***
"Diam, kalau tidak, aku akan ..." Christian tak meneruskan bicaranya dia hanya menatap wajah Isabella kemudian matanya berlahan menatap bibir isabella yang tampak menggoda."Atau apa?" teriak isabella.Nafas mereka berembun saking dinginnya seperti mengeluarkan asap.Christian mendekatkan bibirnya ke wajah Isabella,, dadanya naik turun dengan cepat, Isabella memalingkan wajahnya, tapi gerakannya kalah cepat bibir Christian mendarat pas di bibir Isabella.Tubuh Isabella membeku dia tak bisa bergerak, Ciuman itu terasa hangat di bibirnya, dia seperti ingin menangis, ingin berteriak, tapi dia tak mampu melakukan apapun.Isabella tak membalas ciuman itu, dia bingung harus melakukan apa, itu adalah ciuman pertamanya.Sedang Christian terus mencium Isabella berkali kali berharap mendapat balasan ciuman yang menggairahkan, tapi harapannya sirna Isabella tak membalas ciumannya.Christian menatap Wajah Isabella dengan heran, dia merasa di tolak, kemudian dia menghetikannya.JGEER!Spontan mereka berjongkok Isabella tampak ketakutan, Christian memeluk Isabella kemudian menarik lengan Isabella membantunya berdiri."Aku akan mengeluarkan mu, ikuti aku," kata Christian coba menenangkan Isabella.Isabella sepertinya tak mendengar suara Christian, terlebih lagi dia sangat syok dengan ciuman yang barusan terjadi."Bella, kau dengar?" kata Christian sedikit menaikan nada suaranya. Tatapan mata Isabella tampak kosong. "Bella!" Christian masih meneriakinya.Tak mau buang waktu Christian spontan menggendong Isabella, Isabella tampak kaget matanya menatap Cristian kemudian.Wajahnya bersemu merah seketika, Christian pun tak menyangka dia akan melakukan hal senorak itu pikirnya."Aku akan mengelurkan mu dari sini" kata Christian sambil terus berjalan. "Jangan takut!" kata Christian lagi.Tak bisa di bohongi jatung Isabella berdetak sangat cepat, dia merasakan kehangatan dalam pelukan Christian, wajah Christian tampak merah jatungnya berdebar sangat kencang hampir derdengar oleh Isabella.'Apa aku sangat berat, wajah Christian sampai memerah' pikir Isabella dalam hati sambil menatap Christian.Christian masih menggendongya sampai ada Buggy Car datang menjemput mereka."Bella, kau baik-baik saja?" Kata Christian Sambil mendudukan tubuh Isabella di buggy car itu. Isabella mengangguk pelan.Kemudian Christian duduk di sebelah Isabella sambil mengambil kemudi dari Billy yang beranjak berpindah ke Buggy car yang lain."Eem, kau masih marah padaku?" Christian melirik ke arah Isabella. Isabella menggeleng pelan Christian tersenyum lega. "Soal Kakek mu," Christian berhenti sejenak."Dia dalam perjalanan, mungkin dalam beberapa hari dia akan tiba di sini," kata Christian lagi."Kakek!" Isabella tampak antusias wajah cantiknya berubah ceria.Christian tersenyum sambil menjalankan Buggy car itu, sesekali dia menoleh ke arah Isabella."Terimakasih Christian!"Christian hanya mengangguk sambil memperhatikan jalan yang ada di hadapannya, dia fokus mengendarai Buggy car itu.Dan tak lama kemudian mereka tiba di kediaman itu. Christian mengantar Isabella sampai depan kamar.Christian membantu membuka pintu, tak lupa Christian membantu memapah Isabella yang tampak lemas, pucat, dan kedinginan."Kamu harus istirahat" ucap Christian pelan."Segera ganti pakaian mu" kata Christian lagi.Isabella menoleh ke arah Cristian kemudian menunduk malu, Christian menyadari akan hal itu."Eem, soal kakek ku apa kau serius?" tanya Isabella Christian tersenyum."Tentu saja" jawabnya lembut."Selama kau jadi gadis penurut, kau akan lebih cepat bertemu kakek mu," kata Christian lagi sambil tersenyum.Kemudian Christian beranjak lalu pergi meninggalkan Isabella.Isabella senyum-senyum sendiri, dia mengingat kejadian di taman labirin beberapa waktu yang lalu berlahan dia meraba bibirnya dengan jari-jarinya. kemudian dia bergegas menggati pakaiannnya yang basah kuyup, dia sedikit membasuh rambutnya, kemudian dia berbaring sejenak wajahnya berseri-seri."Dia mencium ku," ucap Isabella.***Sedang di ruang kerjanya Christian sedikit melamun, mengingat kejadian beberapa saat lalu, dia terus bertanya pada dirinya."Tidak, ini tidak benar" katanya pelan, Billy menoleh sejenak, kemudian pura-pura tak mendengar apapun."Billy, kepala ku sedikit agak pening aku mau beristirahat," ungkap Christian. Seraya menyuruh Billy untuk keluar, dia sedang tak bersemangat membahas urusan pekerjaan saat ini."Perlu saya panggilkan dokter Robert, Tuan muda," kata Billy. Christian menoleh sebentar."Tidak perlu, aku hanya perlu beristirahat" kata Christian lagi seraya beranjak dari ruang kerjanya.***Christian berjalan menuju kamarnya dia sedikit bingung dengan apa yang dia rasakan dia terus memikirkan gadis itu akhir-akhir ini, gadis itu selalu membuatnya kuatir, dia jadi sering berada di rumah, dia bahkan tak berkunjung ke apartemen pacarnya."Aku hanya terbawa suasana, dia cantik wajar saja kalau aku tertarik padanya." dia terus meyakinkan dirinya, "Iya, ini hanya naluri bukan perasaan yang istimewa," ungkapnya lagi. "Itu bukan apa-apa," katanya, Seraya menekan kode pintu.Pintu itu terbuka Christian masuk kedalam kamar itu, dan alangkah kagetnya dia, di sana tampak Isabella yang sedang mengeringkan rambutnya, mata mereka beradu Christian terdiam membeku begitupun Isabella."Christian!"Christian tampak salah tingkah dia menatap tak percaya dia masuk ke dalam kamar Isabella."Eem, itu ... aku mengudang mu makan bersama ku" kata Christian kemudian."Kenapa tak mengetuk pintu?" tanya Isabella heran. Christian tampak bingung menjawab pertanyaan Isabella."Apa kau keberatan, ini rumah ku," sahut Christian sedikit menaikan nada bicaranya."Maksud ku bukan begitu ... " Isabella agak heran melihat tingkah Christian."Aku beri waktu 5 menit untuk kau turun ke ruang makan" ungkap Christian sambil beranjak dari kamar itu. Dia sedikit agak malu jantungnya brdebar-debar melihat wajah gadis itu."Apa aku sudah gila," ungkapnya. Sambil bergegas pergi kekamarnya, Christian merasa gadis itu mulai menguasai dirinya, dia sampai tak sadar masuk ke kamar gadis itu."Aku harus menjauh dari gadis ini," ucapnya sambil membenamkan diri di tempat tidur.***Lima belas menit berlalu namun Christian belum tampak juga Isabella masih sabar menunggu sosok itu, Isabella menggerutu dalam hatinya.'Dia yang menyuruh ku cepat, dia sendiri masih belum turun' ungkap Isabella dalam hati.Namun tak lama kemudian Christian turun dia berjalan mendekat kemudian mengambil duduk agak jauh dari Isabella.'Apa apaan ini, kalau ujung-ujungnya makan jauh-jauhan begini mending aku makan di kamar ku' gerutu Isabella dalam hati melirik Christian yang terhalang tiga kursi di sampingnya.Seorang pelayan kemudian menghidangkan makanan di atas piring dan seglas air minum di hadapan mereka. Suasana di sana tampak hening tak ada suara yang terdengar di antara keduannya.Isabella tampak tak menghabiskan makanannya, dia memutuskan untuk kembali saja kekamar nya, kemudian dia beranjak dari tempat duduknya."Mau kemana?" tanya Chtistian. suara itu menghentikan Isabella yang ingin pergi