Home / Urban / Tentang Harga Diri / S2. 135 Semua Gara-Gara Nicko

Share

S2. 135 Semua Gara-Gara Nicko

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2022-08-21 00:00:30

Daisy masih duduk di ujung tempat tidurnya sambil mengacak rambutnya. Ia tak hentinya memaki dan meratapi nasibnya kali ini.

Wanita berambut pirang ini pun mengingat masa lalunya saat kehidupan keluarganya masih dalam keadaan normal, kecuali kedatangan Nicko yang menjadi petaka baginya.

Diantara ketiga menantunya, memang hanya Armando Blanc sajalah menantu yang paling sempurna di mata Daisy. Saat pernikahan Catherine yang pertama, Armando bisa memberikan mahar yang cukup tinggi untuk Cathy.

“Ah andai saja Armando masih hidup, pasti aku tidak akan merasakan kesusahan ini,” gumam Daisy sambil mengingat apa saja yang dilewati bersama Armando saat itu.

Armando dinilai royal dalam membelanjakan uangnya. Seringkali Daisy mendapatkan banyak hadiah dari Armando saat itu. Keluarganya benar-benar mapan di waktu itu.

Sampai pada akhirnya Nicko datang dan merusak semuanya.

“Kenapa menantu itu sama sekali tidak berbakti kepadaku. Gara-gara dia Armando harus mendekam di penjara dan hidupnya berakhi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tentang Harga Diri   S2. 136 Ada apa Dengan Rodgie

    Nicko kembali ke sebuah bangunan yang tampak suram, bangunan yang membawa ingatannya pada kejadian beberapa tahun lalu. Pemuda ini menghembuskan napas panjang sambil merangkul putra angkatnya dan mempererat gandengan tangannya pada sang istri. Sementara tiga orang pengawal pribadi tampak berdiri di belakangnya.“Huft!” Nicko menghembuskan napas panjang sekali lagi dan menoleh pada istri dan anaknya.Kali ini ada sesuatu yang mengganjal bagi Nicko. Kekuatan misterius yang memasuki tubuhnya memberikan tanda sesuatu yang terjadi di sini.Saat ia berdiri, dia melihat bangunan ini diliputi asap hitam, tentu saja asap itu hanya mampu dilihat oleh Nicko saja. Pemuda berambut cokelat ini pun menoleh ke arah timur, bangunan yang menjadi blok sel yang dulu sempat dihuni Nicko dan masih dihuni oleh Rodgie dan asap hitam itu pun semakin terlihat jelas di bangunan itu, tepatnya di lantai dua.“Rodgie, ada apa sebenarnya,” pikir Nicko mencoba untuk bertanya-tanya.“Sayang, ayo, apakah kita akan ber

    Last Updated : 2022-08-21
  • Tentang Harga Diri   S2. 137 Andai Aku Bisa

    Pagi ini cuaca begitu cerah, dan Ian tampak tidak sabar untuk kegiatan selanjutnya. Anak kecil itu sudah berpakaian begitu rapi dan tas kopornya sudah dilengkapi dengan keperluan lainnya. Ian tampaknya tidak sabar untuk segera mengikuti perkemahan musim panas yang selama ini diidamkannya.“Kau bersemangat sekali, Nak?” canda Nicko saat melihat Ian yang sudah berpakaian lengkap sambil meneteng bola sepak di tangannya.“Iya, ayah aku sudah tidak sabar untuk mengikuti perkemahan musim panas kali ini. Menurutku acaranya akan sangat menarik,” kata Ian.Nicko merangkul istrinya dan tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, mereka berdua terheran melihat tingkah laku anak mereka kali ini. Memang Ian begitu bersemangat kali ini sampai-sampai ia lupa untuk menikmati sarapan paginya.“Hmm ya ayah dan ibu tahu kau sangat mendambakan perkemahan musim panas ini, tapi kau harus ingat untuk menikmati sarapan pagimu lebih dulu,” kata Nicko.Ian pun tersipu malu, kemudian ia menikmati cereal cokelat de

    Last Updated : 2022-08-22
  • Tentang Harga Diri   S2. 138 Tiga Anak Nakal

    Tuan Jims yang kini basah kuyup pun masuk ke dalam ruangan tempat Ian akan menginap kali ini. Pria yang memegang jabatan sebagai pengasuh itu pun menganggap perlakuan ketiga anak itu bukanlah hal yang baik.“Siapa diantara kalian yang melakukannya?” tanya Tuan Jims sambil melirik ke arah pria yang ada di sebelahnya.Ian yang ada di belakangnya hanya menunduk karena ketiga anak lelaki yang lebih tua darinya itu terus saja menatapnya tajam seakan memberikan kode untuknya.“Kau masuklah Ian, tempat tidurmu ada di situ!” perintah Tuan Jims menunjuk sebuah ranjang yang berada di dekat jendela.Nakas di ranjang pilihannya masih kosong, pertanda kalau tidak ada seorang pun yang menempati ranjang itu. Ian pun melangkah dengan malu-malu menuju ranjang yang ditunjuk, sembari melangkah Ian tampak takut-takut melirik ke arah teman sekamarnya.“Kalian pikir perbuatan kalian ini menunjukkan kalau kalian anak yang hebat? Tidak sama sekali. Justru perilaku kalian sangat memalukan!” seru Tuan Jims.“M

    Last Updated : 2022-08-22
  • Tentang Harga Diri   S2.139 Akal Busuk

    Kali ini Ronald dan Denise saling beradu pandang. Senyuman pun muncul pada wajah kedua anak lelaki dua belas tahun ini.Denise yang paling dominan diantara mereka bertiga pun mendekat ke arah Jerry yang tadi dikira pengecut. Anak lelaki berambut ikal itu pun merangkul si pipi tembem.“Nah begitu, itu namanya baru teman,” puji Denise.Jerry pun mengangkat wajahnya dan ingin sekali mengetahui apa rencana Denise selanjutnya.“Yah, kurasa kita harus tetap kompak kapanpun kan?” tanya Jerry.“Ya itu baru benar.”“Lalu apa yang kau rencanakan?” tanya Jerry.Sebenarnya Jerry bukanlah anak yang suka merundung seperti kedua teman sekamarnya, memang benar yang dikatakan oleh Denise kalau sebenarnya ia tidak punya nyali. Jerry sendiri tahu bagaimana rasanya mendapatkan perundungan oleh teman sekelas.Dari dulu Jerry memiliki penampilan yang berbeda, ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan anak seusianya, hingga ia sering dikata-katai sebagai raksasa. Untung saja Jerry memiliki kemampuan dalam ol

    Last Updated : 2022-08-22
  • Tentang Harga Diri   S2.140 Anak Yang Berbakat

    Mendengar nama Ian disebut melalui pengeras suara, ketiga anak nakal itu pun saling pandang. Salah satu dari mereka langsung menepuk bahu Ian, dan mencengkeramnya.“Hei cepat sana ke kantor kau sudah dipanggil, dan ingat jika sudah selesai kembali ke sini!” ancam Denise yang kali ini mencengkeram bahu Ian dengan kuat dan membuat anak itu menggigit bibir karena meringis kesakitan. Tubuh Denise jauh lebih besar dibandingkan Ian yang cenderung kurus.“Dengar ya, jangan sekali-sekali kau menceritakan tentang hal ini pada siapapun! Jika apa yang kami lakukan ini sampai terdengar oleh para mentor, maka kami tak segan-segan untuk melakukan hal yang lebih parah dari ini!” ancam Denise sementara satu tangannya menunjuk ke arah wajah Ian.“Ke … kenapa kalian lakukan ini padaku?” tanya Ian dengan gugup. Ia sudah bisa mencerna apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Ian telah ditipu secara mentah-mentah oleh kawan sekamarnya.“Kenapa kami melakukan ini padamu? Ha ha tentu saja kami melakukannya

    Last Updated : 2022-08-23
  • Tentang Harga Diri   S2.141 Potret Rodgie

    Anak lelaki sok jagoan itu mengikuti arah pandangan Tuan Jims. Sebuah cctv yang mengarah pada mereka bertiga, walau tidak dekat tapi mampu menangkap semua rekaman kejadian di sekitar.“Ada cctv, kenapa aku tidak tahu ya?” tanya Denise dalam hati.Anak lelaki itu sama sekali tidak bisa berkutik sekarang. Ia justru tergagap, sampai tidak berani mendongakkan kepalanya lagi. Denise tampak meremas kedua tangannya mencoba untuk mencari jawaban yang tepat untuk dikatakan pada Tuan Jims.“Eh aku … aku tidak tahu kalau ada cctv di sana,” Denise akhirnya buka suara.Tuan Jims yang berdiri di sampingnya pun tertawa lepas lalu kembali menepuk bahu Denise.“Hmm aku mengerti, kau tidak tahu kalau ada cctv di sana, artinya kau bisa menindas siapapun? Sayang kau telah salah perhitungan, nak. Di sini banyak sekali cctv yang letaknya tidak disadari oleh peserta perkemahan. Jadi kuingatkan sekali lagi, jangan berani untuk menindas siapapun di sini. Atau kau akan mendapat hukuman lebih parah dari ini!” T

    Last Updated : 2022-08-24
  • Tentang Harga Diri   S2.142 Anak PEmbunuh

    Denise diantar kedua sekutunya menuju tempat tidur, tak biasanya tangannya terasa dingin ketika bersentuhan dengan kedua temannya.“Tanganmu dingin sekali Denise,” komentar Jerry yang tiba-tiba.Beberapa saat lalu ia sempat mendengar Denise bergumam setelah melihat foto yang sempat mereka perebutkan. Denise terang-terangan menyebutkan Ian harus pergi atau mereka akan celaka. Tentu saja Jerry tidak mengerti apa yang dimaksud teman sekamarnya itu.Jerry pun menepuk pundak temannya itu dan ingin meminta penjelasan.“Apa maksud ucapanmu tadi?”Denise tidak juga menjawab, ia malah melirik Ian dan memastikan kalau anak itu sudah tertidur lelap. Tempat tidur Ian dan Denise memang bersebelahan. Tempat tidur mereka hanya dipisahkan oleh nakas dan sebuah lemari satu pintu saja. Jika diukur dalam satuan meter, jaraknya kurang dari satu setengah meter.Saat itu Ian tidak berubah posisinya, masih saja membelakangi sambil memeluk pigura yang sejak tadi mereka perebutkan.“Hmm tampaknya dia sudah be

    Last Updated : 2022-08-25
  • Tentang Harga Diri   S2. 143 Saling Menyalahkan

    Ketiga anak nakal itu pun terbangun sangat pagi. Hal pertama yangmereka lakukan ketika membuka mata adalah mengintip perlahan pada selimut. Mereka bermaksud untuk memeriksa kaki dan tangan apakah masih utuh atau tidak, terikat atau tidak.“Syukurlah aku masih hidup kali ini,” gumam Denise yang merasa lega setelah memastikan semua bagian tubuhnya masih lengkap.Ia pun mulai melirik ke samping dan memastikan Ian masih tertidur pulas. Ya anak itu memang masih ditutupi oleh selimut, dan kali ini posisinya tidak lagi membelakangi tubuh Denise, tapi telentang dan foto ayahnya berada di atas dadanya.Posisi tidur anak itu terlihat begitu nyenyak, tapi justru menimbulkan kecurigaan pada diri Ian muncul.“Apa dia sempat bangun ya semalam, posisi tidurnya berubah,” pikirnya.Kemudian dia melirik ke arah ketiga temannya dan mengangkat bahu. Kini ia kembali ke tempat tidur Jerry, dan juga ditemani oleh Ronald yang sudah sejak tadi berada di sana.“Kau memikirkan apa?”Denise menggeleng, “Bukan ap

    Last Updated : 2022-08-26

Latest chapter

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status