Share

BAB 25

Author: Fadhillah_ND
last update Huling Na-update: 2024-05-13 09:43:49
Pagi ini Yasmin pulang ke rumahnya. Rasa senang terus membuatnya tersenyum sedari tadi. Sempat putus asa akan nasib, tetapi sekarang tak lagi. Ia akan kembali ke siklus semula hidupnya. Menjalankan rutinitas harian dan mengembangkan karier.

Namun, Yasmin harus lebih waspada. Bisa saja Raline masih mengincarnya. Orang yang layak mendapat ucapan terima kasih adalah Sania. Rupanya gadis itu tak menipu, ia sungguh menolong Yasmin. Sedangkan Oliv, biarlah menjadi urusan belakangan.

"Iya, sebentar!" Nesha tergesa-gesa menuju ruang tamu. Sejak tadi bel rumah berbunyi berulang kali.

Nesha memperhatikan dari atas hingga turun ke bawah sosok tamu itu. "Kau?"

Yasmin mengangguk cepat sembari tersenyum. Sebelumnya ia melihat dua cincin emas di tangan kiri adiknya. Sementara di jari manis tangan kanan tersemat cincin berlian.

Ia memeluk erat Nesha. Tak peduli jika sang adik masih memakai masker wajah yang cukup belepotan.

"Lepas!" cecar Nesha.

"Beraninya kau kemari," ujarnya dengan tatapa
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 26

    Yasmin mencegat taksi. "Pak, tolong cepat! Aku dikejar orang aneh," pinta Yasmin sambil menengok ke belakang. Rupanya lelaki asing tadi mengejarnya naik ojek. Supir pun menambah kecepatan laju mobil. Sesekali diliriknya Yasmin dari kaca tengah. Sesampainya di depan hotel, ada kerumunan wartawan. Wanita itu segera membayar. "Itu, Meika!" teriak seorang jurnalis. Saat itu pula dari mereka banyak yang merekam. Sadar jadi pusat perhatian, Yasmin segera lari ke dalam lift. Gerombolan wartawan dengan kameranya kembali mengejar sampai ke atas. Entah apa salahku sampai harus menghadapi hal ini, batin Yasmin yang terus saja berlari. "Meika, tunggu!" teriak mereka. "Sania, buka pintunya," desak Yasmin. Namun, tak kunjung dibukakan. Beruntung, ia mengantongi kunci serep. "Meika, keluarlah. Kami ingin mewawancaraimu," ucap jurnalis wanita. Disusul dengan ketukan-ketukan pintu. "Apa lagi ini, Ya Allah." Yasmin terengah-engah. "Meika itu ke mana, sih. Gara-gara dia aku dikejar. Orang-

    Huling Na-update : 2024-06-25
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 27

    Liza mengerem tepat waktu. Ia segera mengecek kondisi luar. Azkara menggendong Yasmin yang terbaring di jalanan. "Buka pintunya, Kak!" "I-iya." Ia takut jika perempuan itu adalah Meika sungguhan. "Gio, hubungi Dokter Ryan, suruh datang ke rumah!" "Baik, Tuan Muda." Liza pun menyetir. "Tidak usah bawa ke rumah sakit?" "Pulang ke rumah saja. Biar Dokter Ryan yang akan kemari." Azkara mengecek nadi Yasmin. Gadis itu masih hidup. Rupanya Raline tidak beranjak dari tempat. "Ya ampun! Apa di rumah sebesar ini tidak ada pelayan atau pembantu? Tidak ada yang mempersilakan diriku masuk!" umpatnya. "Rumah ini terlihat sepi. Mungkin media wartawan sempat memaksa masuk ke sini." Ia berjalan lalu duduk di kursi taman. Oh, lihatlah! Betapa perhatiannya Tuan Muda ini. Azkara segera membawa Yasmin masuk. Disusul oleh Liza. "Hei! Apa-apaan ini. Tidak ada yang menawarkanku untuk masuk?" Langkah Liza terhenti. "Oh, aku pikir urusanmu sudah selesai." "Astaga! Setidaknya di rumah sebes

    Huling Na-update : 2024-06-26
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 28

    "Kau mau mandi sendiri atau kumandikan, Sayang?" Ia langsung menyingkirkan tangan Azkara. Mendadak lelaki yang lebih tinggi itu mendorongnya ke tembok. Yasmin merasakan usapan lembut di pipi. Tatapan pria itu terasa hangat. Ia menikmati ketampanan dari jarak sedekat ini. Jantungnya berdebar kencang. "Kau mau menemaniku?" ucapnya lembut. "Aku sungguh merindukanmu." Dahi dan hidung mereka saling bersentuhan. Yasmin memejamkan mata. Tuan Muda tersenyum. Ia merangkul mesra pinggang wanita yang dipikir adalah istrinya. Sebelum hal lebih jauh terjadi, desainer itu tersadar. Azkara berstatus suami orang. Yasmin membuang muka dan menurunkan kedua tangan di pinggangnya. Senyum CEO itu menghilang diikuti kepergian gadis itu."Aku harus jaga jarak." Ia mengunci kamar.Di dinding belakang ranjang terpajang bingkai besar pernikahan. Dua pengantin tak lain adalah Azkara dan Meika. "Di manapun kau berada. Kuharap lekaslah kembali." Matanya awas menilik setiap inci wajah pengantin wanita. "Waja

    Huling Na-update : 2024-06-30
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 29

    "Aku alergi udang! Kan, aku sudah ambil ikan bakar. Kenapa kau tambahkan udang?" ujar Yasmin dongkol. "Hmm, aku sudah tahu." Azkara lahap menyantap hidangan seraya tersenyum."Lalu kenapa kau berikan?! Kau mau alergiku kambuh?" katanya ceplos. Suasana hatinya semakin panas."Aku suamimu, tentu tahu. Mana mungkin kau memakannya, Mei." Sengaja dia letakkan udang itu supaya melihat reaksi wanita yang terus saja menolak dipanggil Meika."Aku bukan istrimu! Aku alergi ...." Yasmin terdiam. Tuan Muda meneguk air putih. Dengan Yasmin berkata demikian, Azkara semakin yakin bahwa dia adalah Meika. Suami mana yang tidak tahu seluk beluk perkara mengenai istri sendiri. 'Meika juga alergi udang? Kalau begini, pasti lelaki ini semakin percaya bahwa aku istrinya. Aduh, habislah aku!'"Dan apa?" tanya Azkara yang lanjut memasukkan sesendok nasi ke dalam mulut."Aku tidak alergi udang!" Satu udang lolos dalam kunyahan. Sempat ragu, tapi Yasmin menepis. Sudah lama juga dia tak memakannya. Dipikir-

    Huling Na-update : 2024-07-23
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 30

    Yasmin memukul-mukul dada bidang Azkara ketika mereka sampai di depan kamar mandi."Azkara, turunkan, aku bisa sendiri!" Begitu dilepaskan, ia segera menutup pintu seraya berteriak, "Jangan masuk!"Lelaki itu menggelengkan kepala. Dia beranjak menarik pintu kaca penghubung balkon. Sengaja dibuka supaya udara malam masuk. Dia lalu mengambil setelan baju tidur wanita berbahan adem dan longgar. "Mei! Ambil baju," ucapnya sambil mengetuk pintu. "Letak di bawah, Azka. Aku masih berendam," jawab Yasmin merasakan sensasi dingin nan sejuk pada air yang merendam tubuhnya. Tuan Muda mengangkat kursi ke depan pintu toilet lalu meletakkan baju tidur di atasnya. Sudah menjadi kebiasaan untuk bersantai di balkon. Ia berjalan sambil melakukan peregangan. Memperhatikan sekitar, mungkin saja dia melihat penampakan. Sesuatu pun terlihat jatuh dari atas pohon. Ia menyipitkan mata melihat objek di bawah sana. Bergegas dia menuruni tangga saking penasaran.Yasmin merasa baikan telah berpakaian beserta

    Huling Na-update : 2024-07-29
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 1

    "Mengapa lampunya bisa padam? Suruh bagian keamanan untuk memeriksa listrik! Cepatlah! Agar listrik kembali bekerja," perintah Arland pada anak buahnya.Pria itu memutuskan panggilan lalu beralih menyentuh ikon senter yang ada di ponselnya.Riuh dari suara para tamu ketika di gedung mewah yang mereka tempati lampunya sedang padam. Di antara mereka bahkan juga ada yang menyalakan senter dari ponselnya.Arland berjalan melewati para tamu dan naik ke atas panggung, tempat di mana terdapat pelamainan di atasnya. Ia ingin menyampaikan sesuatu kepada para tamu atas ketidaknyamanan karena lampu yang tiba-tiba padam.Namun, sebelum mengatakan itu. Gio, anak buahnya tadi kembali menghubunginya."Halo, Pak Arland! Kabel listrik di luar gedung putus. Sehingga listrik tidak bisa menyala," ucap anak buahnya."Astaga! Cepat hubungi tim lainnya untuk menyelidiki penyebab kabel itu putus! Panggil PLN juga untuk segera memperbaikinya. Sekarang cepat kemari! Suruh mereka nyalakan genset! Genset otomatis

    Huling Na-update : 2023-07-03
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 2

    Arland menoleh ke arah kamar mandi. Ia teringat menemukan paperbag di dalamnya. Belum sempat ia cek apa isinya karena itu termasuk hal privasi Meika dan akan lebih baik jika Azkara yang membukanya."Maaf sebelumnya, Tuan Muda. Saat Anda pingsan tadi, saya mencoba mencari keberadaan Nyonya Meika. Saat saya mengetuk pintu kamar mandi tidak ada respon sama sekali dari dalam. Maaf sekali lagi atas kelancangan saya, Tuan, saya membuka pintunya karena saat itu saya berpikir sedang terjadi sesuatu yang buruk pada Nyonya di dalam, mengingat Anda tadi pingsan. Namun, begitu saya masuk, Nyonya tidak ada. Saya malah menemukan satu paperbag yang teronggok di dekat wastafel," ungkap Arland panjang lebar."Baiklah, saya mengerti. Berikan paperbag yang kau maksud itu," pinta Azkara yang masih agak pusing kepalanya.Arland mengambil paperbag yang terletak di atas sofa berwarna krim di sudut kamar lalu memberikannya pada Azkara. Di paperbag itu terdapat tulisan kata "Maaf" dalam bahasa Jerman "Verzeihe

    Huling Na-update : 2023-07-03
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 3

    Sejak malam tadi hingga pagi ini Meika belum bangun sama sekali. Malvin menyuntik Meika dengan bius yang sangat ampuh yang bisa membuat mereka yang terkena suntikannya tertidur dalam waktu yang cukup lama.Malvin adalah dalang di balik insiden malam tadi. Semua ia rencanakan dengan amat matang. Bermain secara tenang, lihai, dan cerdik. Sehingga rencananya tidak terendus sama sekali oleh Azkara, tangan kanan beserta ajudan dan anak buahnya.Ia memendam rasa cintanya pada Meika dan tak pernah menunjukkannya sedikit pun pada siapa pun. Saat mengetahui dambaan hatinya akan menikah dengan orang lain sebulan yang lalu, ia tak rela. Timbul hasrat untuk merebut dan memiliki Meika yang kini sudah bersuami. Sungguh ambisinya begitu besar.Azkara kini berada di rumahnya. Ia masih tidur. Sejak dalam perjalanan pulang menuju ke rumahnya malam tadi, Azkara masih merasakan kantuk yang luar biasa. Kepala terasa berat dan pusing, tangan kebas kesemutan, serta napasnya pun tersengal-sengal. Alhasil dir

    Huling Na-update : 2023-07-03

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 30

    Yasmin memukul-mukul dada bidang Azkara ketika mereka sampai di depan kamar mandi."Azkara, turunkan, aku bisa sendiri!" Begitu dilepaskan, ia segera menutup pintu seraya berteriak, "Jangan masuk!"Lelaki itu menggelengkan kepala. Dia beranjak menarik pintu kaca penghubung balkon. Sengaja dibuka supaya udara malam masuk. Dia lalu mengambil setelan baju tidur wanita berbahan adem dan longgar. "Mei! Ambil baju," ucapnya sambil mengetuk pintu. "Letak di bawah, Azka. Aku masih berendam," jawab Yasmin merasakan sensasi dingin nan sejuk pada air yang merendam tubuhnya. Tuan Muda mengangkat kursi ke depan pintu toilet lalu meletakkan baju tidur di atasnya. Sudah menjadi kebiasaan untuk bersantai di balkon. Ia berjalan sambil melakukan peregangan. Memperhatikan sekitar, mungkin saja dia melihat penampakan. Sesuatu pun terlihat jatuh dari atas pohon. Ia menyipitkan mata melihat objek di bawah sana. Bergegas dia menuruni tangga saking penasaran.Yasmin merasa baikan telah berpakaian beserta

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 29

    "Aku alergi udang! Kan, aku sudah ambil ikan bakar. Kenapa kau tambahkan udang?" ujar Yasmin dongkol. "Hmm, aku sudah tahu." Azkara lahap menyantap hidangan seraya tersenyum."Lalu kenapa kau berikan?! Kau mau alergiku kambuh?" katanya ceplos. Suasana hatinya semakin panas."Aku suamimu, tentu tahu. Mana mungkin kau memakannya, Mei." Sengaja dia letakkan udang itu supaya melihat reaksi wanita yang terus saja menolak dipanggil Meika."Aku bukan istrimu! Aku alergi ...." Yasmin terdiam. Tuan Muda meneguk air putih. Dengan Yasmin berkata demikian, Azkara semakin yakin bahwa dia adalah Meika. Suami mana yang tidak tahu seluk beluk perkara mengenai istri sendiri. 'Meika juga alergi udang? Kalau begini, pasti lelaki ini semakin percaya bahwa aku istrinya. Aduh, habislah aku!'"Dan apa?" tanya Azkara yang lanjut memasukkan sesendok nasi ke dalam mulut."Aku tidak alergi udang!" Satu udang lolos dalam kunyahan. Sempat ragu, tapi Yasmin menepis. Sudah lama juga dia tak memakannya. Dipikir-

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 28

    "Kau mau mandi sendiri atau kumandikan, Sayang?" Ia langsung menyingkirkan tangan Azkara. Mendadak lelaki yang lebih tinggi itu mendorongnya ke tembok. Yasmin merasakan usapan lembut di pipi. Tatapan pria itu terasa hangat. Ia menikmati ketampanan dari jarak sedekat ini. Jantungnya berdebar kencang. "Kau mau menemaniku?" ucapnya lembut. "Aku sungguh merindukanmu." Dahi dan hidung mereka saling bersentuhan. Yasmin memejamkan mata. Tuan Muda tersenyum. Ia merangkul mesra pinggang wanita yang dipikir adalah istrinya. Sebelum hal lebih jauh terjadi, desainer itu tersadar. Azkara berstatus suami orang. Yasmin membuang muka dan menurunkan kedua tangan di pinggangnya. Senyum CEO itu menghilang diikuti kepergian gadis itu."Aku harus jaga jarak." Ia mengunci kamar.Di dinding belakang ranjang terpajang bingkai besar pernikahan. Dua pengantin tak lain adalah Azkara dan Meika. "Di manapun kau berada. Kuharap lekaslah kembali." Matanya awas menilik setiap inci wajah pengantin wanita. "Waja

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 27

    Liza mengerem tepat waktu. Ia segera mengecek kondisi luar. Azkara menggendong Yasmin yang terbaring di jalanan. "Buka pintunya, Kak!" "I-iya." Ia takut jika perempuan itu adalah Meika sungguhan. "Gio, hubungi Dokter Ryan, suruh datang ke rumah!" "Baik, Tuan Muda." Liza pun menyetir. "Tidak usah bawa ke rumah sakit?" "Pulang ke rumah saja. Biar Dokter Ryan yang akan kemari." Azkara mengecek nadi Yasmin. Gadis itu masih hidup. Rupanya Raline tidak beranjak dari tempat. "Ya ampun! Apa di rumah sebesar ini tidak ada pelayan atau pembantu? Tidak ada yang mempersilakan diriku masuk!" umpatnya. "Rumah ini terlihat sepi. Mungkin media wartawan sempat memaksa masuk ke sini." Ia berjalan lalu duduk di kursi taman. Oh, lihatlah! Betapa perhatiannya Tuan Muda ini. Azkara segera membawa Yasmin masuk. Disusul oleh Liza. "Hei! Apa-apaan ini. Tidak ada yang menawarkanku untuk masuk?" Langkah Liza terhenti. "Oh, aku pikir urusanmu sudah selesai." "Astaga! Setidaknya di rumah sebes

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 26

    Yasmin mencegat taksi. "Pak, tolong cepat! Aku dikejar orang aneh," pinta Yasmin sambil menengok ke belakang. Rupanya lelaki asing tadi mengejarnya naik ojek. Supir pun menambah kecepatan laju mobil. Sesekali diliriknya Yasmin dari kaca tengah. Sesampainya di depan hotel, ada kerumunan wartawan. Wanita itu segera membayar. "Itu, Meika!" teriak seorang jurnalis. Saat itu pula dari mereka banyak yang merekam. Sadar jadi pusat perhatian, Yasmin segera lari ke dalam lift. Gerombolan wartawan dengan kameranya kembali mengejar sampai ke atas. Entah apa salahku sampai harus menghadapi hal ini, batin Yasmin yang terus saja berlari. "Meika, tunggu!" teriak mereka. "Sania, buka pintunya," desak Yasmin. Namun, tak kunjung dibukakan. Beruntung, ia mengantongi kunci serep. "Meika, keluarlah. Kami ingin mewawancaraimu," ucap jurnalis wanita. Disusul dengan ketukan-ketukan pintu. "Apa lagi ini, Ya Allah." Yasmin terengah-engah. "Meika itu ke mana, sih. Gara-gara dia aku dikejar. Orang-

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 25

    Pagi ini Yasmin pulang ke rumahnya. Rasa senang terus membuatnya tersenyum sedari tadi. Sempat putus asa akan nasib, tetapi sekarang tak lagi. Ia akan kembali ke siklus semula hidupnya. Menjalankan rutinitas harian dan mengembangkan karier. Namun, Yasmin harus lebih waspada. Bisa saja Raline masih mengincarnya. Orang yang layak mendapat ucapan terima kasih adalah Sania. Rupanya gadis itu tak menipu, ia sungguh menolong Yasmin. Sedangkan Oliv, biarlah menjadi urusan belakangan. "Iya, sebentar!" Nesha tergesa-gesa menuju ruang tamu. Sejak tadi bel rumah berbunyi berulang kali. Nesha memperhatikan dari atas hingga turun ke bawah sosok tamu itu. "Kau?" Yasmin mengangguk cepat sembari tersenyum. Sebelumnya ia melihat dua cincin emas di tangan kiri adiknya. Sementara di jari manis tangan kanan tersemat cincin berlian. Ia memeluk erat Nesha. Tak peduli jika sang adik masih memakai masker wajah yang cukup belepotan. "Lepas!" cecar Nesha. "Beraninya kau kemari," ujarnya dengan tatapa

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 24

    Sania mengambil kendali kemudi setelah mereka kembali dari mall. Perjalanan berlanjut menuju kota tempat tinggal Yasmin. "Minum obat itu. Rasaku kau belum terlalu fit. Tidur saja kalau mau," terang Sania. Mereka kini saling diam. Setelah meminum obat, Yasmin mengamati keadaan sekitar tol. Malam belum larut. Seperti deja vu, ingatan saat dihabisi kembali muncul. "Ada apa??" Sania heran melihat dia yang terkesiap tanpa sebab. Yasmin menggeleng. Ketika menoleh ke samping, mobil lain sudah sejajar dengan mereka. Spontan ia mengedipkan kedua mata dengan rasa takut bercampur kejut. Ia sedikit mengeluarkan suara. "Kenapa? Kau lihat hantu?!" Sania resah. Suaranya lebih kuat dari sebelumnya. "Tidak. Aku ... cuma teringat sesuatu," kelit Yasmin. 'Inikah yang dinamakan trauma pasca kecelakaan?' Trauma terhadap mobil yang melintas di malam hari benar-benar membuatnya dalam ketakutan. Apalagi jika jarak dengan mobil itu sangat dekat. Ia memejamkan mata lalu bersandar dan mer

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 23

    "Seharusnya mama masih dirawat di rumah sakit. Aku harus memarahi Dokter Ryan karena membiarkan mama pulang." "Mama sudah baikan. Kamu kenapa tidak istirahat saja, Az? Mengkhawatirkan mama, tapi tidak mengkhawatirkan diri sendiri," ujar ibu mertua. "Ma, Azkara belum berhasil menemukan Meika." Ia tertunduk sedih dan merasa tidak berguna sebagai suami. "Kita akan terus berusaha Azka. Mama yakin, putriku pasti akan kembali." Citra bersikap tegar untuk menutupi kesedihan atas hilangnya Meika. Ia tak mau terlalu membebani Azkara. Bertepatan pula dengan kepulangan Arland dan Liza dari kantor. "Syukurlah kau sudah pulang, Azkara. Aku tidak bisa membayangkan hari-hariku bekerja terus dengan asistenmu!" Liza ikut duduk menyantap cemilan yang disajikan. Azkara memberi Arland kode lewat mata lalu pergi sambil melempar senyum pada Citra dan Mahira. 'Kulihat mereka semakin lama sudah seperti kakak adik saja.' Liza selalu sewot melihat kedekatan mereka. Nama Malvin tertera di la

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 22

    Pria berkumis tipis dengan setelan jaket kulit berwarna hitam menemui Raline di kediaman lamanya. "Hal penting apa yang ingin kau sampaikan? Hingga aku harus meninggalkan rapat." "Nyonya Raline, saya rasa Anda akan terkejut melihat vidio ini," ungkapnya sembari menyalakan laptop. "Coba putar biar kulihat." Prans menghubungkan flashdisk ke laptop lalu diputarlah suatu video berdurasi satu menit. Raline menjadi panik. "Kenapa bisa ada yang merekam kejadian itu, Prans?" "Kau bilang sudah mengamankan semuanya! Kau polisi yang paling berpengaruh di kota ini. Perjanjian kita tidak main-main!" Ia menatap nyalang lelaki itu. Di video terlihat jelas Aldrich dan ketiga pria suruhannya. Hubungan dengan Aldrich saat ini tidak baik. Ia takut kalau pria itu tidak bisa menutup mulut dan diajak kerja sama. Melihat kemarahan Raline justru membuat Prans terkekeh kecil. "Payah! Kenapa kau malah tertawa? Reputasiku sedang dipertaruhkan di sini!" Raline melempar tas mini yang berhasil ditan

DMCA.com Protection Status