"Maaf, telah membuat Anda menunggu lama," kata Daisy tiba-tiba mengejutkan pasangan Law dan juga pengacaranya.
Caroline menghela napas panjang begitu melihat kehadirannya. Ibu dari Adrian ini tampak berharap cemas menantikan kabar dari Daisy."Aduh jangan sampai penawaranku dibatalkan olehnya," pikir Caroline.Sebelumnya ia sudah berdiskusi dengan suaminya untuk menambah penawaran agar Daisy membatalkan tuntutan utuk putra semata wayangnya. Adrian adalah harta yang paling berharga bagi mereka. Tentunya apapun akan dilakukan untuk kebahagiaan sang anak.Louis meraih pergelangan tangan istrinya dan mengusap dengan lembut. I berusaha meyakinkan kalau segalanya akan berhasil, dan ia tak perlu lagi merasa bersedih."Maaf, aku baru saja berdiskusi dengan kedua putriku," kata Daisy.Semakin istri Edmund ini berbicara, semakin cemas pulalah pasangan Law. Sementara Daisy langsung mengarahkan pandangannya pada AnthoKedatangan Adrian disambut dengan kemewahan di kediamannya. Sudah pasti ini atas perintah kedua orang tuanya untuk menyiapkan semua.Louis dan Caroline Law pasti ingin memberikan yang terbaik bagi putra mereka. Terlebih anaknya baru saja mendapatkan suatu perlakuan yang tak menyenangka. Selain itu, mereka memiliki permintaan khusus untuk Adrian.Mata pemuda berambut pirang itu tampak berbinar saat melihat aneka hidangan mewah tersaji di atas meja makannya yang besar. Aneka hidangan continenal telah berada di sana."Hmm inilah yang harusnya dinamakan sarapan pagi," gumam Adrian ynag baru saja keluar dari kamarnya untuk bersih-bersih dan mengganti pakaian."Makanlah Adrian, Ibu tahu apa yang kau dapat di kantor polisi sangat tidak menyenangkan," kata Daisy meyambut putranya."Huh, itu jelas sekali Bu. Aku tak bisa tidur semalam, alas tidurnya tidak nyaman, dan makanannya dingin," Adrian mengadu pada Ibunya seperti anak k
Josephine belum juga turun dari mobil suaminya meskipun Van putih itu sudah berhenti di depan hotelnya. Perempuan itu terlihat begitu kaku dan terus saja memandang ke bawah. "Kau masih memikirkan pembicaraan Ibumu dengan keluarga Law?" tanya Nicko sambil melirik ke arah Jo. Josephine mendesah kesal. Bukan hanya itu yang membebani pikiran Jo kali ini. Namun kejadian beberapa waktu belakangan ini memang layak untuk memenuhi kepalanya. "Bukan cuma itu, dan aku tahu pasti kalau Ibu pasti akan terus mendesakku untuk bertemu dengan Adrian. Kalau soal itu ku tak perlu terlalu mengkhawatirkan ini semua, sebab kau pasti tak akan tinggal diam jika Adrian berbuat hal yang tidak pantas padaku," kata Jo. "Yah itu benar sayang. Suami mana yang akan rela jika istrinya diganggu oleh lelaki lain. Lalu apa yang membebanimu kali ini?" Jo tak bicara, tapi ia mengangguk dan menggandeng tangan suaminya untuk ikut turun. Nicko sama sekali tak tah
Otot wajah Nicko seketika menegang saat mendengar ucapan istrinya. Sepertinya ia menduga Josephine tahu tentang siapa dia yang sebenarnya."Ada apa dengan Tuan Muda Lloyd?" Nicko memberanikan diri untuk bertanya pada istrinya.Josephine langsung merubah posisi berdirinya hingga berhadapan dengan sang suami. Ia sedikit mendekatkan wajahnya pada lelaki yang bersamanya.l saat ini."Apa menurutmu Tuan Muda Lloyd memiliki maksud tertentu padaku?" bisik Josephine yang mulai mencurigai bosnya.Nicko hanya diam mendengar dugaan istrinya. Ia membiarkan sang istri terus saja bicara dan menyampaikan semua dugaannya.Sudah bukan rahasia lagi kalau seorang wanita memiliki jutaan waktu untuk berbicara. Mereka awalnya memang sangat irit dalam berbicara, tapi setelah menemukan topik, partner atau momen yang pas, akan sulit untuk berhenti. Hal ini juga berlaku pada Jospehine.Dulu sekali Josephine sangat malu untuk berbica
"Gerald?" Nicko mengulangi nama yang baru disebut oleh Josephine.Seketika pemuda itu merasa kaku. Ia mematung, karena nama itu terdengar begitu panas di telinga. Namun nama itu jugalah yang membawanya untuk bersanding dengan seorang perempuan yang paling diidam-idamkan di Westcoast Town.Wajah Nicko mulai sedikit lebih tegas. Perasaannya kali ini mulai kacau saat mendengar nama itu. Dalam hati ia cemburu dan khawatir kalau perempuan yang ia nikahi masih mengingat tentang sosok Gerald Jones."Kau mengingatnya?" tanya Nicko dengan nada datar.Sadar akan perubahan pada raut wajah sang suami akibat ucapannya, Josephine pun buru-buru meralat ucapannya. Ia tak igin ada pertengkaran dengan sang suami kali ini.Masalah yang dialami Josephine sudah cukup berat, apalagi lusa sang Ayah dijadwalkan untuk dioperasi. Tentunya Jo tak ingin meambah tekanan dalam dirinya. Ia ingin fokus pada operasi sang Ayah dan pekerjaannya."S
