AJAKAN TIBA-TIBA

Sudah hampir setengah jam mobil ini melaju, Yola tidak tahu kemana mereka akan berhenti. Mobil Jenaka melambat, berbelok ke area parkir sebuah rumah sakit. Dengan hati-hati, Yola mengikuti dari belakang, gadis itu melingkarkan selendang di wajahnya memastikan dirinya tidak terlalu mencurigakan.

Ketika Jenaka keluar dari mobil, Yola bersembunyi di balik salah satu tiang. Pria itu berjalan masuk ke rumah sakit dengan langkah santai, diikuti oleh seorang bodyguard yang selalu setia di sampingnya. Yola merasa ada yang janggal.

Mengapa seorang artis seperti Jenaka datang ke rumah sakit apa mungkin anggota keluarganya sedang sakit? Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengikuti dari jauh. Langkahnya ringan, berusaha agar tidak menarik perhatian.

Ketika Jenaka masuk ke sebuah kamar pasien, Yola berhenti di ujung lorong. Ia berpikir keras, apakah harus masuk? Tapi ada satu masalah besar seorang bodyguard menyebalkan itu berjaga di luar pintu.

"Apa yang harus aku lakukan?" Pikir Yola sambil menggigit bibirnya. Namun, tekadnya sudah bulat. Tak peduli apapun yang terjadi, ia harus bertemu dengan Jenaka hari ini juga.

Yola berjalan dengan percaya diri kea rah kamar pasien itu, lalu ia berdiri tepat dihadapan Bodyguard Jenaka, membuat pria itu menyatukan alisnya heran.

Yola membuka selendang dan kaca mata hitam yang menutupi wajahnya. Pria itu mendesah, ternyata gadis yang sama batinnya.

“Dimana Bos mu?” Tanya Yola tanpa ragu.

Bodyguard itu diam, bahkan tidak melirik Yola sama sekali, berfikir kalau diabaikan gadis itu akan pergi. Yola yang merasa sebal karena dicueki menjentikkan jarinya ke depan wajah bodyguard Jenaka.

“Woy Budek gua nanya, atau gua masuk aja.” Terak Yola, karena masih tidak diberi respon, tangan gadis itu dengan cepat terulur memutar kenop pintu, tapi berhasil dijegal oleh bodyguard.

“Ih lepas, jangan halangi gua.” Teriak Yola merengek, saat tangannya dicengkeram oleh tangan kekar itu.

“Urusan Nona itu sama sekali tidak penting untuk Bos oleh karena nya nona pergi saja.”

“Lepas.” Yola berhasil menyingkirkan tangan bodyguard jenaka “Lo mana tau urusan gua, udah diem.” Teriak Yola matanya melotot, sama sekali tidak punya rasa takut.

Karena suara Yola yang Keras dan mengganggu akhirnya Jenaka memutuskan untuk keluar. Memastikan apa yang terjadi.

Pintu rawat inap terbuka, menampilkan Jenaka yang berdiri tegap masih dengan masker yang sama. Yola menatap Jenaka dengan tatapan tegas, sementara pikirannya dipenuhi berbagai cara untuk membujuk pria dingin di hadapannya.

“Gua itu mahasiswa Jurnalistik, buka reporter atau wartawan jadi Lo ngga usah takut.” Ucap Yola bahasanya sudah berubah tidak lagi formal. Namun, Ia teta berusaha tenang meski hatinya bergejolak tidak karuan. Ia mencoba menegaskan bahwa kehadirannya di sini tidak membawa ancaman apa pun.

“Pergi!” Pinta Jenaka singkat dan dingin, membuat nyali Yola perlahan menciut.

"Gua.”

Jenaka meraih tangan Yola membuat gadis itu terletak kaget, Ia tidak menyangka Jenaka akan berlaku kasar.

“Lepasin gua, kasih gua waktu buat ngomong.” Yola memberontak minta dilepaskan, namun dengan penuh ambisi Jenaka membawa gadis itu untuk turun. Namun, langkah pria itu terhenti saat benda pilih di sakunya berbunyi.

Masih dengan menggenggam tangan Yola, Jenaka mengangkat telfon dari managernya. Yola tidak berani menarik tangannya, genggaman Jenaka terlalu kuat, urat-urat di pelipis pria itu juga membuat Yola semakin ketakutan.

Jenaka menutup telpon sambil menghela nafas berat. Yola terdiam saat tatapan tajam pria didepannya itu mengarah pada matanya.

“Kau benar-benar membutuhkan bantuanku?” Tanya Jenaka tiba-tiba. Yola mengangguk cepat.

“Kalau begitu bantu aku juga.” Yola tertegun, bantuan apa yang bisa Ia berikan kepada penyanyi terkenal ini.

“Maksudmu?”

“Jadi pacarku!”

Yola melebarkan matanya kaget, lalu Ia terkekeh sambil menggelengkan kepala.

“Kau serius?” Yola menatap Jenaka tak percaya.

“Aku butuh dirimu untuk mengalihkan perhatian public tentang Yasmine.”

Yola jadi semakin tidak faham dengan ucapan Jenaka, Yasmine siapa dan mengalihkan perhatian public untuk apa. Tawaran gila macam apa ini. Jenaka mampu melihat kebingungan yang ada pada mata Yasmine ini wajar karena sangat tiba-tiba, karena diapun juga baru tahu kalau ternyata media sudah mulai mencium gerak geriknya.

“Ikut denganku akan aku jelaskan semuanya!” Belum sempat Yola berbicara, Jenaka sudah menarik dan membawanya masuk ke ruangan tempat Jenaka keluar tadi.