Home / Urban / Tentang Harga Diri / 3.Insiden Di Rumah Sakit

Share

3.Insiden Di Rumah Sakit

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2021-04-03 21:07:25

Nicko masih berdiam sambil menyipitkan mata saat melihat Jamie terjepit. Mempertanyakan ada apa gerangan dengan pria bertubuh tambun ini, kenapa bisa tak bernyali. Dimana keangkuhan dan kuasa yang selama dipamerkan. 

"Russel, kau tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk para penipu?" kata Tuan Lloyd pada salah satu pria berpakaian hitam yang berdiri paling depan. 

Ekspresi wajah Russel sangat kaku, sejak tadi tak pernah ada senyum apalagi tawa. Semua serba lurus. Kemungkinan pria bernama Russel adalah pimpinan mereka. 

Russel mengambil senjata api dari sisi kiri pinggangnya. Mengusap pistol berwarna hitam itu tepat di hadapan Jamie dan keluarganya. 

Ekspresi wajah kaku yang ditujukan oleh Russel semakin memperkuat aura garangnya. Semakin membuat keluarga Watts merasa terpojok. 

Jamie yang masih sayang akan nyawanya pun menyenggol kedua anaknya. Mengajak mereka bersimpuh dan meminta pengampunan. 

"Ampuni kami Tuan Lloyd, kami telah melakukan kesalahan. Kami tergiur dengan harta kekayaan yang Anda titipkan pada kami," kata Jamie memohon belas kasihan.

Namun Russel tak menanggapi permintaan pria tambun ini. Pistol yang ada dalam genggamannya dipakai untuk memukul kepalanya. Lalu menempelkan ujungnya pada kepala Jamie, kemudian melirik ke arah anak buahnya.

 Mereka pun ikut menodongkan senjata pada seluruh anggota keluarga Watts termasuk Emily. Keluarga Watts sangat ketakutan dan hanya bisa terus menerus memohon pengampunan.

"Katakan yang sebenarnya, siapa sebenarnya Tuan Muda Lloyd?" perintah Russel menekan pistol pada pelipis Jamie. 

Pria tambun yang ketakutan itu pun mulai kencing di celananya. Perlahan menunjuk ke arah pemuda berpakaian lusuh yang ada di depannya.  

"Hmm sudah kuduga, selain tanda lahir yang unik, hasil periksaan DNA pada pemuda yang dikirim Kyle menjelaskan semua," gumam Tuan Lloyd.

Tanpa diminta Jamie pun mengaku perbuatan keluarga Watts pada putra Tuan Lloyd. Bagaimana mereka berusaha menumbuhkan sifat rendah diri pada Nicko yang asli. Mereka ingin Nicko benar-benar menjadi pecundang sehingga bisa bebas meminta uang pada keluarga Lloyd dengan dalih kondisi mental Nicko. 

"Kurang ajar!" runtuk Tuan Lloyd sambil mengepal tangannya kuat-kuat. 

"Jadi selama ini kalian membohongiku?" tambah Nicko. 

"Nicko, tolong ampuni kami. Maafkan kami yang selalu menyakitimu selama ini. Kumohon," pinta Jamie memohon. 

"Nicko ayolah, bukankah kita sering bermain bersama sejak dulu. Tidakkah kau kasihan pada kami?" Devon ikut menimpali. 

Nicko mengangkat wajahnya dan bersikap acuh. Bermain apa? Nicko tak pernah diijinkan menyentuh mainan miliknya. Bahkan mereka lebih memilih untuk membuang mainan yang sudah tak lagi disukai Devon ketimbang memberikannya pada Nicko.

Kyle mencoba menenangkan Nicko yang kini wajahnya memerah. Ia tahu betul kalau pemuda ini memendam kekecewaan yang sangat dalam. 

"Tuan Muda, sebaiknya Anda ikut saya dan Tuan Lloyd, biar masalah ini diselesaikan oleh Russel," ajak Kyle. 

