Yaseer Al Hameed mengangguk pelan saat mendengar Nicko mengatakan akan ada orang lain yang ikut bersama mereka. Pria dengan perut buncit ini berpikir kalau dirinya adalah orang spesial yang mendapatkan kehormatan bertemu dengan Tuan Muda Lloyd, tapi ternyata ada orang lain yang mendapatkan berkah sama seperti dirinya.“Kurkira hanya aku, tapi ternyata masih ada yang lain lagi,” batin Tuan Al Hameed dengan kecewa.Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dan mencoba untuk menempatkan posisi sebagai tamu istimewa yang lain.“Ya, aku memang mengundang orang lain lagi di sini, anda tidak keberatan kan?” tanya Nicko sambil satu tangannya memegang sandaran kursi yang kosong.“Oh tentu tidak Tuan Muda. Saya tahu orang yang Anda undang pastilah juga orang yang spesial menurut Anda,” kata Yaseer Al Hameed.Nicko tersenyum singkat, tapi dalam hati ia mencibir mulut manis Tuan Al Hameed.“Jadi mulut manismu ini yang membuat Ibu mertuaku bisa jatuh ke pelukanmu.”Nicko meminta pelayan untuk menu
Nicko langsung melirik pria di seberangnya yang tampak kebingungan. Sejak Henry Davis memintanya untuk menunjukkan karya unggulannya, Al Hameed tak berhenti menoleh ke kanan dan kiri. Beberapa kali ia meraba kantongnya.“Apa ada masalah Tuan Davis?” tanya Nicko sambil mengangkat dagu ke arah Tuan Al Hameed.Pria dengan rambut yang lebat itu hanya menggeleng, tapi raut wajahnya tidak berkata demikian. Notebook itu tidak hanya memiliki sampul kulit buaya yang indah, tapi isinya yang sangat penting.Walau jaman sudah modern, dan serba digital, tapi ternyata Yaseer Al Hameed masih mengandalkan notebook untuk mencatat jadwal pribadinya. Menurutnya mencatat di ponsel sangat rawan untuk diretas, dan jika ponsel rusak, tidak ada sinyal atau kehabisan daya akan jadi sangat merepotkan.“Aku … aku,” kata Yaseer Al Hameed gugup kemudian tanpa sadar meletakkan sebuah notebook berwarna hitam di atas meja, dan berdekatan dengan Henry Davis.Henry yang melihat sampul notebook itu pun mengerutkan lehe
Yaseer Al Hameed menggeleng kepalanya cepat. Tentu ia takut sikapnya akan meyinggung perasaan Tuan Muda. Namun jika dibiarkan akan jadi hal buruk baginya.“Aargh aku harus bagaimana ini, apa aku harus menyuruh Daisy kemari? Ah tidak tapi bagaimana jika Tuan Muda tahu aku di sini bersamanya, bukankah Daisy adalah mertua Tuan Muda,” pikir Tuan al Hameed.Pria Timur Tengah itu mulai menegak secangkir teh dan akhirnya ia memutuskan untuk meminta Daisy datang membantunya.“Ah bukankah ini hal baik untuk kami. Siapa tahu kedekatanku dengan Daisy akan berdampak pada bisnisku bersama Tuan Muda. Bukankah dalam keluarga akan menjadi lebih mudah dalam menjalankan bisnis,” pikir Tuan Al Hameed.Pria berambut lebat ini pun tersenyum, “Oh tidak Tuan Muda, aku tidak akan pergi, aku hanya ingin minta ijin untuk menggunakan ponselku sebentar. Yah mungkin saja dugaan Anda berdua benar kalau saya mungkin tak sengaja meninggalkannya.”Baik Nicko maupun Tuan Davis pun mengangguk dan mempersilakan pria itu
Yaseer Al Hameed pun tersenyum saat melihat wanita yang baru datang. Setelah meminta diri, ia langsung berdiri dan menyambut kedatangan wanita yang masih berdiri mematung.“Kau menemukannya, Sayang?” tanya Tuan Al Hameed, dan panggilan itu terdengar jelas di telinga Nicko.Cih! Nicko membuang muka, ia muak saat melihat keintiman klien dan ibu mertuanya.“Benar-benar tidak tahu etika,” Nicko bergumam.Kali ini Henry Davis menoleh dan mencoba menyhentuh pundak Nicko. Raut wajahnya tampak sendu seakan menunjukkan empati pada lelaki muda yang mengundangnya.“Aku berterima kasih kau sudah mengingatkanku, Tuan Muda. Aku betul-betul prihatin dengan apa yang barusan kau lihat,” kata Henry Davis sambil menepuk pundak Nicko.Padahal sebenarnya ia sudah merencanakan untuk berhubungan dengan Daisy diam-diam. Namun kenyataan yang ia lihat hari ini merubah segalanya.“Untung saja aku belum mendekati wanita itu lagi, huh aku harus membuat dia membayar semua,” amuk Henry Davis dalam hati.Daisy sendi