dari tempat itu."Kekamar ku," sahutnya sedikit kaget."Duduk ada yang mau akau bicarakan." kemudian Isabella duduk kembali di atas kursinya.Mata Christian membelalak ke arah Isabella, dia merasa kesal kenapa gadis itu tidak mendekat, saat dia bilang ingin berbicara padanya."Kemari!" Isabella menoleh dia terdiam menatap Christian. "Iya, mendekatlah aku ingin bicara dengan mu" kemudian Isabella beranjak dari tempat duduknya mendekat ke arah Christian, Isabella mengambil duduk persis di hadapan Christian.Kemudian Christian menyuruh pelayan membereskan meja itu, dengan sigap pelayan itu mengikuti perintah Christian, seketika meja itu sudah bersih, kemudian perhatian Christian tertuju ke arah Isabella."Apa ini soal kakek ku?" tanya Isabella."Bukan, ini tentang kita." jawab Christian. Isabella tampak terkejut mendengarnya."Kita!" ucap Isabella agak terbata-bata."Tak usah berpura-pura tidak terjadi apa-apa," ungkap Christian menatap Isabella tajam.DEG!'Apa dia akan menyatakan cinta pada ku,' pikir Isabella dalam hati."Kau tau kan, aku mencium mu?" tanya Christian ragu Isabella mengangguk, menunggu kata-kata yang romantis. "Itu di luar kendali ku, kau sangat cantik, kau tau, laki-laki manapun akan bereaksi sama seperti ku." Isabella menunduk tersenyum sedikit malu mendengar perkataan Christian.'Ayolah langsung saja pada intinya,'seru Isabella dalam hati."Bella aku minta maaf untuk itu." Isabella serius mendengarkan di tatapnya wajah Christian. "Aku hanya terbawa suasana." Isabella mulai sedikit merasa tidak enak mendengar kata-kata dari Christian"Semua itu tak berarti apa-apa," Isabella tampak sangat terkejut tiba-tiba dia seperti di jatuhkan ke dasar jurang.Isabella tercengang, dia merasa di permainkan oleh sosok yang ada di hadapannya. Isabella sedikit bergetar dia menahan rasa kecewa. Yang bergumul di pikiran dan hatinya."Aku memiliki kekasih, bisa di bilang beberapa kekasih hal seperti itu bukan hal yang serius untuk ku," ungkap Christian.Kemudian Isabella tersenyum ke arah Christian mencoba bersikap sewajarnya, Christian sedikit terkejut melihat ekspresi Isabella yang tampak biasa-biasa saja."Christian, apa kau mengganggap itu serius?" tanya Isabella sambil menatap wajah Christian."Eh, apa?" Christian terkejut mendengar hal itu, dia agak sedikit malu sekarang, dia merasa sedikit di pencundangi."Aku tak membalas mu, kau tau bukan," kata Isabella dengan nada yang tegas. "Bukan kau yang harusnya berbicara seperti itu, tapi aku" kata Isabella lagi.Christian tercengang 'apa ini' katanya dalam hati 'kenapa jadi begini' katanya lagi."Aku tidak merasa kau spesial, ciuman itu tak berarti apa-apa" ungkap Isabella, Christian terdiam menatap Isabella."Lagi pula kau terlalu tua untuk ku, aku lebih suka dengan cowok se usia ku"Kali ini kata-kata Isabella menusuk jatungnya Christian mulai merasakan perasaan tidak nyaman."Aku tua?" kali Christian agak mulai kesal."Berapa usia mu paman?" tanya Isabella."Hah Paman!" Christian tak bisa menyembunyikan wajah kesalnya. "Aku tak setua itu, usia ku baru 25 tahun, dan kau tau banyak gadis seusia mu yang mengejar ku" Christian coba menaikan harga dirinya."Kau tampak tua, kau menggunakan stelan jas sepanjang hari, kau seperti paman ber usia 40 tahun" Ucap Isabella.'Apa!' serunya dalam hati."Dan mencium gadis remaja se usia ku itu cabul" Christian membelalak matanya melotot ke arah Isabella."Kau bukan gadis remaja!""Hah, aku cabul?"Wajah Christian tampak marah wajahnya seperti kepeting rebus, asap seperti keluar dari lubang hidung dan telinganya."Paman, aku mau beristirahat di kamar ku, dan jangan menggoda ku lagi" kata Isabella sambil beranjak dari tempat itu.Christian masih mematung sambil menatap Isabella yang beranjak dari hadapannya."Apa apaan ini," gerutu Christian kesal. "Jangan memanggil ku paman," Christian berteriak ke arah Isabella. Isabella tampak tak menghirau kan ucapan Christian, dia terus berlalu dari hadapan Christian.Christian sangat kesal melihat tinggkah Isabella, dia merasa baru kali ini dia di pencundangi seorang gadis."Apa dia baru bilang kalau dia tidak menyukai ku," ungkap Christian kesal."Tidak mungkin!"Dorr! Dorr! Dorr!Christian menembak sasarannya dengan membabi buta, dia teringat dengan kata-kata Isabella, dengan wajah sangar dia terus mebidik sasarannya, hal itu membuat Billy sedikit ngeri."Akh Sialan!" Billy mundur sedikit demi sedikit, namun usahanya sia-sia mata Christian menagkap sosoknya."Billy, lihat aku!" Billy kontan kaget mendengar kata-kata tuanya."Iya tuan ...""Apa aku terlihat tua?" Billy sedikit bingung sekaligus kaget mendengar hal itu.Tentu saja tuannya terlihat sangat muda pikirnya, mungkin saja tuanya ingin mendapatkan jawaban yang lain, Billy berfikir untuk memberikan jawaban yang memuaskan."Anda terlihat lebih berwibawa dari usia anda," ucap Billy mantap. Christian tampak tak puas dengan jawaban Billy."Jadi aku terlihat tua?" kali ini Christian agak sedikit marah, Billy mulai bergidik dia tak berani menatap wajah tuannya."Ti-dak tuan masud ku, anda terlihat berwibawa, itu tidak mengurangi ketampanan anda." Billy cepat-cepat menjilat tuannya."Aku ingin
***"Jangan menatap ku seperti itu, aku sungguh tidak nyaman" senyuman terukir di wajah Christian. Isabella sedikit menunduk malu."Maaf, aku tak bisa," ungkap Christian menatap Isabella dalam. Dia seperti terpesona dengan kecantikan wajahnya."Aku sunggu tak nyaman, Criss!" Mereka saling menatap, kemudian terdiam untuk beberapa saat, mereka hanya memuji keindahan paras mereka masing-masing dalam hati. Getaran-getaran itu seperti membangkitkan adrenalin."Aku lebih baik pergi," kata Isabella seraya bangkit dari duduknya.Dengan cepat Christian menarik tangan Isabella, Sontak Isabella jatuh di pangkuan Christian, mata mereka beradu nafas mereka berhenti sejenak.Nafas Isabela seketika jadi berat Dadanya naik turun dia tak bisa menolak pesona Christian tatap matanya membuat Isabella terhipnotis.Christian Menyetuh bibir isabella dengan jarinya berlahan.Isabella menelan ludahnya, kemudian Christian menciumnya dengan lembut, Isabella terdiam jatungnya berdebar. Christian tersenyum sambil
***Grace menyimpan gaun itu di atas tempat tidur, Isabella tampak terkejut melihat Grace membawa sebuah gaun berwarna nude lengkap dengan sepatu berwarna senada."Apa ini, Grace?""Tuan, meminta saya untuk membawakan gaun ini untuk anda nona," ungkap Grace.Isabella tampak bingung dia menatap Grace berharap mendapatkan informasi yang lebih, setelah beberapa saat Grace baru mengingat sesuatu setelah Isabella menatapanya seperti itu."Maaf Nona, saya lupa bilang, kalau Tuan besar mengundang anda dan tuan Jacob untuk pergi ke pesta pembukaan hotel baru milik Tuan" ungkap Grace mencoba menjelaskan dengan detail. "Saya juga sudah menyiapkan Jas dan sepatu untuk tuan Jacob," katanya lagi."Pesta pembukaan hotel?""Iya Nona!"Isabella terseyum menghampiri gaun yang tergeletak di tempat tidurnya, matanya tertuju ke arah Grace."Terima kasih Grace, aku akan mencobanya" ungkap Isabella."Ada lagi yang bisa saya bantu Nona?" Isabella menggeleng seraya tersenyum ke arah Grace."Oya Nona, Tuan men
Isabella tampak cantik mengenakan Gaun berwarna Nude, Prof Jacob menggandeng cucunya berjalan kearah Tuan James dan Christian. Mata Christian tak beranjak menatap Isabella, dia benar-benar terpesona dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Isabella."ya ampun, aku pangling kau kelihatan sangat cantik," kata Tuan James takjub, kemudian matanya melirik ke arah Christian."Dia sangat cantik kan Criss?" tanya Tuan James kemudian."Eh, Iya sangat cantik," jawab Christian gelagapan masih menatap Isabella. Isabella menunduk sejenak sedikit malu mendengar perkataan Christian."Christian, tolong jaga cucu ku," ucap Prof Jacob seraya menarik berlahan tangan Isabella mendekatkan kepada Christian. Kemudian Christian mengulurkan tangannya. "Gaunnya sangat cocok dengan mu, kau terlhat sangat cantik" Isabella tampak gugup kemudian berlahan dia menerima uluran tangan Christian."Terimakasih," kata Isabella membalas pujian dari Christian."Aku akan menjaganya," sahut Christian tersenyum ke arah Prof Jacob
Tiba-tiba Christian teringat sesuatu,"Bella, sepertinya Paspor ku ada di apartemen pacar ku," ungkap Christian "Apa yang akan kau lakukan, kita harus pergi beberapa jam lagi," Isabella merasa tak nyaman Christian menyebutkan kata pacar di depan mukanya. "Aku akan mengambilnya," kemudian Christian menghubungi Billy."Billy bisa kau siapkan mobil untuk ku" kata Christian " ku tunggu, di kamar ku" kata Christian lagi seraya menutup sambungan telponnya. Christian memperhatikan Isabella yang terlihat kesal, tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi dari arah pintu kamar itu, kemudian Christian berjalan menuju pintu kamar itu dan membukanya berlahan.Dan benar saja di sana tampak Billy "Tuan Muda, mobil anda sudah siap," katanya seraya menyerahkan kunci mobil kepada Christian. Awalnya Christian akan pergi seorang diri namun melihat mimik muka Isabella yang tampak marah akhirnya dia memutuskan untuk mengajak Isabella."Ayo, Ikut dengan ku," kata Christian menatap ke arah Isabella. "Hah,
Seketika Christian dan Isabella melaju dengan mobil sport warna hitam metalik itu. Kali ini Christian mengendarai mobil itu dengan lebih santai.Tak lama kemudian mereka sampai di Bandara, mereka di sambut Billy." Silahkan Tuan, Nona," sambut Billy ramah. Kemudian mereka di arahkan untuk naik ke dalam jet pribadi, dengan beberapa orang pengawal menjaga mereka.Di sepajang perjalanan, Christian tidak berkata apapun kepada Isabella, dia duduk menyendiri sambil menatap langit dari balik jendela, Isabella hanya memperhatikan Christian dari jauh. Sekitar 1 jam, akhirnya pesawat yang mereka tumpangi lending di sebuah bandara kecil, Christian dan Isabella turun dari pesawat hanya berdua saja. Christian yang meminta tak mau ada pengawal mengikuti mereka.Tampak mobil truk kecil di sana, Billy memberikan kunci mobil itu kepada Christian, Christian menoleh kepada Isabella, Bella paham dengan isyaratnya kemudian dia mengikutinya menuju truk itu.Christian membuka pintu dari Arah kemudi, kemudian I
Prof, Jacob menerima panggilan telpon dari universitas tempat dia mengajar, dia mendapat kelas tambahan terpaksa dia harus membatalkan janji ketemu dengan James sahabatnya, Awalnya dia memiliki rencana memancing bersama sahabatnya.Dia membawa mobilnya sendiri dari kediamannya menuju kampus, jalanan cukup sepi dia menjalankan kendaraan dengan kecepatan standar mengingat usianya sudah tak muda lagi, tiba-tiba saja dia melihat dari arah depan mobil mini bus dengan kecepatan tinngi menuju ke arahnya, sontak dia terkejut, dia mengelak dari tabrakan dan membanting setirnya ke sebelah kiri. Mobil itu kehilangan ke seimbangan, dan seketika menabrak tihang listrik, benturan terdengar sangat keras, mobil min bus yang hendak menabrak mobil Prof, Jacob berhenti.Dari dalam mobil itu keluar 2 orang laki-laki, mereka berlahan berjalan sambil memperhatikan keadaan di sekitar menghampiri mobil prof Jacobs yang sudah ringsek dan berasap, salah satu dari mereka mengeluarkan pistol kemudian melirik kep
"Apa yang sudah kau lakukan Josh?" mata sarah sedikit berkaca-kaca nada suaranya sedikit bergetar, dia menatap suaminya penuh dengan rasa kecewa, tarkejut , dan sedikit tidak percaya."Rupanya kau sudah mengetahuinya," Sahut Joshua. Menatap wajah Sarah dingin."Apa harus sejauh itu?""Apa kau tidak mengenal ku?" Joshua balik bertanya. Hal itu membuat Sarah merasa sedikit ngeri dan ketakutan, mengingat apa saja yang Joshua lakukan kepada orang-orang yang menghalangi jalannya, kali ini dia menghabisi Prof Jacob dan Sarah tak bisa menghetikannya."Akan ku jadikan putra ku sehebat diri ku." mata Joshua menatap tajam ke arah Sarah."Kau hanya perlu diam dan menyimpan rahasia ini sampai mati" ungkapnya lagi."Apa yang akan kau lakukan pada putra ku?" Joshua hanya tersenyum menatap Sarah."Dia perlu sedikit membuktikan kalau dia layak menjadi penerus keluarga Dante," Sahut Joshua kemudian."Itu bukan hak putra mu, itu hak Isabella" kata Sarah bicara dengan nada yang tegas."Aku akan memikirk
Akhirnya setelah berjalan begitu jauh mereka sampai di tepi danau, Chrsitian membantu Isabella naik perahu boot. Selanjutnya Christian menarik tali untuk menghidupkan mesin boot itu.Perahu itu pun melaju hari sudah mulai sore, langit pun berwarna Jingga rumah peristirahat sudah terlihat mereka menikmati sunrise dari atas perahu, Christian menggenggam tangan Isabella seraya menatapnya, Isabella membalas tatapan Christian."Aku Mencintai mu" ungkap Cristian sambil memeluk Isabella, perahu boot itu semakin dekat dan samapai di tepi, Christian membantu Isabella turun dari perahu."Hati-hati" kata Christian"Mau sampai kapan kau akan mengenggam tangan ku?" tanya Isabella"Sampai selamanya" kata Christian menggoda Isabella, isabella hanya tertawa kecil menanggapi gombalan Cristian, mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah itu nampaknya Maria sudah tak berada di sana, kemudian Christian mengantar isabella sampai depan pintu kamarnya."Sudah lepaskan tangan ku" kata Isabella, Christia
Setelah berjalan beberapa kilo akhirnya mereka tiba di suatu tepat yang sangat indah, tempat itu dulu sering di datangi Christian dan keluarganya. Isabella tampak takjup melihat pemandangan di tempat itu, tak jauh dari sana tampak air terjun dengan bebantuan besar membentuk lingkaran besar di bawahya.Disana juga tampak beberapa rumah kayu yang tampak sudah tak terawat ,Chiristian Memperlihatkan rumah pohon yang dulu sering dia datangi."Waktu aku kecil, ayah sering mengajak ku bermain di rumah pohon itu," katanya. Sambil menujuk ke arah rumah pohon yang terlihat sudah tak terawat"Luar biasa," kata Isabella takjub."Aku dan adik ku , sering di ajak untuk berkemah di sini," Christian mengenang masa kecilnya yang bahagia bersama kedua orang tuanya."Setiap Liburan kami menghabiskan waktu bersama," kata Christian lagi sambil tersenyum melihat ke sekeliling."Pasti seru!" Isabella sedikit merasa iri, melihat Christian memiliki memory yang indah tentang orang tuanya, Christian memeluk Is
Selamat pagi Nona?" sapa Maria. Isabella menoleh seraya membalasnya dengan senyuman."Selamat pagi Maria," sahut Isabella kemudian."Bagaimana keadaan mu Nona?" Tanya Maria. Dia tampak sibuk menyiapkan beberapa gelas jus orangge di atas meja."Cukup baik," Jawab Isabella singkat seraya menghampiri Maria lebih dekat."Akh, syukur lah, Tuan Muda terlihat sangat kuatir" ungkap Maria. Isabella hanya menunduk malu tak berkata apapun."Dia terus menayakan keadaanya anda Nona," ungkap Maria lagi. Isabella tersenyum menangapi Maria dia sedikit tersipuh sekarang."Apa kau melihat Christian, Maria?" tanya Isabella sedikit malu-malu matanya mencari Christian kesetiap sudut rungan itu."Tuan sedang berolah raga Nona," jawab Maria seraya memberikan segelas jus orangge kepada Isabella."Terimakasih Maria" seraya meneguk jus orange itu, Maria hanya tersenyum kembali melanjutkan aktifitasnya."Tuan ada di belakang," kata Maria lagi. Menujuk ke arah pekarangan belakang. Isabella tersenyum dia tampak
Buk ...Dan benar saja Joshua meninju wajah putanya Tristan dengan keras. Badan Tristan ambruk ke lantai hidungnya meler berdarah, Tetesan darah dari hidungnya meninggalkan bercak di kemejanya."Apa benar kau putra ku?" Tristan menunduk, tak berani melihat mata Ayahnya, suaranya begitu keras membuat Sarah gemetar ketakutan walau terhalang jendela kaca segara Joshua menutup tirai dengan menarik talinya."Kalau dalam 1 bulan ini dia masih hidup," kata Joshua. Mata Tristan membelalak ke arahnya tak percaya dengan yang apa yang dia dengar, apakah Ayahnya benar-benar menyuruhnya menghabisi sodarinya."Kamu tamat!" tatapan itu penuh intimidasi insting bertahan hidup Tristan bekerja dia memikirkan cara bagaimana suapaya ayahnya tak fokus dengan rencananya membunuh Isabella. Tristan terus berfikir bagaiman caranya agar Ayahnya berhenti menyiksanya, akhirnya dia memutuskan untuk memberi tahu Ayahnya tentang pertemuannya dengan Isabella."Ayah, ada yang ingin aku sampaikan," kata Tristan samb
"Apa yang sudah kau lakukan Josh?" mata sarah sedikit berkaca-kaca nada suaranya sedikit bergetar, dia menatap suaminya penuh dengan rasa kecewa, tarkejut , dan sedikit tidak percaya."Rupanya kau sudah mengetahuinya," Sahut Joshua. Menatap wajah Sarah dingin."Apa harus sejauh itu?""Apa kau tidak mengenal ku?" Joshua balik bertanya. Hal itu membuat Sarah merasa sedikit ngeri dan ketakutan, mengingat apa saja yang Joshua lakukan kepada orang-orang yang menghalangi jalannya, kali ini dia menghabisi Prof Jacob dan Sarah tak bisa menghetikannya."Akan ku jadikan putra ku sehebat diri ku." mata Joshua menatap tajam ke arah Sarah."Kau hanya perlu diam dan menyimpan rahasia ini sampai mati" ungkapnya lagi."Apa yang akan kau lakukan pada putra ku?" Joshua hanya tersenyum menatap Sarah."Dia perlu sedikit membuktikan kalau dia layak menjadi penerus keluarga Dante," Sahut Joshua kemudian."Itu bukan hak putra mu, itu hak Isabella" kata Sarah bicara dengan nada yang tegas."Aku akan memikirk
Prof, Jacob menerima panggilan telpon dari universitas tempat dia mengajar, dia mendapat kelas tambahan terpaksa dia harus membatalkan janji ketemu dengan James sahabatnya, Awalnya dia memiliki rencana memancing bersama sahabatnya.Dia membawa mobilnya sendiri dari kediamannya menuju kampus, jalanan cukup sepi dia menjalankan kendaraan dengan kecepatan standar mengingat usianya sudah tak muda lagi, tiba-tiba saja dia melihat dari arah depan mobil mini bus dengan kecepatan tinngi menuju ke arahnya, sontak dia terkejut, dia mengelak dari tabrakan dan membanting setirnya ke sebelah kiri. Mobil itu kehilangan ke seimbangan, dan seketika menabrak tihang listrik, benturan terdengar sangat keras, mobil min bus yang hendak menabrak mobil Prof, Jacob berhenti.Dari dalam mobil itu keluar 2 orang laki-laki, mereka berlahan berjalan sambil memperhatikan keadaan di sekitar menghampiri mobil prof Jacobs yang sudah ringsek dan berasap, salah satu dari mereka mengeluarkan pistol kemudian melirik kep
Seketika Christian dan Isabella melaju dengan mobil sport warna hitam metalik itu. Kali ini Christian mengendarai mobil itu dengan lebih santai.Tak lama kemudian mereka sampai di Bandara, mereka di sambut Billy." Silahkan Tuan, Nona," sambut Billy ramah. Kemudian mereka di arahkan untuk naik ke dalam jet pribadi, dengan beberapa orang pengawal menjaga mereka.Di sepajang perjalanan, Christian tidak berkata apapun kepada Isabella, dia duduk menyendiri sambil menatap langit dari balik jendela, Isabella hanya memperhatikan Christian dari jauh. Sekitar 1 jam, akhirnya pesawat yang mereka tumpangi lending di sebuah bandara kecil, Christian dan Isabella turun dari pesawat hanya berdua saja. Christian yang meminta tak mau ada pengawal mengikuti mereka.Tampak mobil truk kecil di sana, Billy memberikan kunci mobil itu kepada Christian, Christian menoleh kepada Isabella, Bella paham dengan isyaratnya kemudian dia mengikutinya menuju truk itu.Christian membuka pintu dari Arah kemudi, kemudian I
Tiba-tiba Christian teringat sesuatu,"Bella, sepertinya Paspor ku ada di apartemen pacar ku," ungkap Christian "Apa yang akan kau lakukan, kita harus pergi beberapa jam lagi," Isabella merasa tak nyaman Christian menyebutkan kata pacar di depan mukanya. "Aku akan mengambilnya," kemudian Christian menghubungi Billy."Billy bisa kau siapkan mobil untuk ku" kata Christian " ku tunggu, di kamar ku" kata Christian lagi seraya menutup sambungan telponnya. Christian memperhatikan Isabella yang terlihat kesal, tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi dari arah pintu kamar itu, kemudian Christian berjalan menuju pintu kamar itu dan membukanya berlahan.Dan benar saja di sana tampak Billy "Tuan Muda, mobil anda sudah siap," katanya seraya menyerahkan kunci mobil kepada Christian. Awalnya Christian akan pergi seorang diri namun melihat mimik muka Isabella yang tampak marah akhirnya dia memutuskan untuk mengajak Isabella."Ayo, Ikut dengan ku," kata Christian menatap ke arah Isabella. "Hah,
Isabella tampak cantik mengenakan Gaun berwarna Nude, Prof Jacob menggandeng cucunya berjalan kearah Tuan James dan Christian. Mata Christian tak beranjak menatap Isabella, dia benar-benar terpesona dengan kecantikan dan kemolekan tubuh Isabella."ya ampun, aku pangling kau kelihatan sangat cantik," kata Tuan James takjub, kemudian matanya melirik ke arah Christian."Dia sangat cantik kan Criss?" tanya Tuan James kemudian."Eh, Iya sangat cantik," jawab Christian gelagapan masih menatap Isabella. Isabella menunduk sejenak sedikit malu mendengar perkataan Christian."Christian, tolong jaga cucu ku," ucap Prof Jacob seraya menarik berlahan tangan Isabella mendekatkan kepada Christian. Kemudian Christian mengulurkan tangannya. "Gaunnya sangat cocok dengan mu, kau terlhat sangat cantik" Isabella tampak gugup kemudian berlahan dia menerima uluran tangan Christian."Terimakasih," kata Isabella membalas pujian dari Christian."Aku akan menjaganya," sahut Christian tersenyum ke arah Prof Jacob