Pelan-pelan air mata meleleh dari kelopak William Jackson. Berbagai peristiwa diputar kembali dalam pikirannya. Tentang keluarganya yang tidak lagi mendapatkan perhatian, perjudiannya dan perselingkuhan dengan perempuan lain karena sang istri sudah tak lagi menarik.Posisi kepalanya kini menempel di atas meja kerjanya. Anak buah Russell yang memiliki kapak memegangi ujung kepalanya. Kedua tangan dan kakinya terikat di kursi, tak ada kesempatan untuknya melarikan diri.Andai saja masih ada kesempatan baginya untuk meminta maaf dan memperbaiki semua, maka ia akan melakukannya hari ini, tapi sayang kilatan kapak itu benar-benar membuat pikirannya kacau. Kini ia hanya menunggu detik-detik benda tajam nan berkilau itu membelah lehernya.Sraash! Terdengar jelas di telinga William benda itu diayunkan di samping telinganya. Sepertinya benda itu telah membelah sesuatu dan kengerian makin terasa oleh William dan anak buah Russell melepaskan tangannya perlahan-lahan kemudian tertawa.“Katanya or
“Tu … Tuan Millet, aku tak bermaksud begitu. Aku hanya ingin mengembalikannya langsung pada Anda, lagipula uang yang kuterima masih lebih banyak dibandingkan hutangku pada Anda,” jelas William Jackson. Tawa pun tercipta dari Tuan Millet, “Aku tak tahu bagaimana harus menyebut dirimu, apa aku harus memanggilmu bodoh ataukah idiot. Kenapa kau kembali meremehkan dan menghina Tuan Russell Raines?” “Aku tidak sedang menghina siapapun Tuan. Aku hanya ingin memastikan uang ini tepat pada sasaran,” jelas William kembali membela diri. Sejujurnya ia lebih takut untuk berursan dengan Tuan Millet dibandingkan dengan Russell dan rekannya. Bagi William yang tidak begitu paham dunia hitam Russell dan anak buahnya dianggap hanya menggertak saja. Awalnya ia takut untuk dipenggal oleh kedua orang yang mengunjunginya. Namun saat keduanya batal mengeksekusi maka keberaniannya pun kembali tumbuh. William sama sekali tidak tahu kalau sebenarnya ada rencana lain yang membuat William benar-benar menderita
Petugas Resepsionis tampak mengerutkan bibirnya. Sejak tadi ia merasa tidak nyaman karena terus menerus ditunggui oleh salah satu anggota jubah hitam.Sebenarnya ia berniat memberi tahu William untuk melarikan diri ketika kelompok jubah hitam mulai datang. Sebenarnya alasan bosan bekerja sebeagai resepsionis bukanlah karena harus terus menerus berbohong menyembunyikan keberadaan William Jackson.Namun ia bosan bekerja sebagai bawahan. Ia ingin statusnya segera berubah menjadi Nyonya Jackson dan hidup dengan gemilangan harta.Resepsionis itu semakin risih saat mendapati sosok perempuan dengan tubuh berisi yang datang ke arahnya.“Huh, si gendut itu lagi,” gumamnya terdengar oleh anak buah Russell yang menemaninya.“Hmm apa katamu? Apa seperti itu caramu menyambut tamu? Hmm tapi tenang saja sebentar lagi kau tak akan diperlukan lagi di sini!” tukas anak buah Russell.“Tentu saja aku tak akan di sini lagi, sebab aku akan menjadi Nyonya Jackson dan menyingkirkan si gendut tua bangka itu,”
Pergelangan tangan William Jackson terasa sangat nyeri. Baru saja ia melakukan kebodohan dengan memukul meja dalam keadaan tangan terikat pada sandaran tangan.Untuk maju mendekat pada meja saja ia harus berusaha keras mendorong kursi agar dekat dengan meja. Ikatan pada tangan dominannya yang sengaja dilonggarkan agar bisa beraktivitas ternyata malah memberikan tekanan pada pergelangan tangannya. Tentu saja ini menjadi hiburan bagi Russell dan anak buahnya.“Sepertinya ada yang mencoba untuk menjadi jagoan di sini!” sindir Russell pada anak buahnya.“Ya sepertinya memang begitu Boss, tapi sayang sekali dia hanya jagoan yang besar mulut, alias seorang yang tidak memiliki apa-apa untuk dibanggakan kecuali ucapan saja,” anak buah Russell menimpali.William Jackson mengepalkan tangannya kuat-kuat kemudian menyemburkan ludah ke arah kemeja jas Russell dan menyulut emosi lelaki yang menyertai pimpinan jubah hitam itu.“Kurang ajar kau! Berani benar bersikap tidak sopan pada pimpinan kami. K
William melirik berkas yang disodorkan oleh istrinya. Matanya mulai membulat saat melihat tulisan yang ada di sana.Tak pernah ia mengira kalau berkas ini akan diterima olehnya. Selama ini hanya ancaman yang ia lontarkan saat istrinya mulai bawel bertanya-tanya tentang kemana ia akan pergi ataupun pulang terlambat.“Kau ingin bercerai? Ha ha kau ini sudah gila ya?” tanya William sambil tertawa.Evelyne menggeleng, “Tidak aku benar-benar igin menggugat cerai darimu!”Mata perempuan bertubuh berisi itu menatap tajam ke arah suaminya. Apa yang dilakukan oleh Evelyne benar-benar di luar dugaan. Kali ini ia sudah bersikap tegas, semua karena kedatangan seseorang ke rumahnya beberapa jam yang lalu.“Kau tanda tangani saya surat permohonan perceraianku!” serunya sambil menunjuk kolom tanda tangan.William Jackson tertawa melihat istrinya yang bersikeras untuk memintanya memberikan tanda tangan.“Kau ingin cerai ha? Sudah hebat rupanya kau. Memangnya kau bisa apa tanpaku? Kita sudah dua puluh
Dengan senyum misterius dan penuh kemenangan Evelyne mendekati meja resepsionis. Ia berniat untuk menunjukkan surat cerai yang sudah ditandatangani oleh suaminya.“Aku sudah mendapatkan persetujuan gugatan cerai dari suamiku. Sekarang kau bebas untuk memilikinya, itu pun kalau kau masih mau denagnnya,” sindir Evelyne.“Huh baguslah kalau begitu. Sekarang kau ucapkan selamat tinggal pada kehidupan mewahmu. aku sudah memberimu uang seribu dolar, pintar-pintarlah untuk menggunakannya. Bawa anakmu ikut bersamamu, karena aku tak menginginkannya!“Tentu saja aku akan membawanya, karena anakku sangat tidak pantas untuk hidup bersama dengan orang-orang seperti kalian yang hanya akan membuat hidupnya dalam kesengsaraan,” cibir Evelyne pada Sharon si resepsionis.“Ha ha kau memang orang paling percaya diri yang pernah kukenal. Anda tahu, surat ini membawa Anda pada kemiskinan, dan jika anakmu nanti datang pada mantan suamimu untuk meminta uang tentu aku tak akan memberikannya. Aku akan mengguna
“Apa?”“Ya Babi Gendut! Begitu aku memberi namanya, nama yang sangat pantas kan. Apa kau tak lihat bagaimana penampakannya tadi? Atau mungkin kau memang tertarik pada wanita seperti itu? Kulihat kau tadi membantunya untuk mempermudah urusan surat ceraiku. Jangan-jangan kau membantunya karena ingin segera bersanding dengan si wanita babi itu,” ejek William.Tiba-tiba saja Russel teringat akan Raina, perempuan yang telah lama menjalin hubungan dengannya. Sudah dua bulan ini Raina pergi ke Timur Tengah untuk perjalanan bisnis. Bisnis pengeboran minyak milik Blanc Inc mengalami kemajuan pesat semenjak Raina yang menjabat sebagai direktur.“Ah sepertinya aku harus melakukan panggilan video dengan Raina nanti,” pikir Russell.Russell tampak malas menanggapi William, tak ada gunanya menanggapi pria besar mulut seperti dia. Apalagi karir William akan segera tamat dan yang diinginkan olehnya setelah ini hanyalah kematian, tapi itu tak akan diberikan oleh Russell dengan mudah.Russell langsung
Beberapa jam lalu …Russell yang mendapatkan perintah dari Nicko untuk membeli Rumah Sakit pun langsung menyelidiki siapa pemilik Rumah Sakit Royal. Sampai akhirnya dalam hitungan lima menit saja ia sudah mengantongin informasi termasuk skandal yang melibatkannya.Russell tersenyum begitu mendapati informasi tentang keluarga William Jackson, kebiasaan dan hutang yang menumpuk menjadi senjata baginya. Saat itu ia tidak langsung menuju rumah sakit melainkan mampir menemui Evelyne.“Selamat siang Nyonya, apakah Anda yang bernama Evelyne Jackson,” kata Russell sopan.Evelyne bergidik saat melihat pria berpakaian serba hitam itu. Sosoknya yang tinggi besar membuatnya takut, apalagi ia belum pernah melihat pria ini sebelumnya.“Kehadiranku kemari ingin memberikan penawaran kerjasama pada Anda.”Evelyne masih tak berkutik. Ia masih berdiri diantara pintu yang terbuka. Russell pun langsung menyerahkan folder berisi tentang perjanjian hutang piutang dengan Tuan Millet dan juga perselinghkuhan
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt