Share

Kenyataan Pahit

Kenzie memindai sekeliling. Udara pagi ini terasa begitu sejuk, berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang tak karuan. Perasaan bersalah, penyesalan, dan rasa khawatir bercampur menjadi satu. Ia tak bisa tenang sebelum mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada Kenzo. Biar bagaimanapun, dirinya telah bersalah karena menuduh lelaki itu.

“Pak, masih lama ya?” tanya Kenzie pada sopir taksi yang membawanya menuju kediaman Kenzo.

“Dua menit lagi, Mbak. Sabar ya,” balas sopir tersebut.

Dua menit kali ini terasa lebih lama dari biasanya. Kenzie tak henti melihat benda bulat yang melingkari pergelangan tangannya, guna memastikan apakah Kenzo masih berada di rumah, atau sudah berangkat bekerja.

“Baru setengah tujuh, harusnya masih di rumah,” gumam Kenzie.

Dua menit berhasil terlewati. Taksi yang membawa Kenzie berhenti tepat di depan rumah mewah bernuansa putih. Ia segera menyerahkan uang lima puluh ribuan pada sopi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status