Prof, Jacob menerima panggilan telpon dari universitas tempat dia mengajar, dia mendapat kelas tambahan terpaksa dia harus membatalkan janji ketemu dengan James sahabatnya, Awalnya dia memiliki rencana memancing bersama sahabatnya.Dia membawa mobilnya sendiri dari kediamannya menuju kampus, jalanan cukup sepi dia menjalankan kendaraan dengan kecepatan standar mengingat usianya sudah tak muda lagi, tiba-tiba saja dia melihat dari arah depan mobil mini bus dengan kecepatan tinngi menuju ke arahnya, sontak dia terkejut, dia mengelak dari tabrakan dan membanting setirnya ke sebelah kiri. Mobil itu kehilangan ke seimbangan, dan seketika menabrak tihang listrik, benturan terdengar sangat keras, mobil min bus yang hendak menabrak mobil Prof, Jacob berhenti.Dari dalam mobil itu keluar 2 orang laki-laki, mereka berlahan berjalan sambil memperhatikan keadaan di sekitar menghampiri mobil prof Jacobs yang sudah ringsek dan berasap, salah satu dari mereka mengeluarkan pistol kemudian melirik kep
"Apa yang sudah kau lakukan Josh?" mata sarah sedikit berkaca-kaca nada suaranya sedikit bergetar, dia menatap suaminya penuh dengan rasa kecewa, tarkejut , dan sedikit tidak percaya."Rupanya kau sudah mengetahuinya," Sahut Joshua. Menatap wajah Sarah dingin."Apa harus sejauh itu?""Apa kau tidak mengenal ku?" Joshua balik bertanya. Hal itu membuat Sarah merasa sedikit ngeri dan ketakutan, mengingat apa saja yang Joshua lakukan kepada orang-orang yang menghalangi jalannya, kali ini dia menghabisi Prof Jacob dan Sarah tak bisa menghetikannya."Akan ku jadikan putra ku sehebat diri ku." mata Joshua menatap tajam ke arah Sarah."Kau hanya perlu diam dan menyimpan rahasia ini sampai mati" ungkapnya lagi."Apa yang akan kau lakukan pada putra ku?" Joshua hanya tersenyum menatap Sarah."Dia perlu sedikit membuktikan kalau dia layak menjadi penerus keluarga Dante," Sahut Joshua kemudian."Itu bukan hak putra mu, itu hak Isabella" kata Sarah bicara dengan nada yang tegas."Aku akan memikirk
Buk ...Dan benar saja Joshua meninju wajah putanya Tristan dengan keras. Badan Tristan ambruk ke lantai hidungnya meler berdarah, Tetesan darah dari hidungnya meninggalkan bercak di kemejanya."Apa benar kau putra ku?" Tristan menunduk, tak berani melihat mata Ayahnya, suaranya begitu keras membuat Sarah gemetar ketakutan walau terhalang jendela kaca segara Joshua menutup tirai dengan menarik talinya."Kalau dalam 1 bulan ini dia masih hidup," kata Joshua. Mata Tristan membelalak ke arahnya tak percaya dengan yang apa yang dia dengar, apakah Ayahnya benar-benar menyuruhnya menghabisi sodarinya."Kamu tamat!" tatapan itu penuh intimidasi insting bertahan hidup Tristan bekerja dia memikirkan cara bagaimana suapaya ayahnya tak fokus dengan rencananya membunuh Isabella. Tristan terus berfikir bagaiman caranya agar Ayahnya berhenti menyiksanya, akhirnya dia memutuskan untuk memberi tahu Ayahnya tentang pertemuannya dengan Isabella."Ayah, ada yang ingin aku sampaikan," kata Tristan samb
Selamat pagi Nona?" sapa Maria. Isabella menoleh seraya membalasnya dengan senyuman."Selamat pagi Maria," sahut Isabella kemudian."Bagaimana keadaan mu Nona?" Tanya Maria. Dia tampak sibuk menyiapkan beberapa gelas jus orangge di atas meja."Cukup baik," Jawab Isabella singkat seraya menghampiri Maria lebih dekat."Akh, syukur lah, Tuan Muda terlihat sangat kuatir" ungkap Maria. Isabella hanya menunduk malu tak berkata apapun."Dia terus menayakan keadaanya anda Nona," ungkap Maria lagi. Isabella tersenyum menangapi Maria dia sedikit tersipuh sekarang."Apa kau melihat Christian, Maria?" tanya Isabella sedikit malu-malu matanya mencari Christian kesetiap sudut rungan itu."Tuan sedang berolah raga Nona," jawab Maria seraya memberikan segelas jus orangge kepada Isabella."Terimakasih Maria" seraya meneguk jus orange itu, Maria hanya tersenyum kembali melanjutkan aktifitasnya."Tuan ada di belakang," kata Maria lagi. Menujuk ke arah pekarangan belakang. Isabella tersenyum dia tampak
Setelah berjalan beberapa kilo akhirnya mereka tiba di suatu tepat yang sangat indah, tempat itu dulu sering di datangi Christian dan keluarganya. Isabella tampak takjup melihat pemandangan di tempat itu, tak jauh dari sana tampak air terjun dengan bebantuan besar membentuk lingkaran besar di bawahya.Disana juga tampak beberapa rumah kayu yang tampak sudah tak terawat ,Chiristian Memperlihatkan rumah pohon yang dulu sering dia datangi."Waktu aku kecil, ayah sering mengajak ku bermain di rumah pohon itu," katanya. Sambil menujuk ke arah rumah pohon yang terlihat sudah tak terawat"Luar biasa," kata Isabella takjub."Aku dan adik ku , sering di ajak untuk berkemah di sini," Christian mengenang masa kecilnya yang bahagia bersama kedua orang tuanya."Setiap Liburan kami menghabiskan waktu bersama," kata Christian lagi sambil tersenyum melihat ke sekeliling."Pasti seru!" Isabella sedikit merasa iri, melihat Christian memiliki memory yang indah tentang orang tuanya, Christian memeluk Is
Akhirnya setelah berjalan begitu jauh mereka sampai di tepi danau, Chrsitian membantu Isabella naik perahu boot. Selanjutnya Christian menarik tali untuk menghidupkan mesin boot itu.Perahu itu pun melaju hari sudah mulai sore, langit pun berwarna Jingga rumah peristirahat sudah terlihat mereka menikmati sunrise dari atas perahu, Christian menggenggam tangan Isabella seraya menatapnya, Isabella membalas tatapan Christian."Aku Mencintai mu" ungkap Cristian sambil memeluk Isabella, perahu boot itu semakin dekat dan samapai di tepi, Christian membantu Isabella turun dari perahu."Hati-hati" kata Christian"Mau sampai kapan kau akan mengenggam tangan ku?" tanya Isabella"Sampai selamanya" kata Christian menggoda Isabella, isabella hanya tertawa kecil menanggapi gombalan Cristian, mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah itu nampaknya Maria sudah tak berada di sana, kemudian Christian mengantar isabella sampai depan pintu kamarnya."Sudah lepaskan tangan ku" kata Isabella, Christia
Angin bertiup sangat kencang, suara petir terdengar menggelegar menakutkan, suara itu diiringi kilatan cahaya yang tampak jelas terlihat di malam hari. Isabella memperhatikan kilatan cahaya itu dari balik jendela.Jgeeer ... Jgeeer ...Daun pintu terdengar saling berbenturan beberapa kali. Isabella segera memeriksanya, dan benar saja ada beberapa jendela yang tidak tertutup rapat, Isabella segera menutupnya dan menarik slotnya agar jendala itu tertutup rapat."Sepertinya akan turun hujan," Kata Isabella sontak membuat kakeknya menoleh ke arahnya.Kemudian Isabella menutup tirai jendela itu satu persatu, sedang Kakeknya hanya duduk di atas sofa sambil memperhatikan Isabella."Sekarang, waktunya beristirahat," kata Isabella. Sambil melirik Kakeknya yang tampak hanyut dalam buku bacaannya.Kakeknya tampak tak menghiraukannya, namun setelah beberapa saat kemudian dia menanggapi Isabella."Kakek!""Iya, baiklah, setelah ku selesaikan ini," sahut Kakeknya seraya melanjutkan bacaannya.Mata
Seketika Isabella memiliki ide untuk menyerang sosok itu, dia menyusun rencana di kepalanya.'Oke, jatuhkan dia dan kabur dari sini'. Pikirnya dalam hati.Dia sudah mengambil ancang-acang untuk menyerangnya. Namun tanpa dia duga, dia tak sanggup mengendalikan kecepatannya. Sebelum sempat menyerang sosok itu, sosok itu sudah keluar dari ruangan itu sontak tubuh Isabella menabrak pintu.BRAAAK!"Aw!" Isabella merintih kesakitan terkapar di lantai.Sosok itu menoleh sekilas mendengar suara benturan keras dari arah pintu, dia tidak begitu perduli, dia kemudian melenggang santai menjauh dari tempat itu.Isabella berlahan lahan bangkit kondisinya tampak berantakan, berlahan dia membereskan rambutnya dengan jari-jarinya, rasa ngilu dan pusing masih dia rasakan, dia meraba jidatnya dan sepertinya benjol. 'Bodoh sekali!' pikirnya dalam hati.Kruk ... kruk ... kruk ...Lambungnya mulai bereaksi mungkin karena kelelahan, dia harus mengalami hal-hal yang menguras energinya, tadi malam dan beber
Akhirnya setelah berjalan begitu jauh mereka sampai di tepi danau, Chrsitian membantu Isabella naik perahu boot. Selanjutnya Christian menarik tali untuk menghidupkan mesin boot itu.Perahu itu pun melaju hari sudah mulai sore, langit pun berwarna Jingga rumah peristirahat sudah terlihat mereka menikmati sunrise dari atas perahu, Christian menggenggam tangan Isabella seraya menatapnya, Isabella membalas tatapan Christian."Aku Mencintai mu" ungkap Cristian sambil memeluk Isabella, perahu boot itu semakin dekat dan samapai di tepi, Christian membantu Isabella turun dari perahu."Hati-hati" kata Christian"Mau sampai kapan kau akan mengenggam tangan ku?" tanya Isabella"Sampai selamanya" kata Christian menggoda Isabella, isabella hanya tertawa kecil menanggapi gombalan Cristian, mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah itu nampaknya Maria sudah tak berada di sana, kemudian Christian mengantar isabella sampai depan pintu kamarnya."Sudah lepaskan tangan ku" kata Isabella, Christia
Setelah berjalan beberapa kilo akhirnya mereka tiba di suatu tepat yang sangat indah, tempat itu dulu sering di datangi Christian dan keluarganya. Isabella tampak takjup melihat pemandangan di tempat itu, tak jauh dari sana tampak air terjun dengan bebantuan besar membentuk lingkaran besar di bawahya.Disana juga tampak beberapa rumah kayu yang tampak sudah tak terawat ,Chiristian Memperlihatkan rumah pohon yang dulu sering dia datangi."Waktu aku kecil, ayah sering mengajak ku bermain di rumah pohon itu," katanya. Sambil menujuk ke arah rumah pohon yang terlihat sudah tak terawat"Luar biasa," kata Isabella takjub."Aku dan adik ku , sering di ajak untuk berkemah di sini," Christian mengenang masa kecilnya yang bahagia bersama kedua orang tuanya."Setiap Liburan kami menghabiskan waktu bersama," kata Christian lagi sambil tersenyum melihat ke sekeliling."Pasti seru!" Isabella sedikit merasa iri, melihat Christian memiliki memory yang indah tentang orang tuanya, Christian memeluk Is
Selamat pagi Nona?" sapa Maria. Isabella menoleh seraya membalasnya dengan senyuman."Selamat pagi Maria," sahut Isabella kemudian."Bagaimana keadaan mu Nona?" Tanya Maria. Dia tampak sibuk menyiapkan beberapa gelas jus orangge di atas meja."Cukup baik," Jawab Isabella singkat seraya menghampiri Maria lebih dekat."Akh, syukur lah, Tuan Muda terlihat sangat kuatir" ungkap Maria. Isabella hanya menunduk malu tak berkata apapun."Dia terus menayakan keadaanya anda Nona," ungkap Maria lagi. Isabella tersenyum menangapi Maria dia sedikit tersipuh sekarang."Apa kau melihat Christian, Maria?" tanya Isabella sedikit malu-malu matanya mencari Christian kesetiap sudut rungan itu."Tuan sedang berolah raga Nona," jawab Maria seraya memberikan segelas jus orangge kepada Isabella."Terimakasih Maria" seraya meneguk jus orange itu, Maria hanya tersenyum kembali melanjutkan aktifitasnya."Tuan ada di belakang," kata Maria lagi. Menujuk ke arah pekarangan belakang. Isabella tersenyum dia tampak
Buk ...Dan benar saja Joshua meninju wajah putanya Tristan dengan keras. Badan Tristan ambruk ke lantai hidungnya meler berdarah, Tetesan darah dari hidungnya meninggalkan bercak di kemejanya."Apa benar kau putra ku?" Tristan menunduk, tak berani melihat mata Ayahnya, suaranya begitu keras membuat Sarah gemetar ketakutan walau terhalang jendela kaca segara Joshua menutup tirai dengan menarik talinya."Kalau dalam 1 bulan ini dia masih hidup," kata Joshua. Mata Tristan membelalak ke arahnya tak percaya dengan yang apa yang dia dengar, apakah Ayahnya benar-benar menyuruhnya menghabisi sodarinya."Kamu tamat!" tatapan itu penuh intimidasi insting bertahan hidup Tristan bekerja dia memikirkan cara bagaimana suapaya ayahnya tak fokus dengan rencananya membunuh Isabella. Tristan terus berfikir bagaiman caranya agar Ayahnya berhenti menyiksanya, akhirnya dia memutuskan untuk memberi tahu Ayahnya tentang pertemuannya dengan Isabella."Ayah, ada yang ingin aku sampaikan," kata Tristan samb
"Apa yang sudah kau lakukan Josh?" mata sarah sedikit berkaca-kaca nada suaranya sedikit bergetar, dia menatap suaminya penuh dengan rasa kecewa, tarkejut , dan sedikit tidak percaya."Rupanya kau sudah mengetahuinya," Sahut Joshua. Menatap wajah Sarah dingin."Apa harus sejauh itu?""Apa kau tidak mengenal ku?" Joshua balik bertanya. Hal itu membuat Sarah merasa sedikit ngeri dan ketakutan, mengingat apa saja yang Joshua lakukan kepada orang-orang yang menghalangi jalannya, kali ini dia menghabisi Prof Jacob dan Sarah tak bisa menghetikannya."Akan ku jadikan putra ku sehebat diri ku." mata Joshua menatap tajam ke arah Sarah."Kau hanya perlu diam dan menyimpan rahasia ini sampai mati" ungkapnya lagi."Apa yang akan kau lakukan pada putra ku?" Joshua hanya tersenyum menatap Sarah."Dia perlu sedikit membuktikan kalau dia layak menjadi penerus keluarga Dante," Sahut Joshua kemudian."Itu bukan hak putra mu, itu hak Isabella" kata Sarah bicara dengan nada yang tegas."Aku akan memikirk
Prof, Jacob menerima panggilan telpon dari universitas tempat dia mengajar, dia mendapat kelas tambahan terpaksa dia harus membatalkan janji ketemu dengan James sahabatnya, Awalnya dia memiliki rencana memancing bersama sahabatnya.Dia membawa mobilnya sendiri dari kediamannya menuju kampus, jalanan cukup sepi dia menjalankan kendaraan dengan kecepatan standar mengingat usianya sudah tak muda lagi, tiba-tiba saja dia melihat dari arah depan mobil mini bus dengan kecepatan tinngi menuju ke arahnya, sontak dia terkejut, dia mengelak dari tabrakan dan membanting setirnya ke sebelah kiri. Mobil itu kehilangan ke seimbangan, dan seketika menabrak tihang listrik, benturan terdengar sangat keras, mobil min bus yang hendak menabrak mobil Prof, Jacob berhenti.Dari dalam mobil itu keluar 2 orang laki-laki, mereka berlahan berjalan sambil memperhatikan keadaan di sekitar menghampiri mobil prof Jacobs yang sudah ringsek dan berasap, salah satu dari mereka mengeluarkan pistol kemudian melirik kep
Seketika Christian dan Isabella melaju dengan mobil sport warna hitam metalik itu. Kali ini Christian mengendarai mobil itu dengan lebih santai.Tak lama kemudian mereka sampai di Bandara, mereka di sambut Billy." Silahkan Tuan, Nona," sambut Billy ramah. Kemudian mereka di arahkan untuk naik ke dalam jet pribadi, dengan beberapa orang pengawal menjaga mereka.Di sepajang perjalanan, Christian tidak berkata apapun kepada Isabella, dia duduk menyendiri sambil menatap langit dari balik jendela, Isabella hanya memperhatikan Christian dari jauh. Sekitar 1 jam, akhirnya pesawat yang mereka tumpangi lending di sebuah bandara kecil, Christian dan Isabella turun dari pesawat hanya berdua saja. Christian yang meminta tak mau ada pengawal mengikuti mereka.Tampak mobil truk kecil di sana, Billy memberikan kunci mobil itu kepada Christian, Christian menoleh kepada Isabella, Bella paham dengan isyaratnya kemudian dia mengikutinya menuju truk itu.Christian membuka pintu dari Arah kemudi, kemudian I
Tiba-tiba Christian teringat sesuatu,"Bella, sepertinya Paspor ku ada di apartemen pacar ku," ungkap Christian "Apa yang akan kau lakukan, kita harus pergi beberapa jam lagi," Isabella merasa tak nyaman Christian menyebutkan kata pacar di depan mukanya. "Aku akan mengambilnya," kemudian Christian menghubungi Billy."Billy bisa kau siapkan mobil untuk ku" kata Christian " ku tunggu, di kamar ku" kata Christian lagi seraya menutup sambungan telponnya. Christian memperhatikan Isabella yang terlihat kesal, tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi dari arah pintu kamar itu, kemudian Christian berjalan menuju pintu kamar itu dan membukanya berlahan.Dan benar saja di sana tampak Billy "Tuan Muda, mobil anda sudah siap," katanya seraya menyerahkan kunci mobil kepada Christian. Awalnya Christian akan pergi seorang diri namun melihat mimik muka Isabella yang tampak marah akhirnya dia memutuskan untuk mengajak Isabella."Ayo, Ikut dengan ku," kata Christian menatap ke arah Isabella. "Hah,
Isabella tampak cantik mengenakan Gaun berwarna Nude, Prof Jacob menggandeng cucunya berjalan kearah Tuan James dan Christian. Mata Christian tak beranjak menatap Isabella, dia benar-benar terpesona dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Isabella."ya ampun, aku pangling kau kelihatan sangat cantik," kata Tuan James takjub, kemudian matanya melirik ke arah Christian."Dia sangat cantik kan Criss?" tanya Tuan James kemudian."Eh, Iya sangat cantik," jawab Christian gelagapan masih menatap Isabella. Isabella menunduk sejenak sedikit malu mendengar perkataan Christian."Christian, tolong jaga cucu ku," ucap Prof Jacob seraya menarik berlahan tangan Isabella mendekatkan kepada Christian. Kemudian Christian mengulurkan tangannya. "Gaunnya sangat cocok dengan mu, kau terlhat sangat cantik" Isabella tampak gugup kemudian berlahan dia menerima uluran tangan Christian."Terimakasih," kata Isabella membalas pujian dari Christian."Aku akan menjaganya," sahut Christian tersenyum ke arah Prof Jacob