Nicko masih menoleh ke arah Al Hameed saat Daisy menariknya. Kali ini ia berpura-pura untuk menuruti keinginan wanita paruh baya itu. Ia ingin tahu sampai dimana akting Daisy kali ini, atau mungkin wanita yang selama ini selalu saja menghinanya akan memohon padanya.“Huh, apa kau bermaksud memohon kepadaku Daisy?” tanya Nicko dalam hati sambil tersenyum sinis.Namun sikap yang berbeda justru ditunjukkan oleh Henry Davis. Kali ini ia benar-benar tidak tega melihat pernikahan Nicko dipermainkan. Bukan rahasia lagi kalau Nicko sangat memperhatikan istrinya.Pria yang rambutnya mulai kelabu itu pun menepuk bahu Yaseer Al Hameed.“Memang benar ada yang disembunyikan, tapi tidak oleh Tuan Muda, melainkan oleh dia!” Henry Davis tanpa ragu menunjuk ke arah Daisy yang tiba-tiba saja menghentikan langkahnya.“Apa maksud Anda?” tanya Al Hameed tidak mengerti.Henry Davis hanya tersenyum sinis, kali ini ia mengangkat wajahnya ke arah Daisy.“Ya wanita itu menyembunyikan sesuatu, sepertinya ia ing
Daisy pun ternganga begitu mendengar pertanyaan Yaseer Al Hameed. Wanita ini pun sadar tidak seharusnya ia membuat keributan di sini.“Aduh bagaimana ini, Yaseer jadi tahu kalau aku pernah berhubungan dengan si tengik ini,” pikir Daisy sambil mencari jalan keluar.Dia tidak mungkin merayu Al Hameed kali ini karena masih ada Nicko. Tadi dia mengajak Nicko dan bermaksud untuk membohongi menantunya lagi. Ia ingin mengatakan kalau Al Hameed memanggilnya sayang karena memang kebiasaannya terhadap lawan jenis tanpa ada maksud apa-apa.Namun pertengkarannya dengan Henry Davis merubah semuanya.“Huh dasar laki-laki tak berguna, bisanya memperkeruh suasana saja,” pikir Daisy sambil melirik sinis ke arah Tuan Davis.“Eh aku … ya aku hanya bertengkar kecil saja dengannya. Kita memang seringkali berselisih paham, tapi kau tak perlu khawatir ini hanya pertengkaran yang tidak penting,” Daisy berusaha untuk menenangkan Tuan Al Hameed.Namun pria bertubuh tambun itu pun menggeleng, “Pertengkaran yang
Beberapa jam lalu …Dua orang pria berjubah hitam meninggalkan meja resepsionis setelah mendapatkan kunci kamar. Mereka berdua menolak untuk diantar oleh petugas bellman dengan alasan mereka tidak membawa banyak barang.Di dalam kamar dua pria berjubah hitam itu mengganti pakaian mereka dengan busana casual. Salah satu berdandan sporty, dengan celana pendek dan kaos serta handuk yang digantung pada leher, tak lupa perangkat untuk mendengarkan musik. Pria yang satu lagi mengenakan kemeja dan kacamata serta membawa tablet dan sebuah buku notes.Kedua pria itu tidak berjalan bersamaan, ada jeda lima menit saat mereka keluar dan berjalan berjauhan. Namun keduanya memiliki tujuan yang sama.Di sisi lain seorang pria berperawakan tambun baru saja keluar dari kamar. Pria itu mengenakan setelan jas rapi yang tidak dikancingkan dan menuju elevator. Di saat yang bersamaan pria berjubah hitam yang tengah mengenakan busana rapi ikut memasuki elevator yang sama dan tampak sibuk dengan tabletnya.S
Setelah menyelesaikan urusannya, Nicko pun segera pulang ke rumah untuk mengabari kejatuhan ibu mertuanya. Hari masih sore, tapi untuk hari ini Nicko sudah berjanji pada Jo untuk tidak pulang terlambat. Sudah lama ia tidak menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya sekedar untuk menikmati minum the di sore hari.“Sayang, kau sudah pulang?” tanya Josephine yang tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat melihat suaminya sudah pulang ke rumah.Perempuan berambut pirang itu pun langsung memeluk suaminya dengan erat, sedikit bermanja untuk mengekspresikan kebahagiaannya.“Yah aku hanya ada satu pertemuan dengan Tuan Al Hameed dan Henry Davis, yah kau tahu kan siapa lagi yang ikut dengan pertemuan ini?” tanya Nicko.“Jadi kau sudah bertemu dengan Ibu? Bagaimana keadaannya? Apa Ibu sudah mengetahui letak kesalahannya?” tanya Jo yang tampak penasaran.Ia sangat mengutuk perbuatan ibunya, tidak seharusnya Daisy melakukan demikian, apalagi saat sang ayah sedang sakit dan membutuhkan perhati
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt