Share

BAB 121

Penulis: LaSheira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-12 18:37:24

Mengunjungi anaknya begini secara langsung, kalau bukan perintah kakek, dia tidak mungkin melakukannya. Apalagi dia tahu, anak laki-laki itu juga dirawat di sini. Darah daging suaminya yang membuat suaminya depresi dan akhirnya mati muda. Dia bahkan sempat berfikir, kenapa anak itu tidak mati sekalian menyusul ayahnya. Kenapa dia mendekati Argen, apa dia mau merebut semua yang dimiliki Argen. Dasar tidak tahu malu. Sampai menginjakkan kaki di halaman RS, ibu masih memaki dan mengutuki anak itu. Walaupun dia tahu, anak itu yang menyelamatkan putranya. Namun, kebencian yang merasuk di hatinya mengalahkan rasa terimakasih atas selamatnya putranya.

Jangan sampai mereka berpapasan, karena dia tidak bisa menahan diri lagi sekarang. Apalagi kata-kata kakek padanya tadi sebelum berangkat. Kakek mengatakan akan mengundang mereka ke acara pertemuan keluarga. Darah ditubuhnya seperti mendidih dipenuhi amarah. Tapi dia hanya bisa mencengkeram kursi mobil dengan penuh kebencian.

"Jangan berulah, i
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 122

    Kembali ke depan pintu, Argen bergumam dalam hati sambil menatap dinding pembatas di depannya.Baiklah, tanya kabarnya, apa masih sakit? dimana yang sakit? Kau makan dengan baik? Begitulah rencana yang Argen buat, akan dia tanyakan saat pertama kali bertemu dengan kakak laki-lakinya. Bahkan kata-kata Ana untuk menyentuh tangannya terngiang. Dia merinding membayangkan merealisasikan ucapan Ana.Sejujurnya Argen pernah memikirkannya, andai saja, andai ayahnya memiliki anak yang lain, mungkin rasa kesepiannya tidak akan seperti yang ia rasakan selama ini. Duduk di posisi tertinggi Domaz Group, kursi itu terlalu tinggi untuk disentuh orang lain, hingga dia hanya sendirian melihat keramaian di bawahnya. Dan sekarang, apa yang pernah dia bayangkan itu ada di depan mata. Tapi kenapa, kenapa harus muncul dengan cara penuh drama dan menyedihkan begini.Argen menghela nafas lagi, belum pernah dia setegang ini sebelumnya."Gen, kau mau aku ikut masuk?" Wiliam sudah meraih handle pintu.Argen m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 123

    EpilogWiliam mengantar kepulangan kakek dan ibu Argen. Tidak bicara sepatah katapun, hanya berdiri di samping kakek. Lift sudah tertutup, turun menuju lantai bawah."Kau anaknya ...... " Kakek menyebut nama ayah Wiliam. Wiliam tergagap saat dia dikenali oleh kakek. Padahal dia pikir kakek tua yang sudah membuang keluarganya ini tidak akan mengingat atau tahu tentangnya."Ia Kek.""Haha, kau hebat juga bisa berhasil seperti ini." Menepuk bahu Wiliam dengan keras, membuatnya meringis. "Aku pikir keluarga kalinya cuma bisa menjilat Argen untuk bertahan hidup. Bagus. Bagus." Masih menepuk bahu dengan kuat.Sakit! Tenaganya masih mirip dengan kekuatan Argen."Aku akan mengundang orangtuamu ke acara makan malam."Tidak perlu! Aku sudah membuang Domaz Group!"Ayahmu pasti bangga padamu. Datanglah bersama mereka nanti."Tidak perlu, aku tidak Sudi!"Baik Kek, terimakasih atas undangannya. Ayah pasti senang sekali."Dasar budak kapitalis, kau bahkan tidak berani bicara di depan kakek. Kau ben

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 124

    "Rene, aku mohon. Katakan apa yang Argen suruh padamu." Ibu menyentuh tangan Rene, menganggukkan kepala. Meminta Rene menjawab pertanyaan Gara dengan jujur."Tuan Argen meminta saya memastikan kalian tetap tinggal disini dan tidak pergi." Akhirnya Rene menjawab jujur, alasan apa yang membuatnya setiap hari datang. Mengirimi ibu pesan setiap waktu.Gara menyentuh kepalanya sambil mengeram. Licik sekali cara Argen menahannya. Dan dia tahu, perintah untuk Rene juga pasti berisi ancaman. Kalau gadis itu tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, dia harus membayar kegagalannya.Apa Argen mengancammu atau memakai adik-adikmu. Ah, maaf Rene, kau jadi terlibat dalam hubungan rumit kami. Hanya itu yang terpikirkan di kepala Gara. Kalau dia kabur, Rene yang akan menjadi tumbal.Gara meraih hpnya dan berjalan ke ruang tamu. Meninggalkan dua wanita yang saling berpegangan tangan. Dia duduk di sofa, melakukan panggilan. "Apa!" Suara ketus di hp terdengar. Sudah bisa ditebak siapa yang ditelepon

