“Anka alias Jenaka Musisi terkenal asal Bandung yang tiga tahun lalu sempat vaccum dikabarkan kembali ke dunia music dengan lagu barunya. Sekarang belum diketahui judulnya, tapi para fans sudah tidak sabar menunggu, dan meramaikan laman i*******m musisi muda tersebut.”
Oceh wartawan cantik, dari sebuah stasiun Tv yang terpajang di dinding Coffee shop, semua pengunjung menikmati kopi sambil mendengarkan berita yang tengah menjadi perbincangan banyak orang itu. Semua orang antusias dan dibuat bertanya-tanya, kenapa Anka penyanyi yang digandrungi semua remaja itu tiba-tiba kembali setelah secara mendadak juga mengumumkan untuk vacum tiga tahun yang lalu. Berbeda dengan semua orang, terdapat gadis cantik bermata sipit duduk sendiri di meja paling pojok kedai tersebut. Ia tidak menghiraukan keramaian di sekitarnya, sibuk dengan dunianya sendiri. Lebih tepatnya Ia sedang gelisah memikirkan tugas jurnalistiknya yang menumpuk. Telinganya memang mendengar semua berita yang disiarkan, namun Ia sama sekali tidak tertarik dengan berita yang sedang tranding itu, baginya dunia selebriti tidak lebih dari panggung sandiwara demi mendapat pamor dan juga uang. Dia adalah Yola Kusuma wardani mahasiswa semester empat, yang sibuk dengan tugas-tugas nya sebagai mahasiswa jurusan ilmu komunikasi dengan penjurusan jurnalistik. Demi melanjutkan karir Papanya yang merupakan CEO dari salah satu jaringan televisi berita digital yang terkemuka di negeri ini, sekaligus pengusaha terkaya nomor dua se-Asia. Membuat dirinya terpaksa harus mempelajari hal-hal yang sama sekali tidak Ia minati. Jika bukan karena paksaan sang Papa Ia sudah ingin terjun ke dunia Fashion Desainer melanjutkan karir Almarhumah Mama. “Argh…berisik banget sih, berita gitu aja di ulang-ulang, dasar ngga mutu ngga ada edukasi sama sekali.” Gerutunya mengacak-acak surai rambut karena frustasi. “Apa yang harus gua lakuin sama buku-buku ini, berita apa yang bisa gua angkat?” Ia menatap sengit buku-buku yang berserakan dimejanya, dari raut wajahnya sangat terlihat jelas beban yang begitu besar. Jaman sekarang memang sudah banyak yang berubah, jika dulu tugasnya berat mahasiswanya semangat, kini tugasnya biasa saja mahasiswanya yang banyak mengeluh, seperti Yola contohnya. Merasa bosan dengan situasi ini, gadis itu mengarahkan bolah matanya keluar, mencari setiap sudut pemandangan yang bisa mengobati rasa jenuhnya. Memandangi pejalan kaki, dan kendaraan yang berlalu lalang. Sampai akhirnya sebuah mobil mewah merek BMW 8 Series 840i Gran Coupe berhenti tepat di depan coffee menutupi pemandangan yang sedang Yola lihat. Yola yang mulanya tidak peduli seketika melebarkan matanya saat menyadari pria yang datang dengan iringan bodyguard serta kostum hitam-hitam itu adalah Anka, musisi muda yang sedang menjadi perbincangan di segala penjuru negeri. Yola mengerjakan matanya berkali-kali, takut kalau tebakkannya ternyata salah. Tapi hatinya berkata kalau itu Jenaka. Disaat hatinya dipenuhi tanda tanya, secara tidak sengaja bola mata pria bermasker hitam itu bertemu dengan mata Yola, membuat gadis itu mendelik kaget. “Iya, matanya sama.” UcapYola sambil mengangkat hp yang sudah memperlihatkan foto Jenaka yang Ia cari dari internet. Dia tidak menyangka akan melihat pria itu di depannya, bukan di layar TV atau ponsel, tapi di dunia nyata, hanya beberapa langkah jauhnya. Yola menggerakkan bola