Delon berbalik menatap tajam kepala preman. "Panggil anak buahmu yang lain dan segera meluncur ke hotel Paradise! habisi Marco dan para pengawalnya di sana!" titah Delon dengan suara menggelegar. Tanpa pikir panjang, tanpa banyak tanya, kepala preman mengangguk dan buru-buru berlari untuk segera melaksanakan perintah boss besarnya. Sementara Ivan dan Delon buru-buru melangkahkan kakinya keluar dari markas. "Maaf jika saya lancang, tuan muda," ucap Delon selagi berjalan dengan bergegas di samping pewaris keluarga Graha tersebut, "siapakah perempuan yang hendak tuan muda selamatkan ini dari tangan Marco?" Ivan menoleh cepat ke arah Delon tanpa menghentikan langkahnya dan menjawab, "Susan, CEO Malice Inc," Delon mengernyitkan kening, lalu lanjut berkata, "apakah perempuan itu begitu berarti bagi anda tuan muda? Apakah kalian berdua memiliki hubungan? Sebab perempuan itu sampai rela mengorbankan diri demi anda!" Ivan mendengus dingin, tak ada waktu untuk menjelask
Mendapati hal itu, Susan memilih tak membalas perkataan Marco dan kian menahan pintu kamar mandi dengan kuat. Sebelumnya, Marco telah berusaha melepaskan pakaian dan nyaris saja melecehkannya. Tentu saja Susan merasa jijik mendapatkan perlakuan seperti itu dari Marco. Dibawah perasaan jijik dan muak, tiba-tiba ia memiliki ide untuk menghindar dengan izin ke kamar mandi. Untungnya Marco memperbolehkannya, meskipun sepertinya sedikit curiga. Apalagi saat ia membawa tas ke dalam kamar mandi.Tapi ia beralasan akan melakukan bersih-bersih diri terlebih dahulu sebelum bercinta dengan Marco. Mendengar itu, Marco jadi merasa senang sekaligus spesial. Susan sengaja berlama-lama di dalam kamar mandi. Ia menggunakan kesempatan itu menghubungi orang-orang terdekatnya untuk meminta bantuan. Meskipun ia sadar bahwa apa yang ia lakukan ini sangat beresiko sebab ia telah membuat perjanjian dengan Marco, tapi ia benar-benar akan mengambil setiap kesempatan yang ada supa
"Apa benar jika kau sedang bersama seorang wanita di hotel milik kita, Marco?!" sembur Ayahnya begitu panggilan tersambung. Mendapatkan nada yang begitu menggelegar, Marco buru-buru menjauhkan ponsel dari telinga sesaat sebelum kemudian menempelkan di telinganya lagi. Namun, tiba-tiba ia menautkan kedua alisnya. "Bagaimana Ayah bisa tahu? Ayah tau dari mana?" "Tak penting Ayah tahu mengenai hal itu dari mana!" potong Darius dengan mulut berbusa, "siapa kah wanita yang sedang bersamamu itu Marco!?" Marco menghembuskan napas kasar, lalu menjawab, "Susan. CEO Malice Inc, Yah." "Apa?! Susan? CEO Malice Inc?" ulang Darius hendak memastikan yang langsung dibenarkan Marco. Selama sesaat, hening di sebrang sana. "Sekarang, Ayah minta, lepaskan Susan tanpa menyentuh dia sedikit pun! Lakukan segera, Marco!" bentak Darius setelah terdiam sebentar. Sontak saja, Marco terperanjat! Ada apa dengan Ayahnya? Kenapa tiba-tiba Ayahnya menyuruhnya untuk melepaskan Susan? Apa yang tel
Sementara itu, para karyawan hotel Paradise tengah dilanda panik sekaligus bingung setelah pemilik hotel yang tak lain adalah Ayahnya Marco, Darius Sidharta menyuruh mereka untuk segera menuju kamar yang sedang ditempati Marco dan mencegahnya untuk berbuat sesuatu kepada Susan. Tentu saja hal itu membuat mereka dilema, bagaimana tidak, mereka bingung antara menuruti perintah dari Ayah atau anaknya. Pasalnya, sama-sama harus dipatuhi. Namun, jika harus memilih, jelas mereka akan patuh pada Darius Sidartha. Belum sempat mereka menuju kamar dimana Marco dan Susan berada, iring-iringan mobil mewah datang dan berhenti di halaman hotel. Hal tersebut menarik perhatian semua orang. Lalu, turun Ivan, Delon dan preman-preman dari dalam mobil-mobil tersebut.Setelah itu, rombongan bergegas masuk ke dalam hotel. Melihat kedatangan mereka, semua karyawan hotel terkejut sekaligus ketakutan. Bagaimana tidak? Dengan perawakan mereka yang terlihat garang dan menyeramkan, pasti merek
