Share

18. Perasaan Demi Perasaan

“Hoeekk! Hah, hah…”

Laila mengelap pinggiran bibirnya yang basah setelah muntah entah sudah berapa kali hari ini. Ibu sudah mondar-mandir mengurusnya sambil menyuruh untuk segera ke dokter.

“Yah…” jawab Laila lemas. “Nanti sore, bu.. Aku sudah hubungin dokter Reza, katanya beliau jadwalnya nanti sore.”

Ibu mengangguk saja, meminta dia untuk kembali berbaring. Wajah Laila pucat sejak tadi pagi, selang beberapa hari setelah perceraiannya resmi diketuk di Pengadilan Agama tanpa kehadiran Nathan.

Nathan sibuk, tidak ada yang bisa mendebatnya apalagi memaksanya untuk hadir.

Laila, yang masih menyimpan sedikit rindu untuk sekedar melihat wajahnya-pun pupus harapan, dan pulang dengan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status