Share

Ngidam?

Setibanya di kantor, Bian masih saja terperangkap dalam gelombang mual yang datang silih berganti, memaksanya bolak-balik menuju kamar mandi. Setiap langkahnya terasa berat, dan ia menggerutu dalam hati atas ketidaknyamanan yang tak kunjung mereda. Rafael, sahabat dan rekan setianya, menatap Bian dengan cemas, keningnya berkerut dalam kekhawatiran.

“Kamu perlu istirahat. Biar kupanggilkan Julian untuk memeriksamu,” Rafael menyarankan dengan nada serius, berusaha menenangkan suasana.

Bian menghela napas, nada keberatan langsung muncul di wajahnya. Dua bulan telah berlalu sejak ia terakhir kali berkomunikasi dengan Julian, dan ia tidak ingin hal itu berubah. Tidak ada kata-kata atau permintaan maaf yang cukup untuk menghapus luka yang ditinggalkan Julian. Bahkan jika dari pengamatannya Julian tidak menyadari keberadaannya, dan hanya Sarena yang diam-diam menginformasikan Luna mengenai situasinya, itu tidak membuat Bian merasa lebih baik.

“Aku tidak ingin bertemu dengan pria bajingan itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status