua terima aja ya, kasihan masalah dia pasti besar banget, tapi gua juga ngga mau terlibat.” gumamnya pada dirinya sendiri, merasa ingin membantu sekaligus bingung. Yola memang gadis sembrono dan kasar tapi Ibunya selalu berkata bahwa, segala kenyamanan dan keberuntungan dalam hidupnya akan hampa apabila tidak digunakan untuk membantu orang lain. Yola menarik napas dalam, berusaha mengenyahkan kebimbangan. “Ah udah Yola besok lo minta saran ke Cakra ya harus.” Ucapnya penuh keyakinan. Setelah itu Ia menarik selimutsampai menutupi wajahnya dan pergi tidur.Pagi ini Yola benar-benar datang ke kelas Cakra, Ia ingin segera bercerita dan mendengarkan pendapat dari pria itu, sehingga ia bisa mengambil langkah yang pasti. Saat Yola sampai di sanah, para mahasisiwa sudah berhamburan keluardari dalam kelas, sepertinya kelas sudah berakhir.Namun, anehnya Yola tidak melihat keberadaan Cakra diantara orang-orang itu, lalu saat Ia melirik ke dalam kelas Cakra juga tidak ada. Yolapun menghentikan salah satu mahasiswa yang Ia kenal dan dekat dengan Cakra.“Cakra masih di dalem?” Tanyanya, pada Tio anak basket yang biasa main sama Cakra.Tio menggeleng. “Dia ngga masuk, katanya lagi delegasi acara ke luar jawa.”“Keluar Jawa.” Yola sangat terkejut mendengar kabar tersebut, pasalnya tidak pernah ada perbincangan seperti ini diantara dirinya dan cakra sebelumnya.Melihat raut muka kaget yang di tunjukkan Yola, Tio beranggapan gadis itu emang tidak diberi tahu.. “Iya Lo ngga tau.” Tegas Pria itu.Yola menggeleng “Dia ngga bilang.” Ujar Yola lemah“Parah
Matahari mulai meredup di belahan bumi bagian barat, cahaya jingga memantul lembut di permukaan sungai yang tenang. Yola duduk di atas bangku kayu di pinggiran sungai, tangannya sibuk menggulir layar ponsel, bola matanya ikut bergetar menelusuri aplikasi Twitter. “Gimana kalau bener-bener viral?” gumamnya pelan, menggigit ujung jemarinya karena gugup. Ia buru-buru mengetikkan kata kunci tentang jenaka di kotak pencarian, mencari tahu apakah foto mereka di kafe tadi sudah tersebar.Sementara itu, Jenaka kembali dari arah salah satu kios kecil yag berjejer disanah, dengan dua gelas milkshake di tangannya. Wajahnya tenang, bahkan terselip senyuman tipis di bibirnya. Ia menyerahkan salah satu gelas kepada Yola, yang menerimanya dengan setengah hati tanpa melepaskan pandangannya dari layar ponsel.“Terima kasih,” ucap Yola singkat. Ia menyesap milkshake itu tanpa banyak ekspresi.Jenaka duduk di sebelahnya, memandang sungai dengan santai Ia melirik Yola yang masih sibuk dengan ponselnya.
Vega : Woy yola lo viral anjirSelena : Yolaaa lo beneran mesra-mesraan tadi, gimic tapi kenapa kaya nyata, gua baperrrrVega : Kenapa lo ngga aktif, jangan-jangan lo ketiduranVega : Buka cepet notif loooSelena : YolaSelena : Lo lagi dimana sekarang? Kata Vega lo ngga aktif di sosmed mana-manaSelena : Lo ngga diserag sama sesang kanSelena : YolRenald : Lo kenapa tiba-tiba jadian sama penyanyi Yol, ngeri banget baru ditinggal ke riau balesan lo kaya giniRenald : KelasYola baru saja keluar dari kamar mandi, setelah menghabiskan waktu bersama dengan jenaka dipinggiran sungai. Ia sengaja merendam tubuhnya di bathtub lama-lama untuk menyerap ketenangan yang katanya orang-orang dapatkan dari kamar mandi. Tapi saat ia keluar sambil menggosok-gosokkan rambut dengan handuk, tawanya pecah karena membaca pesan beruntut dari Vega, selena dan Renald.“Gua jadi penasaran, medsos serame apa.” Gumamnya, sambil terkekeh pelan. Namun, wajahnya berubah gusar teringat dengan Cakra, kira-kira pria