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 125

    Amira menarik tangan Ana yang sewot dan menolak ditarik turun. Tapi dasar Amira, dia memaksa juga. Gadis itu mau mengajak Ana mengintip. Mereka mengendap-endap di balik tangga. Amira menunjuk-nunjuk Dokter Wiliam."Apa sih, biasa aja, nggak ganteng banget kok." Ana bicara lagi. "Kak Argen baru tampan."Diam kamu Ana, untung sayang aku sama kamu. Amira menggerutu. Ia, ia, suamimu yang paling tampan digalaksi Bima sakti ini. "Sedang apa kalian?" Ale muncul membawa keranjang berisi roti yang sudah dibungkus. Melihat dua gadis celingukan mencurigakan di dekat tangga. "Katanya banyak tugas, naik sana kerjakan tugas kalian, nanti kakak bawakan buah ke atas." "Amira yang ngajak, mau ngintip Dokter Wiliam, kata Amira dia ganteng." Padahal biasa aja gumam Ana. Masih saja protes ada yang bilang ganteng pada laki-laki selain Kak Argen dan Kak Ale. "Ana!" Apa sih, jujur banget kalau sama Kak Ale. Ngomong difilter kek. Amira jadi malu sendiri. "Nggak Kak, ini mau ngerjain tugas kok. Kami naik y

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 126

    Karena iseng melihat pemandangan sore jalanan di depan toko, telah merubah hari Aleando yang tadinya dipenuhi kebahagiaan saat melepas Ana pergi bersama Argen.Adiknya yang dulu selalu mengekor padanya, terlihat sangat bahagia saat suaminya muncul. Ale yang hanya melihat pun tahu kalau gadis itu adalah ratu di hadapan suaminya Argen. Argen sahabatnya benar-benar memenuhi janjinya, memperlakukan adiknya dengan baik. Itulah yang paling membuat kakak laki-laki itu sudah merasa sempurna menjadi kakak. Melihat adik yang dia sayangi bahagia.Seperti itulah, sebelum Ben, karyawan barunya menghancurkan sore yang sempurna Ale. Ben ragu-ragu bicara setelah Ale terlihat sangat terkejut dengan fakta toko roti disebrang adalah bagian dari Domaz Group. Namun, dia juga tidak bisa menutup informasi saat bos di depannya bertanya lebih detail tentang info yang dia berikan. Sepengetahuannya, mengenai toko roti yang ada di sebrang dia sampaikan semuanya.Terselip takut di hati Ben, apakah yang disampaik

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 127

    "Tidak! Ale tidak! Tuan Argen melakukannya karena kau adalah sahabat baiknya. Pernikahannya dengan Nona Ana, juga karena rasa cinta dan sayangnya dia pada kalian berdua. Aku mohon jangan berfikir yang tidak-tidak." Miria jadi bicara tanpa berfikir, melihat airmata yang sudah jatuh di pipi Ale. Laki-laki itu mengusap pipinya, lalu menjatuhkan kepala di bantal."Ale.""Miria, apa kau menerimaku juga karena perintah dari Argen?" Setelah pertanyaan Ale selesai, sambungan Vidio call terputus. Miria hilang. Layar hpnya menghitam. Apa itu benar? Sampai dia tidak mau menjawab.Ale menjerit dengan suara sedih dan gemetar. Semua pikirannya jadi negatif. Dia ingin marah karena merasa dikhianati oleh sahabatnya, tapi matanya malah tidak mau berhenti menangis. Hatinya lebih sakit dan kecewa, kalau ternyata pertanyaan terakhir yang tidak dijawab Miria benar adanya.Miria menerimaku karena perintah dari Argen?Saat ingatannya bertemu kebersamaan manisnya dengan Miria, hati Ale tersayat pilu. Memiki

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 128

    "Memang kau kenapa?" Intonasi Gara meninggi. Rene malah tersenyum melihat reaksi laki-laki di depannya. Laki-laki baik hati, pria hangat yang sangat mencintai ibunya. Dia bersyukur menyukai laki-laki sebaik tuan pengawal.Setelahnya mereka canggung lagi. Pengawal yang sedari tadi melihat dan mendengar kedua orang itu ingin menjerit karena gemas sendiri.Woi, tembak woi. Bisa gila sendiri aku melihat kalian berdua! Dia bahkan gemetar karena menahan untuk tidak berteriak."Masuklah, sudah malam, aku akan pulang setelah kau masuk." Gara menunjuk pintu masuk.Rene tersenyum sambil menyentuh belakang kepalanya. "Aku senang bisa datang tiap hari dan melihat Kak Gara, besok aku juga akan datang setelah kuliah. Besoknya lagi, seterusnya juga begitu. Aku datang bukan hanya karena perintah Tuan Argen, tapi karena aku memang menyukainya dan senang melakukannya. Selamat malam Kak!" Setelah mencercau panjang lebar Rene menundukkan kepala, belum Gara menjawab, Rene sudah membalik badan dan lari ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 129

    Masih di malam yang sama. Masih di dalam kamar apartemen milik Argen. Laki-laki itu keluar dari kamar mandi. Remang lampu tidur menunjukkan wajahnya yang basah tersapu air. Dia keluar dari kamar setelah membetulkan selimut dan mengusap kepala Ana, mengambil air dingin di kulkas. Setelahnya kembali ke kamar lagi. Argen duduk di tepi jendela, membuka tirai dan menatap malam yang terus merangkak naik. Lampu-lampu kelap kelip di kejauhan terlihat cukup indah di matanya saat ini. Disentuhnya kaca, dia mengukir nama Ana disana. Apa sekarang sudah waktunya aku mengaku pada Ana. Kalau aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya. Kalau aku yang mengejar-ngejar cintanya. Walaupun defenisi mengejar cinta ala Argen berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Bukan secara terang-terangan menunjukkan rasa suka dan mengungkapkan cinta. Karena cara Argen mengejar cinta Ana adalah dengan menghalangi semua laki-laki yang berusaha mencuri perhatian Ana. Agar tidak ada laki-laki yang merebut per

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14

Bab terbaru

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 173

    Meninggalkan Argen dan Ale berdua dalam ruangan tunggu."Kau tegang?" Argen mendekat menghampiri Ale. Meninju lengan sahabatnya. "Bagaimana perasaanmu hari ini?" Dia ingin menggoda Ale yang terlihat berdiri dengan kikuk. Beberap kali merapikan rambut yang memang sudah rapi."Senang, bahagia, aku sudah tidak sabar. Gen...""Apa?""Tapi aku gemetar tahu." Mencengkeram bahu Argen. Dia memang sok keren di depan Ana dan bilang baik-baik saja, padahal dadanya berdebar kencang. "Kau tegang tidak waktu mau menikah dengan Ana." Ada peluh yang merembes di kening Ale."Kau itu nggak ngapa-ngapain aja gemetar." Argen menjawab acuh seperti Argen biasanya."Dasar sialan!" Tapi Ale tertawa juga mendengarnya. Membuat kegelisahannya sedikit mencair. Mereka duduk di sofa sekarang. Ale masih terlihat gelisah. Beberapa kali mengusap wajahnya. Janji pernikahan, dia sudah hafal diluar kepala. Sudah dia ulang-ulang juga tadi. Dia tidak mau mengulangnya lagi, karena takut malah panik dan lupa semuanya.Ah,

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 172

    Laki-laki itu menjatuhkan kepalanya di meja. Menyesali kebodohannya yang salah stategi. Dia terlalu jumawa. Diambilnya lagi undangan Miria. Dieja perlahan nama Aleando dengan sedikit geram seperti orang mengumpat. Dia laki-laki seperti apa ya, sampai bisa membuat Miria jatuh cinta.Pengacara itu sangat penasaran.šŸ“šŸ“šŸ“Setelah melalui proses persiapan yang melelahkan, yang lelah tentu yang berjibaku menyiapkan pesta, akhirnya hari pernikahan Miria dan Ale datang juga.Sebelumnya sempat terjadi keributan kecil karena orangtua Miria berharap gadis itu bisa pergi bulan madu setelah menikah. Orangtua Miria berharap, anaknya tidak menunda-nunda punya anak. Mumpung baru menikah, gejolak cinta masih membara."Sat set, terjang Nak Ale dan segera lahirkan anak untuknya. Kau kan tahu Miria, kami ini sudah tidak muda lagi. Yang lain di keluarga kita bahkan sudah memiliki beberap cucu. Jadi jangan menunda-nunda." Ibu bicara seenaknya membandingkan dirinya dan saudara yang sudah punya cucu."Ibu

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 171

    Ada banyak hal yang harus disiapkan untuk pesta pernikahan. Memang. Miria juga tahu itu, karena gadis itu sudah berpengalaman menyiapkan pesta pernikahan yang bahkan skalanya jauh lebih besar. Pesta Tuan Argen dan Ana. Hingga gadis itu tahu bagaimana repotnya semua tim yang terlibat.Namun, kebahagiaan orangtua Miria karena anak sulungnya akan menikah, seperti menjadi tenaga ekstra untuk mereka. Adiknya yang sekolah di luar negri pun berencana akan pulang selama beberap hari. Damar, malah jadi jarang menyambangi toko Daisy, karena dia sudah jadi sopir khusus ibunya mengurus ini dan itu. Ayah Miria, masih datang ke toko mengawasi toko. Dia akan ikut membantu kalau akhir pekan.Seperti itulah yang terjadi, demi kebahagiaan putri yang tadinya katanya tidak tertarik untuk menikah. Mereka dengan suka cita melakukan ini dan itu.Apa yang orangtua Miria pernah katakan, kalau ada uang maka semua bisa berjalan jauh lebih gampang. Apalagi perkara mempersiapkan pernikahan. Benar-benar terbukti.

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 170

    Selain karena kakek. Gumam Argen. Orangtua itu masih saja berfikir menyuruhku menikah dengan wanita berstatus sosial dan memiliki keluarga yang berkuasa. Cih, apa dia pikir aku masih anak-anak yang tidak bisa memimpin Domaz Group dengan tanganku sendiri. Argen masih merasa kakek belum sepenuhnya percaya pada kepemimpinannya mengelola Domaz Group. Hingga perlu bantuan orang lain. Dia takut, kalau Ana hamil malah akan menyusahkan gadis itu saja.Ana belum menjawab. Apa yang diucapkan Argen menyentuh keharuan hatinya. Dia memarahi dirinya sendiri. Padahal suaminya sangat memikirkannya, bisa-bisanya dia berfikir Kak Argen akan seperti kakek atau ayahnya. Mereka berpelukan, Ana minta maaf lagi sudah meragukan kesetiaan suaminya."Aku mencintaimu Ana, sangat, kau bahkan harus berhati-hati karena aku sangat mencintaimu."Aku akan melakukan apa pun untukmu. Kau bahkan sudah tahu apa yang bisa kulakukan untuk mendapatkannya kan. Bagaimana dia memperjuangkan hatinya untuk Ana, bagaimana cara d

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 169

    "Apa sekarang aku harus menggantinya jadi tuan muda. Tapi dia marah, saat aku bersikap sopan padanya. Ah, entahlah. Tapi, aku penasaran, mereka ngapain sebenarnya di kamar sampai sesiang ini ya."Tegukan kopi habis, dan tirai kamar lantai atas belum terbuka.šŸ“šŸ“šŸ“Di bibir pantai. Ada sepatu wanita dan laki-laki tertabrak ombak. Sopir yang biasanya membisu selama bertugas mengangkat dua pasang sepatu itu, menjauhkan dari bibir pantai. Lalu dia duduk di atas pasir di dekat dua pasang sepatu itu.Sementara pemilik sepatu, sedang berjalan menyusuri pantai. Argen menggulung celananya, kaki mereka menapak pasir putih yang basah. Untuk pertama kalinya bagi Argen, sepanjang dia datang ke vila kakek, dia berada sedekat ini dengan air laut.Tangan keduanya saling terpaut. Melangkah diantara riak air yang menyentuh ujung kaki. Ombak berkejaran ke bibir pantai, suara deburan ombak terdengar menambar bebatuan di bagian pantai yang berbatu cadas."Kakak, kita duduk di sana yuk?"Argen belum menja

