Home / Urban / Tentang Harga Diri / S2. 119 Pelajaran Lain untuk Daisy

Share

S2. 119 Pelajaran Lain untuk Daisy

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2022-08-05 23:38:30

“Ayah, apa ada yang kau pikirkan kali ini?” tanya Catherine saat memperhatikan ayahnya tampak diam di kursi roda sambil menatap lurus ke arah jendela.

Sejak kedatangannya ke rumah Chad, pria paruh baya itu masih saja terlihat murung. Seperti ada suatu hal berat yang dipikirkannya.

Siang hari saat Daisy pergi meninggalkan Edmund hanya berdua dengan Correy sang perawat, Chad dan Catherine mendatanginya. Walau ingatan Cathy tentang kekacauan yang membuatnya nyaris kehilangan bayinya sudah dihapus oleh Nicko, tapi tetap saja perempuan itu khawatir tentang ayahnya.

Kenyataan kalau sang Ibu sering pergi meninggalkan Edmund sendirian tak dapat disembunyikan. Karena kekhawatiran itulah Chad memutuskan untuk membawa Edmund tinggal bersamanya saja. Setidaknya hal itu tidak akan membebani pikiran istrinya yang sedang mengandung.

“Ah tidak, ayah hanya berpikir apa tidak jadi masalah jika ayah tinggal di sini. Maksudku dengan keadaan ayah yang seperti ini. Apa ini tidak merepotkan suamimu? Ini kan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tentang Harga Diri   S2. 120 Akhirnya Bertemu Juga

    Henry Davis masih tampak ragu sebelum ia keluar dari rumahnya. Berulang kali ia berjalan mondar-mandir di dalam rumah sebelum meninggalkan bangunan yang entah sampai kapan ia akan menempati bangunan ini.“Aduh, apa aku benar-benar harus menghubunginya. Aku seperti menjilat ludahku sendiri jika melakukannya,” gumamnya sambil memegang kenop pintu keluar.Satu-satunya pengusaha yang belum ia hubungi adalah Nicholas Lloyd. Jika bicara harta tentu saja Nicko memiliki harta yang tak ternilai. Investasi yang ditawarkan Tuan Davis tentu tidak berarti apa-apa bagi Nicko.Namun rasa benci yang dimiliki oleh Henry Davis itu benar-benar mendalam sampai-sampai melupakan akan kehadirian dirinya.“Huh, tapi uang itu benar-benar aku butuhkan. Huh tapi sudahlah tidak ada pilihan lain selain mempertaruhkan gengsi di hadapan anak muda itu,” pikir Henry. ***Henry Davis berjalan dengan sedikit malas ke ruangan Nicko. Ia menghembuskan napas panjang agar terlihat lebih rileks. Di hadapan

    Last Updated : 2022-08-06
  • Tentang Harga Diri   S2.121 Ini Mudah Saja

    Henry Davis masih terpaku mendengar pernyataan Nicko barusan. Ia lalu menggelengkan kepala sambil mengacungkan telunjuk ke arah Nicko.“Harusnya aku sudah menduganya sejak awal. Tidak ada yang gratis di dunia ini, semua pasti ada imbalannya,” pikir Henry Davis.Melihat sikap Henry, Nicko hanya tersenyum sinis kembali. Kekuatan yang didapat dari batu bertuah itu membuatnya bisa mengetahui isi hati seseorang.“Anda benar-benar cerdas Tuan, memang tidak ada yang gratis di dunia ini,” balas Nicko yang membuat Henry Davis tercengang.“Tapi tenang saja apa yang kuminta ini tidak akan menyusahkanmu, bahkan akan banyak membantumu, tapi itu semua terserah padamu. Jika kau setuju maka kerja sama ini bisa dilakukan, tapi jika tidak maka tidak akan ada masalah bagiku,” balas Nicko kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kebesarannya.“Huh kurang ajar sekali dia. Mentang-mentang aku datang membutuhkan bantuannya, maka ia menyuruhku semau dia. Hmm tapi ia bilang menguntungkanku, meman

    Last Updated : 2022-08-06
  • Tentang Harga Diri   S2.122 Apa Yang Disiapkan Tuan Muda