Nicko yang masih belum mengerti seratus persen hanya bisa mengangguk dan mengikuti dua pria berpakaian rapi itu keluar. 

                              ***

"Bagaimana perasaanmu saat ini Nicko?" tanya Phillip Lloyd sambil menepuk pundaknya. 

Nicko yang masih kebingungan pun mencoba untuk mencerna peristiwa yang baru saja terjadi. Mengusap wajah dengan kedua tangan kemudian memberanikan diri untuk bertanya.

"Jadi, Anda benar Ayahku?" tanyanya pada pria paruh baya berdasi di hadapannya. 

"Nicko, anakku, kau sudah mendengar semuanya. Maafkan Ayah yang telah menitipkanmu pada orang yang salah. Ayah kira hal itu akan membuatmu terlindungi, tapi malah menjerumuskanmu," kata Phillip Lloyd penuh sesal. 

"Bisakah Anda menceritakannya?" pinta Nicko. 

Saat itu memang keluarga Lloyd belum sekaya sekarang. Mereka masih berada pada piramida kedua sosial. Persaingan bisnis yang tidak sehat menjadi ancaman saat itu. Bahkan tak segan untuk saling bunuh. 

Ancaman pembunuhan pada keluarga Lloyd benar-benar menakutkan saat itu. Sebagai orang tua, tentunya mereka ingin bisa menyelamatkan putranya yang merupakan harta paling berharga. Kesetiaan pelayan Watts lah yang membuat mereka memutuskan menitipkan Nicko dan menghilangkan nama belakangnya. 

Sayang keputusan itu ternyata bukanlah hal yang tepat. Pelayan yang dikira setia malah berkhianat dan menyia-nyiakan keturunannya. 

Setelah memeriksa ID dan juga pemeriksaan darah pada Nicko,  mereka pun berpelukan. Tentu saja melakukan pemeriksaan DNA kembali dengan menggunakan darah Nicko, dan akan melihat hasilnya tujuh hari kemudian. 

Memang wajah Nicko tak memiliki kemiripan dengan ayahnya. Hanya warna rambut cokelat gelapnya saja yang sama. Namun jika diperhatikan lebih jelas, Nicko memiliki kemiripan dengan istri Phillip Lloyd, Stephany. 

"Nicko, untuk lebih yakin kami memang membutuhkan DNA mu," kata Kyle. 

"Aku tak masalah dengan itu. Aku paham karena memang perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan siapa putra kandung Anda sebenarnya, terlebih Anda baru saja ditipu," jawab Nicko bijak. 

Phillip Lloyd dan Kyle Brenan pun saling pandang. Kemudian Phillip Lloyd pun meminta Nicko untuk tinggal bersama mereka.

"Terima kasih untuk undangannya, tapi maaf,  saya tak bisa, karena saat ini saya sudah menikah dan tak mungkin meninggalkan isteri saya."

Nicko sendiri masih terkejut dengan apa yang dialaminya kali ini. Tiba-tiba saja bertemu dengan seseorang yang katanya ayah kandungnya. 

Sementara Phillip Lloyd mencoba untuk mengerti kondisi putranya. Pria itu melirik Kyle untuk melakukan tugasnya.

"Baik Tuan," Kyle yang paham langsung mengeluarkan sebuah amplop dan memberikannya pada Nicko. 

"Apa ini, Tuan?" tanya Nicko tak mengerti. 

"Itu adalah kartu ATM yang dibuat oleh Ayah Anda sejak Anda lahir, yang memang akan diberikan jika Anda menikah," kata Kyle. 

Nicko tersentak dan mencoba menolak. Karena hasil tes DNA masih belum keluar. Lagipula ia merasa dirinya bukanlah seorang peminta-minta. Namun Phillip Lloyd dan asistennya memaksa.

