Jo menghembuskan napas panjang kemudian menatap layar ponselnya sambil mengeluh.
“Apa sebenarnya yang diinginkan dariku,” runtuknya.
Namun saat itu ia kembali mendapatkan pesan dari aplikasi chatting. Nomor yang sama dan sangat familiar baginya, yang beberapa menit lalu menghubunginya dengan tergesa-gesa.
“Cepat kau menoleh ke belakang dan kau akan mengetahui apa yang sebenarnya kami inginkan,” tulis pengirim pesan itu.
Dengan berat hati, Jo pun menoleh ke arah peneleponnya setelah ia mendengkus kesal. Ia tidak kaget dengan orang yang menghubunginya barusan. Nomor itu bukanlah nomor asing, nomor yang sama seperti saat ia masih berada di tempat tinggal lainnya. Yang membuatnya terkejut adalah bagaimana mereka bisa datang ke acara ini.
“Ka … kalian! Bagaimana kalian bisa berada di sini?” tanya Jo dengan mata yang membulat karena terkejut.<
Jo langsung menatap ke arah dua wanita yang menghadangnya. Sepertinya mereka berdua melakuka ini dengan sengaja. Mungkinkah ada sesuatu yang ingin disampaikan.Ada tatapan tidak ramah dari mereka berdua kepada Jo. Membuat istri Nicko berpikir apakah ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Namun Jo tetap mencoba untuk berbaik sangka pada dua wanita yang menghentikannya. Ia memutuskan untuk bersikap ramah saja pada mereka karena ada nama besar keluarga Lloyd yang harus ia jaga.“Ada apa ya?” tanya Jo mencoba untuk ramah.Dua wanita itu hanya memicingkan mata kemudian mereka saling pandang satu sama lain. Setelah itu dagu mereka pun terangkat memberi tanda kalau sekarang adalah saatnya. Tentu saja Jo tak mengerti akan hal ini.“Hmm aku tahu tentang siapa kau yang sebenarnya,” salah seorang perempuan berambut merah Amanda Morgan mencibirnya.Jo hanya ters
Perlahan-lahan Josephine melebarkan jemari yang menutupi wajah. Mengintip apa yang terjadi barusan. Namun saat ia melihat bayangan yang menolongnya, ia pun kembali menyembunyikan wajahnya. Jo benar-benar tak siap atau mungkin malu saat dirinya dilihat dalam keadaan seperti ini.“Ba … bagaimana bisa?” tanya Eleanor pada rekannya.Baik Eleanor maupun Amanda sama-sama yakin kalau lokasi mereka sekarang benar-benar aman. Tempat ini cukup sepi dan jarang ada yang mengetahui keberadaannya. Namun ternyata diam-diam ada yang mengetahui dan mereaka berdua tidak pernah terpikirkan bagaimana mereka ditemukan.“Kenapa? Kalian kaget aku bisa mengetahui keadaan kalian?” tanya seorang laki-laki berpakaian rapi yang ternyata adalah Nicholas Lloyd.Kedua perempuan yang menjahili Jo tadi tak dapat berkata apa-apa. Mereka berdua pun hanya menunduk dan saling melempar kode satu sama lain. Saling berbisik sepertinya tengah merencanakan sesuatu.“Apa yang kalian lakukan pada istriku? Apa kalian pikir hal i
Jo menurut saja saat sang suami membimbingnya ke toilet wanita. Di depan pintu ada salah satu pengawal Nicko yang berjaga.“Ini yang Anda minta untuk Nyonya, Tuan Muda,” pengawal itu menyerahkan sebuah paperbag berlogo skin care shop yang cukup tenar di westcoast town.Nicko memang memerintahkan salah satu anak buahnya untuk membeli make up remover dan beberapa produk perawatan yang harus dipakai sebelum ia menyapukan make up di wajah.“Pakai ini untu membersihkan wajahmu!” Nicko menyodorkan produk pembersih pada sang istri yang masih mengenakan jas miliknya sebagai tudung kepala.Jo mengangguk dan mulai membersihkan wajahnya. Namun ia tetap saja membelakangi Nicko, malu untuk menunjukkan keadaan yang sebenarnya.“Jangan melihat ke arahku, aku sangat malu!” pintanya pada Nicko yang ternyata masih bisa melihat dirinya dalam pantulan cermin.Nicko hanya tersenyum, “Aku sudah sering melihatmu tanpa riasan, dan kau tetap menjadi yang tercantik untukku.”Namun Nicko tetap memalingkan wajah
“Lepaskan aku, Bodoh!” teriak satu dari dua orang perempuan yang kedua tangannya diikat ke belakang.Kelompok jubah hitam pimpinan Russell itu sudah berhasil membawa kedua perempuan itu saat mereka hendak melarikan diri melalui lorong yang berbeda. Letaknya sedikit lebih jauh dari tempat mereka membully Josephine. Lorong itu memang lebih sering dilewati oleh para pekerja yang hendak membuang sampah.Anggota jubah hitam itu tidak mengindahkan permintaan kedua perempuan yang bersama mereka. Anggota kelompok jubah hitam malah semakin menjadi-jadi. Mereka justru bicara dan berbuat makin kasar dengan perempuan ini.Kini mulut kedua perempuan itu ditutup denan lakban hingga tak bisa bicara apapun. Hanya terdengar mpphh … mppph dan mmmph saja, dan lagi-lagi kelompok jubah hitam itu tak peduli.“Tunggu di sini!” perintah Russell pada dua perempuan yang sekarang berdiri di depannya saat mereka berada tepat di depan toilet yang dijaga ketat oleh pengawal Nicko.Sementara itu di dalam …Nicko se