    “Sandra, apa kau sudah menyiapkan pertemuanku dengan Yaseer Al Hameed?” tanya Nicko pada asisten pribadinya.Sandra yang saat itu berdiri tak jauh dari Nicko pun mengangguk cepat.“Tentu Tuan Muda, saya juga sudah memastikan meja pilihan Anda sudah siap, begitu juga mobil untuk mengantar Anda. Tuan Al Hameed pun sudah mengabarkan kalau beliau akan datang memenuhi undangan Anda,” jawab Sandra.Nicko pun mengangguk, ia puas dengan kinerja Sandra yang menurutnya cekatan dan teliti. Asisten pilihan Kyle memang tidak salah.“Andai saja aku tidak mendengarkan Kyle dan memilih Barbara, belum tentu hasilnya akan seperti ini,” pikir Nicko.“Bagus Sandra, satu lagi bagaimana dengan acara amal?”“Saat ini sedang saya kerjakan Tuan Muda, mengenai venue dan daftar lembaga yang tengah membutuhkan bantuan sudah saya kirimkan datanya pada email Anda, jika Anda sudah menentukan , maka akan saya lanjutkan pengerjaannya.”Nicko menepuk dahinya, “Ah ya aku sepertinya belum memeriksa emailmu, tapi nanti a

    Last Updated : 2022-08-07
  • Tentang Harga Diri   S2. 123 Kursi Kosong

    “Ah Daisy, kau benar-benar mengerti akan diriku,” balas Al Hameed saat wanita paruh baya itu mendekap tubuhnya erat.Perlahan Yaseer Al Hameed pun melepaskan tangan Daisy yang masih memeluk perut tambunnya kemudian melirik arloji di pergelangan tangan. Ia meninggalkan beberapa lembar uang pada Daisy untuk wanita itu berjalan-jalan sembari menunggunya.“Aku sedang ada keperluan sebentar. Salah satu rekan bisnisku berniat untuk mengajakku bertemu, kau bisa jalan-jalan sendiri dulu supaya tidak bosan,” kata Yaseer Al Hameed.Tentu saja Daisy tidak keberatan untuk menunggu selama masih ditinggalkan uang untuk bersenang-senang.Yaseer Al Hameed cepat-cepat merapikan pakaiannya dan pergi ke lantai bawah menuju restoran Diamond. Ia tentu tidak ingin membuat Nicholas Lloyd menunggunya.“Ini kesempatan bagus bagiku bisa bertemu dengan pengusaha muda itu. Jangan sampai aku membuatnya kecewa,” gumam Tuan Al Hameed yang tampak tidak tenang saat menuruni elevator. Tanpa sadar ia berjinjit beberapa

    Last Updated : 2022-08-09
  • Tentang Harga Diri   S2.124 Bukan Spesial

    Yaseer Al Hameed mengangguk pelan saat mendengar Nicko mengatakan akan ada orang lain yang ikut bersama mereka. Pria dengan perut buncit ini berpikir kalau dirinya adalah orang spesial yang mendapatkan kehormatan bertemu dengan Tuan Muda Lloyd, tapi ternyata ada orang lain yang mendapatkan berkah sama seperti dirinya.“Kurkira hanya aku, tapi ternyata masih ada yang lain lagi,” batin Tuan Al Hameed dengan kecewa.Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dan mencoba untuk menempatkan posisi sebagai tamu istimewa yang lain.“Ya, aku memang mengundang orang lain lagi di sini, anda tidak keberatan kan?” tanya Nicko sambil satu tangannya memegang sandaran kursi yang kosong.“Oh tentu tidak Tuan Muda. Saya tahu orang yang Anda undang pastilah juga orang yang spesial menurut Anda,” kata Yaseer Al Hameed.Nicko tersenyum singkat, tapi dalam hati ia mencibir mulut manis Tuan Al Hameed.“Jadi mulut manismu ini yang membuat Ibu mertuaku bisa jatuh ke pelukanmu.”Nicko meminta pelayan untuk menu

    Last Updated : 2022-08-10
  • Tentang Harga Diri   S2.125 Kehilangan Benda Berharga

