Home / Romansa / Terjebak Birahi Pengacara / 1. Pertanyaan Lancang

Share

Terjebak Birahi Pengacara
Terjebak Birahi Pengacara
Author: MMZ

1. Pertanyaan Lancang

Author: MMZ
last update Last Updated: 2021-06-23 16:03:50

Daru meluruskan letak dasinya menghadap sebuah kaca besar yang terletak di ujung kamarnya.

Harus simetris dan presisi. Sesuai dengan motto dan kebiasaannya selama ini. Ponselnya sudah sejak tadi bergetar di atas meja nakas. Ibunya memang selalu tak sabar meski ia hanya terlambat semenit dua menit saja turun ke ruang makan.

"Pasti yang kemarin lagi dibahas," gumam Daru meraih ponsel dan tabletnya sekaligus.

Perlahan ia menuruni tangga menuju lobby utama rumahnya. Para pegawai tak satupun kelihatan di sana. Pasti ulah ibunya lagi yang doyan mengomeli pembantu sampai-sampai semua pegawainya selalu mengulang pekerjaan mereka agar terlihat tak bermalas-malasan.

"Kok lama banget turunnya? Mama mau pulang, gak bisa lama-lama nginep di sini terus. Papa kamu sendirian di rumah." Anneke menyorongkan piring berisi dua helai roti yang telah dioleskannya unsalted butter pada Daru.

"Kalau mau pulang, ya pulang aja Ma. Aku dan Bayu gak apa-apa kok," tukas Daru seraya melipat rotinya.

"Makan yang bener," ucap Anneke.

"Bayu mana?" tanya Daru.

"Susah bener bangunin anak itu untuk ke sekolah aja. Terlalu dimanja, anak kamu itu kayak kurang perhatian. Bapaknya diminta nikah lagi, susahnya minta ampun. Sudah bertahun-tahun Ru... Istri kamu udah tenang di sana, kamu harusnya bisa lebih dewasa bersikap. Semua demi anak kamu. Dia perlu seorang wanita sebagai ibu, bukan cuma seorang istri untuk kamu aja." Omelan Anneke yang rasanya sudah ratusan kali didengar Daru kembali terdengar lagi itu.

Seminggu dua kali Anneke memang sengaja menginap di rumah anaknya yang berstatus duda untuk menemani sang cucu yang berusia 12 tahun.

"Aku males sekolah hari ini!" seru Bayu yang tiba-tiba datang dengan wajah cemberut dan menarik kursi di seberang ayahnya.

"Kenapa lagi kamu?" tanya Daru dengan wajah kesal. Anaknya itu benar-benar banyak tingkah belakangan ini.

"Aku dapet surat panggilan orang tua, tapi aku nggak mau Oma atau sekretaris Papa yang dateng. Aku mau Papa yang dateng ke sekolahku dan ngomong ke guru kalo aku gak suka di kelas itu. Aku gak ada temen. Semua temenku di kelas B. Kalo mereka gak mau pindahin aku, aku mau pindah sekolah!" tegas Bayu dengan wajah cemberut.

"Udah berapa kali kamu pindah sekolah? Penyelesaian masalah kamu itu bukan pindah sekolah! Papa gak bisa ke sekolah kamu hari ini, nanti papa minta Tyas yang dateng ke sana beresin masalah kamu. Punya anak satu aja susah banget ngaturnya!" Daru meletakkan sisa rotinya dan memandang tajam pada Bayu.

"Kamu ini kebiasaan, selalu marah-marah! Anak kamu itu butuh perhatian, bukan sekedar uang. Harusnya kamu ngerti itu, makanya Mama nyuruh kamu nikah!" sergah Anneke.

"Daru lagi sibuk Ma, belum sempet mikirin itu. Masih banyak kasus klien yang belum selesai. And actually, I don't need that (Dan sebenarnya, aku tidak butuh itu)"

"Tapi kamu kan sudah sempet ketemu Renya dua kali, masa setelah itu nggak ada kabar lagi tante Sisca juga nanyain ke Mama. Akhir minggu ini kamu dateng deh ke rumah mereka. Ajak jalan kek,makan atau apa. Kamu kan pria dewasa. Masa berduaan dengan wanita nggak ada getaran, apa-apa sama sekali. Aneh kamu ini," omel Anneke lagi.

"Ayo Bay, kali ini papa yang akan datang ke sekolah kamu, cepat ambil tas kamu, kita berangkat sekarang!" Daru bangkit dari duduknya dan mengangguk ke arah Bayu.

"Yes!" seru bocah berusia 12 tahun itu. Bayu langsung melompat dari duduknya dan berlari kembali ke kamarnya yang terletak di dekat ruang keluarga.

"Ma aku berangkat sekarang ya. Harus berangkat lebih awal karena bakal mampir ke sekolahannya Bayu. Entar balik ke rumah, dijemput supir kan? Hati-hati di jalan ya, makasih udah nemenin Bayu dua hari ini." Daru mendekati Anneke dan mengecup pipi wanita itu sekilas.

Daru lebih memilih datang ke sekolah Bayu dan memenuhi permintaan anaknya itu ketimbang mendengarkan ucapan ibunya yang sudah diulang ratusan kali. Soal Renya.

Renya adalah seorang wanita berusia 26 tahun, anak seorang rekan ibunya. Wanita itu telah dua kali keluar makan malam bersama Daru. Ia telah mencium bibir perempuan manis itu pada kencan pertemuan pertama mereka dan rasanya biasa saja buat Daru.

Dan pada kencan kedua ternyata Renya lebih agresif dari yang Daru kira. Wanita itu lebih dulu mencium dan menjalari tangannya di tubuh Daru.

Sebagai laki-laki, tentu saja Daru suka. Tapi seperti pada laki-laki umumnya, hati dan hasrat adalah dua hal yang berlainan.

Meski Daru menyukai saat-saat ibunya yang mendampingi Bayu di rumah, tapi di lain sisi Daru juga merasa tertekan jika terus-terusan berada di dekat ibunya dan dirongrong soal perjodohannya bersama Renya.

Daru merasa ia butuh lebih banyak waktu untuk meyakinkan hatinya. Cintanya pada Nadya belum bisa dikalahkan oleh kehadiran Renya di dekatnya. Getaran itu belum cukup, bahkan bisa dibilang belum ada.

"Nanti papa harus ketemu siapa Bay?" tanya Daru sesaat sebelum mereka tiba di Right Internasional School.

"Ketemu Miss Ella, dia guru BK yang mendampingi lima anak termasuk aku. Supaya Papa nggak malu-maluin di sana, aku kasi info kalo di sekolahku itu, setiap guru menjadi pendamping bagi lima orang murid. Jadi bukan karena aku bermasalah makanya aku dikasih guru pendamping," terang Bayu pada ayahnya yang betul-betul tak pernah menginjakkan kaki di sekolah anaknya selain hari pertama pendaftaran enam tahun yang lalu.

"Oke--oke," potong Daru tak sabar. Mobil yang dikemudikannya telah memasuki sebuah halaman yang seluruhnya ditutupi oleh bata.

"Oke, sekarang papa harus ke mana?" tanya Daru sambil menekan tombol hand break pada dashboard tengah.

"Ikut aku," ujar Bayu langsung membuka pintu mobil dan melompat keluar.

Daru mengikuti langkah Bayu menuju pintu besar mengarah je sebuah lorong yang di sebelahnya terhampar sebuah lapangan berumput yang sangat asri.

Bayu terus berlari dan Daru dengan santai mengikuti langkah kecil anaknya yang tergesa-gesa.

"Ini ruangan Miss Ella, aku aja yang ketuk." Tanpa berkata dua kali Bayu langsung mengetuk pintu di depannya.

"Masuk," sahut suara dari dalam. Mendengar jawaban itu, Bayu menekan handle dan mengayunkan pintu ke arah dalam.

"Miss Ella, ini saya sudah bawa Papa saya. Gimana? Hari ini saya udah bisa langsung pindah ke kelas B kan?" tanya Bayu terburu-buru.

Daru melangkah masuk ruangan dan terlebih dulu mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan itu.

Lalu pandangannya terhenti pada seorang wanita muda yang berada di balik meja. Wanita itu adalah Ella, wanita 20 tahun yang sedang magang di sekolah itu.

"Ehem!" Daru sedikit berdehem untuk memberi isyarat kepada guru BK itu agar segera menoleh kepada mereka yang baru datang.