Kedua perempuan yang membully Jo masih saja bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh Tuan Muda padanya. Sementara Nicko sendiri masih berdiri tegak di hadapan mereka yang tangannya masih dalam keadaan terikat ke belakang.“A … apa yang akan Anda lakukan pada kami Tuan Muda? Bukankah kami berdua hanya bercanda, kami benar-benar tak memiliki maksud buruk pada Josephine,” Amanda memohon.Nicko memalingkan muka. Ia muak melihat kedua perempuan ini, bisa-bisanya memohon untuk belas kasihannya, sementara mereka sendiri enggan untuk meminta maaf pada Jo.“Lakukan sekarang Russell!” seru Nicko.“Baik Tuan Muda.”Russell langsung mengambil tas yang dibawa oleh anak buahnya. Mengeluarkan beberapa kotak palet, tapi bukan untuk tata rias wanita, melainkan cat untuk kulit wajah dan tubuh yang biasa digunakan pada festival.Tanpa ragu, Russell langsung membubuhkan kuas pada tabung-tabung cat dengan warna yang tak beraturan tentunya. Amanda yang tadi mencoba mendandani Jo seperti Joker mendapat g
Jo segera berbalik dan menggenggam tangan suaminya dengan erat. Menatap wajah tampan itu dengan penuh harap.“Sayang, bukankah ia sudah minta maaf dan menyesali perbuatannya padaku. Lagipula mereka berdua belum sempat memotong rambutku,” ucap Jo memperjelas alasan kenapa ia ingin sang suami melepaskan kedua perempuan yang telah membullynya itu.“Kau serius dengan perkataanmu? Maksudku kau benar-benar yakin dengan keputusanmu?”Jo mengangguk, “Aku yakin, Sayang.”Nicko melirik ke arah Russell yang saat ini menghentikan aktivitasnya memotong rambut Amanda yang sudah separuhnya terpotong. Lalu ke arah kedua perempuan yang tengah menengadah penuh harap ke arah Jo.Nicko tersenyum sinis dan menatap tajam ke arah kedua perempuan itu bergantian. Mereka berdua menurunkan kelopak mata saat Nicko mengajak beradu pandang. Ini sudah cukup menjelaskan bagi sang Tuan Muda.“Tolonglah Jo, mintalah pada suamimu untuk membebaskan kami berdua. Kami tak bisa membayangkan bagaimana rupa kami saat ini,” K
Damian langsung mengambil barang-barang yang ada di bagasi mobil dan membawanya masuk ke dalam rumah Daisy. Entah berapa banyak uang yang mereka habiskan saat itu, berbagai macam logo butik terkemuka ada dalam tas belanja mereka.“Ah Bibi memang sungguh cerdas, aku tak mengira kalau Bibi akan melakukan hal ini.”Daisy tertawa lepas kemudian meminta keponakannya itu untuk menyiapkan anggur Perancis yang tadi baru saja dibeli oleh mereka.“Baiklah Bibi, kita memang harus bersulang merayakan apa yang baru saja kita dapat bersama.”“Kau benar Damian. Kau sendiri tahu bagaimana sifat kedua putriku. Mereka berdua bagaikan bumi dan langit. Jo sangat mengedepankan perasaannya, berbeda sekali dengan Catherine yang selalu menanyakan segala sesuatunya dengan begitu detail. Anak bungsuku itu memang pernah berkata tak akan memberikan fasilitas apapun pada kita, tapi apa kenyataannya?”Kali ini Damian yang tersenyum, ia setuju dengan pendapat sang bibi tentang sepupunya itu. Jo sangat mudah untuk d
“Apa kau benar-benar ingin pergi sekarang?” tanya Jo yang duduk di meja makan menikmati sarapan pagi bersama Ian.Sejak awal bulan seluruh properti keluarga Lloyd memang dipegang oleh Nicko. Pasangan suami istri Lloyd tua memutuskan untuk pensiun lebih awal dan menikmati masa-masa tua mereka dengan kegiatan sosial dan berlibur.Nicko yang masih muda dan penuh semangat memang diminta untuk mengurus semua usahanya. Lagipula jika Phillip Lloyd meninggal m bukankah Nicko juga yang akan mewarisi semuanya.“Ya, hari ini aku cukup sibuk. Kau tahu sendiri kan aku tak memiliki asisten saat ini, jadi seringkali aku merasa kewalahan untuk mengurus semuanya,” ucap Nicko kemudian mengambil sepotong toast lalu beranjak.Josephine tampak tak senang dengan perangai suaminya saat ini. Jarang sekali ada waktu untuk mereka bersama. Bahkan ia lupa akan apa yang seharusnya dilakukan hari ini oleh Nicko.“Sayang, apa kepentinganmu benar-benar mendesak?” tanya Jo sambil melirik Ian yang tampak menunduk.Ada
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt