Share

Bab 18 - Perjanjian

Siang itu, Hadrian mendatangi Zaara. Dia sengaja tidak memberitahukan kedatangannya, hingga Zaara benar-benar terkejut melihat Hadrian memasuki ruang kerjanya.

Gadis bergaun putih lengan pendek, mengulaskan senyuman menyambut kehadiran pria yang telah mengikatnya dalam pertunangan.

Zaara berpindah duduk di sofa tunggal. Dia memerhatikan Hadrian yang sedang membuka beberapa wadah makanan yang diletakkan di meja.

"Yuk, makan," ajak Hadrian sambil mendorong satu wadah ke dekat Zaara.

"Akang, kok, tahu, kalau aku lagi pengen bakmi?" tanya Zaara sembari mengambil sumpit dan mengaduk-aduk mi-nya.

"Aku nelepon Indriani tadi. Terus dia bilang, kamu mau ini. Kusuruh dia mesan di restoran favoritmu. Aku nyampe, tinggal angkut ke sini."

"Akang kapan nyampe dari Jambi?"

"Sekitar 2 jam lalu."

"Dari bandara, langsung ke sini?"

"Hu um."

Zaara tertegun sesaat, lalu dia berkata, "Aku jadi terharu."

"Jangan mewek."

Zaara mengerjap-ngerjapkan matanya yang mengabut. "Akang selalu bisa nebak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status