Kepala wanita itu langsung mendongak menatapnya. Mata wanita itu terlihat membulat seolah bertemu dengan seseorang yang dikenalnya.

"Hmmm... Bayu? Ini..." Ella mengalihkan pandangannya pada Bayu yang telah berdiri di sisi kiri Ella.

"Papaku Miss, gimana? Aku bisa langsung ke kelas B nggak?" Bayu mengulang pertanyaannya. Ella menatap bocah laki-laki itu dengan senyum termanisnya.

Hampir saja ia mengira pria yang baru saja masuk bersama muridnya itu adalah seorang paman yang menemani keponakannya. Orang tua Bayu terkenal karena ketidak-pernah-hadiran mereka di sekolah anaknya.

"Kamu sekarang masuk ke kelas A dulu ya, Miss ngobrol dengan Papa kamu sebentar. Nanti Miss kabari kamu selanjutnya bagaimana. Setuju?" tanya Ella menyodorkan kelingking kanannya ke arah Bayu.

Bayu segera menyambut dengan mengaitkan kelilingnya, "janji jangan lama!" tukas Bayu.

"Aku janji sebagai seorang teman," balas Ella. Bayu tersenyum kemudian berlari ke luar ruangan.

"Silakan duduk Pak--" Menyadari bahwa ia tak mengetahui nama orang tua muridnya, Ella sibuk meraba laci di dekat kaki kanannya untuk mencari berkas kesiswaan.

"Daru," jawab Daru singkat kemudian menarik kursi di seberang meja Ella.

"Pak Daru. Pak Handaru," ulang Ella saat telah berhasil menemukan sebuah map dan membaca isinya. Ia kemudian mendongak dan tersenyum menatap pria di depannya.

"Yup," jawab Daru singkat. Bertele-tele sekali pikirnya. Hal seperti inilah yang membuatnya malas menghadiri acara-acara kesiswaan sejak dulu.

"Bayu mendesak saya agar kembali dipindahkan ke kelas B mengikuti teman-teman lamanya. Padahal maksud sekolah baik, agar dia lebih konsentrasi dalam belajar. Selama ini dia terlalu banyak berbuat iseng jika bersama teman-temannya itu," ujar Ella.

"Lalu?" tanya Daru.

"Bayu kurang perhatian, saya ingin menyarankan agar kedua orangtuanya lebih sering berkomunikasi dengannya. Mungkin untuk hal seperti ini kehadiran ibu Bayu lebih cocok," terang Ella.

"Ibunya sudah meninggal," ujar Daru.

"Maaf... Kalau saya boleh tau, sejak kap--"

"Sudah tiga tahun," jawab Daru. Benar-benar bertele-tele, ia sekarang sedikit menyesal datang ke sekolah itu. Guru perempuan itu sepertinya lebih tertarik dengan urusan pribadi keluarganya saja.

"Baik, kalau begitu saya bisa memasukkan kemungkinan bahwa sikap Bayu selama ini bisa jadi karena ketidakhadiran sosok ibu dalam tumbuh kembangnya."

"Bisa jadi," tukas Daru.

"Tapi apa tidak ada sosok wanita lain yang saat ini bisa menggantikan sosok ibu baginya? Maksud saya bisa saja Bayu mendapatkan perhatian dari wanita itu," ujar Ella.

Ella bisa merasakan kalau orang tua muridnya itu sedang menatapnya tajam. Ia sadar kalau pertanyaannya terlalu lancang, tapi Ella memang penasaran.

Ini tak ada kaitannya dengan soal Bayu, ia benar-benar hanya penasaran. Ayah Bayu yang ternyata duda tampan namun berwajah dingin ini, membuatnya penasaran.

"Selain neneknya, ibu saya, Bayu tak ada dekat dengan wanita lain yang bisa dijadikannya sosok model seorang ibu. Kenapa dengan pertanyaan anda Miss? Apa itu begitu penting? Atau anda sendiri berminat menjadi sosok yang bisa dianggap seorang ibu oleh Bayu?" Daru menatap lurus pada bola mata coklat yang sedang memandang serius padanya.

Tanpa polesan make up tebal, wanita bermulut lancang di hadapannya itu memang bisa dikatakan cantik sekali. Pasti berusia setengah dari usianya sendiri.

Daru sudah sering melihat tatapan serupa yang sedang dilontarkan wanita ini padanya.

Ella, atau siapapun namanya. Anak ingusan yang sedang berlagak menjadi seorang wanita dewasa di depannya pikir Daru.

To Be Continued.....

@juskelapa_

Comments (37)
goodnovel comment avatar
mikaila rustam
guru bk dengan pertanyaan seperti itu masih biasa tdk lancang sama sekali
goodnovel comment avatar
dhea dhea aluna s
okeeeeeeeeeeee
goodnovel comment avatar
Non Ifaku
mampir nih kak...baca karya rekomended
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Birahi Pengacara   2. Cengkramannya Pas

    "Pak Daru," panggil Ella sambil menatap manik mata hitam Daru yang entah kenapa membuat Ella terhipnotis. Mata hitam lelaki didepannya itu benar-benar membuat Ella menahan napasnya. Seksi dengan caranya sendiri. "Iya." Daru menjawab dengan dingin sambil melirik jam di pergelangan tangannya. Daru benar-benar merasa seperti menyia-nyiakan beberapa detik waktu di hidupnya. "Pak, maaf tapi saya benar-benar berharap Bapak bisa meluangkan sedikit waktu untuk Bayu." Ella berkata sambil mencuri-curi pandang ke arah jari jemari pipih milik Daru yang benar-benar membuat imajimasi Ella langsung berkelana pada fantasi erotis miliknya. "Maksudnya?" tanya Daru sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di meja. Ella langsung menahan napasnya dan berjuang untuk menstabilkan suaranya. Detik ini yang ada di otak Ella bukanlah masalah mengenai Bayu. Tapi, di bagian tubuh Ella yang mana tangan itu bisa berlabuh. Astaga pikiran Ella benar-benar dipenuhi adegan-ad

    Last Updated : 2021-06-23
  • Terjebak Birahi Pengacara   3. Bergetar

    Ella dan Daru hanya bisa menatap dalam diam. Terlihat sekali kebingungan di wajah mereka. Sapuan nafas Daru begitu terasa pada wajah Ella.Ya Tuhan, debaran jantung mereka saling bertalu berirama tak tentu arah. Baru kali ini Daru merasakan getaran aneh setelah kematian istrinya.Sempat beberapa kali dia mencoba untuk membuka hati pada wanita lain, salah satunya Renya, anak teman ibunya. Beberapa kali juga mereka melakukan ciuman, namun tak sedikitpun terbesit di benak Daru akan rasa lebih dari ini.Tapi kali ini, dengan tanpa sengaja tangannya berada di atas dada seorang gadis yang berusia jauh di bawahnya.Astaga dada itu rasanya seperti aahh ... pikiran Daru berkelana, nafasnya tiba-tiba memburu, tatapan mata Ella membuatnya tak dapat lagi berpikir.Daru mendekatkan wajahnya, dekat sekali, mata Ella sedari tadi sudah mengarah pada bibir itu. Rasa yang bergemuruh itu tak dapat

    Last Updated : 2021-06-23
  • Terjebak Birahi Pengacara   4. Sebuah Interupsi

    Daru tak mengerti setan apa yang sedang merasuki dirinya saat itu. Ia sering melewatkan waktunya bersama wanita-wanita cantik, bukan kali ini saja. Tapi sikap Ella dengannya sejak menit pertama mereka bertemu, membuat Daru seolah kehilangan akal.Daru merasakan kalau tangan Ella sudah mengacak rambut belakangnya. Wanita itu seperti tak pernah merasakan yang namanya berciuman. Nafasnya sudah terengah dan desahan berkali-kali keluar dari mulut mungil Ella.Naluri Daru sebagai laki-laki tak bisa disalahkan. Jemarinya mulai membuka kancing kemeja yang dikenakan Ella. Jemarinya menyusup mencari suatu benda yang membuatnya penasaran tadi.Beberapa saat mencoba menelisik bra yang dipakai Ella, Daru semakin menegang saat jemarinya menyentuh puting wanita itu. Ia mengusap benda itu dengan kasar dan memilinnya."Hmmmphh.." Ella mendesah dan tangannya meraba-raba tubuh Daru seolah sedang mencari sesuatu.

