Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / S2.19 Membeli Rumah Sakit

Share

S2.19 Membeli Rumah Sakit

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ian langsung menghambur ke pelukan ayah angkatnya saat ia melihat sosoknya. Tangisnya semakin keras saat melihat sosok lelaki yang belakangan ini selalu dipanggil Ayah olehnya.

“Ian, sayangku apa yang terjadi?” tanya Nicko kemudian menggendong anak kecil itu dan mendekapnya.

“Ibu … Ibu ditabrak mobil dan yang menabarak orang jahat,” ucapnya sambil menangis.

Perihal Jo yang tertabrak mobil, Nicko memang sudah mengetahuinya. Namun sebutan orang jahat benar-benar menggelitik telinganya. Saat menelepon tadi, Jacklyn hanya mengatakan kalau Jo mendapat kecelakaan.

“Sekarang tunjukkan pada Ayah dimana Ibu dirawat,” pinta Nicko pada Ian.

Dalam gendongan, anak kecil itu menuntun Nicko menuju bilik gawat darurat dan diikuti oleh Adam Reinhart yang memang menemani Ian menunggu di luar ruangan. Sementara Jacklyn sendiri berdiri di samping brankar Josephine dan berjaga di sana.

Luka di sekujur tubuh Josephine telah diobati, tapi sang istri masih belum juga sadar. Hidungnya masih menggunakan selang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   S2.20 Sisi Lain Russell

    Pintu utama Rumah Sakit Royal didorong dengan kasar oleh Russell yang ditemani oleh dua orang anak buahnya. Suasana lobi Rumah sakit yang semula tenang mendadak tegang saat mereka datang.Meja resepsionis yang semula ramai dengan beberapa orang yang mengantri mencari informasi pun mendadak lenggang. Mereka semua justru memberi celah saat melihat sosok Russell yang menuju ke arah meja resepsionis.Sebenarnya bukan maksud Russell untuk mendahului mereka semua yang mengantre. Ia bersama anak buahnya tahu kalau tempat ini adalah Rumah Sakit, sudah pasti mereka yang datang kemari memiliki kepentingan yang mendesak dan mencakup hidup dan mati seseorang. Ia juga tak keberatan untuk mengantre.“Siapa yang meminta kalian pergi dan memberi celah pada kami, huh tapi baguslah kami tak perlu menunggu begitu lama,” gumam Russell sambil mengangkat bahu.Pria berpakaian serba hitam itu pun menggebrak meja dengan kasar. Kedua matanya menatap resepsionis dengan tajam, sampai membuat tangan petugas berg

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Tentang Harga Diri   S2.21 Ada Syaratnya

    Russell kembali ke arah kasir dan mengacuhkan wanita muda yang masih memperhatikan dirinya. Bagi wanita itu, Russell yang menyeramkan adalah sosok pahlawan. Ingin sekali ia menunggu Russell dan berbicara lebih banyak dengannya, tapi hal itu tak mungkin dilakukan. Ia harus menemani putranya yang kini sudah mendapatkan penanganan.“Siapa namamu?” tanya Russell pada kasir yang baru saja memberikan tanda terima padanya.“Sa … saya Grace Bunton Tuan,” jawabnya tanpa ada rasa bersalah.Russell memperhatikan tanda terima yang diberikan oleh kasir itu, dan ia memicingkan mata. Nominal dan informasi yang dituliskan di sana terasa janggal.Rumah Sakit Royal adalah Rumah Sakit kelas dua di Westcoast Town. Untuk biaya pemeriksaan pada dokter spesialis anak dinilai terlalu tinggi, bahkan lebih tinggi dari Rumah Sakit bertaraf internasional.“Hei apa kau tidak salah? Ini untuk biaya kunjungan pada klinik spesialis anak? Atau mungkin sudah termasuk deposit rawat inap? Apakah kalian sudah bisa memast

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Tentang Harga Diri   S2.22 Permintaan Resepsionis

    Russell mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia menggigit bibir bawahnya kesal, kemudian membuang muka dan mencibir perempuan di depannya.“Cih paling-paling alasan kalian semuanya sama. Kalian pasti ingin mengejar harta dari Tuan Muda,” gumam Russell bermaksud menyindir si gadis resepsionis.Perempuan yang ada di depan Russell sepertinya mendengar ucapan dari pimpinan kelompok jubah hitam. Namun ia tak peduli, dan tak akan memberikan kesempatan baginya menemui Tuan William Jackson kecuali permintaannya terlaksana.Sebenarnya ia bosan untuk terus menerus dalam posisi ini. Sudah sering orang-orang yang berpenampilan menyeramkan seperti Russell datang untuk mencari Tuan William Jackson. Ia sangat lelah terus-menerus meyakinkan mereka untuk tidak menemuai sang pemilik Rumah Sakit.Menurut rumor Tuan William memiliki hutang dalam jumlah besar, tapi dia tak berani mencari tahu kebenarannya. Lebih tepatnya tidak ingin peduli akan hal ini.Petugas resepsionis pun melirik ke belakang. Antrian cuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Tentang Harga Diri   S2.23 Ancaman Russell Pada William

