Pagi ini Yola benar-benar datang ke kelas Cakra, Ia ingin segera bercerita dan mendengarkan pendapat dari pria itu, sehingga ia bisa mengambil langkah yang pasti. Saat Yola sampai di sanah, para mahasisiwa sudah berhamburan keluardari dalam kelas, sepertinya kelas sudah berakhir.
Namun, anehnya Yola tidak melihat keberadaan Cakra diantara orang-orang itu, lalu saat Ia melirik ke dalam kelas Cakra juga tidak ada. Yolapun menghentikan salah satu mahasiswa yang Ia kenal dan dekat dengan Cakra. “Cakra masih di dalem?” Tanyanya, pada Tio anak basket yang biasa main sama Cakra. Tio menggeleng. “Dia ngga masuk, katanya lagi delegasi acara ke luar jawa.” “Keluar Jawa.” Yola sangat terkejut mendengar kabar tersebut, pasalnya tidak pernah ada perbincangan seperti ini diantara dirinya dan cakra sebelumnya. Melihat raut muka kaget yang di tunjukkan Yola, Tio beranggapan gadis itu emang tidak diberi tahu.. “Iya Lo ngga tau.” Tegas Pria itu. Yola menggeleng “Dia ngga bilang.” Ujar Yola lemah “Parah sih, lo kan cewenya kok sampek ngga tau.” Ucap Tio, “Yaudah makasih ya infonya.” Ucap Yola, setelah bepamitan Tiopun pergi. Yola masih termenung didepan ruangan ini, tidak habis pikir Cakra pergi tanpa membicarakan apapun denganya, bahkan untuk sekedar berpamitan saja tidak. Terakhir kali hubungan mereka memang sempat renggang, karena Yola yang terus menuntut pria itu agar mau menyelesaikan tugasya kemarin. Tapi Yola adalah pacarnya. “Yol.” Lamunan gadis itu buyar saat mendengar namanya dipanggil. Ketika Ia membalikkan badan Ternyata itu Renald teman sehimpuan Cakra, mereka dekat sejak semester awal, Renald juga lumayan akrab dengan Yola. “Eh Hai.” Sapa Yola, sambil mengulas senyum tipis. “Lo Nyari Cakra?” Tanya Renald, Yola mengangguk. “Lo tau soal Cakra yang katanya keluar Jawa?” Tanynya, kali saja Ia akan mendapat info lebih lagi. “Iya dia delegasi dari Fakultas.” Jawab Renald. “Kapan dia berangkat?” “Tadi pagi, kayaknya sekarang masih di pesawat. Lo ngga tau?” Tannya Renald, ekspresinya tidak jauh berbeda seperti yang di tunjukkan Tio, Yola pasrah sekarang Ia terihat tidak peting bagi Cakra. “Dia ngga ngasih tau gua.” Lirih Yola melas. “Mungkin karena info ini dadakan jadi ngga sempet.” Yola menundukkan pandangan, mencoba menenangkan dirinya sendiri. “Keluar Jawa… ke mana?” “Ke Riau,” jawab Renald pelan, mulai menyadari ketidaknyamanan yang tersirat di wajah Yola. “Berapa lama?” Renald berpikir sejenak. “Dari kampus sekitar dua minggu sih. Selebihnya gua kurang tau… biasanya tergantung mau ikut sampai akhir atau engga.” “Oh…” Yola terdiam, merasa lebih kecewa. “Ini acara penting banget ya?” “Em, kalau buat himpunan nggak sepenting itu sih. Tapi benefit-nya banyak,” Renald menjelaskan, mencoba memberi sedikit pengertian. “Dia berangkat sama siapa?” Renald mengalihkan pandangan sejenak sebelum menjawab, “Sama Devi.” Yola tersenyum tipis, mencoba menahan perasaan yang makin berat di dadanya. “Oke, Ren. Makasih ya.” Renald hanya mengangguk dan meninggalkan Yola yang kini mematung, menatap kosong ke depan kelas yang tadinya ia harapkan menjadi tempatnya mendapat jawaban. Namun ternyata, jawaban yang ia dapat hanya menambah luka yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. **** Sore ini Yola sudah duduk sendirian di salah satu caffee favoritnya, Ia memilih ruang meet yang privat supaya tidak ada orang yang akan melihat, dan obrolan mereka lebih bebas. Ya hari ini Yola akan bertemu dengan Jenaka, Ia ingin segera menyimpulkan obrolan mereka kemarin. Berhubung Cakra juga tidka bisa idhubungi, dan tidka perduli lagi dengan Yola. Gadis itu emmutuskan untuk mengambil langkah ini, tanpa meminta persetujuan atau saran dari Cakra. Sesekali Yola mengintip jam tangan dan menggigit ujung jarinya merasa gugup,Ia sudah duduk hampir setengah jam, tapi Jenaka belum juga menunjukkan batang hidungnya. Taadi diang Yola menghubungi manager Jenaka, dan bagus karena langsung mendapat respon sehingga mereka bisa langsung bertemu. Tidak lama kemudian, sosok yang Ian anti datang, Jenaka masuk dengan mengenakan pakaian casual, Celana kulot jeans, dipadukan dengan kaos hitam kebesaran, topi dan juga masker yang menutupi sebagaian besar wajahnya, menyisakan sorot mata tajam yangakan sulit dikenali. Yola merapikan posisi duduknya, saat lelaki itu duduk didepannya. “Tumben sendiri, dimana prajurit-prajurit lo itu.?”Tanya Yola melirik kea rah pintu masuk. Jenaka sedikit melirik kebelakang, lalu focus pada gadis didepannya. “Itu ngga penting, jadi bagaimana dengan tawarannya.” Yola menghela nafas panjang. “Lo taugara-gara kepikiran masalah in gua sampek gabisa tidur, terus paginya gua telat dan diomelin dosan, dan.” Cerita Yola yang menggebu-gebu langsungberhenti, karena Jenaka tidak tertarik dengan hal itu. “Jadi.” Jenka menataya serius. Yola menarik kertas dari dalam tasnya, dan meletakkan diatas meja. “Nih, gua udah bikin surat perjanjian, lo harus bener-bener bantu gua kalau gua setuju jadi pacar Lo. Jadi, setelah tugas gua selesai, gua juga jadi pacar sandiwara lo. Gimana?” “Kapan dedline tugas lo?” “Dua minggu lagi.” Jawab Yola tegas. Tnapa banyak bicara Jenaka mengmbil kertas dan juga polpen yang Yola sediakan. “Okey sini.” Jenaka tanda tangan tepat diatas namanya. “Ganti.”. setelah selesai tanda-tangan pria itu menggeser kertas itu kea rah Yola. Saattinta dari pena itu hampir menyentuk kertas putih yang penting itu, Yola menghentikan pergerakkannya, ada hal penting yang ingin dia sampaikan. “Sebentar, ada hal yang harus lo tau, em gua ngga mau sombong ya, tapi supaya kedepaya nggaada kesalahfahaman aja.” Jenaka megangguk. “Gua itu anak dari salah satu orang paling berpengaruh di negeri ini, bokap gua terkenal Lo tau pemilik Tv Gunino nah itu bokap gua.” Yola diam sejenak, memperhatikan ekspresi Jenaka. Namun, Ia baru sadar pria itu mengenakna masker. Gadis itu menggelengkan keapala. Lalu melnjutkan ceritanya. “Jadi sandiwara ini bakal