    Nicko langsung melirik pria di seberangnya yang tampak kebingungan. Sejak Henry Davis memintanya untuk menunjukkan karya unggulannya, Al Hameed tak berhenti menoleh ke kanan dan kiri. Beberapa kali ia meraba kantongnya.“Apa ada masalah Tuan Davis?” tanya Nicko sambil mengangkat dagu ke arah Tuan Al Hameed.Pria dengan rambut yang lebat itu hanya menggeleng, tapi raut wajahnya tidak berkata demikian. Notebook itu tidak hanya memiliki sampul kulit buaya yang indah, tapi isinya yang sangat penting.Walau jaman sudah modern, dan serba digital, tapi ternyata Yaseer Al Hameed masih mengandalkan notebook untuk mencatat jadwal pribadinya. Menurutnya mencatat di ponsel sangat rawan untuk diretas, dan jika ponsel rusak, tidak ada sinyal atau kehabisan daya akan jadi sangat merepotkan.“Aku … aku,” kata Yaseer Al Hameed gugup kemudian tanpa sadar meletakkan sebuah notebook berwarna hitam di atas meja, dan berdekatan dengan Henry Davis.Henry yang melihat sampul notebook itu pun mengerutkan lehe

    Last Updated : 2022-08-11
  • Tentang Harga Diri   S2.126 Kejutan

    Yaseer Al Hameed menggeleng kepalanya cepat. Tentu ia takut sikapnya akan meyinggung perasaan Tuan Muda. Namun jika dibiarkan akan jadi hal buruk baginya.“Aargh aku harus bagaimana ini, apa aku harus menyuruh Daisy kemari? Ah tidak tapi bagaimana jika Tuan Muda tahu aku di sini bersamanya, bukankah Daisy adalah mertua Tuan Muda,” pikir Tuan al Hameed.Pria Timur Tengah itu mulai menegak secangkir teh dan akhirnya ia memutuskan untuk meminta Daisy datang membantunya.“Ah bukankah ini hal baik untuk kami. Siapa tahu kedekatanku dengan Daisy akan berdampak pada bisnisku bersama Tuan Muda. Bukankah dalam keluarga akan menjadi lebih mudah dalam menjalankan bisnis,” pikir Tuan Al Hameed.Pria berambut lebat ini pun tersenyum, “Oh tidak Tuan Muda, aku tidak akan pergi, aku hanya ingin minta ijin untuk menggunakan ponselku sebentar. Yah mungkin saja dugaan Anda berdua benar kalau saya mungkin tak sengaja meninggalkannya.”Baik Nicko maupun Tuan Davis pun mengangguk dan mempersilakan pria itu

    Last Updated : 2022-08-12
  • Tentang Harga Diri   S2.127 Daisy Tak Berkutik

    Yaseer Al Hameed pun tersenyum saat melihat wanita yang baru datang. Setelah meminta diri, ia langsung berdiri dan menyambut kedatangan wanita yang masih berdiri mematung.“Kau menemukannya, Sayang?” tanya Tuan Al Hameed, dan panggilan itu terdengar jelas di telinga Nicko.Cih! Nicko membuang muka, ia muak saat melihat keintiman klien dan ibu mertuanya.“Benar-benar tidak tahu etika,” Nicko bergumam.Kali ini Henry Davis menoleh dan mencoba menyhentuh pundak Nicko. Raut wajahnya tampak sendu seakan menunjukkan empati pada lelaki muda yang mengundangnya.“Aku berterima kasih kau sudah mengingatkanku, Tuan Muda. Aku betul-betul prihatin dengan apa yang barusan kau lihat,” kata Henry Davis sambil menepuk pundak Nicko.Padahal sebenarnya ia sudah merencanakan untuk berhubungan dengan Daisy diam-diam. Namun kenyataan yang ia lihat hari ini merubah segalanya.“Untung saja aku belum mendekati wanita itu lagi, huh aku harus membuat dia membayar semua,” amuk Henry Davis dalam hati.Daisy sendi

    Last Updated : 2022-08-12

Latest chapter

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status