Tepat pukul 19.30 Grace hendak pergi ke kamar Isabella, untuk menyampaikan undangan makan malam dari Christian, tampaknya Christian belum puas menggodanya.
"Nona, saya Grace," katanya sambil mengetuk pintu kamar itu berlahan.Namun tak terdengar jawaban dari dalam kamar itu. setelah beberapa saat, Akhirnya Grace memutuskan untuk melaporkan kepada Tuannya.Singkat cerita Grace sudah sampai diruang makan menghadap Christian, Grace tampak cemas."Nona tak menyahut tuan," kata Grace cemas. Christian tampak santai menanggapi laporan Grace."Dia pasti cuman kelelahan, setelah berjalan beberapa kilo," ungkap Christian tenang. Grace tampak kaget mendengar perkataan tuannya. "Pastikan saja keadaannya baik-baik saja," Grace tampak menyimak. "Jangan lupa sediakan makanan di kamarnya, pasti dia lapar" kata Christian lagi mengakhiri pembicaraan itu."Baik tuan," sahut Grace sambil beranjak dari hadapan Christian.Tak butuh waktu lama, Grace sudah ada di depan pintu kamar Isabella, dia membuka pintu kamar itu berlahan dan masuk sambil membawakan makanan.Dan benar saja kamarnya masih dalam keadaan gelap, Garce segera meletakkan nampan berisi makanan di atas meja.kemudian Grace menyalakan lampu kamar itu, dia melihat Isabella tertidur pulas dangan menggunakan pakaian kotor.Seketika Grace merasa lega ternyata Isabella hanya tertidur karena lelah, kemudian dia meninggalkan Isabella di kamar itu. Grace menutup pintu kamar itu berlahan, tak mau membangunkan Isabella.Malam itu Isabella tidur dengan sangat pulas, dia bahkan tak ingat kapan dia bangun yang jelas waktu itu dia sangat kelaparan, dia menghabiskan makanan yang ada di atas meja.***Isabella merenung sambil berendam di atas Bathtub dia mengingat kejadian kemarin, sesekali wajah Christian melitas di pikirannya."Cowok kurang ajar itu," ungkapnya kesal. sambil membayangkan senyuman yang terkesan meledeknya. "Dia bahkan meninggalkan aku," Isabella mengingat kejadian kemarin.'Sepertinya kabur dari tempat ini bukan keputusan yang tepat' pikir Isabella .Dia lansung teringat lagi dengan senyuman Christian dan sorot matanya, dia agak heran kenapa dia teringat terus dengan wajahnya."Ya ampun, apa apaan aku ini," katanya sambil memukul kepalanya.Setelah cukup lama dia berendam di Bathtub, Isabella pun beranjak kulitnya sudah mulai keriput, dia segera mengenakan pakaian dia melirik jam yang ada di dingding kamar itu menujukan pukul 10.00 Pm."Apa dia ada di rumah?" Isabella sangat penasaran pada Christian."Hah, kenapa aku terus memikirkannya," katanya lagi.Kemudian Isabella memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mencari udara segar di luar, singkat cerita dia berada di tempat saat dia melihat Christian kemarin, dia duduk di kursi itu mengingat sosok Christian.Matanya tertuju ke hutan pinus yang terlihat sangat asri, pemandangan di situ sangat indah, di sela lamunannya Isabella di kagetkan dengan sosok Grace."Bagaimana keadaan mu Nona?" tanya Grace. Isabella menoleh kemudian tersenyum ke arah Grace."Baik, Grace!""Ngomong-ngomong terimakasih untuk makan malamnya, aku sangat kelaparan""Tuan yang menyuruhku, Nona!" Isabella melirik ke arah Grace tampak antusias."Christian!"Grace mengangguk kemudian, Isabella tak menyadari kalau raut wajahnya tampak senang Grace dapat melihatnya dengan jelas."Iya Nona, bahkan Tuan menyuruh