    Last Updated : 2021-06-23
  • Terjebak Birahi Pengacara   5. Kesalahan Indah

    “Maaf Pak Daru, rumah aku bukan disini. Rumah aku disana.” Ella menunjuk ke ujung jalan di depannya. Dari diam tak bergeming, sepanjang perjalanan pikiran Daru berpikir keras. Ya... berpikir apa yang salah dengan dirinya. Bisa-bisanya dia bermesraan dengan wanita labil di sampingnya itu. Wanita yang notabene adalah guru anaknya sendiri. Ditatapnya Ella dari atas ke bawah, sumpah demi apapun Ella ini cantik. Tapi, bukan tipenya sama sekali. Mulutnya tidak berhenti berbicara mengenai kekasihnya, membuat Daru hampir menabrakkan mobilnya ke tiang terdekat saking kesalnya. Ella cantik dan menarik tapi, bukan tipenya. Satu-satunya yang membuat Daru ingin bersama lebih lama dengan Ella adalah payudaranya yang menakjubkan. Payudara yang di atas ukuran rata-rata yang dengan cerdasnya Ella sembunyikan di balik kemeja longgar yan

    Last Updated : 2021-06-23
  • Terjebak Birahi Pengacara   6. Terlambat

    "Apa?""Sejak kapan kamu pake parfum laki-laki Sayang?" tanya Andi lagi."Parfum laki-laki?" Ella mengendusi bau di kemejanya.Astaga ... dasar duda genit, sok arogan, sok iyes, kenapa ini bau dia semua batin Ella."Ini parfum terbaru aku, Sayang ... aku beli minggu lalu ada yang nawarin di kantor, emang ini bau parfum laki-laki ya?" Ella balik bertanya untuk menutupi kebohongannya."Sepertinya, udah lah lupain ... ganti baju dulu sana, aku tunggu di ruang tamu ya," ujar Andi tanpa curiga.Ella berlari kecil masuk ke dalam kamarnya, bersandar di balik pintu memejamkan mata, mengingat-ingat kembali kejadian hari ini, sungguh dramatis.Dengan mudahnya dia jatuh ke pelukan lelaki itu, pesona Daru memang luar biasa. Sentuhannya tadi pun membuat Ella tak lagi menapakkan kakinya di bumi.Lumatan lelaki itu membawanya pergi jauh ke angkasa, apalagi rematan pada payudaranya bahkan meninggalkan noda merah di sana.Ella menangkup

    Last Updated : 2021-06-23
  • Terjebak Birahi Pengacara   7. Bisikan Sore

    "Ternyata kamu yang datang ... bukan aku yang menghampiri." Suara bisikan Daru dan nafas hangat yang sengaja dihembuskan pria itu di tengkuk Ella membuat pori-porinya meremang seketika. Pandangan Ella mengiringi Bayu yang menghilang di balik pintu kamarnya. "Laper?" tanya Daru mengendurkan ikatan dasi di lehernya. Dengan seenaknya Daru meletakkan tangannya di bahu Ella dan menyeret wanita itu masuk ke ruang makan. "Ayo," ajak Daru menarik sebuah kursi dan mendudukkan Ella di sana dengan sedikit paksaan. "Aku masih kenyang," ucap Ella. "Please..." desis Daru membuka piring yang menelungkup di atas meja dan mendekatkannya pada Ella. "Kamu harus makan. Setidaknya biarkan aku berterimakasih karena kamu udah nganterin Bayu." Daru mengangkat alisnya dan memiringkan kepala. "Oke--oke" Ella menghela nafas dan menarik mangkuk nasi yang berada di dekatnya. Dia sendok porsi kecil rasanya sudah cukup untuk memuaskan permintaan orang tua mu

    Last Updated : 2021-06-23
  • Terjebak Birahi Pengacara   8. Pelacur

    Daru terus menerus mendaratkan kecupannya di leher jenjang Ella, sedangkan tangannya dengan cekatan menyusup ke dalam kemeja Ella, mencari sesuatu yang membuatnya tidak bisa tidur kemarin malam. Sesuatu yang kenyal dan sangat pas di genggaman tangannya.Ella langsung mendesah saat merasakan tangan Daru sudah mencubit puting payudaranya, desahan Ella makin keras saat merasakan cengkraman tangan Daru yang makin kasar. Namun, memabukkan."Say my name Miss Ella, (Panggil nama saya, Miss Ella)" bisik Daru di telinga Ella sambil menggigit cuping Ella.Ella benar-benar kebingungan, seumur hidupnya baru sekarang dia merasakan kenikmatan sebesar ini, lutut Ella sama sekali tidak mampu lagi menopang tubuhnya. Tubuh Ella merosot, dengan sigap Daru menangkap bokong Ella dan meremasnya pelan. Sontak Ella menjerit."Aa....""Say my name Miss Ella (panggil nama saya Miss Ella)." Daru lagi-lagi meminta Ella untuk memanggil namanya, saat ini Daru memintanya dengan

    Last Updated : 2021-06-23
  • Terjebak Birahi Pengacara   9. Permintaan Maaf

    Ella berjalan keluar dari gerbang rumah besar itu, sembari menempelkan gawainya untuk menelpon taksi. Di hati Ella terbesit pertanyaan mengapa Daru tidak berlari mengejarnya, lalu meminta maaf atas perkataannya.Sakit sekali hati Ella ketika Daru mengatakan PELACUR pada dirinya, serendah itu kah dia. Padahal yang terjadi adalah Daru yang berusaha meruntuhkan pertahanannya. Jelas sekali bukan Ella yang meminta ia untuk mencumbui tubuhnya.Ella menghapus air matanya, taksi yang ia pesan pun akhirnya datang. Menangis sejadi-jadinya di dalam taksi, merutuki dirinya serendah itu kah dia.Taksi membawanya menuju apartemen Andi, kekasihnya itu masih bekerja. Keluar masuk unit apartemen Andi itu sudah biasa dia lakukan. Memasuki apartemen tipe studio itu, Ella berjalan menuju dapur ia tuangkan secangkir susu coklat dari lemari es untuk menyejukkan hatinya yang sedang pilu.Menuju lemari Andi, diambilnya satu

    Last Updated : 2021-06-23

Latest chapter

  • Terjebak Birahi Pengacara   117. Hari Baru (Tamat)

    Sewaktu kecil Ella tak pernah merasakan bagaimana memiliki seorang ayah. Dia anak yang tumbuh besar dari ibu tunggal yang membesarkannya dengan menyingkir dari kecaman keluarga dan omongan orang terdekat. Sudah tak heran lagi kalau kebanyakan manusia selalu menganggap dirinya yang paling benar dan sempurna. Sehingga merasa lebih mudah untuk menghakimi kehidupan orang lain. Satu perasaan yang selalu Ella syukuri adalah bahwa ia dibesarkan oleh seorang wanita tangguh yang mengorbankan masa muda dan mampu mengalahkan egonya untuk tidak menikah lagi. Dulu Ella tak mengerti. Ia menganggap kalau apa yang dilakukan ibunya memang suatu keharusan. Membesarkannya, merawatnya, memberinya jajan yang cukup, pakaian bagus dan pendidikan mahal. Ella tak pernah bertanya uangnya dari mana. Dan ia tak pernah menyangka kalau sebagian besar apa yang diperolehnya berasal dari seorang pria yang ternyata diam-diam masih bertanggungjawab

  • Terjebak Birahi Pengacara   116. Kekasih Berengsekku

    Hidup itu selalu tentang pilihan. Tentang baik dan yang buruk, tentang kesulitan dan kemudahan, tentang berjuang atau memasrahkan, juga tentang menjadi baik atau tidak. Semuanya tentang pilihan. Tentu saja semua orang ingin hidupnya berjalan dengan baik. Namun, seringnya yang terjadi malah jauh melenceng dengan yang direncanakan. Begitu pula Andi yang sejak dulu merencanakan memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama Ella. Gadis yang menjadi kekasihnya selama bertahun-tahun, namun hubungan itu kandas karena perselingkuhan yang dilakukan oleh wanita itu. Andi tetaplah manusia biasa. Laki-laki yang jauh dari kata sempurna. Ia marah, murka, membalas, puas, kemudian melampiaskan semuanya dalam satu waktu. Andi yang menjaga dirinya menjadi sosok lelaki berengsek, malah berubah menjadi sosok itu. Bagi Ella, Andi pernah menjadi lelaki berengsek. Bagi Andi, Ella juga pernah menjadi wanita berengsek yang mengkhian

  • Terjebak Birahi Pengacara   115. Hari Bahagia

    "Oke ... mengejan sekali lagi ya Ibu Ella, sedikit lagi kepalanya sudah kelihatan ya ... siap ya, hitungan ketiga," ujar Dokter Sarah yang membantu persalinan Ella. "Satu ... dua ... tiga ... sekarang Bu Ella," titah sang Dokter. Ella mengejan sekuat tenaga, semampu yang dia bisa. Genggaman tangan Ella semakin erat menggenggam tangan Daru, Daru meringis menahan sakit kala genggaman itu mencengkeram semakin kuat seakan akan mematahkan jari jemari Daru. "Iya ... terus Ibu, bagus ...." Suara tangis bayi memenuhi ruangan persalinan, bayi mungil yang masih ditempeli sisa-sisa plasenta itu menangis begitu keras. "Sempurna, ya ... semua lengkap, perempuan, cantik, berat badan dan tinggi semuanya baik," ucap dokter Sarah. "Selamat Bapak Daru dan Ibu Ella," ujar Dokter Sarah. Ella meneteskan air matanya, saat bayi mungil mereka berada di atas dadanya, mencari-cari puting susu sang Ibu. "Cantik," ujar Daru menatap bayi mereka. "Benar

  • Terjebak Birahi Pengacara   114. Sudah Saatnya

    Daru membuka pintu kamarnya perlahan, dia membawakan susu hangat sesuai permintaan Ella tadi. Istrinya itu sedang duduk bersandar pada headboard, menggulir layar ponselnya. Ya, belakangan ini Ella memang lebih tertarik dengan ponselnya di banding yang lain. Berlama-lama melihat online shop lebih menarik dan menjadi salah satu hobi terbaru Ella. "Susunya di minum dulu, Miss Ella," ujar Daru yang sengaja memanggil Ella dengan sebutan Miss seperti dulu saat mereka pertama kali bertemu. "Terimakasih, Pak Daru." Ella pun tersenyum, menyesap susu yang diberikan oleh Daru. Dari duduk di sebelah istrinya, sambil mengusap-usap perut yang semakin membesar itu. "Kamu pasti belanja baju bayi lagi, ya?" tanya Daru yang melihat Ella sedang memilah-milah jumper untuk bayi mereka. "Lucu-lucu, Mas ... nggak mungkin aku lewatkan." "Iya, tapi kan sayang kalo ke pakenya cuma sebentar, itu yang kemarin kamu belanja sama ibu aja belum ka

  • Terjebak Birahi Pengacara   113. Perasaan Arya

    Lalu lintas sore itu cukup padat, Arya melirik jamnya berkali-kali khawatir ia terlambat untuk makan di restoran. Tempat yang diminta Arya datangi oleh Papahnya. Sambil menatap lampu merah yang lama, Arya teringat dengan pembicaraan dengan Papanya tiga hari yang lalu. Saat di mana Papanya tiba-tiba memanggilnya dan memberikan satu pertanyaan yang tidak pernah Arya duga sebelumnya. “Arya, bolehkan Papa menikah lagi?” Arya mengenang pertanyaan Ayahnya, pertanyaan yang paling simple, paling to the point dan pertanyaan yang paling tidak di duga oleh dirinya. Mengingat selama dua tahun Papanya menjadi seorang duda, sibuk dengan dunia politik. Papanya tidak pernah membicarakan tentang pendamping hidup semenjak kepergian Ibunya. Arya tahu bahwa orang tuanya dinikahkan melalui jalan perjodohan tapi, selama mereka hidup sebagai pasangan suami istri, mereka adalah rekan, partner, rekan dan sahabat baik. Ibu Arya memang selalu tidak sehat, kesehatannya memang ti

  • Terjebak Birahi Pengacara   112. Lamaran Yang Sebenarnya

    Dulu, Diana sangat terkesima dengan sosok Syarif Chalid muda yang begitu gagah dan penuh kharisma. Seorang angkatan bersenjata dengan karir yang cemerlang. Usia mereka bertaut cukup jauh, dan Diana muda yang naif begitu singkat dalam berfikir. “Ella memang lagi di rumah?” tanya Chalid di dalam mobil, menoleh ke arah Diana yang pandangannya mengarah ke luar kaca jendela mobil. “Iya, Ella nunggu hari kelahirannya. Belakangan dia sering nginep di rumah bawa Bayu. Aku juga minta dia di rumah sementara ini. Khawatir ... Daru kerja kadang pulangnya larut malam,” sahut Diana, menoleh sekilas ke arah Chalid kemudian mengembalikan tatapannya ke depan. “Jadi, Bayu juga lagi di rumah?” tanya Chalid lagi. “Iya, Mas. Tadi malah katanya mau ikut kalau dia belum makan. Tapi, kayaknya dia keburu makan sop,” ujar Diana tertawa. Ia menoleh ke arah Chalid dan bertemu pandang sesaat. Tawanya langsung lenyap berg

  • Terjebak Birahi Pengacara   111. Hidup Baru

    Diana sudah berdiri di depan kaca selama setengah jam. Wanita 45 tahun itu sudah tiga kali berganti pakaian. Pertama tadi dia hanya mengenakan celana panjang dan kemeja santai. Beberapa langkah keluar pintu kamar, ia kembali ke dalam dan kembali mematut diri.Sekarang Diana telah mengenakan terusan berwarna kuning muda yang menutup hingga ke betisnya. Rasa-rasanya ia sudah sangat lama tidak mengenakan jenis pakaian seperti itu.Alasannya bukan karena tidak suka, tapi lebih ke tidak adanya kesempatan atau tempat yang cocok untuk ia bisa mengenakannya. Tak ada pergaulan yang sangat penting yang terjadi dalam hidupnya setelah ia memiliki Ella.Setelah pernikahan yang amat singkat dengan Chalid, ayah kandung Ella, Diana membelanjai dirinya sendiri dengan memanfaatkan sedikit uang peninggalan orangtuanya. Diana berinvestasi kecil-kecilan di perusahaan temannya. Hasilnya memang tak banyak, tapi setidaknya ia bisa menjaga egony

  • Terjebak Birahi Pengacara   110. Wejangan

    "Em ... karena—" Ratih tercekat, ternyata nyalinya juga belum cukup kuat untuk mengatakan sejujurnya pada kedua orangtuanya. "Jadi gini, Om ... Tante. Saya dan Ratih, kami ...." Andi menguatkan hatinya. "Kami memohon restu dari Om dan Tante, saya ingin menikahi Ratih putri Om," ujar Andi tegas. "Maksudnya gimana ini, Ibu gak ngerti." Retno duduk di sisi suaminya. "Ratih akan berhenti bekerja, Bu ... kami minta restu dari Ayah sama Ibu, Andi ingin Ratih menjadi istrinya." "Sudah berapa lama?" tanya Ridwan menatap Andi. "Kami kenal sudah enam bulan kurang lebih, Yah." Ratih menjawab cepat. "Ayah tanya pacar kamu." Ekspresi datar dari seorang Ridwan, pensiunan polisi itu. "Enam bulan, Om ... sudah enam bulan." "Pekerjaan kamu?" "Baru selesai ambil spesialis, Om." "Dokter?" "Iya, Om." "Kamu bisa pastikan anak saya bahagia? Dengan latar belakang dia, kehidupan dia bahkan masa lalunya?"

  • Terjebak Birahi Pengacara   109. Minta Restu

    "Oh? Hanya oh?" Ratih berjalan cepat tanpa memikirkan perutnya, troli yang berisi barang belanjaan mereka dia tinggalkan begitu saja. Andi yang serba salah menyusul Ratih hingga meja kasir, wanita hamil itu melenggang begitu saja membiarkan Andi kesusahan membawa barang belanjaan mereka. "Tih ... ya ampun Tih, jangan cepet-cepet jalannya, ingat kamu lagi hamil." Andi meringis melihat Ratih berjalan cepat tanpa menoleh ke belakang. "Buka pintunya," ujar Ratih dengan ekspresi wajah kesal. "Astaga, Tih!" Andi membuka pintu mobilnya. Andi benar-benar harus menahan amarahnya menghadapi Ratih yang selalu sensitif selama masa kehamilannya. Ratih masih dengan mode diamnya, pandangannya dia alihkan keluar jendela mobil. Sementara Andi, merasa kikuk dengan tingkah Ratih yang selalu membuat serba salah. "Maaf ya," ujar Andi yang akhirnya mengalah. Ratih masih terdiam. "Kamu kan tau, hampir tiga bulan ini aku sibuk dengan pro

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status