"Ambilah, Nak. Ini tak seberapa, nomor Pin nya adalah tanggal lahirmu," kata Tuan Lloyd. 

Nicko pun mengucapkan terima kasih sebelum akhirnya berpamitan. Mereka pun berjanji akan kembali bertemu seminggu kemudian di sini. 

                        ***

Dengan diikuti asistennya, Phillip Lloyd pun kembali ke ruangan tempat Emily dirawat. Saat itu mereka mendapati wajah lebam dari Jamie dan kedua anaknya termasuk Jessica. Sedangkan Emily yang sedang terbaring sakit hanya bisa menangis ketakutan. 

Jamie merangkak mendekat ke arah Tuan Lloyd dan meminta pengampunan, tapi pria paruh baya ini tak menganggap. Ia malah melirik ke arah Kyle dan berkata, 

"Hancurkan rumah tinggal mereka dan tutup semua fasilitas mereka, dan hentikan pembiayaan tagihan rumah sakitnya!"

"Baik Tuan," kata Kyle langsung menghubungi pihak Rumah Sakit.

Jamie masih bersimpuh dan memegangi kaki Tuan Lloyd agar mendapat pengampunan. Namun, anak buah Russel justru menendangnya dan membuatnya tersungkur. Tuan Lloyd sama sekali tak peduli akan nasib mereka. 

Sementara itu, 

Tanpa sengaja Nicko menoleh ke arah ATM yang berada di lobby rumah sakit. Rasa penasaran akan kartu ATM dari Tuan Lloyd menuntunnya ke sana. Saat itulah sesuatu yang mengejutkan muncul,  saldo dalam ATM nya berjumlah tiga puluh milyar dollar. 

"Apakah ini nyata?"

Note : Hai,  terima kasih sudah mengunjungi ceritaku. Cerita inin uga tersedia dalam bahasa Inggris,  judulnya The Pride (Tentang Harga Diri),  mohon dukungannya ya.  Jangan lupa follow ig ku @rindu.rinjani86

Comments (12)
goodnovel comment avatar
James88
cerita nya hampir sama semua..jadi bosan baca nya..
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
Bagus juga ceritanya
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
wak wak wk2l
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tentang Harga Diri   4. Seorang Jutawan

    Nicko masih tak percaya dengan nominal yang tertera di layat monitor ATM beberapa waktu lalu. Kini pemuda itu bersandar sambil mengipas-ngipaskan kartu tak jauh dari mesin uang.Tiga puluh milyar dolar adalah jumlah yang sungguh fantastis, apalagi baginya yang tak pernah memegang banyak uang. Ia bertanya-tanya berapa total kekeyaan Keluarga Lloyd, jika uang tabungan yang memang sengaja disiapkan untuknya saja sebesar ini. Bisa-bisa mencapai satu atau lima triliyun dollar atau mungkin lebih.Kemahsayuran keluarga Lloyd memang bukan rahasia umum lagi di Westcoast Town. Mereka memiliki beberapa perusahaan ternama yang tak haya terkenal di Westcoast Town tapi seantero negeri. Harta kekayaan keluarga Blanc saja nominalnya tak jauh beda dengan saldo ATM nya, apalagi keluarga Windsor.Kartu ATM yang diterima oleh Nicko memang edisi khusus. Bank hanya menerbitkannya untuk kalangan atas yang minimal kekayaannya adalah satu triliyun dollar

    Last Updated : 2021-04-05
  • Tentang Harga Diri   5.Jangan Coba-Coba Menyentuh Istriku

    Howard Windsor membuka kotak hitam yang diberikan oleh Adrian tepat di dekat Josephine. Pria paruh baya ini memang sengaja menunjukkan pesona Adrian di depan keponakannya yang cantik. Sebuah miniatur kuda berlapis emas tersimpan rapi dalam kotak pemberian pria berambut pirang itu. Howard menduga harganya cukup mahal, bisa mencapai jutaan dollar. "Wow, ini bagus sekali, terima kasih Adrian," kata Howard. "Apakah Anda menyukainya?" tanya Adrian bermaksud menyombong. "Tentu saja Ayahku menyukainya, hadiah darimu sungguh istimewa. Kau benar-benar menunjukkan kepedulianmu pada keluarga kita," jawab Damian mencoba untuk menyindir Josephine lantaran suaminya tak membawa apapun. "Ya, kau sungguh menghargai Pamanku," tambah Armando yang mengerti maksud dari Damian. "Kau sungguh baik Adrian, yang menjadi bagian dari keluarga kami saja tak membawa apapun, bahkan sekaleng acar pun t

    Last Updated : 2021-04-06
  • Tentang Harga Diri   6.Pecundang Sebenarnya

    Tawa menggema saat mendengar tantangan yang diajukan oleh Nicko. Bagi mereka Nicko telah menggali kuburannya sendiri."Kau yakin dengan rencanamu?" tanya Adrian pongah."Apa kau lihat diriku sedang becanda?" balas Nicko.Josephine memegangi lengan suaminya erat-erat, sepertinya tak setuju dengan usulan para pria itu. Bagi Josephine sikap mereka kali ini terlihat kekanakan."Huh, Boys will be boys," batinnya.Kekhawatiran terpancar jelas pada paras ayu Josephine. Adrian Law cukup dikenal sebagai keluarga terpandang. Mereka memiliki akses dengan para pesohor dan juga orang-orang kaya lainnya.Berbeda dengan Nicko yang tampak percaya diri. Sang istri justru menunduk karena takut. Nicko yang menyadari perubahan pada istrinya pun mengusap lembut jemari sang istri."Tenang ya, Sayang," katanya mencoba menenangkan.Josephine mengangguk dan mencoba untuk tenang. Walau se

    Last Updated : 2021-04-07
  • Tentang Harga Diri   7.Percakapan dengan Keluarga Windsor

    Sama seperti hari-hari sebelumnya, Nicko mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Rumah Edmund Winsor yang luasnya tak seberapa dibandingkan Paman Howard.Tak ada sesal baginya tiap kali mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Baginya, apa yang ia lakukan saat ini adalah penyeimbang dalam kehidupan rumah tangganya. Josephine bekerja di perusahaan keluarga dan memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka termasuk Tuan dan Nyonya Windsor.Nicko bukannya enggan atau malas mencari pekerjaan dan menafkahi sang istri. Namun keputusannya meninggalkan tempat kerjanya yang lama secara tiba-tiba membuat dirinya sedikit kesulitan mencari pekerjaan. Apalagi pekerjaan lamanya berada di kota kecil pada perusahaan yang tidak terlalu bergengsi.Pernah sekali ia mendapat pekerjaan sebagai kurir pengantar barang, tapi hal itu ditolak mentah-mentah oleh keluarga Windsor. Bekerja sebagai pengantar barang dinilai sangat hina bagi keluarga Windsor yang cukup terpandang. A

    Last Updated : 2021-04-08
  • Tentang Harga Diri   8.Hasil Pemeriksaan

    Mobil Van yang dikemudikan Nicko baru saja tiba di pelataran Rumah Sakit. Setelah ia mengantar wanita yang dicintai ke kantornya.Pemuda 25 tahun itu pun segera melangkahkan kakinya lebar-lebar. Ia mungkin terlambat untuk bertemu dengan Tuan Brenan. Mobil van yang ia bawa bukanlah mobil mewah, maka dari itu ia harus parkir di tempat yang jauh dari lobi.Dengan langkah tergesa dan napas yang menderu lebih cepat, Nicko mencapai lobi. Tampak sosok yang dikenalnya sedang duduk di sofa yang letaknya sedikit tersembunyi.Fyuh! Pemuda berwajah tampan itu pun menyunggingkan senyum setelah menghembuskan napas lega. Di hadapannya duduk dua orang berpakaian rapi, salah satunya memegang sebuah tongkat kebesaran. Di belakang mereka berdiri beberapa orang dengan pakaian serba hitam."Mohon maaf, saya terlambat Tuan," katanya sopan."Tak apa, duduklah anak muda! dan berhentilah untuk memanggilku Tuan!" perintah T

    Last Updated : 2021-04-09
  • Tentang Harga Diri   9.Bisnis Keluarga Windsor

    Seketika raut wajah Josephine berubah saat mendengar ucapan sang nenek. Ia yang tadinya bersemangat berubah jadi enggan dan ingin sekali pertemuan ini berakhir."Benar, Tuan Law pasti tak akan segan untuk menyuntikkan dana pada perusahaan kita," tambah Howard."Ya itu pasti, Tuan Law orangnya sangat kaya dan sepertinya ia menghormati keluarga kita," Kali ini giliran Nenek Elizabeth yang berbicara.Seisi ruangan tak henti membicarakan kehebatan dan kekayaan keluarga Law. Mereka seolah telah mendewakan sosok keluarga yang posisinya dua tingkat di atas mereka.Pembicaraan itu sebenarnya hanya untuk menyindir Josephine dan merendahkan suaminya. Mereka terus saja berbicara dan berharap Josephine melakukan sesuatu untuk membantu mereka."Damian, kenapa kau tak mencoba untuk bicara dengan Adrian Law, bukankah kalian cukup akrab?" tanya Howard tapi kedua matanya melirik ke arah Josephine.Namun istri dari Nic

    Last Updated : 2021-04-10
  • Tentang Harga Diri   10.Nenek Kena Serangan Jantung

    Josephine kembali memainkan jemarinya sambil menunduk. Ia tak tahan dengan tatapan sinis yang menyerangnya. Menyalahkan atas semua yang terjadi pada sang Nenek.Dia mencoba untuk mendekat ke arah pintu, tapi Paman Howard menghalangi dan menyuruhnya pergi."Untuk apa kau kemari? Bukankah kau tak peduli akan keadaan Nenek?" kata Tuan Howard."Aku hanya ingin melihat keadaan Nenek," jawab Josephine takut-takut."Huh, masih berani kau memanggilnya Nenek, setelah apa yang baru kau lakukan?" ejek Damian."Maaf ... Aku ... Aku tak bermaksud melakukannya. Aku hanya tak bisa berkencan dengan orang lain sementara statusku telah bersuami," Josephine mencoba membela diri."Ah, alasan. Kau memang sudah tak peduli pada keluargamu.Tak lama pintu ruangan Nenek pun terbuka. Seorang wanita berjubah putih keluar dari sana. Dia adalah dokter Dolores Ryan, dokter pribadi keluarga Windsor.&nbs

    Last Updated : 2021-04-12
  • Tentang Harga Diri   11.Rencana Busuk

    Josephine membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjang. Kegelisahan tak henti merundungnya.Nicko yang berada di sebelahnya pun langsung meletakkan majalah olahraga yang tengah ia baca. Khawatir akan keadaan sang Istri."Sayang, ada apa?" tanya Nicko tenang, tapi tak bisa menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya.Josephine segera bangun dan duduk di samping sang suami. Menutupi wajah cantiknya dengan kedua tangan kemudian menghembuskan napas panjang.Sedih dan kesal terpancar jelas pada wajahnya. Kemudian memperhatikan wajah tampan milik sang suami."Apa yang kau rasakan jika dikhianati oleh keluargamu sendiri?"Nicko mengernyitkan alis, memperhatikan perkataan Istrinya. Ia sungguh paham akan perasaan wanita yang dua tahun belakangan ini menjadi teman hidupnya.Selama bertahun-tahun ia tinggal dengan pengkhianat keluarganya. Tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya."Ceritakan

    Last Updated : 2021-04-14

Latest chapter

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status