“Anka alias Jenaka Musisi terkenal asal Bandung yang tiga tahun lalu sempat vaccum dikabarkan kembali ke dunia music dengan lagu barunya. Sekarang belum diketahui judulnya, tapi para fans sudah tidak sabar menunggu, dan meramaikan laman instagram musisi muda tersebut.”Oceh wartawan cantik, dari sebuah stasiun Tv yang terpajang di dinding Coffee shop, semua pengunjung menikmati kopi sambil mendengarkan berita yang tengah menjadi perbincangan banyak orang itu. Semua orang antusias dan dibuat bertanya-tanya, kenapa Anka penyanyi yang digandrungi semua remaja itu tiba-tiba kembali setelah secara mendadak juga mengumumkan untuk vacum tiga tahun yang lalu.Berbeda dengan semua orang, terdapat gadis cantik bermata sipit duduk sendiri di meja paling pojok kedai tersebut. Ia tidak menghiraukan keramaian di sekitarnya, sibuk dengan dunianya sendiri. Lebih tepatnya Ia sedang gelisah memikirkan tugas jurnalistiknya yang menumpuk. Telinganya memang mendengar semua berita yang disiarkan, namun I
Sudah hampir setengah jam mobil ini melaju, Yola tidak tahu kemana mereka akan berhenti. Mobil Jenaka melambat, berbelok ke area parkir sebuah rumah sakit. Dengan hati-hati, Yola mengikuti dari belakang, gadis itu melingkarkan selendang di wajahnya memastikan dirinya tidak terlalu mencurigakan. Ketika Jenaka keluar dari mobil, Yola bersembunyi di balik salah satu tiang. Pria itu berjalan masuk ke rumah sakit dengan langkah santai, diikuti oleh seorang bodyguard yang selalu setia di sampingnya. Yola merasa ada yang janggal. Mengapa seorang artis seperti Jenaka datang ke rumah sakit apa mungkin anggota keluarganya sedang sakit? Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengikuti dari jauh. Langkahnya ringan, berusaha agar tidak menarik perhatian. Ketika Jenaka masuk ke sebuah kamar pasien, Yola berhenti di ujung lorong. Ia berpikir keras, apakah harus masuk? Tapi ada satu masalah besar seorang bodyguard menyebalkan itu berjaga di luar pintu. "Apa yang harus aku lakukan?" P
Vega : Woy yola lo viral anjirSelena : Yolaaa lo beneran mesra-mesraan tadi, gimic tapi kenapa kaya nyata, gua baperrrrVega : Kenapa lo ngga aktif, jangan-jangan lo ketiduranVega : Buka cepet notif loooSelena : YolaSelena : Lo lagi dimana sekarang? Kata Vega lo ngga aktif di sosmed mana-manaSelena : Lo ngga diserag sama sesang kanSelena : YolRenald : Lo kenapa tiba-tiba jadian sama penyanyi Yol, ngeri banget baru ditinggal ke riau balesan lo kaya giniRenald : KelasYola baru saja keluar dari kamar mandi, setelah menghabiskan waktu bersama dengan jenaka dipinggiran sungai. Ia sengaja merendam tubuhnya di bathtub lama-lama untuk menyerap ketenangan yang katanya orang-orang dapatkan dari kamar mandi. Tapi saat ia keluar sambil menggosok-gosokkan rambut dengan handuk, tawanya pecah karena membaca pesan beruntut dari Vega, selena dan Renald.“Gua jadi penasaran, medsos serame apa.” Gumamnya, sambil terkekeh pelan. Namun, wajahnya berubah gusar teringat dengan Cakra, kira-kira pria
Matahari mulai meredup di belahan bumi bagian barat, cahaya jingga memantul lembut di permukaan sungai yang tenang. Yola duduk di atas bangku kayu di pinggiran sungai, tangannya sibuk menggulir layar ponsel, bola matanya ikut bergetar menelusuri aplikasi Twitter. “Gimana kalau bener-bener viral?” gumamnya pelan, menggigit ujung jemarinya karena gugup. Ia buru-buru mengetikkan kata kunci tentang jenaka di kotak pencarian, mencari tahu apakah foto mereka di kafe tadi sudah tersebar.Sementara itu, Jenaka kembali dari arah salah satu kios kecil yag berjejer disanah, dengan dua gelas milkshake di tangannya. Wajahnya tenang, bahkan terselip senyuman tipis di bibirnya. Ia menyerahkan salah satu gelas kepada Yola, yang menerimanya dengan setengah hati tanpa melepaskan pandangannya dari layar ponsel.“Terima kasih,” ucap Yola singkat. Ia menyesap milkshake itu tanpa banyak ekspresi.Jenaka duduk di sebelahnya, memandang sungai dengan santai Ia melirik Yola yang masih sibuk dengan ponselnya.
Pagi ini Yola benar-benar datang ke kelas Cakra, Ia ingin segera bercerita dan mendengarkan pendapat dari pria itu, sehingga ia bisa mengambil langkah yang pasti. Saat Yola sampai di sanah, para mahasisiwa sudah berhamburan keluardari dalam kelas, sepertinya kelas sudah berakhir.Namun, anehnya Yola tidak melihat keberadaan Cakra diantara orang-orang itu, lalu saat Ia melirik ke dalam kelas Cakra juga tidak ada. Yolapun menghentikan salah satu mahasiswa yang Ia kenal dan dekat dengan Cakra.“Cakra masih di dalem?” Tanyanya, pada Tio anak basket yang biasa main sama Cakra.Tio menggeleng. “Dia ngga masuk, katanya lagi delegasi acara ke luar jawa.”“Keluar Jawa.” Yola sangat terkejut mendengar kabar tersebut, pasalnya tidak pernah ada perbincangan seperti ini diantara dirinya dan cakra sebelumnya.Melihat raut muka kaget yang di tunjukkan Yola, Tio beranggapan gadis itu emang tidak diberi tahu.. “Iya Lo ngga tau.” Tegas Pria itu.Yola menggeleng “Dia ngga bilang.” Ujar Yola lemah“Parah
Malam ini kamar Yola, serasa lebih hidup karena kedatangan Vega dan juga Selena sahabat sekaligus teman kuliahnya. Tumpukan cemilan beredar di meja kecil di samping tempat tidur, sementara selimut dan bantal berserakan di lantai, dikasur. Yola, duduk bersandar di tumpukan bantal, menatap cemas ke arah dua sahabatnya yang sedang menahan tawa. Wajahnya tampak resah meski jelas ada binar antusias di matanya.Karena kejadian dirumah sakit tadi, Yola benar-benar dipenuhi kebimbangan setuju atau tidak, ada banyak resiko yang harus dia terima.Yola berfikir Vega dan Selena akan membuat bebannya sedikit terangkat, meski Yola tau kedua spesies yang tidak jauh berbeda dari dirinya itu paling tidak bisa jika diminta untuk memberi saran.Seperti saat ini setelah Yola menceritakan semua yang terjadi, kedua gadis cantik itu malah heboh sendiri. Tapi tidak salah juga, siapa yang tidak antusias ketika diajak berpacaran dengan musisi dan penyanyi paling tampan dinegeri ini.“Yola, demi apa. Lo diajak
Sudah hampir setengah jam mobil ini melaju, Yola tidak tahu kemana mereka akan berhenti. Mobil Jenaka melambat, berbelok ke area parkir sebuah rumah sakit. Dengan hati-hati, Yola mengikuti dari belakang, gadis itu melingkarkan selendang di wajahnya memastikan dirinya tidak terlalu mencurigakan. Ketika Jenaka keluar dari mobil, Yola bersembunyi di balik salah satu tiang. Pria itu berjalan masuk ke rumah sakit dengan langkah santai, diikuti oleh seorang bodyguard yang selalu setia di sampingnya. Yola merasa ada yang janggal. Mengapa seorang artis seperti Jenaka datang ke rumah sakit apa mungkin anggota keluarganya sedang sakit? Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengikuti dari jauh. Langkahnya ringan, berusaha agar tidak menarik perhatian. Ketika Jenaka masuk ke sebuah kamar pasien, Yola berhenti di ujung lorong. Ia berpikir keras, apakah harus masuk? Tapi ada satu masalah besar seorang bodyguard menyebalkan itu berjaga di luar pintu. "Apa yang harus aku lakukan?" P
“Anka alias Jenaka Musisi terkenal asal Bandung yang tiga tahun lalu sempat vaccum dikabarkan kembali ke dunia music dengan lagu barunya. Sekarang belum diketahui judulnya, tapi para fans sudah tidak sabar menunggu, dan meramaikan laman instagram musisi muda tersebut.”Oceh wartawan cantik, dari sebuah stasiun Tv yang terpajang di dinding Coffee shop, semua pengunjung menikmati kopi sambil mendengarkan berita yang tengah menjadi perbincangan banyak orang itu. Semua orang antusias dan dibuat bertanya-tanya, kenapa Anka penyanyi yang digandrungi semua remaja itu tiba-tiba kembali setelah secara mendadak juga mengumumkan untuk vacum tiga tahun yang lalu.Berbeda dengan semua orang, terdapat gadis cantik bermata sipit duduk sendiri di meja paling pojok kedai tersebut. Ia tidak menghiraukan keramaian di sekitarnya, sibuk dengan dunianya sendiri. Lebih tepatnya Ia sedang gelisah memikirkan tugas jurnalistiknya yang menumpuk. Telinganya memang mendengar semua berita yang disiarkan, namun I