Semua masih mematung saat mobil mewah itu meninggalkan teman-teman Josephine. Tak seorang pun mengira kalau Rolls Royce yang terparkir tadi adalah milik suami Josephine.
Lagi-lagi kasak-kusuk pun terdengar. Namun kali ini mereke membicarakan tentang mobil milik suami Jo. Tentu saja mereka semua penasaran dengan siapa suami Jo sebenarnya.Sangat aneh memang, jika sebelumnya pemuda itu diketahui membawa van yanh butut dan sekarang berubah menjadi Rolls Royce. Hanya ada dua kemungkinan penyebab perubahan itu.Pertama, suami Josephine sebenarnya seorang konglomerat yang nyentrik. Kedua suami Josephine adalas seorang sopir pribadi dari seorang yang sangat kaya."Hmm sungguh aneh, kemarin dia pakai van butut, kenapa sekarang jadi mobil mewah? Apa jangan-jangan suami Jo menyewa mobil," celetuk salah seorang."Kau ini ada-ada saja, mana mungkin suami Jo menyewa mobil. Menurutku dia sopir pribadi dari keluarga kaya," tambah yanJo tak bisa menahan tawa di dalam mobil mewah suaminya. Apa yang baru saja dialami sukses mengocok-ngocok perutnya. Meskipun sebelumnya sempat terjadi hal yang kurang menyenangkan."Kau ini bisa saja membalikkan keadaan Sayang," puji Josephine pada suaminya yang mengemudi dengan santai."Sudah kukatakan, aku tak akan membiarkan seorang pun menertawaimu Sayang," kata Nicko.Kembali pasangan muda itu tertawa lepas. Jo masih mengingat betul perubahan ekspresi wajah Sabrina saat suaminya mengemudiakan mobil."Kau lihat kan bagaimana wajah Sabrina saat melihatmu menyalakan mesin? Di terlihat sangat tegang dan wajahnya sungguh memerah. Berbanding terbalik saat dia mencoba merundungku tadi. Saat itu ia terlihat begitu cantik dan anggun," kata Jo dengan berapi-api. Namun Nicko hanya mengernyitkan dahi melirik istrinya."Oh ya? Aku tak melihat perempuan cantik selain kau," balas Nicko yang membut Josephine semakin bersemu merah
Josephine kembali nendengus setelah mendengarkan pertanyaan suaminya. Kemudian tersenyum dan berharap suaminya bisa memberikan ketenangan seperti biasanya."Damian meneleponku, dan seperti biasa ia menghinaku," kata Josephine."Hmm biar kutebak! Ia pasti memintamu untuk merayu seorang laki-laki kan?"Jo pun mengangguk lalu kembali pada suaminya."Ya, dan kali ini aku diminta untuk mereayu direktur Richmond untuk kepentingan mereka."Perempuan berambut lurus ini pun menceritakan apa yang membuat dirinya dipanggil menemui Nenek Elizabeth. Juga desakan-desakan yang terus menuerus diterima olehnya."Hmm jadi mereka ingin kau datang ke Group Richmond dan menemui direkturnya agar memberi kelonggaran. Bahkan menyuruhmu untuk menemui direktur Richmond dan merayunya?" tanya Nicko memastikan."Ya, itu benar."Nicko menyeringai dan tertawa saat mendapati pernyataan istrinya. Terlebih saat pe
Suasana restoran sudah mulai sedikit tenang. Para peserta reuni telah berkumpul di meja bundar sambil menikmati sajian makan siang di Restoran Cantaloup. Insiden Rolls Royce tampaknya sudah tidak menjadi pemberitaan yang hangat bagi mereka. Terlebih tak ada yang menggoreng berita tentang mobil mewah suami Josephine.Meskipun begitu, masih saja ada yang membatin tentang kejadian barusan. Adalah Brenda Walsh, wanita single berkacamata yang dikenal dengan sebutan Gossip Girl.Brenda tampak merenung sejak tadi, tangannya mencengkeram peralatan dengan kuat seolah ia tengah menahan amarah. Sesekali gadis itu melirik ke arah Michael Van Basten yang masih bercengkrama dengan teman-temannya."Sial, gara-gara ulahmu aku jadi kehilangan berita besar," pikirnya.Beberapa waktu lalu saat kehebohan Rolls Royce tengah berlangsung. Semua alumnus mencoba untuk mendekat dan memastikan siapa pemilik mobil itu.Sayang, Micha
