Setelah mendengar perkataan Kean, mereka berempat langsung berlutut meminta pengampunan pada atasannya itu. Mereka sangat mengenal sifat Kean, saat ada yang melakukan kesalahan, bosnya itu tak akan berpikir dua kali untuk memecatnya.Mereka berempat menelan ludah gugup tak tahu harus meminta maaf seperti apa agar Kean tak marah. Mereka bertiga melirik Rian dengan tatapan dendam, jika lelaki itu tak merayu mereka untuk mendekati Azelyn, kejadian seperti ini pasti tak akan terjadi."Kenapa kalian berlutut? Itu percuma," tegas Kean dingin sambil berjalan kembali menuju kursinya."M-maaf Pak Kean, ini semua salah Rian! Dia yang mengajak kami untuk mendekati Azelyn. Aku sama sekali gak ikut campur dalam rencana, aku hanya ikut-ikutan saja, aku gak tahu kalau wanita yang ingin didekati Rian adalah kekasih Pak Kean," timpal salah satu dari mereka mencoba menyelamatkan diri.Mendengar itu membuat yang lain juga ikut mencoba melimpahkan semua kesalahan pada Rian agar mereka terbebas dari kesal
Kean hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil menopang dagu mendengar penjelasan lebih rinci dari Rian tentang bagaimana rencana yang mereka gunakan sesuai perintah Laura. Setelah mendengar semuanya, pria itu tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Mereka semua saling pandang setelah mendengar ucapan dari Kean. Meski mereka merasa bingung dengan perkataan atasannya, mereka berempat memilih untuk menerima penawaran itu. Hal yang menjadi prioritas bagi mereka sekarang adalah bertahan di perusahaan. Kean menyeringai membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia ingin memanfaatkan mereka berempat untuk memberikan pelajaran pada Laura. Kean menggunakan rencana yang dipersiapkan oleh Laura sendiri untuk membalas gadis itu. Pria itu akan membuat Laura termakan oleh rencananya sendiri. Kean mengizinkan mereka untuk kembali berdiri. Dia mengatakan akan menunda pemecatan mereka asal mereka berhasil melakukan seperti yang dia perintahkan. Pria itu lalu menyuruh mereka berempat untuk keluar
Azelyn memutar bola matanya malas sambil memijat bahu Kean. Lelaki itu memberikan hukuman padanya dengan memberi pijatan pada pria itu sambil melihat Kean duduk di sofa menikmati kue yang dia belikan. Azelyn sempat takut saat Kean berjalan mendekatinya dan memojokkannya. Dia berpikir lelaki itu berniat memberikan hukuman seperti yang terakhir kali mereka lakukan di ruangan itu, sehingga Azelyn langsung menutup mata pasrah. 'Dasar gila! Apa yang kamu pikirkan!" gerutu Azelyn dalam hati sambil memukul kepalanya pelan. Sepertinya pikirannya sudah mulai membayangkan hal-hal yang seharusnya tak dia pikirkan. "Pijatanmu mulai melemah," kata Kean sambil mendongak melirik ke arah Azelyn. Gadis itu lansung kembali memijat bahu Kean dengan seluruh tenaganya. Bahu Kean benar-benar lebar dan tegap membuat Azelyn kelelahan dan cepat kehilangan tenaga. Gadis itu meminta keringanan pada pria itu karena kakinya terasa pegal berdiri sejak tadi. Kean menyuruh Azelyn untuk duduk di sampingnya. Sete
Lino meniup kuping Reliza membuat gadis itu bergidik. Melihat ekspresi gadis itu membuat Lino tertawa kecil. Dia meletakkan kunci mobil di meja tepat di depan gadis itu lalu bangkit dan berjalan duduk di hadapan Reliza. "Kenapa wajahmu memerah? Apa kamu menyukainya? Sekarang kamu juga menyukaiku?" tanya Lino mengangkat sudut bibirnya. "A-apa katamu!" teriak Reliza sambil menyentuh kedua pipinya. "Aku hanya menyukai Kean, dan aku menyukaimu hanya sebatas menjadi teman tidurku! Meski pada akhirnya kamu menolak," lanjutnya sambil meminum air mineral yang berada di meja. Reliza melirik ke arah kunci mobil yang diserahkan oleh Lino. Kebetulan semalam gadis itu menghubungi Lino dan bertemu dengannya. Reliza menghubungi pria itu untuk menawarkan sebagai teman tidurnya dan semalam mereka sempat tidur bersama. Namun, tiba-tiba seseorang menghubungi Lino dan lelaki itu menghentikan aktivitasnya di tengah-tengah. Dia meminjam mobil miliknya lalu meninggalkannya begitu saja. Setelah itu Li