Kenapa Ivan benar-benar muncul? Dan kenapa pria itu baik-baik saja? Tak ada luka sedikit pun? Selagi Marco tercengang seraya mengamati Ivan dari atas kepala hingga ujung kaki sebab kaget sekaligus bingung. Tiba-tiba... Tubuh Marco terlempar membentur tembok yang membuatnya langsung mengadu kesakitan.Tidak cukup sampai disitu, sebuah pukulan langsung mendarat di wajah Marco setelahnya. Tidak hanya satu kali. Tapi berkali-kali. Tentu tinju yang kekuatannya begitu kuat, berkali-kali lipat. Alhasil, geraham belakang Marco hancur, giginya rompal, wajahnya dipenuhi luka lebam dan dia langsung memuntahkan darah. Sambil merintih kesakitan, Marco menatap Ivan marah dan berkata dengan tersendat-sendat, "Bang-bangsat kau, Ivan!" Tapi Ivan belum puas, ia yang tengah dikuasai amarah membara, kembali menghajar Marco sembari berteriak, "kau yang bangsat, Marco sialan! Berani-beraninya kau menyentuh wanitaku!" "Kau benar-benar akan kuhabisi, Marco!" BUGH! BUGH! BUGH! Sementar
Mata Susan melebar, menyadari perbuatannya ini yang tidak semestinya ia lakukan. Hanya karena Ivan menyelamatkannya, lalu tiba-tiba ia memeluknya? Susan buru-buru mengondisikan diri kembali kala teringat rencana awalnya yang tidak akan menggunakan hati dalam pernikahan kontrak ini. Demikian, bisa-bisa rencananya akan buyar. Ia pun merutuk dalam hati, menyuruh dirinya sendiri untuk tidak melakukan hal seperti barusan lagi. Sebelumnya, ia begitu ketakutan dan telah pasrah jika pada akhirnya ia akan berakhir di ranjang bersama Marco. Tapi tiba-tiba Ivan datang menyelamatkannya dan langsung menghajar Marco. Tentu ia lega sekaligus senang. Demikian, ia refleks memeluk calon suami kontraknya tersebut. "Maafkan aku, Van ... barusan aku refleks memelukmu. Aku tak bermaksud," ucap Susan dengan pandangan mengedar ke sekeliling. Menghindari tatapan pria yang kini ada di hadapannya. Mendapati hal itu, Ivan menggeleng, Susan masih saja gengsi menampakan dan mengungkapkan apa yang
"Ke-kenapa anda tidak tertarik, tu-tuan Delon?" tanya Marco kebingungan. "Berapa pun bayaran yang anda minta, aku akan langsung setuju. Satu miliar, dua miliar, tiga miliar, empat miliar?" Marco terus mendesak ketua mafia Naga Hitam itu sampai menerima tawarannya sebab ia menginginkan Ivan mati saat ini juga. "Katakan saja, berapa pun bayaran yang tuan Delon minta, akan langsung kupenuhi." Seketika wajah Delon berubah. Jika situasinya berbeda, mungkin ia akan memikirkan tawaran dari Marco yang sudah kepepet ini. Bagaimana pun itu adalah bisnis. Diluar ia yang bekerja pada keluarga Graha. Seraya melangkahkan kakinya, berdiri tepat di hadapan Marco dengan wajah mengeras, ia berkata dengan lantang. "Sudah kukatakan. Aku tidak tertarik membunuh pria yang ada di dalam itu!" "Dan sebanyak apa pun bayaran yang akan kau berikan, aku tetap tidak mau!" Kata Delon tegas. Sontak saja, Marco tercengang. Setelah kepala preman langsung menolaknya tadi, kini ketua mafia Naga Hitam juga
Seruan itu membuat perhatian semua orang yang ada di situ teralihkan. Kepala-kepala pun kompak tertoleh, ke arah sumber suara. Seorang pria paruh baya berjas rapi tampak bergegas menghampiri mereka. Marco yang kini tengah terkejut sebab mengetahui bahwa keluarga Graha mengutus ketua mafia Naga Hitam untuk menyelamatkan Susan, melihat siapa yang datang, mendadak tersadar. "Ayah!!!" seru Marco sembari berusaha bangkit berdiri. Tentu saja dengan susah payah. Rasa sakit yang tengah dideritanya akibat keganasan Ivan tadi begitu menyiksa. Entah lah, kedatangan Ayahnya ini akan menyelamatkannya atau tidak. Pasalnya jika sudah menyangkut keluarga Graha, meskipun keluarganya kaya raya, jelas kalah jauh jika dibandingkan dengan keluarga tersebut. Namun, setidaknya Marco bisa berlindung dibalik ketiak Ayahnya. Pria paruh baya itu adalah Darius Sidartha, Ayahnya Marco yang tak lain dan tak bukan adalah pemilik hotel Paradise ini. Setelah mendapat ancaman dari Delon, juga memerint