Seantero ruangan mulai menertawakan kecerobohan Brenda. Semuanya tampak tidak puas karena tak bisa mendapatkan hiburan yang selalu dijanjikan oleh si Ratu Gossip."Wah sayang sekali. Kami semua sangat mengandalkanmu.""Benar Brenda, aku sangat ingin tahu bagaimana reaksi Jo saat membaca berita darimu. Bahkan aku sudah memilihkan tagline yang tepat untuk beritamu. Bergaya Mewah Ternyata Pinjaman," timpal Cindy diikuti tawa seisi ruangan."Huh, mau bagaimana lagi, Mike menyenggolku hingga ponselku terjatuh, dan tak berfungsi seperti sedia kala," kata Brenda sambil melirik Mike.Laki-laki berambut panjang yang duduk di meja seberangnya pun hanya menoleh dan merasa tidak enak."Maafkan aku Brenda, aku kan tidak sengaja, nanti aku akan membelikanmu ponsel yang baru," kata Michael.Brenda memang sudah memberitahu Mike perihal ponselnya yang jatuh, dan pemuda ini berjanji untuk mengganti dengan yang baru. Namun y
Nicko tak berani melirik ke arah istrinya dengan alasan masih mengemudi. Perangai ini semakin dirasa aneh oleh Josephine yang memang mulai mencurigai suaminya."Sayang, katakan padaku apa kau mengenal Tuan Evans?" tanya Jo kembali menyelidik.Nicko mencoba untuk mengatur napasnya, dalam hati, dan berkata dalam diam."Aku tak boleh terus begini. Istriku tak boleh curiga tentangku.""Tentu aku mengenalnya. Bukankah kau mengenalkannya padaku saat kunjungannya ke Hotel Windsor," kata Nicko mencoba meyakinkan sang Istri.Namun ternyata tak semudah itu untuk meyakinkan sang istri. Mata indah Josephine masih saja menatap suaminya penuh curiga. Ia masih yakin kalau Nicko ada hubungannya dengan semua ini."Apa hanya itu? Kau begitu percaya diri memintaku untuk mencoba bicara dengannya mengenai masalah keluargaku, seakan kau mengenal dekat pria itu," kata Jo.Untuk menutupi kegugupannya, Nicko pun terta
Jo yang ada di samping Nicko pun menggandeng lengan suaminya dengan erat. Sambutan yang diberikan oleh Kyle Brenan terlihat menyeramkan di kedua matanya."Sayang, sepertinya dia marah karena kita terlalu lama menggunakan mobilnya," bisik Jo yang terlihat ketakutan."Ssst tenang saja, kucoba untuk bicara dengannya dulu agar beliau tidak salah paham," balas Nicko yang ikut-ikutan berbisik.Pemuda ini pun melangkah sedikit mendekat pada Kyle Brenan dengan lengan yang masih dipegangi istrinya sangat erat. Raut wajah yang kalem dan bersahabat tak ada lagi pada wajah pria yang telah lama mengabdi pada Phillip Lloyd ini."Maaf, kami baru bisa meninggalkan acara," kata Nicko kalem.Dengan langkah yang berwibawa, pria ini pun melangkah melewati Nicko dan Josephine tanpa menoleh ke arah mereka berdua. Ia seolah menganggap kalau Nicko dan Jo tidak ada, atau mungkin pengganggu untuknya.Kyle Brenan tampak memeriksa mo
Jo mendaratkan tubuhnya di tepi ranjang seketika mereka berdua tiba di rumah. Nicko yang duduk di sebelahnya pun segera meraih kaki istrinya dan ditumpangkan pada pangkuan dan memijatnya."Hmm lega sekali rasanya. Kukira pemilik mobil itu akan marah pada kita," kata Jo sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang."Yah, aku juga begitu. Mungkin Tuan Brenan terlalu lama menunggu kita," kata Nicko yang masih memijat betis istrinya."Kau pasti lelah," kata Nicko saat melihat istrinya menikmati tiap pijatannya."Huwaaa! Tidaaak!"Suara teriakan yang terdengar tiba-tiba pun merusak kemesraan antara Nicko dan istrinya. Josephine yang tengah menikmati waktu dimanja sang suami pun terpaksa menurunkan kakinya dan segera berdiri."Ada apa lagi dengan Ibu?" tanyanya yang memang sangat mengenal teriakan milik sang Ibu."Entahlah, lebih baik kota lihat saja apa yang terjadi," ajak Nicko.
Tak ada penyesalan bagi Nicko saat melakukan ini. Perlakuan buruk seperti ini sudah terbiasa ia terima. Catherine yang melihat kejadian ini rasanya ingin berdiri dan membantu adik iparnya. Namun saat melihat Jo, ia pun mengurungkan niatnya."Jangan Cathy, kau tak perlu berlaku berlebihan. Ingat, dia adalah suami adikmu, jangan rusak rumah tangganya," pikirnya.Wanita yang status pernikahannya kini tak jelas pun kembali pada Ibunya. Kembali mencoba menenangkan. Sementara adiknya tampak menggerutu akibat ulah Ibunya."Ibu, kenapa harus kasar dengan Nicko?" tanya Jo menunjukkan protes atas perlakuan Ibunya."Ini semua gara-gara lelaki tak berguna yang kau nikahi. Coba dari dulu kau menurut pada Ibu dan menceraikannya lalu menikah dengan Adrian Law, pasti kehidupan kita tak akan seperti ini," omel Ibunya yang tak dapat dimengerti oleh Jo.Sementara Catherine meremas-remas ujung roknya. Ia mencoba untuk menahan diri a