booming banget bukan Cuma karena Lo penyanyi terkenal, tapi gua juga udah terkenal. Terus pertanyaanya gimana kalau bokap gua tau?” “Apa Papamu tidak mau jika anaknya punya pacar penyanyi terkenal?” “Em,” Yola merenung memikirkan hal itu. Gunino justru akan merestui, Jenaka terkenal, mapan, dan juga ganteng, bahkan pria itu mungkin akan lebih setuju jika Yola bersama Jenaka dari pada Cakra. Yola menarik nafas lagi “Tapi gua punya pacar.” “Bilang aja kalau ini sandiwara, aku tidak akan pacaran dengan anak kecil.” Yola mendengus tidak terima, karena disebut anak kecil. “Yee gua juga ngga mau kale pacaran sama om-om ketus kaya Lo.” Ucap Yola balas mengatai. Lalu, Yola segera menandatangani surat itu. “Nih udah.” “Beri aku filenya nanti.”PintaJenaka. Yola menggumam pelan. “Awas aja lo kena pellet gua nanti.” Tambah Yola sedikit bercanda. “Okey, jadi langkah pertama yang harus kita ambil apa?” Yola bertaya dengan semangat. Mereka berdua saling menatap selama beberapa detik. Jenaka melepas masker yang menutupi wajahnya, lalu berdiri mendekati Yola dan menarik tangan gadis itu. Tindakan impulsif yang Jenaka lakukan ini memuat jantung Yola berdebar. “Eh, bentar Lo yakin.” Yola megehntikan Jenaka yang mulai menarik tanganya. Jenaka mengangguk yakin, menurutnya ini saat yang tepat, supaya media melihatnya, dan segera memberitakan kedekatan mereka. “Maksud gua lo terlalu sat-set gua kan jadi dag-dig-dug.” Ucap Yola terbata-bata. Setelah beberapa saat Yola mengangguk, Jenaka mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Yola. “Heh, itu Anka dia sama siapa?” “Apa itu ceweknya.” “Sejak kapan mereka ada disanah.” “Cepet hp-hp kita harus mengfoto ini.” “Bilang ke gua kalau itu bukan ceweknya, dia mau comeback woy.” “Hati gua potek.” “Anka.” “Ankaaa.” “ANKA.” Suara-suara itu terdengar jelas di telinga Jenaka, sang empu hanya menyeringai senang, sedangkan Yola berusaha menutupi wajahnya dengan satu tangan, sebisanya. Tapis sepertinya sia-sia.Matahari mulai meredup di belahan bumi bagian barat, cahaya jingga memantul lembut di permukaan sungai yang tenang. Yola duduk di atas bangku kayu di pinggiran sungai, tangannya sibuk menggulir layar ponsel, bola matanya ikut bergetar menelusuri aplikasi Twitter. “Gimana kalau bener-bener viral?” gumamnya pelan, menggigit ujung jemarinya karena gugup. Ia buru-buru mengetikkan kata kunci tentang jenaka di kotak pencarian, mencari tahu apakah foto mereka di kafe tadi sudah tersebar.Sementara itu, Jenaka kembali dari arah salah satu kios kecil yag berjejer disanah, dengan dua gelas milkshake di tangannya. Wajahnya tenang, bahkan terselip senyuman tipis di bibirnya. Ia menyerahkan salah satu gelas kepada Yola, yang menerimanya dengan setengah hati tanpa melepaskan pandangannya dari layar ponsel.“Terima kasih,” ucap Yola singkat. Ia menyesap milkshake itu tanpa banyak ekspresi.Jenaka duduk di sebelahnya, memandang sungai dengan santai Ia melirik Yola yang masih sibuk dengan ponselnya.