Sudah sejak pagi tadi Raina Rayes uring-uringan. Layar monitor di computernya terus saja menyala, dan inilah yang menyebabkan dirinya geram.Perempuan berkulit gelap ini mendapati laporan kalau beberapa klien Blanc Inc memutuskan hubungan bisnis dengannya. Semuanya terjadi di luar kendali dirinya, dan ia sangat yakin kalau ini semua bukanlah seperti yang dituduhkan oleh klien bisnisnya.Semua mengira kalau Raina bukanlah sosok yang cakap dan profesional dalam bekeja. Beberapa kliennya menilai kalau Raina terlalu lamban dalam merespons permintaan dan keluhan mereka."Huh kenapa bisa jadi begini semua," katanya sambil mengacak-acak rambutnya yang hitam legam.Perempuan berubuh tinggi dan sintal ini pun terus melamun dan mencari celah mana letak kesalahannya. Sampai-sampai ia tak tahu kalau sejak tadi pintu ruang kerjanya diketuk.Raina segera mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan da mempersilakannya sekretarisnya untuk m
Tak ingin membuat keributan, Nicko pun langsung berbalik. Ia bermaksud melangkah sedikit menjauh agar bisa menelepon Raina dan memerintahkan stafnya agar menyuruhnya masuk.Namun baru saja ia berbalik, sebuah telapak tangan menepuk pundaknya dengan keras."Hei kau belum menjawab pertanyaanku. Untuk apa kau datang kemari?" tanya Greg."Huh, apapun yang kulakukan kurasa itu bukanlah urusanmu," kata Nicko.Kali ini suami Josephine memang sedang tidak mood untuk berkelahi. Masalah yang dihadapinya kali ini benar-benar pelik. Ia sendiri juga mendapat giliran paling banyak untuk menjaga mertuanya."Huh sombong sekali kau. Tentu saja ini menjadi urusanku, karena kau telah memasuki area kami," balas Greg dengan nada tinggi.Lelaki yang tubuhnya lebih pendek dari Nicko ini pun mendongak ke arahnya. Mata hijaunya menatap tajam dengan penuh kebencian.Memang sudah lama sekali Greg Shelton memiliki dendam
Greg memang memiliki seorang adik perempuan, Barbara, yang usianya hanya terpaut satu tahun dari Nicko. Barbara sempat mengidolakan sosok Nicko karena ketampanannya. Namun kesemuanya itu hilang saat gadis itu mengetahui kalau Nicko bukanlah orang kaya. Jika bicara tentang kecantikan tentu saja adik dari Greg tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan istrinya. Barbara memiliki tinggi tubuh rata-rata dan kurus, pinggangnya pun lurus, tidak menyenangkan untuk dipeluk. Namun yang terburuk, gadis itu selalu saja besikap sombong dan mengucapkan kata-kata pedas. "Memangnya siapa yang memiliki hubungan khusus dengan adikmu?" Nicko balik bertanya. Kali ini ia sengaja memancing emosi dari Greg. Pria ini memang dikenal sangat menyayangi adik perempuannya. "Jangan berkata yang bukan-bukan tentang adikku. Kau tahu aku akan menikah dengan seorang yang sangat terkenal. Asa kau tahu, aku sangat bersyukur adikku mengetahui keadaanmu yang sebenanya,"
Raina langsung mendatangi petugas keamanan yang tadi diperintahkan Greg untuk mengusir sahabatnya. "Sampaikan pada rekan-rekanmu jika Tuan ini datang kalian harus menyambutnya dengan baik. Dia adalah teman baikku," kata Raina tegas.Petugas keamanan itu menunduk sejenak, kemudian ia meminta maaf pada Raina. Saat ini jantungnya berdegup kencang, memikirkan konsekuensi apa yang akan ia terima karena telah bersikap tidak sopan pada tamu Raina.Petugas ini pun cepat-cepat membungkuk dan meminta maaf pada Nicko. Berharap Nona Rayes akan memaafkan dirinya dan tidak membuatnya kehilangan pekerjaan."Ma ... Maafkan saya Tuan. Saya tidak tahu kalau Anda adalah teman dari Nona Rayes. Sa ... saya hanya mengikuti intruksi yag diperintahkan oleh Tuan Shelton," katanya dengan gugup.Nicko mengangguk, kali ini memang ia tidak berminat untuk memberikan pelajaran pada petugas itu. Menuruya apa yang dilakukan oleh petugas keamanan itu adalah bentuk kepatuhan pada kayawan yan