Share

Bian Meminta

Di ruangan yang sunyi itu, suara langkah Bryan terdengar jelas. Ia mendekati Luna dengan tatapan yang penuh niat buruk. Matanya yang gelap berkilat dengan kepuasan, ia benar-benar menikmati permainan yang ia ciptakan. Bian, yang masih berdiri di balik kaca, menatap dengan napas berat, mencoba menenangkan gejolak di dalam dirinya. Amarah yang meledak-ledak mengalir dalam nadinya, namun ia sadar bahwa emosi yang tidak terkendali hanya akan membawa malapetaka.

Bryan berhenti tepat di depan Luna, mengamati tubuhnya yang mulai gemetar akibat efek obat yang bekerja di dalam tubuhnya. Keringat membasahi dahi Luna, wajahnya yang pucat semakin terlihat lemah dan tak berdaya. Suara napasnya terdengar berat dan terputus-putus, tubuhnya berusaha melawan obat yang menguasai pikirannya.

“Kamu tahu, Bian,” suara Bryan menggema di ruangan itu, suaranya tenang namun penuh dengan ancaman. “Aku selalu suka melihat orang berjuang melawan takdir. Seperti Inara. Dia juga mencoba melawanku, tetapi lihat bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status