    Russell menghentikan sejenak langkahnya saat berada di lorong, ia memperhatikan peta yang tadi sempat diucapkan oleh resepsionis. Peta itu memang berfungsi sebagai penunjuk jalur evakuasi jika terjadi sesuatu yang di luar kendali.Pria berambut merah itu memperhatikan dengan seksama dan melihat keterangan yang muncul pada bagian bawah. Kemudian ai apun mengangguk pelan saat menemukan apa yang ia cari.“Hmm ternyata di sini,” pikirnya kemudian memastikan apa yang diucapkan oleh resepsionis itu benar.“Apa yang dikatakan oleh perempuan itu apakah benar, Bos?” tanya anak buah Russell yang mengawalnya.“Hmm, ayo!” Russell pun melambaikan tangan dan mengajak anak buahnya untuk mengikuti menuju ruangan William Jackson.Mereka berdua memasuki lift dan menekan angka tujuh, tempat ruangan William berada. Sesekali pria berambut merah itu memperhatikan jam tangannya dengan tidak sabar. Seakan lift bergerak semakin lamat.“Sebelah sini!”seru Russell mengajak anak buahnya ke arah kiri dan mendapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Tentang Harga Diri   S2.24 Dia Orang Yang Sama

    William Jackson masih ternganga mendengar ucapan Russell barusan, tapi pria ini mulai berpikir menebak-nebak siapa orang yang ada di hadapannya ini. Bagaimana mungkin orang-orang ini berani menggertaknya dan membicarakan tentang hutang-hutangnya.Pria berambut kelabu ini langsung berdiri dan mengacungkan jari telunjuk ke arah Russell dan kawannya. Emosinya semakin meluap saat melihat Russell duduk sambil kakinya diletakkan ke atas meja kerjanya.“Bedebah kau! Berani benar bersikap kurang ajar padaku!” amuk William.Russell hanya tersenyum sinis. Ia tak menanggapi lelaki bodoh di hadapannya. Ia pun langsung mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.Tak ada kecurigaan apapun dari William Jackson saat melihat Russell mencoba menghubungi seseorang. Pria ini justru malah menertawakan Russell Raines dan mengolok-oloknya.“Huh ternyata kalian hanya anak kecil yang berani menggertak dan ujung-ujungnya menelepon seseorang yang lebih kuat lagi. Mungkin kalian menelepon ayah kalian,” cibirnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Tentang Harga Diri   S2.25 Baru Awal

    Pelan-pelan air mata meleleh dari kelopak William Jackson. Berbagai peristiwa diputar kembali dalam pikirannya. Tentang keluarganya yang tidak lagi mendapatkan perhatian, perjudiannya dan perselingkuhan dengan perempuan lain karena sang istri sudah tak lagi menarik.Posisi kepalanya kini menempel di atas meja kerjanya. Anak buah Russell yang memiliki kapak memegangi ujung kepalanya. Kedua tangan dan kakinya terikat di kursi, tak ada kesempatan untuknya melarikan diri.Andai saja masih ada kesempatan baginya untuk meminta maaf dan memperbaiki semua, maka ia akan melakukannya hari ini, tapi sayang kilatan kapak itu benar-benar membuat pikirannya kacau. Kini ia hanya menunggu detik-detik benda tajam nan berkilau itu membelah lehernya.Sraash! Terdengar jelas di telinga William benda itu diayunkan di samping telinganya. Sepertinya benda itu telah membelah sesuatu dan kengerian makin terasa oleh William dan anak buah Russell melepaskan tangannya perlahan-lahan kemudian tertawa.“Katanya or

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Tentang Harga Diri   S2.26 Mencoba Mempermainkan Russell

    “Tu … Tuan Millet, aku tak bermaksud begitu. Aku hanya ingin mengembalikannya langsung pada Anda, lagipula uang yang kuterima masih lebih banyak dibandingkan hutangku pada Anda,” jelas William Jackson. Tawa pun tercipta dari Tuan Millet, “Aku tak tahu bagaimana harus menyebut dirimu, apa aku harus memanggilmu bodoh ataukah idiot. Kenapa kau kembali meremehkan dan menghina Tuan Russell Raines?” “Aku tidak sedang menghina siapapun Tuan. Aku hanya ingin memastikan uang ini tepat pada sasaran,” jelas William kembali membela diri. Sejujurnya ia lebih takut untuk berursan dengan Tuan Millet dibandingkan dengan Russell dan rekannya. Bagi William yang tidak begitu paham dunia hitam Russell dan anak buahnya dianggap hanya menggertak saja. Awalnya ia takut untuk dipenggal oleh kedua orang yang mengunjunginya. Namun saat keduanya batal mengeksekusi maka keberaniannya pun kembali tumbuh. William sama sekali tidak tahu kalau sebenarnya ada rencana lain yang membuat William benar-benar menderita

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Tentang Harga Diri   S2.27 Menghadapi Istri

    Petugas Resepsionis tampak mengerutkan bibirnya. Sejak tadi ia merasa tidak nyaman karena terus menerus ditunggui oleh salah satu anggota jubah hitam.Sebenarnya ia berniat memberi tahu William untuk melarikan diri ketika kelompok jubah hitam mulai datang. Sebenarnya alasan bosan bekerja sebeagai resepsionis bukanlah karena harus terus menerus berbohong menyembunyikan keberadaan William Jackson.Namun ia bosan bekerja sebagai bawahan. Ia ingin statusnya segera berubah menjadi Nyonya Jackson dan hidup dengan gemilangan harta.Resepsionis itu semakin risih saat mendapati sosok perempuan dengan tubuh berisi yang datang ke arahnya.“Huh, si gendut itu lagi,” gumamnya terdengar oleh anak buah Russell yang menemaninya.“Hmm apa katamu? Apa seperti itu caramu menyambut tamu? Hmm tapi tenang saja sebentar lagi kau tak akan diperlukan lagi di sini!” tukas anak buah Russell.“Tentu saja aku tak akan di sini lagi, sebab aku akan menjadi Nyonya Jackson dan menyingkirkan si gendut tua bangka itu,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status