Vega : Woy yola lo viral anjirSelena : Yolaaa lo beneran mesra-mesraan tadi, gimic tapi kenapa kaya nyata, gua baperrrrVega : Kenapa lo ngga aktif, jangan-jangan lo ketiduranVega : Buka cepet notif loooSelena : YolaSelena : Lo lagi dimana sekarang? Kata Vega lo ngga aktif di sosmed mana-manaSelena : Lo ngga diserag sama sesang kanSelena : YolRenald : Lo kenapa tiba-tiba jadian sama penyanyi Yol, ngeri banget baru ditinggal ke riau balesan lo kaya giniRenald : KelasYola baru saja keluar dari kamar mandi, setelah menghabiskan waktu bersama dengan jenaka dipinggiran sungai. Ia sengaja merendam tubuhnya di bathtub lama-lama untuk menyerap ketenangan yang katanya orang-orang dapatkan dari kamar mandi. Tapi saat ia keluar sambil menggosok-gosokkan rambut dengan handuk, tawanya pecah karena membaca pesan beruntut dari Vega, selena dan Renald.“Gua jadi penasaran, medsos serame apa.” Gumamnya, sambil terkekeh pelan. Namun, wajahnya berubah gusar teringat dengan Cakra, kira-kira pria
“Anka alias Jenaka Musisi terkenal asal Bandung yang tiga tahun lalu sempat vaccum dikabarkan kembali ke dunia music dengan lagu barunya. Sekarang belum diketahui judulnya, tapi para fans sudah tidak sabar menunggu, dan meramaikan laman instagram musisi muda tersebut.”Oceh wartawan cantik, dari sebuah stasiun Tv yang terpajang di dinding Coffee shop, semua pengunjung menikmati kopi sambil mendengarkan berita yang tengah menjadi perbincangan banyak orang itu. Semua orang antusias dan dibuat bertanya-tanya, kenapa Anka penyanyi yang digandrungi semua remaja itu tiba-tiba kembali setelah secara mendadak juga mengumumkan untuk vacum tiga tahun yang lalu.Berbeda dengan semua orang, terdapat gadis cantik bermata sipit duduk sendiri di meja paling pojok kedai tersebut. Ia tidak menghiraukan keramaian di sekitarnya, sibuk dengan dunianya sendiri. Lebih tepatnya Ia sedang gelisah memikirkan tugas jurnalistiknya yang menumpuk. Telinganya memang mendengar semua berita yang disiarkan, namun I
Sudah hampir setengah jam mobil ini melaju, Yola tidak tahu kemana mereka akan berhenti. Mobil Jenaka melambat, berbelok ke area parkir sebuah rumah sakit. Dengan hati-hati, Yola mengikuti dari belakang, gadis itu melingkarkan selendang di wajahnya memastikan dirinya tidak terlalu mencurigakan. Ketika Jenaka keluar dari mobil, Yola bersembunyi di balik salah satu tiang. Pria itu berjalan masuk ke rumah sakit dengan langkah santai, diikuti oleh seorang bodyguard yang selalu setia di sampingnya. Yola merasa ada yang janggal. Mengapa seorang artis seperti Jenaka datang ke rumah sakit apa mungkin anggota keluarganya sedang sakit? Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengikuti dari jauh. Langkahnya ringan, berusaha agar tidak menarik perhatian. Ketika Jenaka masuk ke sebuah kamar pasien, Yola berhenti di ujung lorong. Ia berpikir keras, apakah harus masuk? Tapi ada satu masalah besar seorang bodyguard menyebalkan itu berjaga di luar pintu. "Apa yang harus aku lakukan?" P
Malam ini kamar Yola, serasa lebih hidup karena kedatangan Vega dan juga Selena sahabat sekaligus teman kuliahnya. Tumpukan cemilan beredar di meja kecil di samping tempat tidur, sementara selimut dan bantal berserakan di lantai, dikasur. Yola, duduk bersandar di tumpukan bantal, menatap cemas ke arah dua sahabatnya yang sedang menahan tawa. Wajahnya tampak resah meski jelas ada binar antusias di matanya.Karena kejadian dirumah sakit tadi, Yola benar-benar dipenuhi kebimbangan setuju atau tidak, ada banyak resiko yang harus dia terima.Yola berfikir Vega dan Selena akan membuat bebannya sedikit terangkat, meski Yola tau kedua spesies yang tidak jauh berbeda dari dirinya itu paling tidak bisa jika diminta untuk memberi saran.Seperti saat ini setelah Yola menceritakan semua yang terjadi, kedua gadis cantik itu malah heboh sendiri. Tapi tidak salah juga, siapa yang tidak antusias ketika diajak berpacaran dengan musisi dan penyanyi paling tampan dinegeri ini.“Yola, demi apa. Lo diajak
Vega : Woy yola lo viral anjirSelena : Yolaaa lo beneran mesra-mesraan tadi, gimic tapi kenapa kaya nyata, gua baperrrrVega : Kenapa lo ngga aktif, jangan-jangan lo ketiduranVega : Buka cepet notif loooSelena : YolaSelena : Lo lagi dimana sekarang? Kata Vega lo ngga aktif di sosmed mana-manaSelena : Lo ngga diserag sama sesang kanSelena : YolRenald : Lo kenapa tiba-tiba jadian sama penyanyi Yol, ngeri banget baru ditinggal ke riau balesan lo kaya giniRenald : KelasYola baru saja keluar dari kamar mandi, setelah menghabiskan waktu bersama dengan jenaka dipinggiran sungai. Ia sengaja merendam tubuhnya di bathtub lama-lama untuk menyerap ketenangan yang katanya orang-orang dapatkan dari kamar mandi. Tapi saat ia keluar sambil menggosok-gosokkan rambut dengan handuk, tawanya pecah karena membaca pesan beruntut dari Vega, selena dan Renald.“Gua jadi penasaran, medsos serame apa.” Gumamnya, sambil terkekeh pelan. Namun, wajahnya berubah gusar teringat dengan Cakra, kira-kira pria
Matahari mulai meredup di belahan bumi bagian barat, cahaya jingga memantul lembut di permukaan sungai yang tenang. Yola duduk di atas bangku kayu di pinggiran sungai, tangannya sibuk menggulir layar ponsel, bola matanya ikut bergetar menelusuri aplikasi Twitter. “Gimana kalau bener-bener viral?” gumamnya pelan, menggigit ujung jemarinya karena gugup. Ia buru-buru mengetikkan kata kunci tentang jenaka di kotak pencarian, mencari tahu apakah foto mereka di kafe tadi sudah tersebar.Sementara itu, Jenaka kembali dari arah salah satu kios kecil yag berjejer disanah, dengan dua gelas milkshake di tangannya. Wajahnya tenang, bahkan terselip senyuman tipis di bibirnya. Ia menyerahkan salah satu gelas kepada Yola, yang menerimanya dengan setengah hati tanpa melepaskan pandangannya dari layar ponsel.“Terima kasih,” ucap Yola singkat. Ia menyesap milkshake itu tanpa banyak ekspresi.Jenaka duduk di sebelahnya, memandang sungai dengan santai Ia melirik Yola yang masih sibuk dengan ponselnya.
Pagi ini Yola benar-benar datang ke kelas Cakra, Ia ingin segera bercerita dan mendengarkan pendapat dari pria itu, sehingga ia bisa mengambil langkah yang pasti. Saat Yola sampai di sanah, para mahasisiwa sudah berhamburan keluardari dalam kelas, sepertinya kelas sudah berakhir.Namun, anehnya Yola tidak melihat keberadaan Cakra diantara orang-orang itu, lalu saat Ia melirik ke dalam kelas Cakra juga tidak ada. Yolapun menghentikan salah satu mahasiswa yang Ia kenal dan dekat dengan Cakra.“Cakra masih di dalem?” Tanyanya, pada Tio anak basket yang biasa main sama Cakra.Tio menggeleng. “Dia ngga masuk, katanya lagi delegasi acara ke luar jawa.”“Keluar Jawa.” Yola sangat terkejut mendengar kabar tersebut, pasalnya tidak pernah ada perbincangan seperti ini diantara dirinya dan cakra sebelumnya.Melihat raut muka kaget yang di tunjukkan Yola, Tio beranggapan gadis itu emang tidak diberi tahu.. “Iya Lo ngga tau.” Tegas Pria itu.Yola menggeleng “Dia ngga bilang.” Ujar Yola lemah“Parah
Malam ini kamar Yola, serasa lebih hidup karena kedatangan Vega dan juga Selena sahabat sekaligus teman kuliahnya. Tumpukan cemilan beredar di meja kecil di samping tempat tidur, sementara selimut dan bantal berserakan di lantai, dikasur. Yola, duduk bersandar di tumpukan bantal, menatap cemas ke arah dua sahabatnya yang sedang menahan tawa. Wajahnya tampak resah meski jelas ada binar antusias di matanya.Karena kejadian dirumah sakit tadi, Yola benar-benar dipenuhi kebimbangan setuju atau tidak, ada banyak resiko yang harus dia terima.Yola berfikir Vega dan Selena akan membuat bebannya sedikit terangkat, meski Yola tau kedua spesies yang tidak jauh berbeda dari dirinya itu paling tidak bisa jika diminta untuk memberi saran.Seperti saat ini setelah Yola menceritakan semua yang terjadi, kedua gadis cantik itu malah heboh sendiri. Tapi tidak salah juga, siapa yang tidak antusias ketika diajak berpacaran dengan musisi dan penyanyi paling tampan dinegeri ini.“Yola, demi apa. Lo diajak
Sudah hampir setengah jam mobil ini melaju, Yola tidak tahu kemana mereka akan berhenti. Mobil Jenaka melambat, berbelok ke area parkir sebuah rumah sakit. Dengan hati-hati, Yola mengikuti dari belakang, gadis itu melingkarkan selendang di wajahnya memastikan dirinya tidak terlalu mencurigakan. Ketika Jenaka keluar dari mobil, Yola bersembunyi di balik salah satu tiang. Pria itu berjalan masuk ke rumah sakit dengan langkah santai, diikuti oleh seorang bodyguard yang selalu setia di sampingnya. Yola merasa ada yang janggal. Mengapa seorang artis seperti Jenaka datang ke rumah sakit apa mungkin anggota keluarganya sedang sakit? Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengikuti dari jauh. Langkahnya ringan, berusaha agar tidak menarik perhatian. Ketika Jenaka masuk ke sebuah kamar pasien, Yola berhenti di ujung lorong. Ia berpikir keras, apakah harus masuk? Tapi ada satu masalah besar seorang bodyguard menyebalkan itu berjaga di luar pintu. "Apa yang harus aku lakukan?" P
“Anka alias Jenaka Musisi terkenal asal Bandung yang tiga tahun lalu sempat vaccum dikabarkan kembali ke dunia music dengan lagu barunya. Sekarang belum diketahui judulnya, tapi para fans sudah tidak sabar menunggu, dan meramaikan laman instagram musisi muda tersebut.”Oceh wartawan cantik, dari sebuah stasiun Tv yang terpajang di dinding Coffee shop, semua pengunjung menikmati kopi sambil mendengarkan berita yang tengah menjadi perbincangan banyak orang itu. Semua orang antusias dan dibuat bertanya-tanya, kenapa Anka penyanyi yang digandrungi semua remaja itu tiba-tiba kembali setelah secara mendadak juga mengumumkan untuk vacum tiga tahun yang lalu.Berbeda dengan semua orang, terdapat gadis cantik bermata sipit duduk sendiri di meja paling pojok kedai tersebut. Ia tidak menghiraukan keramaian di sekitarnya, sibuk dengan dunianya sendiri. Lebih tepatnya Ia sedang gelisah memikirkan tugas jurnalistiknya yang menumpuk. Telinganya memang mendengar semua berita yang disiarkan, namun I