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 168

    Matahari terbit di ufuk timur, berkas sinar keemasan memancar seperti naik ke cakrawala. Matahari seperti sejajar dengan lautan. Pemandangan matahari terbit di tepi laut memang sungguh terlihat menawan. Membius mata siapa pun yang memandang.Ana duduk bersandar dengan kaki selonjoran, dia bersandar dalam dekapan Argen yang bidang, bergelung di bawah satu selimut. Sebenarnya selimut menutupi tubuh Argen, namun karena dia dipeluk jadi ikut terselimuti. Angin pagi menerobos melalui jendela yang mereka buka, membawa angin laut yang dingin masuk ke dalam kamar. Walaupun agak dingin, namun melihat matahari keemasan yang muncul dari lautan, sudah cukup membayar rasa dingin yang mereka rasakan."Indahnya Kak." Ana memutar kepalanya, melihat wajah Argen yang memeluknya dari belakang. "Melihat matahari terbit, bersama Kakak, itu yang jauh lebih membahagiakan," ujarnya sambil memberi kecupan singkat dibibir Argen. Lalu memutar kepala lagi melihat pemandangan indah di luar sana."Hemm, kau senan

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 167

    "Saya suka wanita yang umurnya lebih tua dari saya Kek." Will menyambar sebelum ayahnya menjawab.Kenapa kakek tertarik dengan pernikahan cucu yang sudah dibuangnya. Pikir Will.Secepat kilat ayah Will memukul kepala anaknya karena sudah lancang menjawab. Tatapan ayah Will menusuk tajam, membuat Will menghela nafas."Maaf Kek, saya pikir kakek mau menjodohkan saya. Jadi saya mengatakan kriteria wanita idaman saya. Saya ingin menikah dengan wanita yang lebih tua dengan saya."Ayah mencubit pinggang Will. "Karena bergaul dengan Argen kau jadi pintar bicara ya." Kakek sepertinya tidak marah dengan sikap kurang ajar Will. Mungkin di mata kakek di kening Will tertulis nama sahabat Argen. Jadi Will sedikit mendapat keistimewaan. "Aku tahu banyak yang sudah kau lakukan untuk Argen."Deg. Will mulai takut. Kakek ini seperti harimau pengintai. Cuma berlaku untuk Argen. Dia mencaritahu semua orang yang ada di sekeliling Argen. Membiarkan kalau berguna untuk Argen. Menghancurkannya kalau dia cu

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 166

    Sampailah mereka ke tempat yang mereka tuju. Ramai, banyak muda mudi, sedang memilih makanan mana yang akan mereka makan.Ale bilang ingin makan mi, jadilah mereka makan di kedai mi. Duduk sambil beratap langit malam. Tempat ini pasti bubar kalau hujan jatuh dari langit. Karena payung lebar di atas mereka tidak mungkin bisa menangkal air dan angin yang menerjang bersamaan."Miria..."Miria mengangguk sambil menyeruput kuah mi yang masih panas. Mengusap bibirnya dengan tisyu. Menunggu perkataan Ale selanjutnya."Rumahku yang di gang sempit itu apa aku jual saja ya. Uangnya bisa kita pakai membeli rumah baru?" Ale cuma sesekali pulang, walaupun sebenarnya dia sayang dengan rumah itu. "Tapi, aku juga belum bertanya pada Ana." Bingung sendiri dia. Meneguk air putih di gelasnya.Rumah kenangan orangtuanya, namun dia pun tidak mau tinggal di rumah itu sendiri karena merasa kesepian. Hingga sekarang toko Daisy adalah rumahnya."Ale, apa kau mau tinggal diapartemen? Dibawah rumah Tuan Argen d

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 165

    Di waktu yang bersamaan di toko roti Daisy.Ruben sedang duduk di belakang kasir, karena Lila pulang cepat hari ini dia menggantikan gadis itu. Ada keperluan keluarga begitu izin Lila pada Ale, hanya mengatakan alasan aslinya pada Ale. Sementara pada Ben dia hanya bilang ada urusan dengan orangtuanya.Dia melamun, saat tidak ada pembeli roti. Mengelap kaca etalase yang sebenarnya sudah kinclong dari tadi. Membayangkan, saat ini apa yang terjadi di rumah vila kakek ya. Apa Argen sudah bisa makan dengan lahap ya sekarang? karena ada istri yang sepertinya sangat dicintainya itu, sepertinya dia baik-baik saja.Hah! Dia menghela nafas sambil menggosok meja kasir sekarang. Kuat-kuat. Kenapa juga mengkhawatirkan Argen pikirnya. Bocah itu tetap hidup bahagia dan sempurna tanpa perlu kau cemaskan Ben. Begitu hatinya ditampar kesadaran.Tapi, dia kan sudah sebaik itu pada keluargaku. Wajarlah aku khawatir, ini bentuk teimakasihku pada semua bantuannya. Ah, entahlah. Ben berhenti memikirkan pe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status