ku untuk menemani Nona," Kata Grace menjelaskan."Kalau Nona mau pergi, kemanapun, jangan sungkan aku akan antar," ungkap Grace lagi."Terimakasih Grace," ucap Isabella, Grace mebalasnya dengan senyuman. "Christian ada di rumah?" tanya Isabella. hampir setiap hari Isabella bertanya hal yang sama."Tuan, sedang tidak ada di rumah Nona,"sahut Grace. Isabella terdiam kemudian menatap Grace yang tampak memperhatikannya."Nona, apa anda mencoba kabur kemarin?" Isabella mengangguk pelan menjawab pertanyaan Grace."Nona itu tidak mungkin!" sahut Grace " mengingat kita sedang berada di sebuah pulau," ungkap Grace lagi. Isabella membelalak kearah Grace kaget mendengar hal itu."Kita tidak sedang ada suatu kota? tanya Isabella " Di sini tak ada polisi?" tanya Isabella lagi."Iya nona, kita sedang ada di pulau pribadi milik tuan" Grace tersenyum melihat tingkah Isabella yang sedikit agak syok, Isabella menatap Grace dengan wajah kaget."Lalu bagaimana caranya Christian pergi bekerja, apa kantornya ada di pulau ini?" tanya Isabella penasaran."Tidak Nona, tuan pulang dan pergi menggunakan hellikopter""Hah, aku tak pernah mengenal orang yang punya pulau Grace" Grace tersenyum kearah Isabella, Isabella melihat ke sekeliling tempat itu."Christian, Seorang miliuner?""Iya, bisa di bilang begitu"Saat Isabella sedang asik berbincang bincang dengan Grace, tiba-tiba saja terdengar suara yang sangat mengganggu.Tin! Tin!Seseorang Pria tampan terlihat di atas Buggy Car memanggil Grace, kemudian Grace segera bergegas menghampiri Tuannya."Tuan, maaf saya tidak tahu anda datang," ucap Grace."Aku membatalkan perjalanan bisnis ku," sahut Christian. Grace agak heran tidak biasaya tuannya membatalkan urusan bisnis begitu saja."Bagaimana keadaan Isabella?" katanya sambil memperhatikan Isabella yang berdiri agak jauh."Nona Isabella, baik-baik saja " Jawab Grace seraya tersenyum. Christian tampak senang mendengarnya. "Tuan, Nona mengajak saya untuk berkeliling" kata Grace lagi. Christian terdiam sejenak."Biar aku yang mengantarnya," kata Christian seraya memakai kaca mata hitamnya. Grace hanya tersenyum mendengar ucapan tuannya."Baik lah tuan, akan saya sampaikan kepada Nona Isabella." Kemudian Grace menghampiri Isabella yang tidak terlalu jauh dari situ."Nona, Tuan ingin mengajak mu berjalan-jalan," kata Grace.Isabella tampak kaget, di liriknya Christian yang sedang menunggunya."Bagai mana menurut mu Grace?" tanya Isabella sambil menatap bimbang."Lebih baik Nona ikuti saja, akan sangat merepotkan membuat tuan marah." Isabella mengangguk kearah Grace, kemudian berjalan menghampiri Buggy Car itu.Christian terlihat sangat tampan menggunakakan kemeja biru lengan pendek, di padu padan kan dengan celena pendek berwarna putih, kaca mata hitam itu menutupi mata indahnya tetapi dia masih terlihat sangat tampan.Kemudian Isabella duduk di samping Christian, Christian menoleh sebentar kemudian menjalankan Buggy carnya, seketika Baggy Car itu melaju."Aku akan membawa mu berkeliling, kalau ada yang ingin kau tanyakan silahkan." Isabella mengangguk sambil menatap Christian.Isabella tampak terpana melihat ketampanan Christian. Christian menyadari gadis itu terus menatapnya, dia hanya tersenyum memperhatikan gadis itu."Di sini kita memiliki empat pintu gerbang," tiba-tiba Christian berbicara mencairkan