Azelyn menatap bingung mendengar perkataan Kean. Dia bertanya-tanya kenapa lelaki itu melarangnya untuk menggunakan gaun lagi. Apakah dirinya ternyata terlihat buruk saat menggunakan gaun? "Kamu tidak cocok pakai gaun, terlihat jelek," ucap Kean yang langsung menusuk hati Azelyn. Tebakan gadis itu ternyata benar. Azelyn meremas gaunnya mencoba menahan perasaannya yang merasa kecewa mendengar perkataan Kean. Padahal ketika bercermin di salon tadi, Azelyn melihat dirinya lumayan cantik, bahkan karyawan salon itu juga memujinya. Namun, dia tak tahu bahwa dari pandangan Kean dia terlihat jelek dan tak cocok. Jika memang terlihat jelek, kenapa Kean tak menyuruhnya untuk mengganti pakaian? Azelyn kembali memalingkan wajahnya ke arah luar jendela. Dia merasa lebih baik memandangi jalan raya dibanding berbicara dengan Kean yang hanya akan membuat perasaannya sakit. Dirinya juga mulai bertanya-tanya kenapa lelaki itu menyuruhnya menggunakan gaun di siang hari begini. Kean memutar musik
Azelyn sedikit terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari Reliza. Mau dilihat dari manapun, sudah jelas bahwa dirinya dan Kean adalah atasan dan bawahan. Mengingat bagaimana Kean menyulitkan hidupnya meski baru sehari menjadi asisten pria itu.Azelyn melirik ke arah Kean yang hanya kembali meneguk minumannya tanpa menjawab pertanyaan Reliza. Melihat Kean yang tak kunjung menjawab, membuat dirinya sedikit berharap bahwa pria itu akan menjawab seperti yang terlintas di imajinasinya.Meski Azelyn tahu bahwa hubungan Kean dan Reliza pasti tak biasa, tetapi di dalam lubuk hatinya entah kenapa gadis itu mengharapkan Kean akan mengakui dirinya sebagai istri, meski itu hanya karena kontrak pernikahan.Reliza tak mengalihkan pandangannya pada Kean karena menunggu jawaban pria itu. Lino melirik Reliza lalu mengalihkan pandangannya pada Kean, padahal menurutnya pertanyaan Reliza cukup mudah untuk di jawab, tetapi sahabatnya itu justru terdiam cukup lama membuatnya bertanya-tanya."Itu bukan
Azelyn menunduk meremas gaunnya. Reliza tertawa setelah menyadari sikap gadis di hadapannya sepertinya membenarkan bahwa gadis itu dan Kean memang pernah tidur bersama. Reliza mengepalkan tangannya erat menahan emosi. Padahal dirinya selama ini sangat berusaha menarik perhatian Kean agar mau tidur dengannya, tetapi dia tak menyangka bahwa pria itu ternyata lebih tertarik pada gadis yang lebih rendah dari dirinya. "Aku juga," gumam Reliza pelan. Azelyn mendongak setelah mendengar perkataan wanita itu. "Aku juga pernah tidur dengan Kean. Bahkan semalam kami juga melakukannya," lanjut Reliza berbohong. Azelyn melepaskan genggamannya pada gaunnya. Dia mematung mendengar perkataan Reliza. Ternyata benar dugaannya bahwa Kean terlambat datang karena menghabiskan waktu dengan wanita ini. Azelyn merasakan jantungnya terasa berdenyut. Setelah mengetahui Kean tidur dengan Laura, sekarang dia juga mengetahui bahwa pria itu juga tidur dengan wanita lain. Entah kenapa perasaannya terasa an
Reliza terdiam membeku mendengar sentakan dari Kean. Dia menatap pria itu tak percaya, biasanya Kean hanya akan mengabaikannya, tetapi untuk pertama kalinya pria itu membentaknya.Kean menyuruh Lino untuk menepikan mobilnya. Dia membuka pintu dengan kasar kemudian keluar dari mobil. Dirinya juga membukakan pintu mobil depan kemudian menarik lengan Azelyn untuk keluar.Kean menyuruh Lino menggantikannya pergi ke proyek dan membantunya memeriksa keadaan di sana. Dia berniat untuk kembali lebih dulu ke perusahaan.Lino melirik sebentar ke arah Reliza yang sedang menunduk terdiam kemudian kembali melajukan mobil itu meninggalkan Kean dan Azelyn. Azelyn melirik ke arah Kean yang kini sedang menatap ponselnya. Dia terkejut melihat kejadian tadi. Bagaimana bisa pria itu bersikap kasar pada calon istrinya?Namun, jika mengingat sikap Kean padanya selama ini, Azelyn pikir sikap tadi adalah sikap asli dari pria itu."Kita istirahat sebentar," ucap Kean sambil mengacak-acak rambutnya kasar.Kea