matanya kesekitaran caffee, heran kenapa orang-orang tidak ada yang tertarik sepertinya hanya dia yang menyadari kejadian langka ini. “Yola, fokus! Lo harus selesaikan tugas ini segera.” bisik Yola kepada dirinya sendiri sambil menatap layar laptop. Namun, pikirannya terusik. Tatapannya terus ingin mencari keberadaan sang idol. Sampai akhirnya tatapanya berhenti, Ia memandangi punggung Jenaka lekat. Ajaibnya otak Yola bekerja lebih cepat dan memunculkan ide gila yang tak terduga. “Apa ini sebuah kesempatan? Tapi kenapa harus dia.” Gumam Yola pelan, jika ia bisa mewawancarai Jenaka untuk tugas jurnalistiknya, itu pasti akan menjadi terobosan besar. Lagipula, siapa yang tidak tertarik dengan kisah hidup seorang musisi fenomenal yang comeback nya selalu ditunggu. “Gua ngga ada Pilihan lain.” Dengan keberanian yang mendadak terkumpul, Yola memasukkan buku dan laptop k etas dan lagsung berdiri. Kaki kecilnya melangkah dan berlari kecil mengikuti jenaka dan bodyguard yang keluar dari Coffee. “Berhenti.” Terikanya, menghentikan langkah seorang Anka. dan cukup membuat beberapa Bodyguard nya tercengang, Ia pikir dengan penyamaran seperti ini akan membuatnnya selamat dari kejaran para fans-nya tapi ternyata tidak. “Permisi tuan, apa benar anda,” Yola menjeda ucapanya “Anka penyanyi terkenal itu?” Bisiknya, peka dengan keadaan yang ada. Yola Mengigit bibir takut akan mendapat balasan tidak menyenangkan, terlebih dengan tatapan pria berkostum hitam dan berbadan kekar disekitarnya. Tanpa mau membalikkan tubuhnya dan memeriksa gadis yang tiba-tiba mengejarnya itu, Jenaka melanjutkan langkahnya. “Tunggu aku ada perlu denganmu.” Teriak Yola kini suaranya sedikit lebih keras, Jenaka Kembali berhenti. “Tenang saja aku bukan fans alay yang sering mengejarmu itu.” Ucap Yola berfikir apabila Ia mengatakan hal ini Jenaka tidak akan kabur, tapi kini Ia malah mendapat tatapan sengit dari orang-orang bertubuh kekar itu. “Aku mahasiswa ilmu komunikasi, ada penugasan yang sangat penting yang nilainya akan menentukan hidup dan matiku,” Lanjut Yola sedikit dramatis dan penuh harapan. “Jika aku tidak mendapatkan nilai tinggi, aku akan mengulang di semester nanti, dan jika Papaku tau akau akan dikirim keluar negeri, ku tidak mau meninggalkan orang-orang tersayang ku disini.” Selama beberapa detik tidak ada pergerakan sama sekali dari Jenaka, namun pada akhirnya pria itu melangkah masuk ke dalam mobil di iringi dengan beberapa bodyguard nya. Yola terdiam beberapa saat, Ia sudah memelas bahkan memohon apa lelaki ini sama sekali tidak memiliki belas kasih? Namun, Yola tidak mau menyerah, hannya ini kesempatan yang Ia miliki. Oleh karenanya, setelah mobil itu melenggang pergi, Yola segera berlari masuk ke dalam mobilnya, mengikuti kemana mobil artis itu berhenti.Sudah hampir setengah jam mobil ini melaju, Yola tidak tahu kemana mereka akan berhenti. Mobil Jenaka melambat, berbelok ke area parkir sebuah rumah sakit. Dengan hati-hati, Yola mengikuti dari belakang, gadis itu melingkarkan selendang di wajahnya memastikan dirinya tidak terlalu mencurigakan. Ketika Jenaka keluar dari mobil, Yola bersembunyi di balik salah satu tiang. Pria itu berjalan masuk ke rumah sakit dengan langkah santai, diikuti oleh seorang bodyguard yang selalu setia di sampingnya. Yola merasa ada yang janggal. Mengapa seorang artis seperti Jenaka datang ke rumah sakit apa mungkin anggota keluarganya sedang sakit? Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengikuti dari jauh. Langkahnya ringan, berusaha agar tidak menarik perhatian. Ketika Jenaka masuk ke sebuah kamar pasien, Yola berhenti di ujung lorong. Ia berpikir keras, apakah harus masuk? Tapi ada satu masalah besar seorang bodyguard menyebalkan itu berjaga di luar pintu. "Apa yang harus aku lakukan?" P
Malam ini kamar Yola, serasa lebih hidup karena kedatangan Vega dan juga Selena sahabat sekaligus teman kuliahnya. Tumpukan cemilan beredar di meja kecil di samping tempat tidur, sementara selimut dan bantal berserakan di lantai, dikasur. Yola, duduk bersandar di tumpukan bantal, menatap cemas ke arah dua sahabatnya yang sedang menahan tawa. Wajahnya tampak resah meski jelas ada binar antusias di matanya.Karena kejadian dirumah sakit tadi, Yola benar-benar dipenuhi kebimbangan setuju atau tidak, ada banyak resiko yang harus dia terima.Yola berfikir Vega dan Selena akan membuat bebannya sedikit terangkat, meski Yola tau kedua spesies yang tidak jauh berbeda dari dirinya itu paling tidak bisa jika diminta untuk memberi saran.Seperti saat ini setelah Yola menceritakan semua yang terjadi, kedua gadis cantik itu malah heboh sendiri. Tapi tidak salah juga, siapa yang tidak antusias ketika diajak berpacaran dengan musisi dan penyanyi paling tampan dinegeri ini.“Yola, demi apa. Lo diajak
Pagi ini Yola benar-benar datang ke kelas Cakra, Ia ingin segera bercerita dan mendengarkan pendapat dari pria itu, sehingga ia bisa mengambil langkah yang pasti. Saat Yola sampai di sanah, para mahasisiwa sudah berhamburan keluardari dalam kelas, sepertinya kelas sudah berakhir.Namun, anehnya Yola tidak melihat keberadaan Cakra diantara orang-orang itu, lalu saat Ia melirik ke dalam kelas Cakra juga tidak ada. Yolapun menghentikan salah satu mahasiswa yang Ia kenal dan dekat dengan Cakra.“Cakra masih di dalem?” Tanyanya, pada Tio anak basket yang biasa main sama Cakra.Tio menggeleng. “Dia ngga masuk, katanya lagi delegasi acara ke luar jawa.”“Keluar Jawa.” Yola sangat terkejut mendengar kabar tersebut, pasalnya tidak pernah ada perbincangan seperti ini diantara dirinya dan cakra sebelumnya.Melihat raut muka kaget yang di tunjukkan Yola, Tio beranggapan gadis itu emang tidak diberi tahu.. “Iya Lo ngga tau.” Tegas Pria itu.Yola menggeleng “Dia ngga bilang.” Ujar Yola lemah“Parah
Matahari mulai meredup di belahan bumi bagian barat, cahaya jingga memantul lembut di permukaan sungai yang tenang. Yola duduk di atas bangku kayu di pinggiran sungai, tangannya sibuk menggulir layar ponsel, bola matanya ikut bergetar menelusuri aplikasi Twitter. “Gimana kalau bener-bener viral?” gumamnya pelan, menggigit ujung jemarinya karena gugup. Ia buru-buru mengetikkan kata kunci tentang jenaka di kotak pencarian, mencari tahu apakah foto mereka di kafe tadi sudah tersebar.Sementara itu, Jenaka kembali dari arah salah satu kios kecil yag berjejer disanah, dengan dua gelas milkshake di tangannya. Wajahnya tenang, bahkan terselip senyuman tipis di bibirnya. Ia menyerahkan salah satu gelas kepada Yola, yang menerimanya dengan setengah hati tanpa melepaskan pandangannya dari layar ponsel.“Terima kasih,” ucap Yola singkat. Ia menyesap milkshake itu tanpa banyak ekspresi.Jenaka duduk di sebelahnya, memandang sungai dengan santai Ia melirik Yola yang masih sibuk dengan ponselnya.
Vega : Woy yola lo viral anjirSelena : Yolaaa lo beneran mesra-mesraan tadi, gimic tapi kenapa kaya nyata, gua baperrrrVega : Kenapa lo ngga aktif, jangan-jangan lo ketiduranVega : Buka cepet notif loooSelena : YolaSelena : Lo lagi dimana sekarang? Kata Vega lo ngga aktif di sosmed mana-manaSelena : Lo ngga diserag sama sesang kanSelena : YolRenald : Lo kenapa tiba-tiba jadian sama penyanyi Yol, ngeri banget baru ditinggal ke riau balesan lo kaya giniRenald : KelasYola baru saja keluar dari kamar mandi, setelah menghabiskan waktu bersama dengan jenaka dipinggiran sungai. Ia sengaja merendam tubuhnya di bathtub lama-lama untuk menyerap ketenangan yang katanya orang-orang dapatkan dari kamar mandi. Tapi saat ia keluar sambil menggosok-gosokkan rambut dengan handuk, tawanya pecah karena membaca pesan beruntut dari Vega, selena dan Renald.“Gua jadi penasaran, medsos serame apa.” Gumamnya, sambil terkekeh pelan. Namun, wajahnya berubah gusar teringat dengan Cakra, kira-kira pria
Vega : Woy yola lo viral anjirSelena : Yolaaa lo beneran mesra-mesraan tadi, gimic tapi kenapa kaya nyata, gua baperrrrVega : Kenapa lo ngga aktif, jangan-jangan lo ketiduranVega : Buka cepet notif loooSelena : YolaSelena : Lo lagi dimana sekarang? Kata Vega lo ngga aktif di sosmed mana-manaSelena : Lo ngga diserag sama sesang kanSelena : YolRenald : Lo kenapa tiba-tiba jadian sama penyanyi Yol, ngeri banget baru ditinggal ke riau balesan lo kaya giniRenald : KelasYola baru saja keluar dari kamar mandi, setelah menghabiskan waktu bersama dengan jenaka dipinggiran sungai. Ia sengaja merendam tubuhnya di bathtub lama-lama untuk menyerap ketenangan yang katanya orang-orang dapatkan dari kamar mandi. Tapi saat ia keluar sambil menggosok-gosokkan rambut dengan handuk, tawanya pecah karena membaca pesan beruntut dari Vega, selena dan Renald.“Gua jadi penasaran, medsos serame apa.” Gumamnya, sambil terkekeh pelan. Namun, wajahnya berubah gusar teringat dengan Cakra, kira-kira pria
Matahari mulai meredup di belahan bumi bagian barat, cahaya jingga memantul lembut di permukaan sungai yang tenang. Yola duduk di atas bangku kayu di pinggiran sungai, tangannya sibuk menggulir layar ponsel, bola matanya ikut bergetar menelusuri aplikasi Twitter. “Gimana kalau bener-bener viral?” gumamnya pelan, menggigit ujung jemarinya karena gugup. Ia buru-buru mengetikkan kata kunci tentang jenaka di kotak pencarian, mencari tahu apakah foto mereka di kafe tadi sudah tersebar.Sementara itu, Jenaka kembali dari arah salah satu kios kecil yag berjejer disanah, dengan dua gelas milkshake di tangannya. Wajahnya tenang, bahkan terselip senyuman tipis di bibirnya. Ia menyerahkan salah satu gelas kepada Yola, yang menerimanya dengan setengah hati tanpa melepaskan pandangannya dari layar ponsel.“Terima kasih,” ucap Yola singkat. Ia menyesap milkshake itu tanpa banyak ekspresi.Jenaka duduk di sebelahnya, memandang sungai dengan santai Ia melirik Yola yang masih sibuk dengan ponselnya.
Pagi ini Yola benar-benar datang ke kelas Cakra, Ia ingin segera bercerita dan mendengarkan pendapat dari pria itu, sehingga ia bisa mengambil langkah yang pasti. Saat Yola sampai di sanah, para mahasisiwa sudah berhamburan keluardari dalam kelas, sepertinya kelas sudah berakhir.Namun, anehnya Yola tidak melihat keberadaan Cakra diantara orang-orang itu, lalu saat Ia melirik ke dalam kelas Cakra juga tidak ada. Yolapun menghentikan salah satu mahasiswa yang Ia kenal dan dekat dengan Cakra.“Cakra masih di dalem?” Tanyanya, pada Tio anak basket yang biasa main sama Cakra.Tio menggeleng. “Dia ngga masuk, katanya lagi delegasi acara ke luar jawa.”“Keluar Jawa.” Yola sangat terkejut mendengar kabar tersebut, pasalnya tidak pernah ada perbincangan seperti ini diantara dirinya dan cakra sebelumnya.Melihat raut muka kaget yang di tunjukkan Yola, Tio beranggapan gadis itu emang tidak diberi tahu.. “Iya Lo ngga tau.” Tegas Pria itu.Yola menggeleng “Dia ngga bilang.” Ujar Yola lemah“Parah
Malam ini kamar Yola, serasa lebih hidup karena kedatangan Vega dan juga Selena sahabat sekaligus teman kuliahnya. Tumpukan cemilan beredar di meja kecil di samping tempat tidur, sementara selimut dan bantal berserakan di lantai, dikasur. Yola, duduk bersandar di tumpukan bantal, menatap cemas ke arah dua sahabatnya yang sedang menahan tawa. Wajahnya tampak resah meski jelas ada binar antusias di matanya.Karena kejadian dirumah sakit tadi, Yola benar-benar dipenuhi kebimbangan setuju atau tidak, ada banyak resiko yang harus dia terima.Yola berfikir Vega dan Selena akan membuat bebannya sedikit terangkat, meski Yola tau kedua spesies yang tidak jauh berbeda dari dirinya itu paling tidak bisa jika diminta untuk memberi saran.Seperti saat ini setelah Yola menceritakan semua yang terjadi, kedua gadis cantik itu malah heboh sendiri. Tapi tidak salah juga, siapa yang tidak antusias ketika diajak berpacaran dengan musisi dan penyanyi paling tampan dinegeri ini.“Yola, demi apa. Lo diajak
Sudah hampir setengah jam mobil ini melaju, Yola tidak tahu kemana mereka akan berhenti. Mobil Jenaka melambat, berbelok ke area parkir sebuah rumah sakit. Dengan hati-hati, Yola mengikuti dari belakang, gadis itu melingkarkan selendang di wajahnya memastikan dirinya tidak terlalu mencurigakan. Ketika Jenaka keluar dari mobil, Yola bersembunyi di balik salah satu tiang. Pria itu berjalan masuk ke rumah sakit dengan langkah santai, diikuti oleh seorang bodyguard yang selalu setia di sampingnya. Yola merasa ada yang janggal. Mengapa seorang artis seperti Jenaka datang ke rumah sakit apa mungkin anggota keluarganya sedang sakit? Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengikuti dari jauh. Langkahnya ringan, berusaha agar tidak menarik perhatian. Ketika Jenaka masuk ke sebuah kamar pasien, Yola berhenti di ujung lorong. Ia berpikir keras, apakah harus masuk? Tapi ada satu masalah besar seorang bodyguard menyebalkan itu berjaga di luar pintu. "Apa yang harus aku lakukan?" P
“Anka alias Jenaka Musisi terkenal asal Bandung yang tiga tahun lalu sempat vaccum dikabarkan kembali ke dunia music dengan lagu barunya. Sekarang belum diketahui judulnya, tapi para fans sudah tidak sabar menunggu, dan meramaikan laman instagram musisi muda tersebut.”Oceh wartawan cantik, dari sebuah stasiun Tv yang terpajang di dinding Coffee shop, semua pengunjung menikmati kopi sambil mendengarkan berita yang tengah menjadi perbincangan banyak orang itu. Semua orang antusias dan dibuat bertanya-tanya, kenapa Anka penyanyi yang digandrungi semua remaja itu tiba-tiba kembali setelah secara mendadak juga mengumumkan untuk vacum tiga tahun yang lalu.Berbeda dengan semua orang, terdapat gadis cantik bermata sipit duduk sendiri di meja paling pojok kedai tersebut. Ia tidak menghiraukan keramaian di sekitarnya, sibuk dengan dunianya sendiri. Lebih tepatnya Ia sedang gelisah memikirkan tugas jurnalistiknya yang menumpuk. Telinganya memang mendengar semua berita yang disiarkan, namun I