suasana. "pintu gerbang Timur, barat ,utara dan selatan." Isabella tampak serius mendengarkan Christian."Kemarin aku berjalan cukup jauh," ungkap Isabella."Itu belum seberapa," sahut Christian."Di sebelah sana adalah lapangan golf." mata Isabella mengikuti arahan Christian mengamati lapangan golf yang sangat luas itu, Christian tampak seperti pemandu wisata sekarang."Kemarin kamu berjalan ke sebelah sana,kan?" tanya Christian sambil menunjuk ke arah yang di maksud. "Di sebelahnya ada labirin," ungkap Christian menujukan arah yang lain.Mata Isabella tertuju kepada Labirin itu, dia sangat penasaran melihat labirin yang tampak luas dan megah itu."Aku ingin sekali pergi ke sana," kata Isabella seraya menunjuk Labirin itu."Mungkin lain kali Nona, masih banyak tempat yang perlu kau datangi," sahut Christian. Labirin itu terlewati begitu saja, Isabella tampak kecewa.Kemudian Buggy Car itu sedikit demi sedikit menjauh dari taman yang berada di gerbang timur, menuju ke gerbang utara."Ini adalah gerbang utara kalau kau suka binatang aku mengkoleksi berbagai binatang" kata Christian. "dan ada beberapa hewan ternak di sini."Isabella tampak memperhatikan kesekeliling, di sana tampak kandang kuda ,berbagai binatang ternak seperti sapi,domba, dan agak jauh dari situ terdapat mini zoo yang menyimpan binatang-binatang eksotis."Aku baru bertemu dengan orang sekaya diri mu" kata Isabella, Christian menoleh ke arah Isabella sedikit tersenyum."Bukan kah, Ayah mu juga sangat kaya?" tanya Christian."Entah lah, dari kecil aku tinngal dengan kakek ku" Isabella tampak sedih harus membicarkan Ayahnya. Christian sepertinya menyadari perubahan mimik Isabella."Di Selatan, terdapat bandara kecil, helipad, alat-alat transportasi." Christian mengalihkan pembicaraan menambah kecepatan Buggy Carnya menjauh dari tempat itu. "Tempat ini kurang menarik jadi kita percepat saja," ungkap Christian lagi mencoba mengalihkan kesedihan Isabella.Dan tiba lah meraka di pintu gerbang bagian barat tempat itu sangat indah, Christian menghentikan Buggy carnya, kemudian mereka turun berjalan maju mendekat ke arah danau, angin bertiup ke arah mereka."Ini adalah tempat favorit ku," ungkap Christian sambil memperhatikan danau yang ada hadapannya."Ada apa di sana?" tanya Isabella sambil menunjuk sesuatu di hadapannya.Kemudian perhantian Christian tertuju ke arah hutan pinus, Isabella begitu penasaran melihat bukit-bukit yang di penuhi pohon pinus itu."Suatu saat aku akan mengajak mu ketempat itu," ungkap Christian. Isabella tampak senang mendengarnya."Benar kah, aku sudah tak sabar," Ungkap Issabela. Gadis itu tersenyum hati Christian sedikit bergetar melihat wajah cantiknya."Dan bagian terbaiknya adalah, kalau kau ingin melihat pantai pulau ini di kelilingi Laut." Isabella melongo kemudian tersenyum menatap Christian."Dan Kau tak bisa kabur dari tempat ini," ungkap Christian lagi. kata-kata itu membuyarkan senyuman di bibir Isabella.DEG!***Kenapa kau selalu, menghindar saat ku tanya soal Kakek ku?""Aku tidak menghidar, hanya saja aku belum bisa meberikan informasi apapun."Mereka saling menatap satu sama lain, Christian merasa di tekan dengan pertanyaan Isabella, Isabella juga tidak salah dia berhak tau keadaan Kakeknya, dan alasan kenapa dia harus berada di pulau itu."Apa untungnya, mengurungku di sini?" tanya Isabella dengan nada suara yang tinggi."Tidak ada, sebetulnya aku rugi waktu, rugi tenaga, aku sangat rugi," kata Christian agak berteriak."Kalau begitu lepaskan aku!" "Kalau saja aku bisa," katanya dengan nada suara lebih tinggi. "Sebetulnya aku malas berurusan dengan mu dan seleruh keluarga mu," katanya lagi seraya meninggalkan Isabella."Christian!"***Sudah hampir dua minggu Isabella terjebak di pulau itu, sampai saat ini dia belum mendengar kabar dari kakeknya, dia sangat marah kepada Christian karena tak memberikan penjelasan apa-apa.Beberapa hari ini, Isabella tak mau berbicara dan menerima undan
***"Diam, kalau tidak, aku akan ..." Christian tak meneruskan bicaranya dia hanya menatap wajah Isabella kemudian matanya berlahan menatap bibir isabella yang tampak menggoda."Atau apa?" teriak isabella. Nafas mereka berembun saking dinginnya seperti mengeluarkan asap.Christian mendekatkan bibirnya ke wajah Isabella,, dadanya naik turun dengan cepat, Isabella memalingkan wajahnya, tapi gerakannya kalah cepat bibir Christian mendarat pas di bibir Isabella.Tubuh Isabella membeku dia tak bisa bergerak, Ciuman itu terasa hangat di bibirnya, dia seperti ingin menangis, ingin berteriak, tapi dia tak mampu melakukan apapun. Isabella tak membalas ciuman itu, dia bingung harus melakukan apa, itu adalah ciuman pertamanya.Sedang Christian terus mencium Isabella berkali kali berharap mendapat balasan ciuman yang menggairahkan, tapi harapannya sirna Isabella tak membalas ciumannya.Christian menatap Wajah Isabella dengan heran, dia merasa di tolak, kemudian dia menghetikannya.JGEER!Spontan
Dorr! Dorr! Dorr!Christian menembak sasarannya dengan membabi buta, dia teringat dengan kata-kata Isabella, dengan wajah sangar dia terus mebidik sasarannya, hal itu membuat Billy sedikit ngeri."Akh Sialan!" Billy mundur sedikit demi sedikit, namun usahanya sia-sia mata Christian menagkap sosoknya."Billy, lihat aku!" Billy kontan kaget mendengar kata-kata tuanya."Iya tuan ...""Apa aku terlihat tua?" Billy sedikit bingung sekaligus kaget mendengar hal itu.Tentu saja tuannya terlihat sangat muda pikirnya, mungkin saja tuanya ingin mendapatkan jawaban yang lain, Billy berfikir untuk memberikan jawaban yang memuaskan."Anda terlihat lebih berwibawa dari usia anda," ucap Billy mantap. Christian tampak tak puas dengan jawaban Billy."Jadi aku terlihat tua?" kali ini Christian agak sedikit marah, Billy mulai bergidik dia tak berani menatap wajah tuannya."Ti-dak tuan masud ku, anda terlihat berwibawa, itu tidak mengurangi ketampanan anda." Billy cepat-cepat menjilat tuannya."Aku ingin
***"Jangan menatap ku seperti itu, aku sungguh tidak nyaman" senyuman terukir di wajah Christian. Isabella sedikit menunduk malu."Maaf, aku tak bisa," ungkap Christian menatap Isabella dalam. Dia seperti terpesona dengan kecantikan wajahnya."Aku sunggu tak nyaman, Criss!" Mereka saling menatap, kemudian terdiam untuk beberapa saat, mereka hanya memuji keindahan paras mereka masing-masing dalam hati. Getaran-getaran itu seperti membangkitkan adrenalin."Aku lebih baik pergi," kata Isabella seraya bangkit dari duduknya.Dengan cepat Christian menarik tangan Isabella, Sontak Isabella jatuh di pangkuan Christian, mata mereka beradu nafas mereka berhenti sejenak.Nafas Isabela seketika jadi berat Dadanya naik turun dia tak bisa menolak pesona Christian tatap matanya membuat Isabella terhipnotis.Christian Menyetuh bibir isabella dengan jarinya berlahan.Isabella menelan ludahnya, kemudian Christian menciumnya dengan lembut, Isabella terdiam jatungnya berdebar. Christian tersenyum sambil
***Grace menyimpan gaun itu di atas tempat tidur, Isabella tampak terkejut melihat Grace membawa sebuah gaun berwarna nude lengkap dengan sepatu berwarna senada."Apa ini, Grace?""Tuan, meminta saya untuk membawakan gaun ini untuk anda nona," ungkap Grace.Isabella tampak bingung dia menatap Grace berharap mendapatkan informasi yang lebih, setelah beberapa saat Grace baru mengingat sesuatu setelah Isabella menatapanya seperti itu."Maaf Nona, saya lupa bilang, kalau Tuan besar mengundang anda dan tuan Jacob untuk pergi ke pesta pembukaan hotel baru milik Tuan" ungkap Grace mencoba menjelaskan dengan detail. "Saya juga sudah menyiapkan Jas dan sepatu untuk tuan Jacob," katanya lagi."Pesta pembukaan hotel?""Iya Nona!"Isabella terseyum menghampiri gaun yang tergeletak di tempat tidurnya, matanya tertuju ke arah Grace."Terima kasih Grace, aku akan mencobanya" ungkap Isabella."Ada lagi yang bisa saya bantu Nona?" Isabella menggeleng seraya tersenyum ke arah Grace."Oya Nona, Tuan men
Isabella tampak cantik mengenakan Gaun berwarna Nude, Prof Jacob menggandeng cucunya berjalan kearah Tuan James dan Christian. Mata Christian tak beranjak menatap Isabella, dia benar-benar terpesona dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Isabella."ya ampun, aku pangling kau kelihatan sangat cantik," kata Tuan James takjub, kemudian matanya melirik ke arah Christian."Dia sangat cantik kan Criss?" tanya Tuan James kemudian."Eh, Iya sangat cantik," jawab Christian gelagapan masih menatap Isabella. Isabella menunduk sejenak sedikit malu mendengar perkataan Christian."Christian, tolong jaga cucu ku," ucap Prof Jacob seraya menarik berlahan tangan Isabella mendekatkan kepada Christian. Kemudian Christian mengulurkan tangannya. "Gaunnya sangat cocok dengan mu, kau terlhat sangat cantik" Isabella tampak gugup kemudian berlahan dia menerima uluran tangan Christian."Terimakasih," kata Isabella membalas pujian dari Christian."Aku akan menjaganya," sahut Christian tersenyum ke arah Prof Jacob
Tiba-tiba Christian teringat sesuatu,"Bella, sepertinya Paspor ku ada di apartemen pacar ku," ungkap Christian "Apa yang akan kau lakukan, kita harus pergi beberapa jam lagi," Isabella merasa tak nyaman Christian menyebutkan kata pacar di depan mukanya. "Aku akan mengambilnya," kemudian Christian menghubungi Billy."Billy bisa kau siapkan mobil untuk ku" kata Christian " ku tunggu, di kamar ku" kata Christian lagi seraya menutup sambungan telponnya. Christian memperhatikan Isabella yang terlihat kesal, tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi dari arah pintu kamar itu, kemudian Christian berjalan menuju pintu kamar itu dan membukanya berlahan.Dan benar saja di sana tampak Billy "Tuan Muda, mobil anda sudah siap," katanya seraya menyerahkan kunci mobil kepada Christian. Awalnya Christian akan pergi seorang diri namun melihat mimik muka Isabella yang tampak marah akhirnya dia memutuskan untuk mengajak Isabella."Ayo, Ikut dengan ku," kata Christian menatap ke arah Isabella. "Hah,
Seketika Christian dan Isabella melaju dengan mobil sport warna hitam metalik itu. Kali ini Christian mengendarai mobil itu dengan lebih santai.Tak lama kemudian mereka sampai di Bandara, mereka di sambut Billy." Silahkan Tuan, Nona," sambut Billy ramah. Kemudian mereka di arahkan untuk naik ke dalam jet pribadi, dengan beberapa orang pengawal menjaga mereka.Di sepajang perjalanan, Christian tidak berkata apapun kepada Isabella, dia duduk menyendiri sambil menatap langit dari balik jendela, Isabella hanya memperhatikan Christian dari jauh. Sekitar 1 jam, akhirnya pesawat yang mereka tumpangi lending di sebuah bandara kecil, Christian dan Isabella turun dari pesawat hanya berdua saja. Christian yang meminta tak mau ada pengawal mengikuti mereka.Tampak mobil truk kecil di sana, Billy memberikan kunci mobil itu kepada Christian, Christian menoleh kepada Isabella, Bella paham dengan isyaratnya kemudian dia mengikutinya menuju truk itu.Christian membuka pintu dari Arah kemudi, kemudian I
Akhirnya setelah berjalan begitu jauh mereka sampai di tepi danau, Chrsitian membantu Isabella naik perahu boot. Selanjutnya Christian menarik tali untuk menghidupkan mesin boot itu.Perahu itu pun melaju hari sudah mulai sore, langit pun berwarna Jingga rumah peristirahat sudah terlihat mereka menikmati sunrise dari atas perahu, Christian menggenggam tangan Isabella seraya menatapnya, Isabella membalas tatapan Christian."Aku Mencintai mu" ungkap Cristian sambil memeluk Isabella, perahu boot itu semakin dekat dan samapai di tepi, Christian membantu Isabella turun dari perahu."Hati-hati" kata Christian"Mau sampai kapan kau akan mengenggam tangan ku?" tanya Isabella"Sampai selamanya" kata Christian menggoda Isabella, isabella hanya tertawa kecil menanggapi gombalan Cristian, mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah itu nampaknya Maria sudah tak berada di sana, kemudian Christian mengantar isabella sampai depan pintu kamarnya."Sudah lepaskan tangan ku" kata Isabella, Christia
Setelah berjalan beberapa kilo akhirnya mereka tiba di suatu tepat yang sangat indah, tempat itu dulu sering di datangi Christian dan keluarganya. Isabella tampak takjup melihat pemandangan di tempat itu, tak jauh dari sana tampak air terjun dengan bebantuan besar membentuk lingkaran besar di bawahya.Disana juga tampak beberapa rumah kayu yang tampak sudah tak terawat ,Chiristian Memperlihatkan rumah pohon yang dulu sering dia datangi."Waktu aku kecil, ayah sering mengajak ku bermain di rumah pohon itu," katanya. Sambil menujuk ke arah rumah pohon yang terlihat sudah tak terawat"Luar biasa," kata Isabella takjub."Aku dan adik ku , sering di ajak untuk berkemah di sini," Christian mengenang masa kecilnya yang bahagia bersama kedua orang tuanya."Setiap Liburan kami menghabiskan waktu bersama," kata Christian lagi sambil tersenyum melihat ke sekeliling."Pasti seru!" Isabella sedikit merasa iri, melihat Christian memiliki memory yang indah tentang orang tuanya, Christian memeluk Is
Selamat pagi Nona?" sapa Maria. Isabella menoleh seraya membalasnya dengan senyuman."Selamat pagi Maria," sahut Isabella kemudian."Bagaimana keadaan mu Nona?" Tanya Maria. Dia tampak sibuk menyiapkan beberapa gelas jus orangge di atas meja."Cukup baik," Jawab Isabella singkat seraya menghampiri Maria lebih dekat."Akh, syukur lah, Tuan Muda terlihat sangat kuatir" ungkap Maria. Isabella hanya menunduk malu tak berkata apapun."Dia terus menayakan keadaanya anda Nona," ungkap Maria lagi. Isabella tersenyum menangapi Maria dia sedikit tersipuh sekarang."Apa kau melihat Christian, Maria?" tanya Isabella sedikit malu-malu matanya mencari Christian kesetiap sudut rungan itu."Tuan sedang berolah raga Nona," jawab Maria seraya memberikan segelas jus orangge kepada Isabella."Terimakasih Maria" seraya meneguk jus orange itu, Maria hanya tersenyum kembali melanjutkan aktifitasnya."Tuan ada di belakang," kata Maria lagi. Menujuk ke arah pekarangan belakang. Isabella tersenyum dia tampak
Buk ...Dan benar saja Joshua meninju wajah putanya Tristan dengan keras. Badan Tristan ambruk ke lantai hidungnya meler berdarah, Tetesan darah dari hidungnya meninggalkan bercak di kemejanya."Apa benar kau putra ku?" Tristan menunduk, tak berani melihat mata Ayahnya, suaranya begitu keras membuat Sarah gemetar ketakutan walau terhalang jendela kaca segara Joshua menutup tirai dengan menarik talinya."Kalau dalam 1 bulan ini dia masih hidup," kata Joshua. Mata Tristan membelalak ke arahnya tak percaya dengan yang apa yang dia dengar, apakah Ayahnya benar-benar menyuruhnya menghabisi sodarinya."Kamu tamat!" tatapan itu penuh intimidasi insting bertahan hidup Tristan bekerja dia memikirkan cara bagaimana suapaya ayahnya tak fokus dengan rencananya membunuh Isabella. Tristan terus berfikir bagaiman caranya agar Ayahnya berhenti menyiksanya, akhirnya dia memutuskan untuk memberi tahu Ayahnya tentang pertemuannya dengan Isabella."Ayah, ada yang ingin aku sampaikan," kata Tristan samb
"Apa yang sudah kau lakukan Josh?" mata sarah sedikit berkaca-kaca nada suaranya sedikit bergetar, dia menatap suaminya penuh dengan rasa kecewa, tarkejut , dan sedikit tidak percaya."Rupanya kau sudah mengetahuinya," Sahut Joshua. Menatap wajah Sarah dingin."Apa harus sejauh itu?""Apa kau tidak mengenal ku?" Joshua balik bertanya. Hal itu membuat Sarah merasa sedikit ngeri dan ketakutan, mengingat apa saja yang Joshua lakukan kepada orang-orang yang menghalangi jalannya, kali ini dia menghabisi Prof Jacob dan Sarah tak bisa menghetikannya."Akan ku jadikan putra ku sehebat diri ku." mata Joshua menatap tajam ke arah Sarah."Kau hanya perlu diam dan menyimpan rahasia ini sampai mati" ungkapnya lagi."Apa yang akan kau lakukan pada putra ku?" Joshua hanya tersenyum menatap Sarah."Dia perlu sedikit membuktikan kalau dia layak menjadi penerus keluarga Dante," Sahut Joshua kemudian."Itu bukan hak putra mu, itu hak Isabella" kata Sarah bicara dengan nada yang tegas."Aku akan memikirk
Prof, Jacob menerima panggilan telpon dari universitas tempat dia mengajar, dia mendapat kelas tambahan terpaksa dia harus membatalkan janji ketemu dengan James sahabatnya, Awalnya dia memiliki rencana memancing bersama sahabatnya.Dia membawa mobilnya sendiri dari kediamannya menuju kampus, jalanan cukup sepi dia menjalankan kendaraan dengan kecepatan standar mengingat usianya sudah tak muda lagi, tiba-tiba saja dia melihat dari arah depan mobil mini bus dengan kecepatan tinngi menuju ke arahnya, sontak dia terkejut, dia mengelak dari tabrakan dan membanting setirnya ke sebelah kiri. Mobil itu kehilangan ke seimbangan, dan seketika menabrak tihang listrik, benturan terdengar sangat keras, mobil min bus yang hendak menabrak mobil Prof, Jacob berhenti.Dari dalam mobil itu keluar 2 orang laki-laki, mereka berlahan berjalan sambil memperhatikan keadaan di sekitar menghampiri mobil prof Jacobs yang sudah ringsek dan berasap, salah satu dari mereka mengeluarkan pistol kemudian melirik kep
Seketika Christian dan Isabella melaju dengan mobil sport warna hitam metalik itu. Kali ini Christian mengendarai mobil itu dengan lebih santai.Tak lama kemudian mereka sampai di Bandara, mereka di sambut Billy." Silahkan Tuan, Nona," sambut Billy ramah. Kemudian mereka di arahkan untuk naik ke dalam jet pribadi, dengan beberapa orang pengawal menjaga mereka.Di sepajang perjalanan, Christian tidak berkata apapun kepada Isabella, dia duduk menyendiri sambil menatap langit dari balik jendela, Isabella hanya memperhatikan Christian dari jauh. Sekitar 1 jam, akhirnya pesawat yang mereka tumpangi lending di sebuah bandara kecil, Christian dan Isabella turun dari pesawat hanya berdua saja. Christian yang meminta tak mau ada pengawal mengikuti mereka.Tampak mobil truk kecil di sana, Billy memberikan kunci mobil itu kepada Christian, Christian menoleh kepada Isabella, Bella paham dengan isyaratnya kemudian dia mengikutinya menuju truk itu.Christian membuka pintu dari Arah kemudi, kemudian I
Tiba-tiba Christian teringat sesuatu,"Bella, sepertinya Paspor ku ada di apartemen pacar ku," ungkap Christian "Apa yang akan kau lakukan, kita harus pergi beberapa jam lagi," Isabella merasa tak nyaman Christian menyebutkan kata pacar di depan mukanya. "Aku akan mengambilnya," kemudian Christian menghubungi Billy."Billy bisa kau siapkan mobil untuk ku" kata Christian " ku tunggu, di kamar ku" kata Christian lagi seraya menutup sambungan telponnya. Christian memperhatikan Isabella yang terlihat kesal, tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi dari arah pintu kamar itu, kemudian Christian berjalan menuju pintu kamar itu dan membukanya berlahan.Dan benar saja di sana tampak Billy "Tuan Muda, mobil anda sudah siap," katanya seraya menyerahkan kunci mobil kepada Christian. Awalnya Christian akan pergi seorang diri namun melihat mimik muka Isabella yang tampak marah akhirnya dia memutuskan untuk mengajak Isabella."Ayo, Ikut dengan ku," kata Christian menatap ke arah Isabella. "Hah,
Isabella tampak cantik mengenakan Gaun berwarna Nude, Prof Jacob menggandeng cucunya berjalan kearah Tuan James dan Christian. Mata Christian tak beranjak menatap Isabella, dia benar-benar terpesona dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Isabella."ya ampun, aku pangling kau kelihatan sangat cantik," kata Tuan James takjub, kemudian matanya melirik ke arah Christian."Dia sangat cantik kan Criss?" tanya Tuan James kemudian."Eh, Iya sangat cantik," jawab Christian gelagapan masih menatap Isabella. Isabella menunduk sejenak sedikit malu mendengar perkataan Christian."Christian, tolong jaga cucu ku," ucap Prof Jacob seraya menarik berlahan tangan Isabella mendekatkan kepada Christian. Kemudian Christian mengulurkan tangannya. "Gaunnya sangat cocok dengan mu, kau terlhat sangat cantik" Isabella tampak gugup kemudian berlahan dia menerima uluran tangan Christian."Terimakasih," kata Isabella membalas pujian dari Christian."Aku akan menjaganya," sahut Christian tersenyum ke arah Prof Jacob